Anda di halaman 1dari 6

1.

SURAT LAMARAN PEKERJAAN SEBELUM DAN SETELAH DIREVISI

                                                                                                                      Palangkaraya 27 - 10 – 2006                

Lampiran: 6

Hal: Melamar pekerjaan sebagai karyawan bidang administrasi

Kepada Yth.

Bapak Kepala bagian personalia

CV. Bakti Persada

Di tempat.

  

Dengan Hormat

Sesuai dengan iklan lowongan pekerjaan yang ada di surat kabar Warta Aktual, CV. Bakti Persada

sepertinya membutuhkan karyawan bidang administrasi. Karena hal itulah, saya

  Nama: Juanita Tunjung Sari

  Tempat dan tanggal lahir: Palangkaraya, 8 April 1986

  Pendidikan: SMA

  Alamat: Jln. Mulawarman IV no. 6 Palangkaraya

 Memberanikan diri mengajukan permohonan menjadi karyawan di perusahaan yang Bapak pimpin.

 Kemampuan yang saya miliki sesuai benar dengan persyaratan yang dicantumkan dalam iklan

 lowonganpekerjaan tersebut. Dengan ini pula saya sertakan berkas-berkasnya

1.  fotokopi ijazah terakhir.

2.  fotokopi kartu tanda penduduk.

3.  foto ukuran 3 x 4 cm dua lembar

4.  daftar riwayat hidup.

5.  surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian.

6.  fotokopi sertifikat kursus Bahasa Inggris

 Demikian surat lamaran pekerjaan ini. Besar harapan saya agar Bapak dapat menerima saya menjadi

karyawan. Terima kasih.

                                                                                                                                       Hormat kami,

     

                                                                                                                             Juanita Tunjung Sari


              

 SURAT LAMARAN YANG BENAR :


 

                                                                                                                  Palangkaraya, 27 Oktober 2006

Lampiran: Satu berkas
Perihal : Permohonan menjadi karyawan

Yth. Kepala Personalia
CV Bakti Persada
di tempat

Dengan hormat,
Berdasarkan iklan lowongan pekerjaan yang dimuat di surat kabar Warta Aktual pada tanggal 24 Oktober 2006, 
CV Bakti Persada membutuhkan karyawan dalam bidang administrasi. Sesuai dengan pekerjaan tersebut, dengan ini 
saya,
nama : Juanita Tunjung Sari
tempat, tanggal lahir : Palangkaraya, 8 April 1986
pendidikan : SMA
alamat : Jalan Mulawarman IV 6, Palangkaraya

Mengajukan  permohonan menjadi karyawan bidang administrasi. Adapun kualifikasi yang saya miliki sesuai denga
n syarat-syarat yang telah ditentukan. Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan berkas sebagai berikut:
  1. fotokopi ijazah terakhir;
  2. fotokopi kartu tanda penduduk;
  3. foto ukuran 3x4 dua lembar;
  4. daftar riwayat hidup;
  5. surat keterangan kelakuan baik dari kepolisian;
  6. fotokopi sertifikat kursus Bahasa Inggris;
  7. fotokopi kartu kuning dari Depnakertrans.

Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya ajukan.  Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.

                                                                                                                                       Hormat saya,

                                                                                                                                    Junita Tunjung Sari
2. TEKS CERITA SEJARAH BESERTA STRUKTURNYA
Legenda Batu Menangis
Orientasi:
Di sebuah daerah di Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin. Rumah si janda miskin
itu ada di sebuah bukit yang letaknya cukup jauh dari desa. Janda miskin itu tinggal di rumah
tersebut tidak sendiri sebab ia memiliki seorang anak gadis yang cantik jelita. Sayangnya,
perilaku si anak gadis sangatlah buruk sebab bukan hanya pemalas, anak gadisnya itu sehari-hari
pekerjaannya hanyalah bersolek saja.

Anak gadis yang cantik jelita itu juga tidak tahu diri, sebab sikapnya sangat manja
sehingga segala permintaannya harus segera dikabulkan. Anak gadis itu seperti tidak mau tahu
bahwa ibunya harus banting tulang setiap hari dan penghasilannya itu biasanya hanya cukup
untuk makan sehari-hari.

