Amurang – Kebudayaan gotong royong memindahkan rumah warga dari tempat awal ke tempat
lainya, ternyata masih dilestarikan warga Amurang, Minahasa Selatan. Meski terletak di pusat
kota, namun budaya gotong royong masih terpelihara dengan baik.
Buktinya di Kelurahan Rumoong Bawah, Kecamatan Amurang Barat, sebagaimana warisan
leluhur Tou (Orang) Minahasa, secara bersama-sama memindahkan rumah pada tempat yang
baru.ringan berupa kue dan kopi atau the kepada warga masyarakat yang bergotong royong
memindahkan rumah yang bersangkutan.
“Ya, sudah menjadi tradisi kita sebagai orang Minahasa saling membantu, khususnya bagi
warga masyarakat yang pindah rumah harus ada persatuan membantu secara bersama-sama.
Sebagaimana yang ditunjukan para leluhur Tou Minahasa,” ujar Sonny Sariowan, pemerhati
budaya Minsel.
Ia menambahkan, memang tidak harus selalu ada warga yang pindah rumah. Tapi setidaknya
tradisi ini terus dipertahankan agar tetap lestari. Karena ini merupakan bentuk kekeluargaan dan
keakraban masyarakat Minahasa dan Minahasa Selatan pada khususnya. (sanlylendongan)
kerjasama
Warga Desa Pagendingan Kerja Bakti
Semangat Kerja bakti gotong royong ini di laksanakan setiap hari Jumat dari pukul 06.00 wib
sampai selesai oleh masyarakat Desa pagendingan dan dihadiri kepala desa Hj Rahmawati SH
beserta perangkatnya.
Kegiatan ini dilakukan atas dasar inisiatif masyarakat Desa pagendingan untuk membersihkan
sampah yang ada di pinggir jalan, dari pasar pagendingan sampai menuju ke Perpustakaan
Ananda.
Kades pagendingan menyampaikan bahwa kegiatan kerja bakti gotong royong masyarakat Desa
dan Perpustakaan Ananda juga ibu ibu PKK tersebut bertujuan untuk memberikan kesadaran
bagi masyarakat agar peduli pada kebersihan lingkungan.
Selanjutnya Kepala Desa Hj Rahma berharap dengan adanya kerja bakti gotong royong ini
diharapkan ke depannya masyarakat bisa terbiasa menjaga kebersihan dan membuang sampah
pada tempat penampungan khusus. dan dengan adanya Rutinitas seperti itu bisa mendekatkan
pemerintahan desa dengan warga juga rasa gotong royong itu semakin kuat yang kemudian akan
tercipta lingkungan yang bersih, sehat dan indah ”ujarnya".
(AL Wafa)
AKOMODASI
Hak atas fotoEPAImage captionPaling tidak 5.700 orang terbunuh sampai sejauh ini, hampir
setengahnya warga sipil.
Gencatan senjata tujuh hari mulai berlaku di Yaman, sementara perundingan damai dijadwalkan
dimulai di Swiss, kata PBB.
Utusan khusus PBB mengatakan pihaknya memandang gencatan ini sebagai sebuah 'langkah
pertama bagi terbentuknya perdamaian selamanya'.
Koalisi pimpinan Arab Saudi pendukung pemerintah Yaman mengatakan pihak bersiap-siap
menghadapi pelanggaran apapun.
Koalisi ini berperang dengan gerakan pemberontak Houthi dan sekutunya sejak Presiden
Abdrabbuh Mansour Hadi dipaksa melakukan pengasingan diri pada bulan Maret.
Paling tidak 5.700 orang terbunuh sampai sejauh ini, hampir setengahnya warga sipil.
Gencatan senjata mulai berlaku pada siang hari (09:00 GMT).
Delegasi pemerintah Yaman dan wakil kelompok pemberontak Syiah Houthi bertemu di kota
Biel untuk melakukan perundingan damai yang didukung PBB.
Perundingan diperkirakan akan berlangsung selama seminggu.
