ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sistem pemilihan
umum Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia. Penelitian ini adalah
normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan
yang dilakukan pada UUD 1945. Data diperoleh dengan studi pustaka di toko
buku, organisasi kemasyarakatan, suratkabar, ketentuan perundang-
undangan, serta dari internet terkaitapa yang akan dibahas. Data yang
diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif dan dipaparkan secara
deskriptif. Berdasarkan pengkajian studi kepustakaan, maka Pencalonan
presiden independen merupakan wacana solusi dalam pemilihanumum yang
perlu dipertimbangkan lagi karena dinilai kekurang efektifan wacana tersebut
apabila diterpakan di Indonesia.Wacana pencalonan presiden Independen
dinilai memiliki lebih banyak kekurangan daripada keunggulan yang diperoleh
dalam pemilihan umum apabila diterapakan. Sistem pemilihan umum Presiden
dan Wakil Presiden Indonesia belum mengakomodasi prinsip demokrasi
secara penuh, masih dimonopoli oleh partai politik, untuk menjamin hak asasi
politik warga negara dan sistem pembangunan hukum ortodoks mendominasi
negara Indonesia.
1
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
pemerintah dari tiap periode kekuasaan yang dengan semestinya. Stabilitas, dukungan
dibuat tidak populis, korupsi di kementerian mayoritas oleh rakyat dan parlemen dalam
dan instansi pemerintah meningkat yang pembuatan serta pengambilan kebijakan
berimbas kepada minimnya hak pemerintah sangatlah penting. Masyarakat
konstitusioanal rakyat. Jika di lihat dari sistem berharap sistem perseorangan dalam
pemerintahan di era reformasi, Indonesia Pemerintah Daerah yang telah legal tersebut
memakai sistem presidensial yang dicirikan bukan merupakan sistem pragmatis, hanya
dengan pemilihan presiden dan wakil presiden untuk kepentingan pribadi bahkan golongan
secara langsung oleh rakyat, kabinet menteri atau kelompok pemodal, diharapkan bisa
dipilih oleh presiden, presiden sebagai kepala menjadi perubah keadaan sistem pemerintahan
negara sekaligus kepala pemerintahan, yang lebih efektif, kredibel, responsif dan adil
sedangkan sistem kepartaian memakai sistem terhadap situasi sosial ekonomi masyarakat.
multi partai (banyak partai). Kondisi sistem Calon Presiden atau kepala daerah
tersebut bukan merupakan ideal system. independen dapat mencalonkan diri secara
Mengingat stigma masyarakat kepada perorangan atau maupun dari suatu institusi
sifat oligarki partai politik. Dari sistem non partai. Hal ini tergolong baru di Indonesia
pencalonan Presiden Dan Wakil Presiden, dimana pada pemilu-pemilu sebelumnya
seperti dalam UUD 1945 Pasal 6A ayat 2 seluruh Presiden atau Calon Presiden
UUD 1945 yang berbunyi: “Pasangan calon merupakan anggota ataupun pemimpin partai
Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh politik. Mulai dari Soekarno dengan PNI
partai politik atau gabungan partai politik (Partai Nasional Indonesia), Soeharto yang
peserta Pemilihan Umum sebelum didukung Partai Golkar (Golongan Karya),
pelaksanaan pemilihan umum” dan Pasal 8 Abdurrahman Wahid dari PKB (Partai
UU No. 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Kebangkitan Bangsa), Megawati Soekarno
Umum Presiden dan Wakil Presiden yang Putri didukung PDIP (Partai Demokrasi
berbunyi, “Calon Presiden dan calon Wakil Indonesia Perjuangan), serta Susilo Bambang
Presiden diusulkan dalam 1 (satu) pasangan Yudhoyono yang diusung oleh PD (Partai
oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Demokrat).4
Politik”. Munculnya semangat demokrasi oleh sebab itulah muncul wacana di dalam
rakyat juga dilandasi dengan semangat untuk masyarakat bahwa pemimpin Indonesia
memberikan hak yang sama (egaliter) kepada (Presiden) tidak harus berasal dari partai
setiap warga negara guna memperoleh politik. Beberapa kalangan mulai berpikir
kesempatan yang sama dalam pemerintahan bahwa calon independen merupakan alternatif
sebagaimana tertuang di dalam pasal 28 D (3) untuk melahirkan pemimpin selain dari partai
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, politik, yang penting adalah orang tersebut
“Setiap warga negara berhak memperoleh mampu membawa perubahan yang lebih baik
kesempatan yang sama dalam pada bangsa ini. Apakah dia berasal dari partai
3
pemerintahan”. A, Institusi B, ataupun dari ras C tidak lagi
Proses pemilihan umum tidak hanya merupakan sesuatu yang dapat menjamin
bertujuan untuk menentukan pergantian bahwa calon tersebut dapat membawa
pemimpin, akan tetapi juga sebagai sebuah Indonesia menjadi lebih baik.
konsep tentang berjalannya sistem Konsep demokrasi selalu menempatkan
kepemimpinan pada saat memegang amanah rakyat pada posisi yang sangat strategis dalam
dari para pemilih. Tanpa dukungan kuat, sistem ketatanegaraan, walaupun pada tataran
kepemimpinan politik tidak bisa berjalan implementasinya terjadi perbedaan antara
3 4
Departemen Hukum Dan Ham, Undang- Mirojul Huda, 2013, Calon Independen dan
Undang Republok Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 Eksistensi Partai Politik, melalui
tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, http://blog.ub.ac.id/hurank/2013/02/16/calon-
www.depkumham.or.id, diakses pada tanggal 4 Februari independent-dan-ekistensi-partai-politik/, diakses pada
2014. tanggal 12 Mei 2014
2
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
negara yang satu dengan negara yang lain. harus ada, dan dilakukan secara teratur dan
Karena berbagai varian implementasi damai; (5) adanya proses pemilu, dalam
demokrasi tersebut, maka di dalam literatur negara demokratis pemilu dilakukan secara
kenegaraan dikenal beberapa istilah demokrasi teratur dalam menjamin hak politik rakyat
yaitu demokrasi konstitusional, demokrasi untuk memilih dan dipilih; dan (6) adanya
parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi kebebasan sebagai HAM, menikmati hak-hak
Pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi soviet, dasar, dalam demokrasi setiap warga
demokrasi nasional, dan lain masyarakat dapat menikmati hak-hak dasarnya
5
sebagainya. demokrasi sebagai suatu gagasan secara bebas, seperti hak untuk menyatakan
politik di dalamnya terkandung 5 (lima) pendapat, berkumpul dan berserikat dan lain-
kriteria, yaitu:6 (1) persamaan hak pilih dalam lain.
menentukan keputusan kolektif yang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah
mengikat; (2) partisipasi efektif, yaitu sarana pelaksanaan kedaulatan rakyatyang
kesempatan yang sama bagi semua warga dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
negara dalam proses pembuatan keputusan rahasia, jujur, dan adil dalamNegara Kesatuan
secara kolektif, (3) pembeberan kebenaran, Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
yaitu adanya peluang yang sama bagi setiap Undang-Undang Dasar Negara Republik
orang untuk memberikan penilaian terhadap Indonesia Tahun 1945. Sedangkan
jalannya proses politik dan pemerintahan PemilihanUmum Presiden dan Wakil
secara logis, (4) kontrol terakhir terhadap Presiden, selanjutnya disebut Pemilu Presiden
agenda, yaitu adanya keputusan eksklusif bagi danWakil Presiden, adalah pemilihan umum
masyarakat untuk menentukan agenda mana untuk memilih Presiden dan WakilPresiden
yang harus dan tidak harus diputuskan melalui dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
proses pemerintahan, termasuk berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang
mendelegasikan kekuasaan itu pada orang lain Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
atau lembaga yang mewakili masyarakat, dan 1945. Adapun dasar hukum pelaksanaan
(5) pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yaitu: (1)
mencakup semua orang dewasa dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
kaitannya dengan hukum. Indonesia Tahun 1945; (2) Undang-Undang
Dalam pandangan lain, demokrasi No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara
sebagai suatu gagasan politik merupakan Pemilihan Umum; (3) Undang-Undang No. 2
paham yang universal sehingga di dalamnya Tahun 2008 tentang Partai Politik; (4)
terkandung beberapa elemen,yaitu:7 (1) Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang
penyelenggara kekuasaan berasal dari rakyat; Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan
(2) setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh DPRD; (5) Undang-Undang No. 42 Tahun
rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan
kebijaksanaan yang hendak dan telah Wakil Presiden.
