Anda di halaman 1dari 21

DISAMPAIKAN BAGI MAHASISWA/I MATA KULIAH

DASAR-DASAR ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


SEMESTER I

Dosen Pengasuh:
LUTFHI N. FAHRI, S.STP, M.Si
Konsep Trias Politika
Pada dasarnya pembagian kekuasaan dapat dibagi dalam 2 cara,
yaitu:
1. Secara Vertikal
Maksudnya pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat
pemerintahan, misalnya antara pemerintah pusat dengan dan
pemerintah daerah dalam negara kesatuan, atau antara pemerintah
federal dan pemerintah negara bagian dalam suatu suatu negara
federal.
2. Secara Horizontal
Yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsinya. Dalam pembagian
ini lebih menitikberatkan pada pembedaan antara fungsi
pemerintahan yang bersifat legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Lanjutan
a. Menurut John Locke
John Locke, dalam bukunya yang berjudul Two Treaties of Goverment
mengusulkan agar kekuasaan di dalam negara itu dibagi dalam organ-organ
negara yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Menurut beliau agar
pemerintah tidak sewenang-wenang, maka harus ada pembedaan pemegang
kekuasaan-kekuasaan ke dalam tiga macam kekuasaan,yaitu:
1. Kekuasaan Legislatif (membuat undang undang ).
2. Kekuasaan Eksekutif (melaksanakan undang undang).
3. Kekuasaan Federatif (melakukan hubungna diplomatic dengan Negara
Negara lain).

Pendapat John Locke inilah yang mendasari muncul teori pembagian


kekuasaan sebagai gagasan awal untuk menghindari adanya pemusatan
kekuasaan (absolut) dalam suatu negara.
Lanjutan
b. Menurut Montesquie
Menurut Montesquieu seorang pemikir berkebangsaan
Perancis mengemukakan teorinya yang disebut trias politica.
Dalam bukunya yang berjudul Lesprit des Lois pada tahun
1748 menawarkan alternatif yang agak berbeda dari pendapat
John Locke.
Menurut Montesquieu untuk tegaknya Negara demokrasi
perlu diadakannya pemisahan kekuasaan Negara dalam tiga
organ, yaitu :
1) Kekuasaan legislatif (pembuat undang undang)
2) Kekuasaan eksekutif (pelaksana undang undang)
3) Kekuasaan yudikatif (mengadili bila terjadi pelanggaran atas
undang undang)
Lanjutan
Konsep yang dikemukakan oleh John Locke dengan konsep yang
dikemukakan oleh Montesquieu pada dasarnya memiliki
perbedaan, yaitu:
a) Menurut John Locke kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan
yang mencakup kekuasaan yuikatif karena mengadili itu berarti
melaksanakan undang-undang, sedangkan kekuasaan federatif
(hubungan luar negeri) merupakan kekuasaan yang berdiri sendiri.
b) Menurut Montesquieu kekuasaan eksekutif mencakup
kekuasaan ferderatif karena melakukan hubungan luar negeri itu
termasuk kekuasaan eksekutif, sedangkan kekuasaan yudikatif
harus merupakan kekuasaan yang berdiri sendiri dan terpisah dari
eksekutif.
c) Pada kenyataannya ternyata, sejarah menunjukkan bahwa cara
pembagian kekuasaan yang dikemukakan Montesquieu yang lebih
diterima.
Asal Usul Trias Politika
Trias politika adalah anggapan bahwa kekuasaan negara
terdiri dari tiga macam kekuasaan yakni kekuasaan legislatif
atau kekuasaan membuat undang-undang; kekuasaan
eksekutif atau kekuasaan melaksanakan undang-undang;
dan kekuasaan yudikatif atau kekuasaan mengadilli atas
pelanggaran undang-undang.
Trias politika adalah prinsip normatif yang mencegah
kekuasaan terdapat pada orang yang sama. Dengan
demikian diharapkan hak asasi warga negara lebih jamin.
Dokrin trias politika untuk pertama kali dikemukakan oleh
John Locke (1632-1704) dan montesquieu (1689-1755).
Dalam bukunya Locke mengeritik kekuasaan absolut raja-raja
Stuart. Menurut Locke kekuasaan negara harus dibagi dalam
tiga kekuasaan yakni kekuasaan legislatif, kekuasaan esekutif,
dan kekuasaan federatif.
Kekuasaan legislatif ialah kekuasaan membuat peraturan dan
undang-undang;
Kekuasaan eksekutif ialah kekuasaan melaksanakan undang-
undang dan didalamnya termasuk kekuasaan mengadili; dan
Kekuasaan federatif ialah kekuasaan yang meliputi segala
tindakan untuk menjaga keamanan negara dalam hubungan
dengan negara lain seperti membuat aliansi dan sebagainya.
Pada tahun 1748 filsuf Perancis Montesquieu memperkenalkan
lebih lanjut pemikiran Locke ini dalam bukunya The Spirit of the
Laws.

Montesquieu membagi kekuasaan pemerintah dalam tiga cabang


yakni kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Menurutnya
ketiga kekuasaan ini haruslah terpisah satu sama lain, baik
mengenai tugas maupun organ yang menyelenggarakannya.

