http://thethub.blogspot.co.id/2013/11/gaya-kepemimpinan-ir-soekarno.html
INTEGRITY
Integritas pemimpin pada saat krisis diuji oleh keberanian menghadapi masalah
yang ada di depannya tanpa mengeluh. Ketika hari-hari terakhir ini kita disuguhi
model komunikasi politik Presiden SBY yang terkesan menghindar dari persoalan,
saya terkesima saat membuka kembali lembaran naskah pidato Proklamasi RI dari
Bung Karno pada 1966 yang berjudul Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan
Sejarah).
Dalam pembukaan pidato tersebut, Soekarno menegaskan di tengah tekanan
politik bertubi-tubi menghadangnya, dia tetap menunjukkan dirinya tegak berdiri
sebagai presiden Republik Indonesia di hadapan seluruh rakyat. Melalui
pidatonya, Bung Karno memperlihatkan bahwa dia tidak lari dari persoalan politik
yang dihadapkan kepada dirinya. Dia menjawabnya satu per satu, mulai besarnya
anggaran yang dia gunakan untuk merebut Papua sampai persoalan posisi politik
dari Supersemar.
Meski pada akhirnya Soekarno tidak dapat mempertahankan kekuasaan, pidato
tersebut memberi kesan yang sangat kuat bahwa sebagai presiden, Soekarno
tidak mengeluh kepada rakyat atas tekanan politik yang dihadapi. Soekarno
berusaha menenteramkan hati rakyat bahwa dia masih mampu mengelola
kondisi politik di saat krisis. Sejarah mencatat, bagaimana Soekarno
memperlihatkan jiwa kesatria, bahkan pada pertempuran politik pada masa akhir
kepemimpinannya.
https://idiemellas.wordpress.com/2010/02/15/saatnya-seberani-bung-karno/
Satu hal yang perlu ditanamkan dalam diri setiap orang khususnya
pemuda pada saat ini adalah adanya sikap integritas. Integritas pada setiap diri
pemuda yang sungguh mempunyai hati untuk mengubah bangsa dan negara ini.
Pemangkasan birokrasi ataupun restrukturisasi birokrasi juga sudah tidak dapat
menjamin adanya perubahan untuk bangsa ini. Integritas yang merupakan suatu
hal kecil yang sering diabaikan oleh orang banyak, namun di dalamnya terdapat
satu kekuatan besar yang dapat merubah bangsa.
Mengapa pemuda? Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno Berikan saya
sepuluh pemuda, maka saya akan guncang dunia, Pemuda disini digambarkan
sebagai sosok yang pemberani dan pendobrak tembok hitam yang selama ini
telah dijaga oleh birokrat birokrat. Pemuda yang memiliki pemikiran yang pro
akan Indonesia dan yang takut akan Tuhan dalam setiap langkahnya untuk
melakukan perubahan terhadap Indonesia. Disini pemuda bukan berarti harus
menjadi bagian dari penguasa negeri ini. Memang, salah satu untuk mengubah
Indonesia adalah dengan cara masuk ke pemerintahan dengan idealisme tinggi
dan membawa cita cita perubahan dan menjadikan sikap integritas sebagai
penopang dalam berjalan. Pemuda dapat melakukannya dengan cara lain.
Integritas bukan harus dalam pemerintahan saja, dimulai dari hal kecil seperti
dalam lingkungan pendidikan.
http://ferlyprogresif.blogspot.co.id/2013/06/integritas-pemuda-sebagai-aspek-
dalam.html
FOKUS
Dalam biografi Presiden Soekarno yang ditulis oleh Cindy Adams
menyebutkan jika Soekarno memang sangat fokus untuk membangun citra RI di
mata dunia.
https://www.vidio.com/watch/420565-mengenal-soekarno-sang-arsitektur-
pembangunan-fokus-sore
VIDEO
https://www.youtube.com/watch?v=hFP1hnWZCw8
Eksplorasi
Analisa
Refleksi (Kesimpulan ttg bung Karno dan pelajaran yang dapat diambil)
VISION
Presiden Soekarno tidak saja memiliki visi dan misi yang jelas, tetapi
adalah lebih dari itu. Proklamator ini memiliki ide, cita-cita, pandangan tentang
bangsa dan negara yang akan dibangun secara jelas, dan kemudian didoktrinkan
kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu, nama Dr.Ir. Soekarno, benar-benar masuk
pada sanubari rakyat. Namanya ketika itu dikenal dengan baik, dicintai, dan
dibanggakan oleh rakyat hingga pelosok tanah air.
Pandangan ideal tentang bangsa dan negara Republik Indonesia, oleh Dr.Ir
Soekarno itu dituangkan dalam bentuk rumusan Pancasila. Rumusan itu dijadikan
sebagai falsafah dan dasar negara. Setiap saat, kata Pancasila diucapkan agar
masuk ke dalam alam pikiran, hati dan alam kesadaran bangsa ini. Melalui
Pancasila itu, bangsa yang sebenarnya sangat majemuk, terdiri atas berbagai
suku, adat istiadat, bahasa daerah, dan juga agama disatukan dalam kehidupan
bersama, dan selanjutnya dibangun sebuah bangsa dan negara kesatuan, yaitu
bangsa Indonesia.
Sesuatu hal yang menarik dan itulah yang dialami oleh Dr.Ir.Soekarno,
bahwa filsafat Pancasila yang dirumuskan itu berbekalkan kecerdasan, kesediaan
mendengarkan suara hati rakyat, ketulusan, dan suasana keprihatinan yang
mendalam, yang dialami oleh seluruh bangsanya sebagai akibat dari penjajahan
yang sedemikian lama dan kejam. Semua itulah akhirnya melahirkan ide dan
pikiran besar. Dr. Ir. Soekarno berhasil merumuskannya dalam rumusan yang
indah dan kemudian diberi nama Pancasila itu.
Visi Bung Karno adalah Visi Harga Diri dan Martabat Manusia Indonesia.
Persatuan Asia dan Afrika dijadikannya sebuah misi untuk mencapai visi tersebut.
Ketergantungan pada Paman Sam atau siapapun jua menjadi penghalang bagi
tercapainya misi tersebut -- maka penghalang itu, rintangan itu mesti
disingkirkan. Adalah kesalahan kita jika kita menganggap penyingkiran tersebut
adalah terhadap Dunia Barat, terhadap masyarakat Amerika dan Barat.
Penghalang atau rintangan itu adalah pola pikir Paman Sam, kebijakan luar negeri
serta ekonominya. Dan, pola pikir serta kebijakan itulah yang diserang oleh Bung
Karno, dan mulai ditolak oleh Pak Harto.
Trisakti ajaran Bung Karno lainnya, yakni berdaulat dalam bidang politik, berdikari
dalam bidang ekonomi dan berkepribadian yang berkebudayaan Indonesia seolah
dianggap pepesan kosong yang tidak ada gunanya.