DISUSUN OLEH :
1822309
PS IAN EKSEKUTIF 4
MUHAMMADIYAH SINJAI
Page | i
KATA PENGANTAR
Penulis menginsafi bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena
itu, kritik dan saran dari pembaca pada umumnya sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terima
kasih.
Penyusun
Page | ii
DAFTAR ISI
2.4 Fungsi Dan Arti Penting Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik 6
Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tuliskan istilah-istilah asas-asas umum pemerintahan yang baik?
2. Jelaskan pengertian dari asas-asas umum pemerintahan yang baik?
3. Jelaskan kedudukan asas-asas umum pemerintahan yang baik?
4. Apakah fungsi dan arti penting asas-asas umum pemerintahan
yang baik?
5. Jelaskan asas-asas umum pemerintahan yang baik di Indonesia?
6. Jelaskan pembagian dan macam-macam asas-asas umum
pemerintahan yang baik?
Page | 1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui istilah-istilah asas-asas umum pemerintahan
yang baik
2. Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas umum pemerintahan
yang baik
3. Untuk mengetahui kedudukan asas-asas umum pemerintahan yang
baik
4. Untuk mengetahui fungsi dan arti penting asas-asas umum
pemerintahan yang baik
5. Untuk mengetahui asas-asas umum pemerintahan yang baik di
Indonesia
6. Untuk mengetahui pembagian dan macam-macam asas-asas umum
pemerintahan yang baik
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
Page | 3
jantungnya aturan hukum, menjadi titik tolak berpikir, pembentukan dan intepretasi
hukum. Sedangkan peraturan hukum merupakan patokan tentang perilaku yang
seharusnya, berisi perintah, larangan, dan kebolehan.
1) Ridwan HR
2) Jazim Hamidi
Definisi AAUPB menurut hasil penelitian Jazim Hamidi, antara
lain :
AAUPL merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan berkembang
dalam lingkungan hukum Administrasi Negara.
AAUPL berfungsi sebagai pegangan bagi para pejabat administrasi
negara dalam menjalankan fungsinya, merupakan alat uji bagi
hakim administrasi dalam menilai tindakan administrasi negara
(yang berwujud penetapan atau beschikking) dan sebagai dasar
pengajuan gugatan bagi pihak penggugat.
Sebagian besar dari AAUPB masih merupakan asas-asas yang
tidak tertulis, masih abstrak, dan dapat digalidalam praktik
kehidupan di masyarakat.
Sebagian asas yang lain sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan
terpencar dalam berbagai peraturan hukum positif.
3) Crince le Roy
Page | 4
Konsepsi AAUPB menurut Crince le Roy yang meliputi:
asas kepastian hukum, asas keseimbangan, asas bertindak cermat,
asas motivasi untuk setiap keputusan badan pemerintah, asas tidak
boleh mencampuradukkan kewenangan, asas kesamaan dalam
pengambilan keputusan, asas permainan yang layak, asas keadilan
atau kewajaran, asas menanggapi pengharapan yang wajar, asas
meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal, dan asas
perlindungan atas pandangan hidup pribadi. Koentjoro
menambahkan dua asas lagi, yakni: asas kebijaksanaan dan asas
penyelenggaraan kepentingan umum.
4) Hadjon
AAUPB yang telah mendapat pengakuan dalam praktek
hukum di Belanda, yaitu asas persamaan, asas kepercayaan, asas
kepastian hukum, asas kecermatan, asas pemberian alasan
(motivasi), larangan penyalahgunaan wewenang dan larangan
bertindak sewenang-wenang.
Page | 5
4. FUNGSI DAN ARTI PENTING ASAS-ASAS UMUM
PEMERINTAHAN YANG BAIK
Pada awal kemunculannya, AAUPB hanya dimaksudkan sebagai
sarana perlindungan hukum (rechtsbescherming) warga negara dari
tindakan pemerintah yaitu sebagai dasar penilaian dalam peradilan dan
upaya administrasi, di samping sebagai norma hukum tidak tertulis bagi
tindakan pemerintahan. J.B.J.M. ten Berge menyebutkan bahwa, “kita
menemukan abbb dalam dua varian, yaitu sebagai dasar penilaian bagi
hakim dan sebagai norma pengarah bagi organ pemerintahan”. Dalam
perkembangannya, AAUPB memiliki arti penting dan fungsi sebagai
berikut:
a) Bagi Administrasi Negara, bermanfaat sebagai pedoman dalam
melakukan penafsiran dan penerapan terhadap ketentuan-ketentuan
perundang-undangan yang bersifat sumir, samar atau tidak jelas.
Kecuali itu sekaligus membatasi dan menghindari kemungkinan
administrasi negara mempergunakan freies Ermessen/melakukan
kebijaksanaan yang jauh menyimpang dari ketentuan perundang-
undangan. Dengan demikian administrasi negara diharapkan
terhindar dari perbuatan onrechtmatigedaad, detournement de
pouvoir, abus de droit, dan ultravires.
b) Bagi warga masyarakat, sebagai pencari keadilan, AAUPB dapat
dipergunakan sebagai dasar gugatan sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 53 UU No. 5/1986 tentang PTUN.
c) Bagi Hakim TUN, dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan
membatalkan keputusan yang dikeluarkan Badan atau Pejabat
TUN.
d) Kecuali itu, AAUPB tersebut juga berguna bagi badan legislatif
dalam merancang suatu undang-undang.
