Anda di halaman 1dari 37

Sosiologi

BAB III PERILAKU MENYIMPANG

1411222023 Zikrahadi Harjis


1611221016 Ferina Yollanda
1611223005 Mella Wahyuni
1. Apa itu perilaku menyimp
ang?
• Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusila
an atau kepatutan, sebagai bagian daripada makhlu
k sosial. (Wikipedia)
• Tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang
terhadap lingkungan yang bertentangan dengan nor
ma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarak
at (KBBI)
2. Arti Penting Perilaku Me
nyimpang Perlu Dipelajari
• - Meminimalisir terjadinya perilaku penyimpangan
• - Pencegahan sebelum terjadinya penyimpangan so
sial
• - Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari penyimp
angan sosial yang membuat orang enggan melakuk
an perilaku menyimpang
3. Ilmu yang Mempelajari Pe
rilaku Menyimpang
• Bidang psikologi : proses individual yang dipengaru
hi variabel sosial
• Bidang antropologi : orang perilaku menyimpang ce
ndrung mengabaikan nilai kebudayaan
• Bidang hukum dan kriminologi : sebab-sebab yang
melatar belakangi perilaku menyimpang
4. Perilaku yang Digolongka
n sebagai Menyimpang
• 1. Tindakan yang nonconform : tidak sesuai norma
• 2. Tindakan antisosial/asosial : melawan kebiasaan
masyarakat dan kepentingan umum
• 3. Tindakan kriminal : melanggar aturan hukum
5. Relativitas Perilaku Men
yimpang
• Definisi tentang perilaku menyimpang bersifat relat
f karena perilaku menyimpang bisa sebagai sesuatu
yang berbeda dari kebiasaan umum, tindakan mino
ritas yang memiliki norma yang berbeda dari domin
an/mayoritas, dianggap gaya hidup, kebiasaan-kebi
asaan, yang berubah dari zaman ke zaman
• Jadi tergantung dari masyarakat yang mendefenisik
annya, nilai budaya, masa, zaman, kurun waktu tert
entu.
6. Empat Defenisi Tentang P
erilaku Menyimpang
• Statistikal : perilaku yang bertolak dari tindakan rat
a-rata yang dilakukan (tidak sering dilakukan)
• Mutlak : aturan yang jelas, nyata, ada sejak dulu, be
rlaku tanpa terkecuali, untuk semua masyarakat
• Reaktif : reaksi masyarakat terhadap tindakan yang
dilakukan
• Normatif : tindakan yang menyimpang dari norma,
dianggap tercela dan mendapat sanksi dari masyara
kat
7. Menjadi penyimpang

Penyimpangan
primer

Penyimpangan
sekunder
Penyimpangan primer
Rangkaian penyimpangan atau karier penyimpangan
yang dilakukan seseorang dimulai dari penimpangan-
penyimpangan kecil yang tidak disadari, dilakukan ses
eorang ketika ia belum memiliki dan memahami kons
ep-konsep penyimpangan.
Penyimpangan sekunder
Penyimpangan yang lebih berat, suatu tindakan meny
impang yang berkembang ketika perilaku dari penyim
pang mendapat penguatan(reinforcement) melaui ke
terlibatannya dengan orang lain atau kelompok yang
menyimpang.
8. Subkultur menyimpang
Penyimpangan yang dilakukan secara perkelompok.
Subkultur adalah sekumpulan norma, nilai, kepercaya
an, kebiasaan atau gaya hidup yang berbeda dari kult
ur dominan.
9 Teori perilaku menyimpang yang berpers
pektif sosiologis

Teori perspektf individualistk >> mencari penjelasa


n tentang munculnya tindakan menyimpang melalui k
ondisi yang secara unik memengaruhi individu.

Warisan genetis-biologis atau pengalaman-pengalam


an awal dari kehidupan seseorang dalam keluarganya
, adalah beberapa sebab yang melatarbelakangi peril
aku menyimpang dalam diri seseorang.
Teori perspektf sosiologis >> tentang penyimpangan
berusaha menjelaskan dan menggali kondisi-kondisi s
osial yang mendasari penyimpangan
Ecara umum ada dua tipe dalam penjelasan Teori per
spektif sosiologis tentang penyimpangan, yaitu strukt
ural dan prosesual.
Teori penyimpangan yang ber
perspektif sosiologis

Teori Anomie

Teori ini berasumsi bahwa penyimpangan terjadi kare


na adanya ketegangan dalam suatu struktur sosialse
hingga ada individu yang merasa tertekan dan mela
kukan penyimpangan
Teori belajar atau teori sosialisasi

