Anda di halaman 1dari 15

POLITIK LUAR NEGERRI INDONESIA DI ERA MEGAWATI

Oleh:

Ahmad Ryanul Fikri


Dimas Triwibowo Herjuno
Nia Siti Ratnasari
Romano Besin Berek
Trizar Ferizka Bisma
Abdillah Adi
Yuli Claraniati Buael

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2016
DAFTAR ISI
BAB 1..............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
BAB 2..............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
2.1 Fokus Utama Politik Luar Negeri Era Megawati...................................................................4
2.3 Situasi Dalam Negeri Indonesia Di Era Megawati................................................................8
2.2 Situasi Dunia Internasional Di Era Megawati......................................................................10
2.3 Keberhasilan-Keberhasilan Diplomasi Di Pemerintahan Megawati....................................10
2.3 Kekurangan-Kekurangan Kebijakan Di Era Pemerintahan Megawati.................................12
BAB 3............................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................13
REFERENSI..................................................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politik luar negeri suatu negara merupakan hasil perpaduan dan refleksi dari politik
domestik suatu negara yang dipengaruhi oleh perkembangan dan situasi regional maupun
internasional.1 Aktor pemimpin bangsa juga merupakan penentu jalannya roda pemerintahan
yang akhirnya terrefleksi kepada politik luar negeri. Politik luar negeri merupakan bagian dari
strategi politik nasional suatu negara yang bertujuan untuk memenuhi setiap kepentingan
nasional negara tersebut dalam lingkup dunia internasional.

Kebijakan politik luar negeri dipengaruhi oleh faktor dalam negeri dan faktor luar negeri.
Bagaimanapun juga, politik luar negeri adalah cerminan dari keinginan dan aspirasi seluruh
rakyat suatu negara yang harus diperjuangkan oleh pemerintahnya di dunia internasional dalam
upaya menentukan keterlibatan negara di dalam kancah politik internasional. Faktor dalam
negeri yang mempengaruhi kebijakan politik luar negeri beraneka ragam. Misalnya, sistem
pemerintahan, keadaan wilayah, tujuan nasional negara, kepentingan negara dan ideologi bangsa.
Di samping itu, sering terjadinya pergantian pemimpin pemerintahan juga mempengaruhi
kebijakan politik luar negeri. Setiap pemimpin pemerintahan mempunyai kebijakan sendiri
terhadap politik luar negeri. Faktor luar negeri mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
kebijakan politik luar negeri suatu negara. Dengan globalisasi, setiap negara dituntut melakukan
hubungan dengan negara lain. Hubungan yang dilakukan antarnegara tidak lepas dari
kepentingan negara masing-masing. Kepentingan negara ini akan mempengaruhi kebijakan luar
negeri negara tersebut.

Megawati merupakan presiden Indonesia ke-5 yang dilantik menjadi presiden republik
indonesia pada tanggal 23 juli 2001. Pada masa pemerintahannya banyak persoalan yang harus
dihadapi. Dalam masa kepemimpinannya, Megawati memfokuskan diri pada permasalahan
dalam negeri, dan lebih memilih mengunjungi daerah-daerah konflik di Indonesia pada saat itu.
1 Ganewati Wuryandari. 2008. Politik Luar Negeri Indonesia_di Tengah Pusaran Domesti. hal
56
Megawati memberikan peran utama dan proses pengambilan keputusan kepada bawahannya
untuk memutuskan kebijakan sendiri sesuai dengan bidangnya, termasuk dalam pelaksanaan
Politik Luar Negeri Indonesia kepada Menteri Luar Negeri.Pada masa kepemimpinan Megawati,
Indonesia diwarnai dengan peristiwa domestik dan internasional yang akhirnya mempengaruhi
proses pengambilan Kebijakan Luar Negeri Indonesia. Berbeda dengan pemerintahan
sebelumnya yang terlihat lebih Pro terhadap negara barat, Megawati tidak memihak kepada
Barat yang terlihat dari kebijakan yang dibuat Megawati untuk tidak menerima bantuan kembali
dari IMF.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Fokus Utama Politik Luar Negeri Era Megawati

Fokus utama politik luar negeri era Megawati adalah perbaikan image bangsa dan Negara
serta mengembalikan kepercayaan pihak luar. Pasalnya masalah yang dihadapi Indonesia saat
itu masih sama dengan masa presiden sebelumnya, yaitu pemulihan perekonomian Indonesia
setelah Krisis Ekonomi tahun 1998. Cara untuk mengembalikan kepercayaan pihak asing
adalah dengan mencegah disintegritas bangsa dan juga stabilisasi keamanan nasional.
Megawati tidak terlihat pro barat ,tetapi tetap melakukan kunjungan untuk mencari bantuan
ke Negara-negara lain.

