Kelompok Anomik
Kelompok ini terbentuk dalam unsur masyarakat secara spontan dan hanya
seketika, dan tidak memiliki nilai-nilai dan norma yang mengatur. Kelompok
kepentingan ini dapat terjadi secara mendadak dan tidak bernama. Dan, karena tidak
memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur, kelompok ini sering tumpang
tindih (overlap) dengan bentuk-bentuk partisipasi politik non-konvensional, seperti
demonstrasi, kerusuhan, tindak kekerasan politik, dan seterusnya.
Sehingga, apa yang dianggap sebagai kelompok anomik ini mungkin saja
tidak lebih dari tindakan kelompok-kelompok terorganisasi yang menggunakan cara-
cara non-konvensional atau kekerasan. Aktivitas pada umumnya berupa aksi-aksi
demonstrasi atau aksi-aksi bersama. Kelompok ini memiliki identitas yang tidak
jelas.
Apabila kegiatannya tidak dikendalikan, dapat menimbulkan keresahan dan
kerusuhan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat serta
stabilitas nasional. Untuk mencegah dampak buruk aktivitas kelompok ini,
pemerintah mengeluarkan UUD No.9 Tahun 1998 tentang hak mengeluarkan
pendapat dimuka umum.
Tetapi kita harus hati-hati menilai, sebab seringkali yang nampak anomik itu
kadang-kadang merupakan tindakan yang direncanakan secara teliti oleh kelompok
kepentingan yang terogranisir.
Yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini, dapat berwujud masyarakat
setempat tinggal, masyarakat sekelurahan (trah Jawa), masyarakat seasal pendidikan,
masyarakat paguyuban, masyarakat patembayan,dsb.
Kelompok Institusional
Kelompok yang bersifat formal dan memiliki fungsi-fungsi politik atau sosial
lain di samping artikulasi kepentingan. Kelompok kepentingan tersebut pada
umumnya terdiri atas berbagai kelompok manusia berasal dari lembaga yang ada,
dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan orang-orang yang
menjadi anggota lembaga yang dimaksudkan..
Karenanya organisasi-organisasi seperti partai politik, korporasi bisnis, badan
legislatif, militer, birokrasi, dan ormas-ormas keagamaan sering kali mendukung
kelompok ini atau memiliki anggota-anggota yang khusus bertanggung jawab
melakukan kegiatan lobi. Sebagai kelompok yang formal seperti itu, kelompok ini
bisa menyatakan kepentingannya sendiri maupun mewakili kepentingan dari
kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. Jika kelompok institusional ini sangat
berpengaruh, biasanya akibat dari basis organisasinya yang kuat.
Kelompok Assosiasional
Sumber
______________, “Kelompok Kepentingan dan Partai Politik”, dalam Mohtar Mas’oed & Colin
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2000.