Page | 6
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN), yaitu sebagai berikut:
1) Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,
kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara
negara;
2) Asas tertib penyelenggaraan negara adalah asas yang menjadi
landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam
pengendalian penyelenggara negara;
3) Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif;
4) Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia negara;
5) Asas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara;
6) Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian
yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
7) Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Page | 7
kewenangan. Penyalahgunaan kewenangan akan membuka kemungkinan benturan
kepentingan antara pejabat administrasi negara dengan rakyat yang merasa
dirugikan akibat penyalahgunaan kewenangan tersebut. Oleh karena itu, untuk
menilai apakah tindakan pemerintah sejalan dengan asas negara hukum atau tidak,
dapat menggunakan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Perincian daripada asas umum pemerintahan yang baik itu terdiri atas tiga
belas (13), tetapi penerapan asas itu bagi Indonesia perlu memperhatikan nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalam Pancasila. Lebih-lebih dengan faham negara
hukum menurut Pancasila dan tujuan Peradilan Tata Usaha Negara itu sendiri yang
tidak dapat dipisahkan dari Pancasila yang pada pokoknya menginginkan adanya
keseimbangan antara kepentingan orang-perorangan dengan kepentingan
masyarakat (umum).
Asas ini menghendaki adanya stabilitas hukum, dalam arti suatu keputusan
yang dikeluarkan oleh Badan Tata Usaha Negara harus mengandung kepastian dan
tidak akan dicabut kembali. Bahkan sekalipun keputusan itu mengandung
kekurangan. Sekali Badan Tata Usaha Negara melakukan pencabutan terhadap
suatu Keputusan yang dikeluarkannya, bisa menimbulkan kesan negatif dan dapat
menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Badan Tata Usaha Negara itu.
Termasuk dalam pengertian ini adalah suatu keputusan tidak boleh berlaku surut.
Salah satu contoh kasusnya yaitu Putusan Dewan Banding Perdagangan dan
Industri, 26 Juni 1957. Dimana suatu ijin tidak boleh ditarik kembali, walaupun
kemudian diketahui bahwa ijin itu diberikan karena suatu kesalahan yang
dilakukan sendiri oleh instansi yang mengeluarkan ijin tersebut.
Dengan demikian asas ini juga menghendaki agar suatu kekeliruan atau kesalahan
yang dilakukan oleh Badan Tata Usaha Negara hendaklah ditanggung sendiri, tidak
menjadi resiko pihak yang menerima keputusan. Hak seseorang yang telah
menerima suatu keputusan harus dihormati oleh Badan Tata Usaha Negara.
2) Asas Keseimbangan
Page | 8
Asas ini berkenaan dengan keseimbangan antara hukuman yang dapat
dikenakan terhadap seseorang pegawai dengan kelalaian pegawai yang
bersangkutan. Dalam hubungan dengan asas keseimbangan ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
Asas ini mengandung arti bahwa pejabat administrasi negara pada hakikatnya
harus mengambil tindakan yang sama atas kasus-kasus yang faktanya sama.
Dengan perkataan lain, jangan sampai terjadi bahwa tindakan yang dilakukan
pejabat administrasi negara terhadap seseorang bertentangan dengan tindakan yang
dilakukan terhadap orang lain, meskipun pada dasarnya terdapat persamaan pada
kedua kasus.
5) Asas Motivasi
Page | 9
Setiap keputusan yang dikeluarkan oleh Badan-badan pemerintahan harus
mempunyai alasan yang jelas, benar dan adil. Perlunya motivasi dimasukkan dalam
setiap keputusan adalah untuk mengetahui alasan-alasan yang dijadikan sebagai
pertimbangan dikeluarkannya keputusan.
Asas ini berkaitan dengan larangan bagi badan atau pejabat administrasi
negara untuk menggunakan kewenangannya untuk tujuan lain selain daripada
tujuan yang telah ditetapkan untuk kewenangan tersebut. Jadi, suatu kewenangan
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dipergunakan untuk
kepentingan umum tidak boleh dipakai untuk kepentingan pribadi.
Asas ini berkenaan dengan prinsip bahwa badan atau pejabat administrasi
negara harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap warga
negara untuk mencari kebenaran dan keadilan.
Page | 10
batal sehingga pegawai yang bersangkutan harus diterima kembali bekerja dan
dikembalikan pada jabatan atau posisi sebelum dipecat.
Asas ini menghendaki agar setiap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
harus menimbulka harapan-harapan pada penduduk. Alat-alat pemerintahan harus
memperhatikan asas ini dengan seksama, sehingga oleh karenanya terharap suatu
harapan yang terlanjur diberikan kepada sesorang tidak boleh ditarik kembali. Jika
ternyata terdapat kekeliruan dalam tindakan itu, maka kerugian yang timbul
sebagai akibat dari kekeliruan atau kelalaian itu harus ditanggung oleh alat
pemerintahan secara konsekuwen dan tidak boleh dibebankan kepada masyarakat.
Page | 11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Page | 12
DAFTAR PUSTAKA
http://bloggernyafitri.blogspot.com/2014/05/makalah-asas-asas-umum-
pemerintahan.html
http://denmohsaleh.blogspot.com/2016/12/asas-asas-umum-pemerintahan-yang-
baik.html
Page | 13