ditempuhnya; (3) diwujudkan secara langsung Fungsi partai politik diartikan sebagai
maupun tidak langsung; (4) rotasi kekuasaan apa yang dapat dan seharusnya dilakukan oleh
dari seseorang atau kelompok ke orang atau partai politik dalam rangka menyalurkan
kelompok yang lainnya, dalam demokrasi aspirasi, yaitu:8 (a) sebagai sarana komunikasi
peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan politik, yaitu sebagai media atau perantara
5 8
Moh. Koesnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Chy Rohmanah, Pengertian, Tujuan dan Fungsi
Negara, Cetakan ke-2, Gaya Media Pratama, Jakarta, Partai Politik Di Indonesia, 2013. Melalui
1988 http://blogging.co.id/pengertian-tujuan-dan-fungsi-
6
Robert A. Dahl, Dilema Demokrasi Pluralis: partai-politik-di-indonesia. diakses pada tanggal 24
Antara Otonomi dan Kontrol, terjemahan Sahat Februari 2014 hasil survei lembaga survei indonesia
Simamora, Rajawali Press, Jakarta, 1985, hlm. 19 – 20. (LSI) pada bulan juli 2007, Dukungan terhadap calon
7
Afan Gaffar, Politik Indonesia; Transisi Menuju independen, diakses dari http://www.Lsi.or.id, diakses
Demokrasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm. 15. pada tanggal 25 april 2008
3
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
antara rakyat dengan pemerintah. Isi dan sifat oligarki partai politik sehingga muncul
Program Partai adalah hasil dari semangat demokrasi oleh rakyat dengan
mendengarkan “masyarakat“, menggabungkan dilandasi semangat untuk memberikan hak
serta dirumuskan, sehingga mencerminkan inti yang sama atau egaliter kepada stiap warga
dari aspirasi dan kepentingan masyarakat negara guna memperoleh kesempatan yang
untuk diperjuangkan dalam proses pembuatan sama dalam permerintahan sebagaimana
kebijakan umum. Pelaksanaan fungsi ini tertuang di dalam pasal 28 D (3) Undang-
merupakan titik tolak terwakili atau tidaknya undang dasar 1945 yang berbunyi, “setiap
kepentingan dan aspirasi masyarakat; (b) warga negara berhak memperoleh
Sebagai sarana sosialisasi politik. Dalam kesempatan yang sama dalam
proses sosialisasi, partai politik berfungsi pemerinahan”.Berdasarkan hasil lembaga
dalam menyebarkan, menerangkan serta survei indonesia (LSI)pada bulan juli
mengajak masyarakat menghayati norma- menunjukan adanya dukungan yang kuat
norma dan nilai-nilai politik. Sosialisasi terhadap gagasan calon presiden independen
diartikan sebagai proses dimana seseorang dari masyarakat. Hasil survei yang dilakukan
atau kelompok orang mengenal, menghayati menunjukan bahwa berdasarkan dimensi
serta mengamalkan nilai-nilai dan norma- substantif,responden yang menyatakan setuju
norma masyarakat. Proses ini merupakan dengan pandangan bahwa stiap warga negara
permulaan orientasi ke dalam masalah- yang punya hak memilih juga punya hak
masalah politik. Melalui kegiatan ini partai dipilih dalam pilpres adalah sebanyak 68,8%
politik ikut membina serta memantapkan yang menyatakan setuju dan 20,2% yang
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku mengatakan tidak setuju. Kemudian
dalam masyarakat. Kegoyahan atau keraguan berdasarkan dimensi prosedural, 57,7%
terhadap norma-norma atau nilai-nilai dalam responden menyatakan ketentuan bahwa orang
masyarakat dapat menumbuhkan sikap yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden
“anomie” (ketidak pastian nilai) di harus di calonkan oleh partai politik
masyarakat. Masa ini sering ditemui karena merupakan pembatasan hak-hak warga
nilai-nilai lama mulai mengabur sedangkan negara,sementara yang menyatakan tidak
nilai-nilai baru belum mantap di masyarakat. setuju sebesar 2.5%
Sosialisasi politik dapat dilakukan oleh partai Semangat demokrasi tersebut juga
politik dengan menerangkan hakdan didukung oleh ahli politik Fachry Ali, yang
kewajiban warga negara seperti pentingnya sejak 2004 menjadi pelopor bagi pencalonan
ikut pemilu, menyelenggarakan kursus-kursus perseorangan. “calon perseorangan yang kuat
kader, latihan berorganisasi dan sebagainya. akan mampu menyaingi calon-calon presiden
B. Rumusan Masalah dari partai.Kesempatan ini juga akan
Perjalanan roda pemerintahan di era memberikan pilihan bagi rakyat dalam
reormasi dari setiap periodisasi menimbulkan memilih pemimpinnya,”
berbagai pro dan kontra dimasyarakat terhadap
kinerja pemerintah dan parlemen. Salah II. PEMBAHASAN
satunya adalah kekecewaan masyarakat a) Implementasi Prinsip Demokrasi Di
terhadap pertanggung jawaban pemerintah Indonesia
