Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi,
akan tetapi pembangunan demokrasi di Indonesia seperti banyak mengalami
rintangan dan halangan. Setelah mengalami suatu fase perubahan kehidupan
politik yang sering kita kenal dengan reformasi, bangsa Indonesia saat ini merasa
sedang menikmati demokrasi yang ditunjukkan dengan terbukanya kebebasan,
ruang aspirasi publik yang luas, serta sistem multipartai yang membuat partai
menjadi ramai dan kompetitif. Akan tetapi semua itu hanyalah topeng demokrasi
belaka, di belakang itu ada banyak permasalahan yang menghambat demokrasi di
Indonesia sebut saja permasalahan birokrasi, perselingkuhan elit politik dengan
para pengusaha, korupsi, kolusi, dan nepotisme, bahkan partai politik saat ini juga
merupakan penghambat bagi demokrasi di Indonesia.

Dalam mendapatkan pemimpin tersebut haruslah dilakukan suatu proses


rekrutmen. Sebagaimana dijelaskan Pamungkas, (2011 : 90) Rekrutmen politik
menjadi penentu wajah partai di ruang publik. Siapa mereka, darimana asalnya,
apa ideologinya, bagaimana pengalaman politiknya, dan bagaimana kapasitas
politiknya akan menjadi petunjuk awal wajah politik partai di ruang publik. Wajah
partai diruang publik sangat tergantung pada bagaimana rekrutmen politik
dilakukan oleh partai politik. Rekrutmen politik merupakan fungsi yang sangat
penting bagi partai politik. Fungsi rekrutmen ini menjadi fungsi ekslusif partai
politik dan tidak mungkin ditinggalkan oleh partai politik.

Menurut Firmanzah (2007:92) mengemukakan bahwa partai politik harus


melaksanakan fungsi rekrutmen politik:

“Rekrutmen politik merupakan cara melakukan seleksi terhadap orang-


orang yang akan menjadi pengurus partai politik harus diubah dan lebih
berorientasi pada masalah bangsa dan negara. Selain itu, proses
pengkaderan dan muatan-muatan politis yang diberikan kepada mereka
harus diubah. Perlu ditanamkan kesadaran bahwa mereka merupakan bagian

1
dari bangsa dan negara, dan bahwa dipundak mereka terdapat segudang
permasalahan bangsa dan negara yang harus diselesaikan”.

Dari uraian diatas dijelaskan bahwa tidak ada partai yang tidak melaksanakan
fungsi rekrutmen politik. Rekrutmen politik dilakukan regenerasi penerus dalam
suatu partai politik tersebut. Dalam melakukan rekrutmen politik, seharusnya
orang – orang yang terpilih bukan karna hubungan dekat dan popularitas saja yang
mengisi kekosongan jabatan dalam partai tersebut dan perlu ditanamkan kesadaran
bahwa mereka merupakan bagian dari bangsa dan negara, dan dipundak mereka
terdapat segudang permasalahan bangsa dan negara yang harus diselesaikan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang ini, pemakalah hanya membahas tentang dimensi
implementasi perkembangan kota, yaitu:
·         Apa yang dimaksud dengan rekruitmen politik?
·         Bagaimana prosedur dalam rekruitmen politik?
·         Apa saja bentuk dan pola rekruitmen politik?

1.3 Tujuan Makalah


·         Untuk mengetahui rekruitmen politik.
·         Untuk mengetahui prosedur dalam rekruitmen politik.
·         untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bentuk dan pola
rekruitmen politik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rekruitmen Politik


1
[1]Rekruitmen politik merupakan fungsi penyeleksian rakyat untuk
kegiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam media
komunikasi, menjadi anggota organisasi, mencalonkan diri untuk jabatan tertentu,
pendidikan, dan ujian, terutama dalam rangkaian kehidupan proses sosialisasi dan
partisipasi politik dalam masyarakat. Berikut ini beberapa pengertian tentang
rekruitmen politik yaitu sebagai berikut:
      Secara sederhana, Mariam Budiarjo mendefenisikan rekuitmen politik
sebagai seleksi kepemimpinan, mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk
turut aktif dalam kegiatan politik.2[2]
      Ramlan Surbakti, mengemukakan bahwa rekruitmen politik adalah seleksi
dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang
untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan
pemerintah pada khususnya.
      Rush dan Althof, mendefenisikan rekruitmen politik sebagai proses
individu yang menjamin atau mendaftarkan diri untuk menduduki suatu jabatan. 3
[3]