Beberapa jam sebelum gencatan senjata dimulai, seorang komandan militer Saudi dan perwira
Emirati dilaporkan terbunuh bersama-sama sejumlah tentara Teluk, Yaman, dan Sudan pada hari
Senin (14 Desember).
AKOMODASI
KONTRIBUTOR
MALANG, ANDI HARTIK Kompas.com - 02/11/2018, 19:25 WIB Petugas Perhutani KPH
Gundih, Kabupaten Grobogan, Jateng, menunjukkan puluhan kayu sonokeling hasil pencurian
yang diangkut menggunakan armada truk, Senin (23/4/2018).?(KOMPAS.com/PUTHUT DWI
PUTRANTO) MALANG, KOMPAS.com - Jajaran Polres Malang masih melakukan upaya
untuk memediasi antara pihak Perhutani KPH Malang dan Buamin terkait kasus pencurian tiga
batang kayu sonokeling di RPH Sengguruh, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Kasat
Reskrim Polres Malang AKP Adrian Wimbarda mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil
mediasi antara kedua belah pihak untuk menentukan kasus hukum berikutnya. "Proses
hukumnya, kami masih berusaha untuk memediasi. Cuma menunggu dari pihak Perhutani untuk
kedepannya seperti apa," katanya, Jumat (2/11/2018). Dikatakannya, jika mediasi berhasil, pihak
Perhutani harus mencabut laporannya. Namun jika mediasi tidak berhasil, kasus hukum terhadap
Buamin tetap berlanjut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Pencurian 3 Batang Kayu, Polisi
Terus Upayakan Mediasi Perhutani dan Buamin",
https://regional.kompas.com/read/2018/11/02/19253121/kasus-pencurian-3-batang-kayu-polisi-
terus-upayakan-mediasi-perhutani-dan.
Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik
Editor : Aprillia Ika
ASIMILASI
Sejarah berdirinya masjid menara kudus terbukti sangat jelas dengan prasasti berbahasa arab
yang menerangka empat hal yaitu masjid berdiri pada tahun 956 H, pendirinya Ja’far Sodiq.
Bentuk asli bangunan masjid sukar untuk diketahui karena telah beberapa kali mengalami
perbaikan dan perluasan. Secara keseluruhan Masjid Kudus berbentuk empat persegi panjang
berukuran panjang 58 m dan lebar 21 m. Bangunan masjid terdiri dari: menara, serambi, ruang
utama, pawestren, dan bangunan lainnya.
Salah satu keistimewaan dari Masjid Kudus adalah Menara Kudus. Bentuk menara ini
mengingatkan pada bentuk candi corak Jawa Timur. Regol-regol serta gapura bentar yang
terdapat di halaman depan, serambi, dan dalam masjid bercorak kesenian klasik Jawa Timur.
Menara Kudus merupakan bangunan kuno hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Jawa
dengan Islam.
Akulturasi agama sangat kental terlihat. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul
manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu. Sunan Kudus, melakukan
dakwah Islam secara bijaksana (hikmah). Hasil dakwahnya sangat luar biasa. Penduduk
setempat yang dahulunya pemeluk taat ajaran Hindu-Buddha, beralih memeluk ajaran tauhid
(Islam). Kunci sukses Sunan Kudus terletak pada kemampuannya melakukan pribumisasi ajaran
Islam di tengah masyarakat yang sudah punya budaya mapan.
Batas Tanah Pekarangan dan Persaingan Bisnis Berujung Tewasnya Rimson di Tangan
Pirhot
Kamis, 25 Oktober 2018 12:45 WIB
Tribun Medan
Kapolsek Parongil AKP Sayuti Malik saat mendapatkan perawatan di RS, setelah dilukai oleh
korban menggunakan sebilah pisau.
Laporan Wartawan Tribun Medan, M Andimaz Kahfi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Seorang korban meninggal dunia setelah ditebas saat
menyambangi rumah pelaku yang diduga sebagai lawan persaingan bisnis sengit yang terjadi di
Dusun Sulfi, Desa Lae Ambat, Kecamatan Silima Pungga Pungga, Kabupaten Dairi, Rabu
(24/10/2018) kemarin.