(presiden) yang dianggap gagal dalam Demokrasi merupakan konsep atau
mengemban amanat rakyat. Kebijakan perangkat kekuasaan (struktur)
pemerintah dari tiap priode kekuasaan yang yangdimaksudkan sebagai penghayatan,
dibuat tidak populis,korupsi didepartemen dan tatanan, dan pengelolaan bernegara
instansi pemerintah meningkat yang berimbas yangdikehendaki dan disetujui oleh rakyat
kepada minimnya hak konstitusional rakyat. melalui suara mayoritas. Sebagaiperwujudan
Selanjudnya kekecewaan rakyat tersebut dari nilai demokrasi, Presiden dan wakil
ditujukan kepada partai politik indonesia presiden di Indonesia dipiliholeh rakyat
oligarki. Mengingat stigma masyarakat kepada melalui mekanisme demokrasi dengan
4
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
5
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
6
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
pemerintah. Hal ini diakibatkan tidak kepala daerah kemudian masuk partai atau
adanya partai politik yang mendukung diberi tawaranuntuk memimpin partai politik
pemerintah di DPR. tertentu. Dalam kondisi demikian, kepala
(3)Calon independen akan kesulitan dalam daerah yang awalnya calon
bersaing dengan calon-calon dari partai independenmenjadi kehilangan maknanya
politik terutama partai politik besar yang karena akan memberikan dampak yang tidak
sudah jelas telah memiliki banyak menguntungkan terhadapkeberlangsungan
pengalaman dalam pemilihan Presiden. pemerintahan. Proses keberlangsungan
Usulan capres independen, dapat pemerintahan akan tetap saja dikendalikan
dibilang hanya kepentingan sekelompok orang olehkepentingan partai politik.
saja. Belum tentu wacana tersebut muncul Maka dengan begitu, rekomendasi
karena usulan banyak pihak. Jangan kita terbaik yang dapat kami berikan terhadap
mengamandemen Undang-Undang Dasar problematika calon presiden independen
karena ada kepentingan. Daripada mengubah adalah bahwasanya ketidakpuasan masyarakat
draft undang-undang yang ada karena adanya terhadap partai politik harus segera diobati,
wacana capres independen ini, lebih baik partai politik harus bisa untuk segera
menambahkan yang harus dilakukan sekarang menyelamatkan partai dari krisis
ini adalah bagaimana menata sistem politik deparpolisasi, parpol harus segera berbenah
dan kinerja partai politik agar lebih baik. Yang diri melakukan suatu perubahan yang
harus kita lakukan adalah memperkuat kinerja signifikan agar mampu merubah opini publik
Parpol, bukan amandemen undang-undang. terhadap kinerja buruk yang ditampilkan oleh
Efek yang akan ditimbulkan akibat partai politik, maka dengan begitu wacana
munculnya calon presiden independen di calon presiden independen yang muncul ke
tengah lemahnya sistem presidensial sekarang publik akan hilang dengan sendirinya, karena
ini akan menyebabkan deparpolisasi. kepercayaan publik terhadap partai politik
Deparpolisasi adalah gejala psikologis yang akan kembali dengan sendirinya.
menghilangkan kepercayaan publik atas Terlepas dari segala kontroversi
partai.Kemudian selain implementasi yang kehadiran calon presiden perseorangan,
sulit, sudah ada persyaratan yang jelas Keputusan Mahkamah Konstitusi dapat
mengenai capres yakni, pasangan calon membangunkan partai politik untuk
presiden dan calon wakil presiden diusung menguatkan sistem kepartaian yang tidak
oleh partai politik atau gabungan partai politik monopolistik, menata diri dalam mengelola
yang memperoleh suara minimal 20 persen mandat.Karena partai yang akuntabel dan
pada pemilu legislatif.Hal itu disebabkan representatif tetap dibutuhkan dalam
karena pamor calon presiden di dalam demokrasi delegatif dan calon
konvensi partai jauh lebih populer dibanding perseoranganpun tidak bebas dari praktek
calon independen. Pada tataran ini ada politik uang, pencederaan janji, maupun
kehawatiran kalau-kalau kehadiran calon korupsi.Bagaimanapun beberapa faktor yang
independen justru akan memperburuk tidak mungkin lepas dalam proses pemilihan
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. yang sedang berjalan di Indonesia antara lain
Dalam perspektif ini, maka keberadaan calon adalah aktor, peraturan, institusi, mekanisme
independen seharusnya didukung bangunan dan peran serta masyarakat menjadi satu
kekuasaan yang efektif yang menyangkut kesatuan yang dapat menjadi tolak ukur
hubungan antara relasi kekuasaan antara keberhasilan demokrasi di Indonesia itu
eksekutif danlegistatif,sistem pemerintahan sendiri.10
daerah dan sistem kepartaian.
