Anda di halaman 1dari 11

ASAS-ASAS UMUM

PEMERINTAHAN YANG BAIK


PENGERTIAN AAUPB
AAUPB adalah prinsip yang di gunakan sebagai acuan
penggunaan Wewenang bagi Pejabat Pemerintahan
dalam mengeluarkan keputusan dan/atau Tindakan
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
AAUPB ini diatur dalam Undang-Undang No 30
Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
VAN DER BURG dan GJM. CARTIGNY memberikan definisi
mengenai algemene beginselen van behoorlijk bestuur (abbb),
adalah asas-asas hukum yang tidak tertulis yang harus
diperhatikan oleh badan atau pejabat tata usaha Negara dalam
melakukan tindakan hukum yang akan dinilai kemudian oleh
Hakim Tata Usaha Negara.
D. Van WIJK /WILLEM KONIJNENBELT menulis sebagai
berikut: organ-organ pemerintahan – yang menerima wewenang
untuk melakukan tindakan tertenu menjalankan tindakannya tidak
hanya terkait pada peraturan perundang-undangan; hukum
tertulis, disamping itu organ-oragan pemerintahan harus
memperhatikan hukum tidak tertulis, yaitu asas-asas umum
pemerintahan yang baik 
Belinfante, asas- asas umum pemerintahan yang baik meliputi :
Asas larangan bertindak sewenang-wenang.
Asas larangan mencampur adukan wewenang.
Asas kepastian hukum.
Asas kesaksamaan.
Asas persamaan.

Veld dan Koeman, menurutnya AAUPB :


Asas larangan mencampuradukan wewenang.
Asas larangan bertindak sewenang-wenang.
Asas persamaan.
Asas kepastian hukum.
Asas harapan-harapan yang ditumbuhkan.
Asas kejujuran.
Asas kecermatan.
Asas pemberian dasar pertimbangan.
 Menurut Kuntjoro Purbopranoto asas-asas umum pemerintahan yang baik, meliputi :

1. Asas Kepastian Hukum :


Asas ini menghormati hak yang diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan,
walaupun keputusan itu salah dan kesalahan tersebut dibuat oleh badan / pejabat yang
membuat keputusan itu.
2. Asas Keseimbangan :
Dalam asas ini dikehendaki adanya keseimbangan antara hukuman dan kelalaian
seseorang.
3. Asas Kesamaan Dalam Mengambil Keputusan :
Asas ini menghendaki agar badan / pejabat tata usaha negara harus mengambil tindakan
yang sama ( tidak bertentangan ) dengan kasus-kasus yang faktanya sama.
4. Asas Bertindak Cermat :
Asas ini menghendaki agar badan / pejabat tata usaha negara harus bertindak cermat atau
hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
5. Asas Motivasi Untuk Setiap Keputusan :
Asas ini menghendaki bahwa keputusan harus didasari alasan / motivasi yang cukup.
Motivasi itu harus adil dan jelas.
6. Asas Jangan Mencampuradukan Kewenangan :
Tidak boleh menggunakan kewenangan itu untuk tujuan lain selain daripada tujuan yang
telah ditetapkan untuk kewenangan itu.
7. Asas Permainan Yang Layak / Asas Perlakuan Yang Jujur :
Warga masyarakat harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencari
8. Asas Menanggapi Penghargaan Yang Wajar :
Tindakan-tindakan badan / pejabat itu harus menimbulkan harapan-harapan bagi para
warga masyarakat.
9. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan Yang Batal :
Asas ini menghendaki agar kedudukan seseorang dipulihkan kembali sebagai akibat dari
keputusan yang batal.
10. Asas keadilan dan kewajaran :
Asas ini menyatakan bahwa suatu tindakan yang tidak adil / tidak layak adalah terlarang
dan apabila badan / pejabat tata usaha negara bertindak bertentangan dengan asas ini,
maka tindakan itu dapat dibatalkan.
11. Asas Perlindungan Atas Pandangan Hidup / Cara Hidup :
Setiap orang mempunyai hak atas kehidupan pribadinya dan pemerintah harus
menghormati hak tersebut.
12. Asas kebijaksanaan :
Dalam tugas mengabdi pada kepentingan umum, badan / pejabat itu tidak perlu
menunggu instruksi tetapi langsung dapat bertindak dengan berpijak pada asas
kebijaksanaan (spontan)
13. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum :
Kepentingan umum meliputi kepentingan nasional dalam nasional dalam arti kepentingan
bangsa, negara, masyarakat. Kepentingan umum mengatasi kepentingan individu,
golongan dan daerah.
Seiring dengan perjalan waktu dan perubahan politik Indonesia, asas-asas ini muncul dan dimuat
dalam suatu undang-undang yaitu UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999
menyebutkan beberapa asas umum penyelenggaraan negara, yaitu sebagai berikut:

1. Asas kepastian hukum: asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan negara: asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian dan
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
3. Asas kepentingan umum: asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara aspiratif,
akomodatif dan selektif.
4. Asas keterbukaan: asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas: asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggara negara.
6. Asas profesionalitas: asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas: asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kemudian Asas-asas tersebut diakui dan diterapkan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam proses peradilan di PTUN,
yakni setelah adanya UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN. Berdasarkan pasal 53 ayat (2)
poin a disebutkan:
“keputusan tata usaha negara yang digugat itu bertentangan dengan
asas-asas umum pemerintahan yang baik”.
Dan dalam penjelasannya disebutkan: “yang dimaksud dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik adalah meliputi atas kepastian
hukum, tertib penyelenggaraan negara, keterbukaan,
proporsionalitas, profesionalitas dan akuntabilitas, sebagai dimaksud
dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebes dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Disamping itu, dalam UU No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, asas-asas umum pemerintahan yang baik
tersebut dijadikan asas dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah, sebagaimana tercantum dalam Pasal 20 ayat (1) yang
berbunyi:
“penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum
Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: asas kepastian
hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan
umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas
profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi dan asas
efektivitas”.
(terdapat tambahan dua azaz yaitu asas efisiensi dan asas
efektivitas)
Kemudian terdapat UU No 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan
AUPB yang dimaksud dalam Undang-Undang ini meliputi asas:
a. kepastian hukum;
b. kemanfaatan;
c. ketidakberpihakan;
d. kecermatan;
e. tidak menyalahgunakan kewenangan;
f. keterbukaan;
g. kepentingan umum; dan
h. pelayanan yang baik.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai