MAKALAH
Oleh :
Rizki Muhammad
BANDUNG
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini yang menjadi masalah pokok adalah sebagai berikut:
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut Konvensi PBB tahun 1937, terorisme adalah segala bentuk tindak
kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud
menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok
orang atau masyarakat luas.
4
Jadi kesimpulannya dari beberapa definisi diatas, terorisme
merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan
ancaman kekerasan guna menimbulkan rasa takut dan menjatuhkan korban
sebanyak-banyaknya secara tidak beraturan.
5
Dari firman tersebut di atas, bahwa jihad merupakan cara yang
ditetapkan Allah untuk menguji manusia. Tampak pula kaitan yang sangat
erat dengan kesabaran sebagai isyarat bahwa jihad adalah sesuatu yang
sulit, memerlukan kesabaran, serta ketabahan.
6
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, agama penabur kasih bagi
seluruh alam, lagi-lagi menjadi tergugat.
Kekeliruan dalam menafsirkan kata jihad tersebut berakibat
timbulnya berbagai opini negatif terhadap agama Islam, karena seakan-
akan Islam mengajarkan atau menganjurkan bagi pemeluknya untuk
menyelesaikan masalah dengan cara-cara kekerasan atau teror. Opini
demikian harus diantisipasi oleh umat Islam dengan cara melakukan
kebajikan-kebajikan yang diperintahkan Allah untuk kemasalatan umat
manusia di seluruh dunia.
B. Sejarah Terorisme
7
Dunia-I, terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Sejarah mencatat pada
tahun 1890-an aksi terorisme di Armenia melawan pemerintah Turki, yang
berakhir dengan bencana pembunuhan masal terhadap warga Armenia pada
Perang Dunia I. Pada dekade tersebut, aksi terorisme diidentikkan sebagai
bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan ideologi karena Mereka
percaya bahwa terorisme adalah cara yang paling efektif untuk melakukan
revolusi politik maupun sosial, dengan cara membunuh orang-orang yang
berpengaruh.
Kemudian setelah pasca Perang Dunia II, dunia tidak pernah
mengenal “damai”. Berbagai pergolakan berkembang dan berlangsung
secara berkelanjutan. Konfrontasi negara adikuasa yang meluas menjadi
konflik Timur – Barat dan menyeret beberapa negara Dunia Ketiga ke
dalamnya menyebabkan timbulnya konflik Utara – Selatan sehinggadapat
membuat dunia bergejolak. Ketidakstabilan dunia dan rasa frustasi dari
Negara Berkembang dalam menuntut hak-hak yang dianggap fundamental
dan membuka peluang untuk muncul dan meluasnya terorisme. Fenomena
terorisme meningkat sejak permulaan dasa warsa 70-an. Terorisme dan teror
telah berkembang dalam sengketa ideologi, fanatisme agama, perjuangan
kemerdekaan, dan pemberontakan. Bahkan juga terorisme oleh pemerintah
dianggap sebagai cara dan sarana menegakkan kekuasaannya. Terorisme
gaya baru mengandung beberapa karakteristik:
8
C. Terorisme dalam Perspektif Al-Quran
Selain itu, Agama Islam yang suci ini dibawa oleh Rasulullah yang
mempunyai kepribadian yang suci pula, serta memiliki akhlaqul karimah
dan sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat
Al-Imran ayat 159:
9
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW
memiliki sifat lemah-lembut serta hati beliau terasa amat berat atas
penderitaan yang menimpa pada manusia, maka beliau berusaha keras untuk
membebaskan dan mengangkat penderitaan yang dirasakan oleh manusia
tersebut.[9] Rasulullah SAW bersabda yang artinya : Kejahatan dan
perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang
yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. [HR. Ahmad
juz 7, hal. 410, no. 20874].
Jadi, persoalan utama yang menjadi pembahasan terorisme dalam
pandangan Islam adalah pemaknaan kata “jihad”. Maka sekarang ini kita
banyak melihat prilaku teror ditujukan kepada asset-asset yang berhubungan
dengan Amerika, seperti hotel JW Marriot dan Ritz Calten belakangan ini.
Dalam benak para aktifis muslim, jihad lebih dipahami dalam kerangka
balas dendam karena kafir telah memerangi muslim tanpa batas, maka
muslim wajib membalasnya dengan memerangi kafir secara tanpa batas
pula. Menurutnya, dalam ketentuan syari’ah, jihad berarti berperang
melawan kaum kafir yang memerangi Islam dan kaum muslimin. Konsep
inilah yang ia sebut dengan jihad fi sabilillah. Dalam pemahamannya, ayat
al-Qur’an pertama tentang jihad yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
adalah memerangi kaum kafir sebatas yang memerangi Islam. Sebagaimana
dalam firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 190 yang artinya: Artinya:
”Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu. Dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas”.