Teori ini menyebutkan bahwa perilaku menyimpang


merupakan hasil dari proses belajar
Teori labeling
• Disebut juga teori pemberian cap atau teori rea
ksi masyarakat
• CIRI-CIRI :
• Menjelaskan proses terjadinya/melekatnya c
ap menyimpang pada seseorang

• Merupakan teori prosesual (menjelaskan seb


ab-sebab melekatnya cap menyimpang pada
tingkat individu atau kelompok kecil  mem
anfaatkan teori psikologi sosial /behaviorism
e dan sosiologi mikro  interaksionisme)
• Tidak berusaha menjelaskan mengapa seseorang
tertarik untuk berperilaku menyimpang, tetapi
lebih menggali pada terjadinya definisi dan sanksi
sosial negatif yang menekan individu sehingga ia
terlibat lebih dalam pada suatu tindakan
menyimpang.

• Analisisnya pada proses pemberian cap yang


dilakukan oleh orang lain (penonton sosial) 
definers/labelers
• KOMPONEN ANALISISNYA:
• konsepsi atau definisi khusus tentang penyim
pangan (konsepsi reaktivis);
• proses terjadinya penyimpangan sekunder (se
bagai akibat dari usaha kontrol sosial yang be
rlebih)

• DEFINISI: (menurut Howard S. Becker):


• Penyimpangan adalah “suatu konsekuensi dar
i penerapan aturan-aturan atau sanksi oleh or
ang lain kepada seorang pelanggar”
dengan demikian:
“menyimpang adalah tindakan yang dilabelkan
kepada seseorang atau pada siapa label itu secara
khusus telah ditetapkan”

Jadi:
Menyimpang bukan dilihat dari kualitas tindakannya
tetapi pada adanya reaksi masyarakat bukan
ditetapkan berdasarkan norma-norma sosial yang
dogmatis/absolut tetapi melalui reaksi atau sanksi
penonton sosialnya.
Proses terjadinyan penyimpanga
n (sekunder)
• pemberi label (agen kontrol sosial  polisi, jaksa
, hakim) akan memperberat tindakan menyimpa
ng pada seseorang

• setelah mendapat label  menyebabkan seseor


ang mengembangkan “peran menyimpang” (pen
yimpangan sekunder)
“peran menyimpang” itu sebagai bagian dari
pengembangan konsep diri (reorganisasi psikologis)
dan kemungkinan akan menjadikan seseorang memilih
karir sebagai penyimpang.
Reorganisasi psikologis tersebut membutuhkan waktu
yang panjang dan mungkin tak disadari
Tahap-tahap melekatnya cap/
label
• Ada penonton sosial yang mengetahui terjadinya
pelanggaran atau penyimpangan oleh seseorang.

• Penonton sosial itu kemudian berhubungan deng


an agen kontrol sosial  untuk melakukan penan
gkapan atau penahanan terhadap orang ybs.
•Setelah ditahan kemudian diproses hukum  masuk
kurungan/penjara, atau masuk rumah sakit jiwa 
bagian dari vonis atau penjatuhan sanksi.
•Pemberian sanksi itu merupakan salah satu cara
menempelkan cap pada seseorang.
•Cap yang menempel dan hukuman/sanksi yang
diterima akan menjadikan ia lebih memilih untuk
berkarir menyimpang
Lanjutan…
• Cap/label dapat hilang dengan usaha (aktif) dari si
penyimpang untuk mengembalikan harga dirinya
 penyimpangan tersier (tertiary deviant)
• Bedanya dengan penyimpangan sekunder:
penerima cap cenderung bersikap pasif (tidak kua
sa melawan sanksi dan cap yang diberikan masyar
akat)
teori konflik
• Lebih melihat pada asal-usul dibuatnya aturan
normatif dan penerapannya dilakukan oleh sia
pa kepada siapa (bukan pada terjadinya perilak
u menyimpang)
•Perspektif ini lebih melihat sifat pluralistik dari
masyarakat dan terjadinya distribusi kekuasaan yang
berbeda/timpang di antara kelompok-kelompok sosial
•masyarakat dipahami sebagai kelompok-kelompok
dengan kepentingan yang saling bersaing/berkonflik 
yang berkuasa dapat menciptakan hukum dan aturan-
aturan yang menjamin kepentingan kelompoknya.
• Penyimpangan representasi dari pertentang ata
u konflik antar lapisan masyarakat bawah denga
n kelompok masyarakat yang berkuasa; &