Kejadian bermula saat hari Rabu (24/10/2018) sekitar pukul 17.30 WIB.
Pembunuhan dilakukan oleh terduga Pirhot Manahan Nababan (43) warga Dusun Sulfi, Desa
Lae Ambat terhadap korbannya Rimson Sitorus (46) yang juga warga Desa Lae Ambat,
Kecamatan Silima Pungga Pungga, Kabupaten Dairi.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan kejadian
pembunuhan sadis terjadi di halaman rumah korban.
"TKP di halaman rumah korban, diduga modus karena dendam lama, akibat permasalahan batas
tanah pekarangan rumah yang terjadi sekitar tahun 2016 dan persaingan dagang, yang mana
permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan oleh Kepala Desa M Sitorus pada waktu
itu," kata Tatan, Kamis (25/10/2018).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Batas Tanah Pekarangan dan
Persaingan Bisnis Berujung Tewasnya Rimson di Tangan
Pirhot, http://www.tribunnews.com/regional/2018/10/25/batas-tanah-pekarangan-dan-
persaingan-bisnis-berujung-tewasnya-rimson-di-tangan-pirhot.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ribuan Warga Boyolali Unjuk Rasa
Tanggapi 'Tampang Boyolali', http://jateng.tribunnews.com/2018/11/04/ribuan-warga-boyolali-
unjuk-rasa-tanggapi-tampang-boyolali.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin
Editor: abduh imanulhaq
Kontravensi
Iring-iringan massa menuju Lapangan Merdeka Merdeka Medan saat melintasi Jalan Raden
Saleh, Senin (26/03). Ribuan massa dari berbagai elemen menolak kenaikan harga BBM,
tumpah ruah di lapangan Merdeka Medan. Mereka menggelar aksi memprotes kebijakan
pemerintah yang telah menaikkan harga BBM.(Berita Sore/irma)
MEDAN (Berita): Aksi demo menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
oleh sekira 26 elemen masyarakat dan mahasiswa, Senin [26/3] berlangsung damai. Tak ada
bentrok maupun kerusuhan yang dikhawatirkan masyarakat sebelumya, apalagi penangkapan
pendemo oleh polisi seperti terjadi Kamis [22/3] lalu.
Lapangan Merdeka sebagai titik kumpul massa pendemo diperkirakan semula bakal tumpah
ruah, ternyata lengang. Itu karena mereka dalam melakukan aksi berorasi di beberapa lokasi.
Diantaranya, Bundaran Majestik dan Gedung DPRD Sumut. Bahkan objek vital yang
diperkirakan menjadi sasaran tempat unjuk rasa seperti Bandara Polonia, SPBU Petronas, Jalan
Tol Bandar Selamat, hingga pukul 12.50 wib siang tadi masih terlihat lengang.
Pantauan wartawan, sekira tujuh elemen masyarakat dan mahasiswa melancarkan orasinya di
Bundaran Majestik. Beberapa diantara mereka dari Gerakan rakyat dan Mahasiswa Indonesia
(GRMI), berdiri di atas tembok bangunan kolam pancur meneriakkan penolakan kenaikan
BBM.
Tak berapa lama datang serombongan mahasiswa dari BEM Universitas Dharma Agung dengan
membawa ban bekas kemudian membakarnya persis di persimpangan Jalan Guru Patimpus
menuju Jalan Gatot Subroto.
Kendati demikian arus lalu lintas berjalan lancar. Sejumlah petugas kepolisian tampak siaga
berjaga-jaga di sekitar lokasi. Sekira satu jam berorasi di Bundaran Majestik, pendemo
membubarkan diri dengan tertib.
5 Bulan Perang Suku di Papua Tak Kunjung Selesai, 9 Orang
Tewas
Selasa 13 Maret 2018, 14:41 WIB Saiman - detikNews
Timika - Perang kelompok warga di Distrik Kwamki Narama, Timika, Papua, sudah
berlangsung selama lima bulan. Hari ini satu orang warga meninggal setelah terkena panah dan
jasadnya telah dibakar.