Urutan Peristiwa:
Suatu hari, janda miskin mengajak anak gadisnya pergi ke desa untuk berbelanja. Letak
rumah janda miskin yang ada di atas bukit itu terbilang cukup jauh dari pasar yang ada di desa,
sehingga perjalanan dari rumah ke pasar tersebut tentu sangat melelahkan. Si anak gadis dengan
santai melenggang dengan pakaian bagus, ia ingin orang-orang mengagumi kecantikan dan
kemolekan tubuhnya.

Sedangkan ibunya dibiarkannya berjalan di belakang dengan pakaian yang sangat dekil.
Tempat tinggal mereka yang jauh dari desa itu membuat semua penduduk desa tidak tahu bahwa
kedua perempuan yang sedang berjalan ke arah pasar itu adalah ibu dan anak. Banyak penduduk
desa yang terpesona melihat kecantikan si anak gadis, khususnya para pemuda desa.

Namun, saat melihat seorang ibu tua dengan pakaian dekil yang berjalan di belakang
gadis tersebut, membuat banyak penduduk desa yang melihat itu bertanya-tanya. Benar saja,
akhirnya ada seorang pemuda yang mendekati gadis tersebut dan bertanya “Hai, gadis cantik,
siapakah yang berjalan di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?”

Mendengar pertanyaan itu, si gadis langsung menjawab dengan ketus dan angkuh,
“Tidak, ia adalah pembantuku” setelah menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu
pemuda desa itu, ibu dan anak itu melanjutkan perjalanannya. Tidak seberapa jauh dari lokasi
tersebut, ada pemuda lain yang bertanya hal yang sama dan lagi-lagi gadis tersebut tidak
mengakui ibunya yang malang itu.

Berkali-kali ditanya hal yang sama selama perjalanan menuju pasar, si gadis tetap
menyangkal bahwa perempuan tua yang berjalan di belakangnya itu adalah ibunya. Awalnya,
janda miskin yang mendengar jawaban dari anak gadisnya itu tidak terlalu mempedulikan dan
masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali mendengar jawaban dari anak gadisnya
itu, si ibu tua itu akhirnya mengeluh dalam hati.

Komplikasi
Dalam hatinya, janda miskin itu berdoa “Ya Tuhan, hamba tidak kuat menahan hinaan
yang diberikan oleh anak kandung hamba sendiri. Mengapa dia begitu tega memperlakukan
hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak durhaka ini.” Setelah janda miskin itu selesai
berdoa, tiba-tiba suatu keajaiban terjadi.

Perlahan tubuh si anak gadis itu berubah menjadi batu, dimulai dari bagian kaki hingga
perlahan-lahan ke setengah badan. Melihat perubahan tubuhnya itu, anak gadisnya itu menangis
dan memohon ampun kepada ibunya yang telah dihinanya berulang kali itu. Anak gadis itu terus
menerus menangis sambil meratap dan memohon ampun.

Namun, semuanya telah terlambat, akhirnya seluruh tubuh gadis angkuh dan tak tahu diri
itu berubah menjadi batu. Meskipun sudah menjadi batu, banyak orang yang melihat bahwa
kedua matanya masih menitikkan air mata seperti orang yang sedang menangis. Oleh sebab itu,
batu itu akhirnya dikenal dengan sebutan batu menangis.

Reorientasi:
Itulah legenda batu menangis yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai sebuah
peristiwa yang benar-benar nyata pernah terjadi. Maka dari itu, janganlah durhaka kepada ibu
sebab perbuatan laknat itu layak mendapat hukuman dari Tuhan.

3. TEKS EDITORIAL BESERTA KALIMAT FAKTA DAN OPINI

Efektifkan Anggatan Covid-19

Anggatan pemerintah untuk menghadapi wabah virus korona (Covid-19) sangat kecil jika
dibandingkan negara maju sehingga efektivitasnya perlu dipastikan.

Paket stimulus yang dialokasikan pemerintah Rp 10,3 triliun (700 juta dollar AS),
termasuk insentif fiskal, hibah kepada pemerintah daerah, dan dorongan untuk dana jaminan
sosial. Insentif fiskal kedua sedang diformulasikan.