Setelah kita cermati kembali tentang Islam sekaligus peribadi
Rasulullah SAW yang diamanati oleh Allah SWT untuk menyebarkan Islam
ke seluruh umat manusia, maka jelas sekali bahwa terorisme sama sekali
tidak dikenal, bahkan bertolak belakang dengan ajaran Islam. Terorisme
dengan menggunakan kekerasan, kekejaman serta kebengisan dan cara-cara
lain untuk menimbulkan rasa takut dan ngeri pada manusia untuk mencapai
tujuan. Sedangkan Islam dengan lemah-lembut, santun, membawa khabar
gembira tidak menjadikan manusia takut dan lari, serta membawa kepada
10
kemudahan, tidak menimbulkan kesusahan, dan tidak ada paksaan. Memang
kedua hal tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. terorisme biasanya
digunakan untuk tujuan politik, dan kekuasaan. Sedangkan Islam bertujuan
untuk menuntun manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya dengan
dilandasi rasa kasih sayang hanya semata-mata mengharap ridha Allah
SWT. Jadi dengan demikian, jelas dan teranglah bahwa terorisme dalam
pandangan agama Islam tidak dibenarkan, dan jauh dari tuntunan Islam.
11
jahatnya. Fitnah dimana-mana mengancam, masyarakat merasa ketakutan,
dan rumah tangga serta anak-anak berantakan karena tindakannya yang
salah.
Analisis
Sifat-sifat yang semacam ini, tidak disukai Allah SWT sedikitpun.
Dia murka terhadap orang-orang yang berbuat demikian, begitu juga
terhadap orang-orang yang perbuatannya kotor, dan menjijikan. Allah itu
memandang kepada ikhlasnya hati dan maslahatnya sesuatu perbuatan
bukan memandang dari cantik rupanya dan menarik kata-kata.
12
3. Surat Al-Maidah ayat 32:
Artinya: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan
dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul
Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas
dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Tafsir ayat
Pada ayat ini diterangkan suatu ketentuan bahwa membunuh
seseorang manusia berarti membunuh manusia seluruhnya, sebagaimana
memelihara kehidupan seorang manusia berarti memelihara manusia
seluruhnya.
Ayat ini menunjukan keharusan adanya kesatuan umat dan
kewajiban mereka masing-masing terhadap yang lain yaitu harus menjaga
keselamatan hidup dan kehidupan bersama dan menjauhi hal yang
membahayakan orang lain. Hal ini dapat dirasakan karena kebutuhan
setiap manusia tidak dapat dipenuhinya sendiri sehingga mereka sangat
memerlukan bantuan terutama hal yang menyangkut kepentingan umum.
Sesungguhnya orang-orang Bani Israel telah demikian banyak kedatangan
Para Rasul dengan membawa keterangan yang jelas, tetapi banyak diantara
kalian itu melampaui batas ketentuan dengan berbuat kerusakan di muka
13
bumi. Akhirnya mereka kehilangan kehormatan , kekayaan, dan kekuasaan
yang kesemuanya itu pernah miliki masa lampau.
Analisis
Berdasarkan dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Islam
melarang membunuh seseorang, malah Islam mengajarkan untuk
memelihara kehidupan manusia. Selain itu, Islam tidak mengajarkan
kekerasan dan terorisme itu bertolak belakang dengan ajaran Islam.
14
2. Sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, kaum musyrikin telah
berusaha keras untuk mengusir Nabi Muhammad dari Mekah,
memenjarakan atau membunuhnya dengan mempergunakan kekuatan dari
suku Quraisy agar keluarga Nabi Muhammad sukar mengadakan
penuntutan bela.
3. Merekalah yang memulai lebih dahulu memerangi kaum mukminin di
Badar, Uhud, Khandaq, dan lain-lainnya.
Setelah Allah menerangkan tiga sebab utama tersebut, maka Allah
memerintahkan agar jangan takut terhadap orang-orang musyrikin itu
karena Allah-lah yang lebih berhak untuk ditakuti jika mereka benar-benar
beriman.