Ratusan warga di Distrik Kwamki Narama masih mempersenjatai diri dengan alat perang
tradisional berupa panah, parang, dan senjata tajam tradisional lainnya. Mereka masih saling
serang. Warga Kampung Landu Mekar dan Kampung Pompa Dua menyerang warga Kampung
Mekurima, yang posisinya di antara dua kampung tersebut.
Akibat perang warga di Distrik Kwamki Narama, sembilan warga meninggal dan ratusan warga
mengalami luka-luka.
Aparat kepolisian yang disiagakan dan selalu memblokade perang warga kewalahan lantaran
perang antarwarga berpindah dari lokasi terbuka di kawasan jalan penghubung kampung itu ke
pekarangan dan hutan-hutan.
Perang warga di Distrik Kwamki Narama merupakan dendam-dendam perang antarwarga
sebelumnya. Salah satu tokoh masyarakat Amungme, Yohanis Kibak, meminta pemerintah
menengahi konflik warga Kwamki Narama.
"Pemda Mimika dan Provinsi harus turun ke lapangan. Membantu menengahi permasalahan di
Kwamki Narama, agar perang tidak berkelanjutan," kata Yohanis Kibak, Selasa (13/3/2018).
Perang ini dinilai telah keluar dari perang adat. Sebab, perang kali ini banyak menelan korban di
luar lokasi perang.
"Ini perang sudah bukan perang pakai adat, pembunuhan di luar lokasi perang, warga yang
sedang beraktivitas di luar lokasi perang jadi korban," jelas Yohanis.
Pihaknya berharap aparat lebih tegas menindak dengan hukum positif daripada hukum adat.
"Iya, polisi harus tegas dengan hukum positif, ini kelemahan di Papua. Hukum positif
dinomorduakan. Tangkap pelaku, proses hukum, biar jera," tambah Yohanis.
Hingga saat ini TNI/Polri disiagakan di Kwamki Narama guna menghalau perang warga.
Kwamki Narama terletak di sebelah utara Timika, 3 kilometer dari Kota Timika, yang
penduduknya merupakan 90 persen orang asli Papua dari berbagai suku besar, seperti
Amungme, Dani, dan Damal.
(asp/asp)
Pertentangan
Tank-tank pasukan penjajah Zionis yang berkonsentrasi di perbatasan Jalur Gaza, Rabu (5/10),
melancarkan serangan tembakan meriam artileri ke desa Beethanun di utara Jalur Gaza, namun
tidak ada korban jiwa. Serangan ini diklaim dilakukan setelah sebuah roket jatuh di salah satu
permukiman Yahudi dekat Jalur Gaza.
Kantor berita Arab “Quds Press”, mengatakan bahwa pasukan artileri penjajah Zionis pada Rabu
pagi melepaskan tembakan meriam ke pos perlawanan Palestina yang berada di timur desa
Bethanun di utara Jalur Gaza.
Di sisi lain, sumber-sumber Zionis menyebutkan bahwa suasana kepanikan dialami para
pemukim Yahudi setelah sebuah roket jatuh di permukiman Yahudi Sedirot di wilayah utara
Palestina terjajah tahun 1948, yang ditembakkan dari utara Jalur Gaza.
Sumber Zionis menyebutkan, tim ambulan Zionis menangani sejumlah korban di kalangan
pemukim Yahudi setelah jatuhnya sebuah roket di Sedirot. Sumber keamanan Zionis ini
menambahkan, hal ini mendorong penguatan pasukan militer di sekitar permukiman Sedirot
setelah peristiwa tersebut.
Sementara itu surat kabar Zionis Yedeot Aharonot mengatakan bahwa sebuah roket jatuh dekat
rumah kepala desa Sedirot dan dekat sebuah sekolah Israel. (was/melayu.palinfo.com)
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
ASOSIATIF DAN DISOSIATIF
Disusun oleh :
1. Nur Aulia M.
2. Nia Franciska A.S.
3. Natasya Avriliani A.
4. Kharissa Kamila
5. Muhammad Ridwan
6. Muhammad Aziz F.
7. Titah Nur Syfa’at
Kelas : VII B