Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus yang Mengancam Integrasi Nasional

1. Kasus Konflik SARA

Faktor penyebab:
Rendahnya toleransi dan sikap saling menghormati, tidak memahami pentingnya
keberagaman, adanya fanatisme terhadap suatu kelompok, dan mengedepankan
egoisme.

Dampak yang muncul:


Timbulnya perpecahan antarmasyarakat, runtuhnya rasa persatuan dan kesatuan
pada masyarakat, dan hilangnya rasa aman.

2. Penurunan Paksa Pemerintah atau Sistem Pemerintahan

Faktor penyebab:
Rendahnya dukungan pemerintah terhadap rakyat, adanya sikap otoriter, gagalnya
pemerintah dalam permasalahan dalam negeri, rendahnya kepercayaan rakyat pada
pemerintahan.

Dampak yang muncul:


Timbulnya kekacauan antara masyarakat dan pemerintahan, terhambatnya laju
ekonomi, sistem pemerintahan menjadi kacau, bisa menyebabkan timbulkan
kerusuhan, dan krisis ekonomi negara.

3. Kasus Terorisme

Faktor penyebab:
Adanya paham radikalisme, ekstremisme, dan sikap separatisme; serta rendahnya
rasa toleransi dan empati.

Dampak yang muncul:

Menimbulkan rasa waswas dan ketakutan massal dan terancamnya pertahanan


keamanan negara

4. Kasus KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme)

Faktor penyebab: 

Ringannya hukuman bagi pelaku KKN, sulitnya sistem birokrasi, kurangnya


pengawasan di kalangan pemerintahan, kurangnya transparansi, dan budaya KKN
yang dinormalisasi.

Dampak yang muncul:

Terhambatnya kemajuan negara Indonesia, penyalahgunaan kekuasaan,


kesenjangan sosial dalam masyarakat.

5. Kasus Politik Oligarki


Faktor penyebab:

Gagalnya penerapan asas demokrasi, ingin menguasai kekuasaan, dan


mendahulukan kepentingan pribadi.

Dampak yang muncul:

Munculnya tindak korupsi yang merajelela, rakyat tidak percaya terhadap


pemerintah, dan menurunnya kualitas demokrasi.

Perang sampit (suku dayak vs suku madura)


Konflik Sampit adalah kerusuhan antaretnis yang terjadi di Sampit pada awal Februari 2001.

Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura.

Situasi kericuhan antara suku Dayak dengan Madura diperparah dengan kebiasaan dan nilai-nilai
berbeda yang dimiliki keduanya. Seperti adat orang Madura yang membawa parang atau celurit ke
mana pun, membuat orang Dayak berpikiran bahwa tamunya ini siap untuk berkelahi.

Dua hari setelah peristiwa tersebut, 300 warga Dayak mendatangi lokasi tewasnya Sandong untuk
mencari sang pelaku. Tak berhasil menemukan pelakunya, kelompok warga Dayak melampiaskan
kemarahannya dengan merusak sembilan rumah, dua mobil, lima motor, dan dua tempat karaoke,
milik warga Madura. Penyerangan ini lantas membuat 1.335 orang Madura mengungsi

Anda mungkin juga menyukai