Dari pengertian tersebut, saya berpendapat bahwa rekruitmen politik


adalah proses penempatan individu-individu pada suatu jabatan politik atau
jabatan administratif melalui seleksi politik yang diselanggarakan oleh lembaga
politik, baik secara formal seperti pemilihan umum maupun secara informal
seperti penunjukan.

2.2 Prosedur Dalam Rekruitmen politik

1 [1]Said Gatara & Dzulkiah Said, Sosiologi Politik (Konsep dan Dinamika
Perkembangan Kajian), Bandung : CV. Pustaka Setia, 2007, hlm.114

2[2] Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2008, hlm 25

3 [3] Op.cit.,Said Gatara & Dzulkiah Said, hlm.115

3
Proses rekrutmen elit politik pada dasarnya dilakukan melalui prosedur,
pemilihan umum, ujian, training formal, serta sistem giliran. Dalam proses ini
Almond dan Powell berusaha mengklasifikasikan prosedur rekrutmen elit politik
kedalam 2 bentuk, yaitu :
·         Prosedur Tertutup
Suatu proses rekrutmen yang ditentukan oleh elit partai, siapa saja yang
akan dicalonkan sebagai anggota legislatif dan eksekutif.
·         Prosedur Terbuka
Nama-nama calon yang diajukan diumumkan secara terbuka dalam
bentuk kompetisi murni.
Adapun manfaat yang diharapkan dari rekrutmen terbuka adalah:
·         Mekanismenya demokratis
·         Tingkat kompetisi politiknya sangat tinggi dan masyarakat akan mampu
memilih pemimpin yang benar-benar mereka kehendaki
·         Tingkat akuntabilitas pemimpin tinggi
·         Melahirkan sejumlah pemimpin yang demokratis dan mempunyai nilai
integritas pribadi yang tinggi.4[4]
Berdasarkan beberapa penjabaran tentang prosedur rekrutmen politik di
atas, maka sistem terbuka mencerminkan partai tersebut betul-betul demokratis
dalam menentukan syarat-syarat dan proses yang ditempuh dalam menjaring calon
elit politik. Sistem yang demokratis akan dapat mencerminkan elit politik yang
demokratis pula. Sedangkan mekanisme rekrutmen politik yang tertutup akan
dapat meminimalkan kompetisi di dalam tubuh partai politik yang bersangkutan,
karena proses yang ditempuh serba tertutup. Sehingga masyarakat kurang
mengetahui latar belakang elit politik yang dicalonkan partai tersebut.5[5]

2.3  Bentuk dan Pola Rekuitmen Politik

4[4] Putra Fadilah, Partai Politik Dan Kebijakan Politik, (Bandung: CV. Pustaka Setia),
2002, hlm.15