Pada akhirnya untuk menjaga efektivitas
10
penyelenggaraan pemerintahan seringkali Berbagi dan Belajar, 2012, Pencalonan
terjadiinkonsistensi sikap politik.Misalnya, Presiden dan Wakil Presiden Secara Independen, Guo
Blog, melalui
untuk menjaga kesimbangan kekuasaan, http://anandatridy.wordpress.com/2012/05/27/pencalon
7
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka penulis menyimpulkan yakni
pencalonan presiden perseoranganmerupakan
wacana solusi dalam pemilihan umum yang
perlu dipertimbangkan lagi karena dinilai
kekurang efektifan wacana tersebut apabila
diterpakan di Indonesia.Wacana pencalonan
presiden Independen dinilai memiliki lebih
banyak kekurangan daripada keunggulan yang
diperoleh dalam pemilihan umum apabila
diterapakan. Sistem pemilihan umum Presiden
dan Wakil Presiden Indonesia belum
mengakomodasi prinsip demokrasi secara
penuh, masih dimonopoli oleh partai politik,
untuk menjamin hak asasi politik warga
negara dan sistem pembangunan hukum
ortodoks mendominasi negara Indonesia.
B. Saran
1. Pemerintah dan DPR melakukan
pengkajian secara lebih rinci ats
pembaharuan sistem pemilihan umum
presiden dan wakil presiden dengan
pencalonan perseorangan bersama dengan
masyarakat secara terbuka.
2. Pemerintah dan DPR melakukan
komunikasi dan diskusi secara aktif dengan
lembaga pendidikan dan penelitian untuk
mendapatkan data teoritik,respon
masyarakat umum dan masukan konsep
dari pakar pembaharuan sistem pemilihan
umum presiden dan wakil presiden dengan
pencalonan secara perseorangan.
8
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Afan Gaffar. 2005. Politik Indonesia; Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Syahuri,Taufiqurrohman, Prosedur Perubahan Konstitusi (Perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Perbandingannya Dengan
Konstitusi Negara Lain), Disertasi Fakultas Hukum Indonesia, 2003.
Robert A. Dahl, Dilema Demokrasi Pluralis: Antara Otonomi dan Kontrol, terjemahan
Sahat Simamora, Rajawali Press, Jakarta, 1985.
Moh. Koesnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, Cetakan ke-2, Gaya Media Pratama,
Jakarta, 1988.
Nurtjahyo,Hendra, Filsafat Demokrasi, PT.Bumi Aksara, Jakarta, 2006.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang PenyelenggaraPemilihan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara RepublikIndonesia Nomor 4721)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4801)
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4836)
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan UmumPresiden dan
Wakil Presiden (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 176, Tambahan
Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4924)
C. Bahan Lain
Mirojul Huda. 2013. Calon Independen dan Eksistensi Partai Politik. Melalui
http://blog.ub.ac.id/hurank/2013/02/16/calon-independent-dan-ekistensi-partai-
politik/.[05/12/14].
Chy Rohmanah. 2013. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Partai Politik Di Indonesia.
Melalui http://blogging.co.id/pengertian-tujuan-dan-fungsi-partai-politik-di-
indonesia.[02/24/14]
Danny. 2012. Calon Independen vs Calon Parpol, Kompasiana. Melalui
http://politik.kompasiana.com/2012/02/19/pemilu-indonesia-calon-independen-vs-
calon-parpol-436701.html.[05/12/14].
Departemen Hukum Dan Ham. Undang-Undang Republok Indonesia Nomor 23 Tahun 2003
tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Melalui
www.depkumham.or.id.[02/04/14].
9
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 1, Tahun 2013
BIODATA
10