Analisis
Allah menyebutkan tiga sebab utama yang membuktikan bahwa
orang-orang musyrik tidak bisa didiamkan dan dibiarkan saja. Orang-
orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya harus berani
dan berkorban demi kepentingan agama dan kebenaran tanpa dibayangi
oleh suatu keraguan yang menimbulkan ketakutan dan kemunduran yang
sangat merugikan mereka sendiri.
1. Hukum Jihad
Semua ahli hukum Syi’ah dan sebagian besar ahli hukum sunni, apalagi
pada zaman modern ini berpendapat bahwa jihad hanya boleh untuk
mempertahankan diri (difa’i) dan tidak dapat dilakukan untuk inisiatif
penyerangan (ibtida’i). Berkanaan dengan pendapat Syi’ah Imam Dua
Belas, disepanjang abad hingga sekarang, semua tokoh terkemuka
kelompok ini telah menegaskan bahwa jihad, kecuali untuk membela diri,
adalah haram, yaitu dilarang dalam hukum Islam selama masa ketiadaan
sosok yang ma’shum, yang bebas dosa, yang dalam kontens Syi’ah adalah
Nabi dan para Imam.
15
Mayoritas ulama seperti Hanafiah, Malikiyah, dan Hanabilah berpendapat
bahwa Jihad dalam bentuk perang dilakukan dengan alasan untuk mencegah
dan menahan serangan.sedangkan Imam Syafi’i berpendapat bahwa Jihad
dalam bentuk perang karena bentuk kekafiran mereka.
Makna jihad yang multi tafsir, membuat banyak intelektual yang mencoba
memberikan penafsiran dan landasan hukum mengenai pentingnya jihad,
seperti pada hadits-hadits dibawah ini yang lebih menengahkan hadits-
hadits Qital yang diambil dari kitab “Jihad” karangan Imam Hasan al-Bana
dalam buku Jihad karangan Prof.Dr. Nasaruddin Umar, M.A, yaitu:
16
takut kepada Allah, dan mata yang senantiasa dipergunakan untuk
berjuang pada jalan Allah,” (HR.Tirmidzi).
f) Dari Abi Umairah ra. Ia berkata: Nabi telah bersabda: “ Terbunuh di jalan
Allah lebih aku sukai dari pada aku memiliki pengikut dari orang-orang
berperadaban maupun orang-orang badui,” (HR. Dikeluarkan oleh Nasa’i).
g) Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Nabi telah bersabda: “ orang yang mati
tidak terdapat bekas-bekas berjihad, maka ia menghadap Allah dengan
terdapat retak-retak bibirnya,” (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah).
h) Dari Anas RA. Ia berkata: Nabi telah bersabda: “ Barangsiapa mencari
kesyahidan dengan sungguh-sungguh, Allah akan memberikannya
pahalanya meski ia tidak menemukannya kesyahidan itu,” (HR. Muslim)
i) Dari Ustman bin Affan RA. dari Nabi, beliau bersabda: “ barangsiapa
yang mengikat malam dalam jalan Allah, maka malam tersebut setara
dengan seribu malam beserta puasa dan salat malamnya,” (HR. Ibnu
Majah)
2. Tujuan Jihad
17
b) Syaikh Abdur Rohman bin Nashir Al sa’di menyatakan:”jihad ada dua
jenis pertama jihad dengan tujuan untuk kebaikan dan perbaikan kaum
mukminin dalam akidah, ahlaq, adab (perilaku), dan seluruh perkaraa
dunia dan akhirat mereka serta pendidikan mereka baik ilmiah dan
amaliah. Jenis ini adalah induk jihad dan tonggaknya serta menjadi dasar
bagi jihad yang ke dua yaitu jihad dengan maksud menolak orang yang
menyerang islam dan kaum muslimin dari kalangan orang kafir,
munafiqin, mulhid, dan seluruh musuh-musuh agama dan menentang
mereka”
c) Syaikh abdul aziz bin baaz menyatakan:”jihad terbagi menjadi dua yaitu
jihad At tholab(menyerang) dan jihad Ad daf’u(bertahan). Maksud
tujuan ke duanya adalah menyampaikan agama allah dan mengajak
orang mengikutinya, mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada
cahaya islam dan meninggikan agama Allah di muka bumi serta
menjadikan agama ini hanya untuk Allah semata.
18
Artinya : Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan
Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan.
Ayat pertama yang menggunakan kata jihad adalah yang termaktub dalam
Qs. Al-Furqan/25: 52:
Kata-kata jihad disebut dua kali dalam satu ayat (jahada dan
yujahidu) yang mengandung arti berjuang. Hal itu disebut Allah dalam Qs.
Al-‘Ankabut/29:6:
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22