5[5] Ibid, Putra Fadilah

4
Bentuk perekrutan politik yang paling tertua adalah penyortiran atau
penarikan undian. Cara ini dilakukan untuk mencegah dominasi jabatan dari
posisi-posisi berkuasa oleh orang atau kelompok individu tertentu. Bentuk ini
hamper sama dengan yang disebut rotasi yang bergilir. Selanjutnya terdapat dua
cara khusus dalam system perekrutan politik yaitu: seleksi pemilihan melalui ujian
khusus serta latihan.
Bentuk perekrutan yang lain adalah perebutan kekuasaan dengan jalan
menggunakan kekuasaan. Penggulingan rezim politik yang meliputi diantaranya
revolusi, intervensi militer dari luar, pembunuhan atau kerusuhan rakyat serta
coup detat. Salah satu bentuk lain lagi adalah Ko-opsi (co-option), yaitu
pemilihan anggota-anggota baru atau pemilihan seorang ke dalam suatu badan
oleh anggota-anggota yang telah ada.
Rekrutmen politik setiap partai politik memiliki pola rekrutmen yang
berbeda. Pola perekrutan anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang
dianutnya. Di Indonesia, perekrutan politik berlangsung melalui pemilu setelah
setiap calon peserta yang diusulkan oleh partainya diseleksi secara ketat oleh
suatu badan resmi. Seleksi ini dimulai dari seleksi administratif, penelitian khusus
(litsus) yaitu menyangkut kesetiaan pada ideologi negara. Dalam perekrutan
politik anggota kelompok yang direkrut  adalah yang memiliki suatu kemampuan
atau bakat yang sangat dibutuhkan untuk suatu jabatan politik. Setiap partai juga
memiliki pola rekrutmen yang berbeda.6[6]
Pola-pola rekrutmen politik juga merupakan indikator yang penting untuk
melihat pembangunan dan perubahan dalam sebuah masyarakat politik. Pola-pola
rekrutmen politik mengungkapkan peroses pergeseran ekonomi, infrastruktur
politik, serta derajat politisasi dan partisipasi politik masyarakat. Hal ini sangat
berguna untuk mengukur perbedaan-perbedaan dalam hal pembangunan dan
perubahan yang berlangsung dalam suatu masyarakat. Pembicaraan mengenai
rekrutmen politik mengharuskan kita memasuki sejumlah isu krusial yang bukan
saja berfungsi menjelaskan tetapi sekaligus mengizinkan untuk melakukan
sejumlah prediksi isu-isu krusial tersebut menyangkut (1) basis legitimasi elit
politik (2) rute yang ditempuh kearah kekuasaan (3) keterwakilan elit politik (4)
6 [6] http://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-4/politik/bentuk-bentuk-
rekrutmen-politik/09/11/2013, jam 12.11

5
hubungan antara rekrutmen politik dan perubahan politik (5) akibat-akibat bagi
masa depan politik

BAB III
PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan
Rekrutmen politik atau penyeleksian rakyat untuk kegiatan politik dan
jabatan pemerintahan dilakukan agar nantinya pihak-pihak maupun individu-
individu yang terlibat merupakan orang-orang pilihan, sehingga dapat
menjalankan peranannya dengan semestinya.
Rekrutmen politik yang baik seharusnya dimulai dengan pendidikan politik
yang dilakukan secara berkesinambungan oleh partai politik. Namun banyak
partai politik tidak melakukannya karena berbagai kendala. Misalnya masalah
keuangan yang memang menjadi masalah besar dalam perkembangan partai
politik di Indonesia.  Selain itu, tidak jelasnya ideologi partai politik berdampak
pula pada visi, misi dan program yang partai politik tersebut.  Sukar dinafikan
partai politik di Indonesia belum memiliki tanggung jawab mencerdaskan
masyarakatnya berpolitik. Bahkan partai politik tidak dapat melaksanakan rencana
stategisnya seperti rekrutmen anggota secara berkesinambungan, pembinaan kader
secara konsisten serta pengembangan kader ke tahap pembentukan elite politik. 
Ini semua merupakan bukti belum maksimalnya fungsi partai politik di negeri ini. 7
[7]

DAFTAR PUSTAKA

7[7] http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/rekrutmen-politik-pada pemilu. htm


l#ixzz2 k Tk5 l3vx , jam 06.56

7
·  Budiardjo, Mariam, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2008
·  Fadilah, Putra, Partai Politik Dan Kebijakan Politik, Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2002
·  Gaffar, Afan. 2005. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi
.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
·  Ricklefs, m.c. 2009. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta:
Serambi
·  Gatara, Said M.Si & Said, Dzulkiah, Sosiologi Politik (Konsep dan
Dinamika Perkembangan Kajian), (Bandung : CV. Pustaka Setia), 2007
·  http://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-4/politik/bentuk-bentuk-
rekrutmen-politik/09/11/2013
·  http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/rekrutmen-politik-pada pemilu.
htm l#ixzz2 k Tk5 l3vx.

Anda mungkin juga menyukai