Dalam pidato kenegaraannya pada 16 Agustus 2001, Presiden Megawati menekankan


bahwa terdapat 6 program dari kabinetnya yang dinamakan Kabinet Gotong Royong, salah
satu yang mendapat sorotan penting adalah implementasi politik luar negeri sebagai berikut;
conducting the free and active foreign policy, recovering states and nations dignity and
returning the trust of foreign countries, including international donor institutions and
investors, to the government.

Perihal fokus utama politik luar negeri Indonesia di masa Presiden Megawati yang
menekankan pada perbaikan imej bangsa dan negara dan mengembalikan kepercayaan
pihak dunia luar, maka unsur stabilitas keamanan di bawah pengawasan pemerintah, dengan
tetap mengutamakan dan memperhatikan aspirasi masyarakat.
Dalam masa kepemimpinannya, Megawati mengeluarkan program kabinetnya yang
diberi nama Kabinet Gotong Royong. Nama gotong royong diambil karena pada saat itu hasil
koalisi banyak partai, selain itu nama gotong royong juga dipilih untuk menguatkan visi misi
utama pemerintahannya. Salah satunya implementasi dari Politik Luar Negeri Indonesia pada
era Megawati yang bersifat bebas-aktif. Namun dalam pelaksanaanya, Politik Luar Negeri
Indonesia sepenuhnya diberikan kepada Menteri Luar Negeri. Pemulihan perekonomian yang
harus dihadapi Megawati merupakan permasalahan ekonomi yang sudah ada sejak masa
pemerintahan sebelumnya. Megawati berhasil menaikan nilai tukar rupiah pada saat itu
namun hal ini tidak dinilai sebagai perubahan yang berarti.
Kabinet Gotong Royong adalah kabinet pemerintahan Presiden RI kelima Megawati
Sukarnoputri (2001-2004). Kabinet ini dilantik pada tahun 2001 dan masa baktinya berakhir
pada tahun 2004. Nama gotong-royong diambil Megawati sebab pemerintahannya adalah
hasil koalisi banyak partai. Megawati adalah presiden kedua yang menjabat pada masa
pemilu multipartai pasca tumbangnya orde baru. Nama gotong royong juga dipilih megawati
untuk menguatkan visi misi utama pemerintahannya, yaitu rekonsiliasi nasional. Indonesia,
saat Megawati terpilih menjadi presiden sedang porak-poranda akibat beragam konflik,
seperti konflik komunal (ambon, poso, sampang) dan konflik politik (pemakzulan Gus Dur
oleh koalisi yang sebelumnya mendukungnya). Gotong royong adalah kata yang dipilih
untuk merekonsiliasi atau mempersatukan bangsa Indonesia dalam semangat membangun
kembali. Melalui Kabinet Gotong Royong, Presiden Megawati Sukarnoputri telah
menunjukkan manuver politik yang piawai dan berhasil memberikan impresi yang positif
pada berbagai lapisan masyarakat. Saat itu tumbuh dan berkembang pendapat pada berbagai
masyarakat.
Salah satu masalah yang amat penting pada masa kepemimpinan Megawati adalah
pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Era kepemimpinan soeharto telah mewarisi
utang luar negri (pemerintah dan swasta) sebesar US$150,80 MILIAR. Kebijakan Megawati
dalam mengatasi masalah ini adalah meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$5,8
miliar pada pertemuan paris club ke-3 tanggal 12 april 2002. pada tahun 2003, pemerintah
mengakolasikan pembayaran utang luar negri sebesar Rp116,3 triliun. Melalui kebijakannya
tersebut utang luar negri indonesia berkurang menjadi US$134.66 miliar. Megawati secara
ekstensif melakukan kunjungan ke luar negeri untuk memperoleh dukungan internasional.
Megawati antara lain mengunjungi Rusia, Jepang, Malaysia, New York untuk berpidato di
depan Majelis Umum PBB, Rumania, Polandia, Hungaria, Bangladesh, Mongolia,Vietnam,
Tunisia, Libya, Cinadan juga Pakistan. Tetapi, Presiden Megawati menuai kritik dalam
berbagai kunjungannya tersebut, baik mengenai frekuensi ataupun substansi dari berbagai
lawatan tersebut. Diantara kontroversi tersebut adalah pembelian pesawat tempur Sukhoi dan
helikopter dari Rusia yang merupakan buah dari kunjungan Megawati ke Moskow.
2.2 Kebijakan-Kebijakan Pemerintahan Megawati

Pada masa pemerintahan Presiden Megawati dilakukan kebijakan pemisahan tugas antara
TNI dan POLRI , yang mengindikasikan bahwa hubungan masyarakat sipil lebih dominan
dan lebih terkait langsung dengan peran POLRI sebagai wadah pengaman utamanya.
Selanjutnya dalam kaitan itu, rakyat umumnya diarahkan untuk lebih berorientasi pada
POLRI, dan tidak perlu langsung berhubungan dengan aparat TNI dalam hal isu-isu
menyangkut keamanan atas dirinya, keluarganya, dan lingkungannya. Pola hubungan yang
demikian menunjukkan bahwa Presiden Megawati memandang perlunya penataan hubungan
sipil-militer yang baru, berbeda dengan masa sebelumnya (terutama di era Orde Baru, dan
pasca krisis 1999-2000).
Dalam pengertian bahwa pelaksanaan diplomasi di masa pemerintahan Megawati
kembali ditopang oleh struktur yang memadai dan substansi yang cukup. Bahkan
Departemen Luar Negeri mengalami restrukturisasi guna memperbaiki kinerjanya.
Restrukturisasi ini sangat tepat waktu mengingat perubahan global terjadi begitu cepat,
terutama setelah peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat. Perubahan cepat ini
memaksa setiap negara untuk mampu beradaptasi dan mengelola arus perubahan tersebut.
Salah satu keputusan megawati yang sangat penting pula adalah indonesia mengakhiri
kerjasamanya dengan IMF. Kebijakan luar negeri Megawati yang menarik lainnya adalah
kerjasama dengan Rusia melalui pembelian pesawat Sukhoi. Dalam kedua hal tersebut,
terbukti bahwa Megawati mereduksi kecenderungannya pada Barat dan berusaha bertindak
netral. Megawati menjalankan strategi politik luar negeri yang cenderung low profile.

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, presiden
megawati menempuh langkah yang sangat kontroversi, yaitu melakukan privatisasi terhadap
BUMN. Pemerintah menjual indosat pada tahun 2003. hasil penjualan itu berhasil menaikan
pertumbuhan ekonomi indonesia menjadi 4,1% dan inflansi hanya 5,06%. Privatisasi adalah
menjual perusahaan negara didalam periode krisis. Tujuannya adalah melindungi perusahaan
negara dari interversi kekuatan-kekuatan politik dan melunasi pembayaran utang luar negri.
Tetapi meskipun hal itu sudah dilakukan kondisi perekonomian masih terus dalam
ketidakpastian, terutama karena terkait dengan masalah keamanan, seperti dalam kejadian
pemboman beruntun sejak tahun 1998 sampai tahun 2002. Masalah pertumbuhan ekonomi,
investasi dan pengangguran adalah gambaran yang paling suram di bawah kabinet gotong
royong ini. Sentuhan kebijakan ekonomi tidak jelas sehingga memberikan signal yang tidak
jelas pula pada masyarakat dan kalangan investor di dalam maupun di luar negeri. Signal
tersebut menjadi lebih buruk lagi ketika pemerintah sama sekali gagal menyediakan jasa
publik yang paling mendasar, yakni keamanan. Faktor keamanan juga menjadi ganjalan
serius yang menghalangi proses pemulihan ekonomi. Justru persoalannya sampai saat ini
karena faktor ekonomi dan faktor non ekonomi tidak saling mendukung. Tetapi di samping
semua itu Menguatnya nilai tukar rupiah sejalan dengan penurunan inflasi dan tingkat suku
bunga pada sektor riil serta pertumbuhan ekonomi pada tahun 2000 sebesar 4,86 % lebih
tinggi dari prakiraan awal tahun oleh Bank Indonesia sebesar 3,0 % sampai dengan 4,0 %.
Naiknya PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2001 mencapai Rp. 7,2 juta
menjadikan tolak ukur kelebihan masa pemerintahan Megawati.

2.3 Situasi Dalam Negeri Indonesia Di Era Megawati

Setelah Gus Dur diturunkan dari jabatan Presiden RI dengan kurang hormat, Megawati
yang pada saat itu menjabat sebagai wakil presiden naik menggantikan posisi Gus Dur
sebagai Presiden RI yang kelima. Megawati mewarisi kondisi domestic Indonesia yang kacau
dan kondisi hubungan luar negeri Indonesia yang minim kepercayaan internasional.
Selanjutnya, Megawati banyak melakukan kunjungan luar negeri sebagai bentuk kelanjutan
usaha-usaha pendahulunyauntuk mencari dukungan dan kerjasama luar negeri.
Perekonomian Indonesia masih terlilit utang warisan Orde Lama pada IMF. Lalu, terjadinya
tuntutan daerah Aceh dan Papua untuk memisahkan diri dari NKRI. Intrik politik juga mulai
terjadi, untuk menghadapi pemilu 2004, lepasnya pulau Sipadan-Ligitan, ditambah aksi
terorisme di Kedutaan Besar Australia, Bom Bali I dan II, Atrium, serta Hotel JW. Indonesia
juga tidak luput dari berbagai kasus pelanggaran HAM dan konflik di wilayah di Indonesia
Timur (Poso, Palu, Maluku Utara, Papua Barat), dan wilayah Aceh.
Kasus-kasus human rights violations di berbagai propinsi (termasuk serangan terhadap
anggota maupun simpatisan Gerakan Aceh Merdeka GAM), telah mendapat sorotan
maupun kecaman dari Amnesti Internasional maupun para NGO pembela HAM di AS.
Diplomasi yang dilakukan Megawati banyak mengelami kendala, Pemberian Status
Otonomi Khusus terhadap Aceh, diharapkan dapat meredam konflik Aceh. Hal ini
merupakan upaya Megawati untuk mencegah disintegrasi bangsa dengan memberikan
kewenangan lebih luas terhadap Aceh. Namun upaya pemerintahan untuk meredam konflik
tersebut, masih belum cukup untuk menyelesaikan konflik di Aceh. Pihak GAM menolak
untuk mendapatkan Status Otonomi Khusus. Kesepakatan CoHA juga bukan jalan untuk
menyelesaikan konflik di Aceh sehingga Megawati harus memberikan status darurat sipil.
Hal tersebut menambah rumitnya konflik karena merusak relasi antar Aceh dengan Jakarta.
Walaupun Megawati belum bisa menyelesaikan konflik di Aceh, namun pada masa
pemerintahannya, Megawati berhasil meredam konflik dengan berbagai perundingan
tersebut. Era Megawati merupakan awal dari perdamaian antara pemerintahan pusat dengan
pemerintahan Aceh.
Banyaknya aksi teror dan pengeboman yang terjadi dimana-mana di tanah air yang secara
otomatis membuat para calon investor asing takut untuk berinvestasi. Terjualnya salah satu
BUMN kepada pihak asing akibat tidak mampunya membayar hutang dan banyaknya aset
negara yang di anggap menjadi korban untuk membayar utang negara menjadi kelemahan di
era pemerintahan ini.
Peristiwa Bom Bali yang terjadi pada masa Megawati yang menjadi ujian bagi politik
luar negeri Indonesia. Semenjak peristiwa tersebut, isu terorisme menjadi perhatian Indonesia
di forum internasional dan lagi- lagi mencoreng citra baik yang sedang dibangun Indonesia.
Akan tetapi berkat kepiawaian Departemen Luar Negeri yang saat itu menjabat, maka
permasalahan ini tidak berdampak sangat serius terhadap hubungan internasional Indonesia.
Sayangnya, di tengah-tengah usaha untuk membangun kembali diplomasi Indonesia, justru
terjadi kegagalan diplomasi terkait sengketa pulau Sipadan dan Ligitan dengan Malaysia
yang berakibat terhadap lepasnya kedua pulau out dari NKRI.
Secara umum dapat dilihat bahwa kepentingan nasional Indonesia pada era Megawati
masih seputar menjaga stabilitas ekonomi, politik dan pertahanan serta keamanan. Di sisi
lain, perjuangan untuk memulihkan citra baik Indonesia di mata internasional masih terus
dilakukan melalui diplomasi untuk bantuan dan dukungan asing, investasi sektor swasta,
perdagangan bebas, promosi sistem politik yang demokratis dan otonomi kekuatan regional.
Pada masa tersebut, Megawati memusatkan perhatian politik luar negeri Indonesia pada
wilayah regional terlebih dahulu.
Pada periode pemerintahan Megawati, Indonesia sedang berada dalam tahap
pembentukan sistem politik nasional yang lebih mapan dan pola pemerintahan mulai
terlaksana secara desentralisasi. Dengan demikian, demokrasi yang diterapkan sedikit demi
sedikit telah memunculkan pertanda yang baik. Komitmen yang kuat dalam era Megawati
untuk dapat mengembalikan kepercayaan diri Indonesia di mata dunia membuahkan hasil
dengan mulai aktifnya kembali hubungan diplomasi Indonesia dengan negara- negara lain.
Selain itu, Megawati juga berhasil mengelola konflik yang terjadi baik secara horizontal
maupun vertical sehingga tidak memarah lebih jauh. Perekonomian Indonesia juga sudah
menglami perbaikan secara infrastruktur dan kasus- kasus KKN mulai mengalami
pengusutan. Secara keseluruhan, keberhasilan Megawati lebih terkait pada pengelolaan
konflik domestik.

