Kemiskinan merupakan hal yang ada disekitar kita, bisa kita jumpai dimanapun dan
kapanpun. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat Indonesia mengalami
titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen
pada Maret 2018. Dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau
yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.
Dengan menimbang hal ini maka penulis mencoba memaparkan fenomena kemiskinan yang
ada di negara Indonesia dengan mengambil contoh kemiskinan yang ada di lingkungan
sekitar domisili penulis saat ini. Yakni di daerah Brondong Kabupaten lamongan , daerah
sepanjang area pantura yang terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagai pekerja
hasil laut seperti nelayan, petani garam, tambak, dan lain lain.
Di area ini terkenal dengan mudahnya untuk penduduk nya mendapatkan pendapatan,
bahkan dari usia dini masyarakatnya bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan sampingan.
Ada area yang di namakan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) disini aktifitas mulai padat dari
sejak subuh jam 3 saat kapal berlabuh dari hasil melaut, sampai dengan siang hari. Ada
banyak ragam pekerjaan yang bisa dilakukan oleh masyarakatnya seperti membongkar,
mengangkut dan menimbang ikan, yang bisa dilakukan mulai dari anak anak usia sekolah
menengah pratama sampai dewasa, mereka biasanya akan mulai bekerja dari jam 3 dini hari
sampai jam 6 atau jam 8 pagi, hasil yang mereka dapatkan pun tergolong lumayan, karena
dalam sehari mereka bisa mengumpulkan mulai Rp. 30.000 – Rp. 150.000 tergantung dari
banyaknya ikan. Cukup lumayan bahkan melimpah untuk anak usia pelajar menengah
pratama. Sedangkan para wanita biasanya mengambil bagian dalam memilih ikan, atau yang
UNIVERSITAS TERBUKA
PELAKSANAN PENEGAKAN HUKUM DAN DEMOKRASI
DI ERA PRESDIEN JOKOWI
ANGIKA FURI RAHAYU – 042002166
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDAHULUAN
Dari angka diatas kita bisa melihat bahwa hutang negara bangsa kita berbeda pemerintahan
berbeda pula jumlah hutang luar negeri. Dan semakin meningkat siapapun presidennya. Dari
era Soeharto ke era BJ Habibie naik 41.7%, sedangkan untuk pemerintahan Gusdur naik
sebesar 26.3% dari pemerintahan selanjutnya, dilanjutkan pada era pemerintahan Megawati
naik 2%, berikutnya SBY 50% dan jokowi 40.6%.
Sekalipun pada masa pemerintahan jokowi mengalami kenaikan Utang Luar Negeri sebesar
40.6% namun kita bisa melihat angka peningkatan PDB sebesar 4.137,42 triliun, dengan
rasio terhadap utang sebesar 29.91%
1. KESIMPULAN
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa
Pemerintah di era Jokowi sudah menjalankan hukum dan demokrasi secara
terbuka sekalipun dalam prakteknya masih tertatih untuk pelaksanaannya.
Sekalipun ada banyak kendala, namun sudah berjalan ke arah yang lebih baik.
Ada banyak hukum yang sudah dilaksanakan seperti hukum laut dan hukum untuk
narapidana narkoba. Dalam pesta demokrasi pun sudah terlaksana dengan
dipilihnya presiden berdasarkan pemilu yang diikuti bangsa Indonesia dan bukan
hanya dari keputusan MPR. Rakyat pun bebas untuk menyuarakan aspirasinya
namun dengan batasan yang jelas, bukan menjadikan demokrasi sebagai ajang
pemaksaan kehendak dengan bersikap anarkis.
2. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
Kembali kepada pandangan hidup bahwa tidak ada satupun yang terjadi di Dunia
ini tanta seijin yang Kuasa. Hendaklah kita sama sama mengawasi kinerja
pemerintahan yang ada, baik dalam pelaksanaan hukum maupun demokrasi di
negara kita. Apabila kedepannya ditemukan hal yang menyimpang atau
penyelewengan, mari kita gunakan instrumen demokrasi sebagai alat untuk
mengembalikan hal yang salah ke hal yang benar dengan catatan tidak melebihi
batasan yang bisa merugikan diri sendiri dan oranglain. Seperti pemaksaan
kehendak, anarkis, maupun turut serta dalam penyebaran berita hoax dan ujaran
kebencian.
Milikilah sikap untuk mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan
sendiri, menerima jika apa yang terjadi tidak sesuai kehendak kita (dalam konteks
hal positif) namun atas pilihan bersama.
Awasi kinerja pemerintahan, pelaksanaan hukum dan penerapan demokrasi
dinegara kita, jadi benteng pertahan bangsa untuk persatuan dan kesatuan, jangan
biarkan apapun mencuci otak kita dan menimbulkan perpecahan. Ingat bangsa
Indonesia memiliki pedoman bhineka tunggal ika, yang artinya walaupun berbeda
suku, bahasa dan agama tapi kita merupakan satu kesatuan, yakni bangsa
Indonesia. Tidak ada lagi umat muslim, umat nasrani, suku ambon, suku jawa,
yang ada hanyalah satu, yakni INDONESIA.
10 | M a k a l a h K e w a r g a n e g a r a a n – A n g i k a F u r i R a h a y u
042002166