Montesquieu memberi tekanan pada badan yudikatif yang bebas


karena disinilah letak kemerdekaan individu dan hak asasi
manusia dijamin. Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan
membuat undang-undang; eksekutif menyelenggarakan undang-
undang dan kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan mengadilli
terhadap pelanggar undang-undang.
Badan Legislatif
Badan legislatif adalah lembaga yang membuat
undang-undang.
Anggota badan legislatif dianggap mewakili
rakyat.
Secara teoritis badang legislatif merefleksikan
bahwa rakyatlah yang berdaulat.
Dalam konteks kedaulatan rakyat ini, badan
legislatif merumuskan kemauan rakyat dengan
menentukan kebijakan umum yang mengikat
seluruh masyarakat
Fungsi Badan Legislatif
Pada dasarnya ada dua fungsi utama badan legislatif:
1. Menentukan policy (kebijakan) dan membuat undang-
undang. Untuk fungsi ini, badan legislatif diberi hak
inisiatif, hak untuk mengadakan amandemen
terhadap rancangan undang-undang yang disusun
oleh pemerintah, dan hak budget.

Secara teoretis tugas utama badan legislatif terletak


di bidang perundang-undangan. Untuk membahas
undang-undang sering dibentuk panitia-panitia yang
berwewenang untuk memanggil menteri atau pejabat
lainnya untuk dimintai keterangannya.
Namun dalam perkembangannya sekarang
fungsi utama ini juga dapat dilakukan oleh
eksekutif, dan dalam konteks ini badan legislatif
hanya membahas atau mengamandemennya.

Dalam bidang budget badan legislatif dapat


mengadakan amandemen terhadap Rancangan
Anggaran Belanja Negara. Badan legislatif dapat
menentukan berapa dan dengan cara bagaimana
uang rakyat dipergunakan.
2. Fungsi kontrol
Badan legislatif mengontrol badan eksekutif
dalam arti menjaga supaya semua tindakan
badan eksekutif sesuai dengan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Untuk
menyelenggarakan tugas ini badan legislatif
diberi hak-hak kontrol khusus seperti;
pertanyaan parlemen, interpelasi, angket, dan
mosi
2.1. Pertanyaan parlemen
Anggota parlemen berhak untuk mengajukan pertanyan
kepada pemerintah mengenai suatu hal.
2.2. Interpelasi
Hak untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijaksanaannya dalam suatu bidang.
2.3. Hak Angket
Hak angket adalah hak yang dimiliki oleh badan legislatif
untuk mengadakan penyelidikan sendiri. Untuk keperluan
ini dapat dibentuk suatu panitia angket yang melaporkan hasil
penyelidikannya kepada anggota badan legislatif yang
lainnya, yang selanjutnya merumuskan pendapatnya
mengenai soal ini, dengan harapan agar diperhatikan
oleh pemerintah
2.4. Mosi
Hak mosi merupakan hak yang dianggap
ampuh. Kalau legislatif menyampaikan mosi
tidak percaya maka kabinet harus
mengundurkan diri.
Badan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang
oleh badan eksekutif. Di negara-negara
demokratis badan eksekutif biasanya terdiri
dari kepala negara seperti raja atau
presiden, beserta menteri-menterinya.
Badan eksekutif dalam arti yang luas
mencakup para pegawai negeri sipil dan
militer
Wewenang Badan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif mencakup beberapa bidang;
Diplomatik: Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan
negara-negara lain;
Administratif: Melaksanakan undang-undang serta peraturan-
peraturan lain dan menyelenggarakan adminstrasi negara,
Militer: Mengatur angkatan bersenjata, menyelenggarakan
perang serta keamanan dan pertahanan negara;
Yudikatif: Memberi garasi, amnesti, dan sebagainya;
Legislatif: Merencanakan rancangan undang-undang dan
membimbingnya dalam badan perwakilan rakyat sampai
menjadi undang-undang.
Badan yudikatif
Pengertian

badan yudikatif
suatu badan yang di buat untuk mengawasi kerja dari badan eksekutif dan yudikatif

Yudikatif

Apakah anda ingin keluar ?

I L M U P O L I T I K
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung

Hakim agung harus


Calon hakim agung
memiliki integritas dan

MA
diusulkan oleh Komisi
kepribadian yang tidak
Yudisial kepada DPR
tercela, adil,
untuk mendapat per-
profesional, dan
Pasal 24A setujuan dan ditetap-
berpengalaman di
kan sebagai hakim
bidang hukum Umum
Agama agung oleh Presiden
[Pasal 24A (2)]
Militer [Pasal 24A (3)]
TUN

Wewenang

1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah


undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)];
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi harus


mempunyai sembilan orang
memiliki integritas dan

MK
anggota hakim konstitusi
kepribadian yang tidak
yang ditetapkan oleh
tercela, adil, negarawan
Presiden, yang diajukan
yang menguasai konstitusi
masing-masing tiga orang
dan ketatanegaraan, serta Pasal 24C oleh MA, tiga orang oleh
tidak merangkap sebagai
DPR dan tiga orang oleh
pejabat negara
Presiden
[Pasal 24C (5)]
[Pasal 24C (3)]

Wewenang

1. berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)];
2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)];
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial

Anggota Komisi Yudisial


harus mempunyai Anggota Komisi Yudisial
pengetahuan dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
KY diangkat dan
diberhentikan oleh
Pasal 24B Presiden dengan
integritas dan persetujuan DPR
kepribadian yang tidak
[Pasal 24B (3)]
tercela
[Pasal 24B (2)]

Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)];
2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)];
MATA KULIAH DASAR-DASAR ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
SEMESTER I

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


CIMAHI

Anda mungkin juga menyukai