Bandingkan dengan Pemerintah China yang mengalokasikan 110,48 miliar yuan (16
miliar dollar AS) per 4 Maret 2020. Jepang mengalokasikan pengeluaran tambahan 5 triliun yen
(47 miliar dollar AS) untuk meredam dampak Covid-19. Korea Selatan dan Singapura masing-
masing mengalokasikan 9,9 miliar dollar AS dan 4,06 miliar dollar AS untuk membantu medis,
bisnis, rumah tangga.

Anggaran Indonesia yang tak banyak itu akan semakin tidak efektif bila terlambat diserap
atau dibelanjakan dan tidak tepat sasaran. Karena itu, terbitnya surat edaran dari Kementerian
Dalam Negeri kepada seluruh pemerintah daerah agar mengendalikan dan mempercepat
penyerapan anggaran untuk mengatasi wabah Covid-19 beserta dampak ikutannya berupa
perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah langkah tepat.

Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam


Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan
Nuklir, Biologi, dan Kimia pun mengamanatkan para gubernur dan bupati/wali kota untuk
menggerakkan segala sumber daya sesuai tanggung jawab dan kewenangannya;
mengintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah; dan mengalokasikan
anggaran yang memadai dalam upaya mencegah, mendeteksi, dan merespons cepat berbagai
penyakit yang menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

Kita berharap, anggaran yang minim itu difokuskan pada kegiatan yang dampaknya
langsung dirasakan masyarakat, seperti peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama ataupun rumah sakit rujukan di daerah yang potensial terjangkit. Pemerintah telah
mengeluarkan protokol kesehatan untuk menghadapi Covid-19, mulai dari proses screening
suspect, pengantaran ke RS rujukan, pengambilan spesimen, hingga proses isolasi dan
penyembuhan. Tanpa dukungan anggaran, protokol itu akan menjadi kertas belaka.

Begitu pula implementasi protokol area pendidikan, seperti pengintensifan kebersihan


lingkungan di sekolah, ataupun protokol penanganan Covid-19 di berbagai pintu masuk di
daerah, mulai dari bandara, pelabuhan, hingga pos lintas batas darat negara. Tidak kalah penting
adalah protokol komunikasi. Di era banjir informasi, kegiatan komunikasi yang masif sangat
vital untuk mengatasi bias informasi.

Anggaran yang ada sungguh-sungguh digunakan untuk menggerakkan ekonomi


masyarakat. Percepatan penyerapan anggaran jangan disalahgunakan untuk kegiatan yang tidak
urgen atau balas jasa menjelang pilkada. Dengan kesungguhan, keterpaduan, anggaran yang
tidak banyak bisa menjadi modal kuat bagi bangsa ini untuk menghadapi Covid-19.

Kalimat fakta:

 Paket stimulus yang dialokasikan pemerintah Rp 10,3 triliun (700 juta dollar AS),
termasuk insentif fiskal, hibah kepada pemerintah daerah, dan dorongan untuk dana
jaminan sosial.
 Insentif fiskal kedua sedang diformulasikan.
 Pemerintah China yang mengalokasikan 110,48 miliar yuan (16 miliar dollar AS) per 4
Maret 2020.
 Jepang mengalokasikan pengeluaran tambahan 5 triliun yen (47 miliar dollar AS). Korea
Selatan dan Singapura masing-masing mengalokasikan 9,9 miliar dollar AS dan 4,06
miliar dollar AS.
 Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam
Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan
Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia.

Kalimat opini:

 Kita berharap, anggaran yang minim itu difokuskan pada kegiatan yang dampaknya
langsung dirasakan masyarakat, seperti peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama ataupun rumah sakit rujukan di daerah yang potensial terjangkit.
 Percepatan penyerapan anggaran jangan disalahgunakan untuk kegiatan yang tidak urgen
atau balas jasa menjelang pilkada.
 Anggatan pemerintah untuk menghadapi wabah virus korona (Covid-19) sangat kecil jika
dibandingkan negara maju sehingga efektivitasnya perlu dipastikan.
 Begitu pula implementasi protokol area pendidikan, seperti pengintensifan kebersihan
lingkungan di sekolah, ataupun protokol penanganan Covid-19 di berbagai pintu masuk
di daerah, mulai dari bandara, pelabuhan, hingga pos lintas batas darat negara. Tidak
kalah penting adalah protokol komunikasi.
 Di era banjir informasi, kegiatan komunikasi yang masif sangat vital untuk mengatasi
bias informasi.

Anda mungkin juga menyukai