2.2 Situasi Dunia Internasional Di Era Megawati

Politik luar negeri Indonesia selama masa pemerintahan Megawati juga dipengaruhi
beragam peristiwa internasional. Saat itu, dunia internasional ramai menyoroti masalah
terorisme terutama Amerika Serikat pascaserangan 9/11 serangan teroris 11 September 2001
di Amerika Serikat, penyerangan ke Irak yang dipimpin Amerika Serikat dan Ingris, masalah
proliferasi nuklir Irak dan Korea Utara, juga menguatkan dukungan Palestina untuk
berdaulat. Hal ini sangat dilematis karena berbagai usaha diplomasi harus dilakukan dalam
waktu yang bersamaan. Sementara itu, bersamaan dengan terbatasnya tenaga diplomatik
yang capable, baik dalam kabinet maupun departemen luar negeri. Hal ini menyebabkan
Megawati turun ke berbagai Negara untuk melakukan diplomasi secara ekstensif, walaupun
menuai kritik mengenai substansi dan frekuensi kunjungan.
Satu sisi, Indonesia sebagai Negara muslim terbesar di dunia harus menciptakan citra
baik, khusunya terhadap Barat yang sedikit sekali berinvestasi di Indonesia. Bahkan,
Amerika Serikat belum mencabut status embargo militer. Sisi lain, Indonesia harus
mempertahakan kelangsungan perekonomiannya ditengah menguatnya suplay produk dalam
negeri dan menurunnya permintaan di luar negeri. Salah satunya dengan melakukan transaksi
perdagangan imbal beli dengan Rusia (Timur).