• penguasa dapat menciptakan/membentuk opini


publik yang dapat mempengaruhi kebijakan sosi
al atau penjatuhan sanksi hukuman.
Asumsi-asumsi teori konflik (akar
pemikiran Karl Marx)
• Masyarakat tidak dicirikan melalui suatu konsens
us terhadap nilai-nilai, tetapi melalui perjuangan
klas dan konflik klas di antara kelompok penguas
a dan yang dikuasai.
• Perjuangan atau konflik itu pertama-tama karena
pertentangan kepentingan ekonomi (ekonomi
deterministik)

• Negara bukan pihak yang netral, karena negara


melayani penguasa (pemilik modal)  melalui
pembuatan kebijakan-kebijakan yang
menguntungkan kelompok penguasa
Lanjutan (asumsi teori konfl
ik)
• Kapitalisme cenderung didukung oleh hukum-huku
m yang memelihara kepentingan mereka (Termasu
k hukum-hukum kriminal).

• Hukum-hukum kriminal: mendefinisikan perilaku te


rtentu sebagai ilegal, terutama perilaku yang dapat
mengancam kepentingan para pemilik modal/kapit
alis.  hukum kriminal adalah produk yang dibuat
oleh kelompok/klas atas untuk melawan klas bawa
h.
• Agen kontrol sosial pun berpihak pada para
penguasa/kapitalis  kekuatan mereka
digunakan untuk melawan orang-orang yang
dianggap menentang kelompok penguasa.
• Oleh karena itu catatan resmi tentang
tingkat/angka kejahatan lebih banyak dialami
oleh kelompok kelas bawah.
Perspektif/pandangan teori konflik terhadap kejahatan/peny
impangan

• KEJAHATAN (sesungguhnya) SEBAGAI SUA


TU TINDAKAN (yang) RASIONAL (juga)

• karena kondisi sosial yang disebabkan oleh


tidak meratanya distribusi kekayaan, dan p
erlakuan yang diskriminasi terhadap kelom
pok-kelompok masyarakat yang tidak mem
iliki kekuasaan.
• Buktnya:
Kejahatan kerah putih atau kejahatan yang dilakukan secara ter
organisir  fungsinya adalah melindungi atau memperbesar ke
untungan dari para pemilik modal (memenuhi kebutuhan ilegal
para kelompok masyarakat kapitalis).

Kejahatan yang dilakukan oleh kelas bawah (kriminalitas jalana


n): terjadi karena tekanan ekonomi dari masyarakat kelas bawah
, dan karena proses alienasi yang mengendorkan ikatan-ikatan s
osial di antara para anggotanya.

Akses atau kesempatan untuk bertindak kriminal, berbeda-beda


berdasarkan kelas sosialnya  kelompok masyarakat bawah jara
ng terlibat dalam kejahatan yang terorganisir atau kejahatan per
usahaan; mereka lebih banyak terlibat dalam kejahatan konvens
ional/jalanan (perampokan, pembegalan, pencurian, dll).
Teori Kontrol Sosial

• Teori control social merupakan suatu teori tentang


penyimpangan yang disebabkan oleh kekosongan c
ontrol atau pengendalian social.
• Teori kontrol sosial membahas isu-isu tentang bagai
mana masyarakat memelihara atau menambahkan
kontrol sosial dan cara memperoleh konformitas at
au kegagalan meraihnya dalam bentuk penyimpang
an (Efrank E. Hagan, 2013: 236)
lanjutan
• Dalam perkembangan teori control social yang dipel
opori oleh Travis HIrchi, maka ada satu ahli yang me
ngembangkan atas teori ini . ia mengajukan bebera
pa posisi teoritisnya, yaitu;

• Bahwa berbagai bentuk pengingkaran terhadap atu


ran-aturan sosial adalah akibat dari kegagalan mens
osialisasikan individu warga masyarakat untuk berti
ndak conform terhadap aturan atau tata tertib yang
ada;
• Penyimpangan dan bahkan kriminalitas atau prilaku
kriminal, merupakan bukti kegagalan kelompok-kelo
mpok sosial konvensional untuk mengikat individu a
gar tetap conform, seperti: keluarga, sekolah atau in
stitusi pendidikan dan kelompok-kelompok domina
n lainnya;

• Setiap individu seharusnya belajar untuk conform d


an tidak melakukan tindakan menyimpang atau kri
minal;

• Kontrol internal lebih berpengaruh daripada kontrol


eksternal. (J. Dwi Nurwanto & Bagong Suyanto, 201
0:116).

Anda mungkin juga menyukai