2.3 Keberhasilan-Keberhasilan Diplomasi Di Pemerintahan Megawati

Diplomasi Indonesia kembali menjadi aktif pada masa pemerintahan Megawati. Dalam
pengertian bahwa pelaksanaan diplomasi di masa pemerintahan Megawati kembali
ditopang oleh struktur yang memadai dan substansi yang cukup. Di masa pemerintahan
Megawati, Departemen Luar Negeri (Deplu) sebagai ujung tombak diplomasi Indonesia
telah melakukan restrukturisasi yang ditujukan untuk mendekatkan faktor internasional
dan faktor domestik dalam mengelola diplomasi. Artinya, Deplu memahami bahwa
diplomasi tidak lagi hanya dipahami dalam kerangka memproyeksikan kepentingan
nasional Indonesia keluar, tetapi juga kemampuan untuk mengkomunikasikan
perkembangan dunia luar ke dalam negeri.
Menghentikan aktivitas pertambangan Freeport di Papua karena dianggap melanggar
aturan Internasional tentang AMDAL (dampak lingkungan). Kemudian aktivitas
Freeport dibuka kembali di masa rezim SBY-JK.
Megawati membawa Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang
menandakan Indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri.
Berani menghentikan hutang baru. (Zero hutang / tidak meminjam selama
kepemimpinannya).
Megawati tampak tidak berusaha mencitrakan dirinya, tetapi memberikan peran utama
kepada Menlu. Megawati mengangkat diplomat karir sebagai Menlu-nya yang
kepadanya dunia diplomasi ditumpukan. Dapat dipahami jika berbeda dengan
pemerintahan Wahid, gaya dan pola diplomasi era Megawati sifatnya sangat konservatif
di tengah kekuatan domestik yang sudah rapuh dan konstelasi politik global yang telah
berubah. Akibatnya, Sipadan dan Ligitan lepas dari rengkuhan Indonesia. (Wuryandari,
2008, hal. 199) Megawati mengikuti gaya pendahulunya, Wahid, baik dalam sikap keras
kepala maupun secara intensif melakukan kunjungan ke luar negeri.
Untuk mengatasi utang luar negeri sebesar 150,80 milyar US$ yang merupakan warisan
Orde baru, dikeluarkan kebijakan yang berupa penundaan pembayaran utang sebesar US$
5,8 milyar, sehingga hutang luar negeri dapat berkurang US$ 34,66 milyar.
Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per kapita
sebesar US$ 930. Kurs mata uang rupiah dapat diturunkan menjadi Rp 8.500,00.
Berhasil menghasilkan 45 milyar USD dari penjualan LNG Tangguh ke China, Korea,
Meksiko untuk selama 20 tahun ke depan, pada saat ekonomi negara bangkrut bagaikan
pengemis yang tak dilirik sama sekali. Harga kontrak dapat dievaluasi setiap 4 tahun.
Negara tidak merugi sepeserpun.
Membeli pesawat tempur Sukhoi & heli Mi-35 dari Rusia tanpa memberatkan APBN dan
gembar-gembor, menjaga citra kemandirian Indonesia dari kooptasi AS
Politik luar negeri yang lebih bebas dan aktif diantaranya dengan mengutuk agresi militer
AS dan menolak permintaan AS untuk menyerahkan tahanan dari Indonesia.
Diangkatnya Megawati menjadi presiden pertama di Indonesia merupakan titik awal
munculnnya kesetaraan gender dan emansipasi wanita di Indonesia. Sebelumnya,
Indonesia sangat identik dengan budaya patriarki, tetapi kini sedikit demi sedikit mitos
mengenai politik dan patriarki mulai runtuh. Perempuan yang dahulunya dianggap hanya
mahir dan identik dengan pekerjaan rumah tangga, sekarang bisa naik derajat akibat
adanya emansipasi wanita dari Kartini yang diteruskan oleh Megawati.Ia merupakan
presiden perempuan pertama di Indonesia sekaligus peletak dasar kearah kehidupan
demokrasi.
Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004 dan melalui
dua periode, yaitu perode pertama untuk memilih anggota legistatif secara langsung dan
periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Pemilu 2004
merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung. Artinya, rakyat langsung
memilih pilihannya.2

2.3 Kekurangan-Kekurangan Kebijakan Di Era Pemerintahan Megawati

Pada akhirnya Megawati sebagai presiden selanjutnya juga tak mampu membawa
pemerintahan pada stabilitas yang lebih besar kendati perpolitikan Megawati pada masa
pemerintahannya jauh memiliki temper serta filosofi politik yang jauh lebih berkualifikasi
dalam menjalankan konsiliasi nasional dan kohesi daripada alternatif. Namun masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan di era pemerintahannya di antaranya:
Hutang Indonesia pada saat itu masih belum bisa maksimal tertanggulangi dengan
baik.
Lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan
Terdapat kepentingan ekonomi dan politik dibelakang pemerintahannya.
Dianggap gagal melaksanakan agenda reformasi dan tidak mampu mengatasi krisis
bangsa.

2 Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Kecenderungan megawati tidak merestui gubernur terpilih bila di luar kehendak
pimpinan PDI Perjuangan Jakarta. Atau yang paling anyar adalah peristiwa kekerasan
massal di tegal sebagai buntut kekecewaan kader PDI Perjuangan atas kekalahan di
dalam pemilihan kepada daerah pada 19 Januari 2004.
Mengeluh dan menyalahkan masa lalu. Megawati kerap kali melontarkan keluhan,
menuding dan mengemukakan apologi sebagai kesalahan masa lalu ketika situasi
ekonomi, politik dan keamanan belum menunjukkan perbaikan. Keluhan dan apologi
itu seolah-olah sudah menjadi senjatanya di dalam menghadapi tahapan kritik dari
publik.

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Indonesia dibawah pemerintahan Megawati lebih soft diplomasi, lebih low profile dan
Megawati memberikan peran utama dalam proses pengambilan keputusan kepada bawahannya
untuk memutuskan kebijakan sendiri sesuai dengan bidangnya, termasuk dalam pelaksanaan
Politik Luar Negeri Indonesia kepada Menteri Luar Negeri. Masih sama dengan masa presiden
sebelumnya, permasalahan yang dihadapi Megawati adalah pemulihan perekonomian Indonesia.
Selain itu Megawati juga harus mengembalikan citra dan kepercayaan di dunia internasional.
Walaupun pada masa Megawati, Indonesia bisa dibilang banyak kehilangan asetnya, seperti
pulau sipadan-linggitan, privatisasi BUMN, dan lain sebagainya namun keberhasilannya untuk
mengubah image Indonesia di dunia internasional cukup berhasil.
Dinamika Politik Luar Negri Megawati terhilat cukup sulit, dimana masalah yang
dihadapi kebanyakan warisan dari Orde Baru. Sebagai presiden kelima, Megawati dihadapkan
dengan persoalan-persoalan yang signifikan antara lain masalah krisis ekonomi dan masalah isu-
isu internasional. Pada orde ini yang dikatakan sebagai Orde Reformasi, megawati diharapkan
dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam negeri maupun luar negeri secara teratur.

Masalah di antaranya yaitu dalam hal keamanan terkait dengan pemelian Sukhoi yang
sebagian orang melihat hal tersebut sebagai hal yang tidak masuk dalam prosedur. Tetapi
Presiden Megawati mempunyai alasan bahwa pembelian Sukhoi tersebut terjadi karena kondisi
Pesawat Militer yang Indonesia miliki saat itu sangat memprihatinkan. Selain itu kebijakan
dalam pemerintahannya adalah dalam penyelesaian hutang luar negeri, dalam hal ini Presiden
Megawati berhasil dalam mengurangi nilai hutang Indonesia kepada luar negeri dengan cara
antara lain, dengan menunda pembayaran hutang sebesar USD 5.8 milliar. Dan hal terkait
lainnya yang menyangkut kebijakannya yaitu, dalam rangka memerangi terorisme, dengan
bekerja sama oleh Amerika Serikat dan membuat UU tentang terorisme.

Jadi, pelaksanaan politik luar negeri dan diplomasi di pemerintah dan kepemimpinan
Presiden Megawati mentikberatkan kepada peran Departemen Luar Negeri atau Menteri Luar
Negeri sebagai reaksi atau tindakan dalam menanggapi dan melakukan permasalahan isu-isu
iternasional yang di hadapi serta sebagai respon atas perubahan politik domestik dan tantangan
global.
REFERENSI

BUKU

Konflik, Kepentingan dan Upaya Penyelesaian, Jakarta : LIPI.

Wuryandari, G. 2008. Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politik Domestik.
Jogjakarta: Pustaka Pelajar

INTERNET

https://www.academia.edu/16592338/ANALISA_POLITIK_LUAR_NEGERI_REPUBLIK_IND
ONESIA_SEJAK_ERA_ORDE_LAMA_SAMPAI_REFORMASI

http://jurnalohjurnal.blogspot.nl/2011/07/politik-luar-negeri-indonesia-pasca.html?m=1

http://lenterakecil.com/pengertian-politik-luar-negeri/

https://ritaoctavias.wordpress.com/2015/01/11/keberhasilan-diplomasi-di-zaman-pemerintahan-
abdurahman-wahid-megawati-soekarnoputrisusilo-bambang-yudhoyono/

http://sdihiisip.blogspot.nl/2016/05/diplomasi-indonesia-pada-masa_15.html

Anda mungkin juga menyukai