Cuplikan cerita di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 1 dan 2.
Baik Tommy maupun Widodo mulai menyadari bahwa keduanya amat terkejut. Impian
masing-asing telah buyar: teko yang bisa menangis dan selamat tinggal kemelaratan!
Kedatangan Tuan Wahyono membangunkan mereka dengan kata-kata yang sedemikian
datar dan dingin sehingga Widodo merasa beku seketika.
"Oo, kau marah, Pak Tua? Ah, sudah tua suka marah-marah!"
"Huss! Apakah kau anggap aku ini pak tuamu?"
"Aku bukan kangmasmu!" bentak kakek-kakek itu lagi.
"Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya! Aku lupa, sungguh. Tapi
sebetulnya awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah. Siapa bersalah wajib
diingatkan. Jika tidak demikian? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan
kuperbuat selanjutnya."
Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicara dengan suara yang tak
berdaya. "Betulkah bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua?"
"Mengapa?"
"Pantas kau panggil mbah?"
"Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih! Mengapa?
Apakah karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?"
"Jangan bersenda gurau, Kenes, aku betul-betul bertanya!"
Cuplikan cerpen di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 4 dan 5.
"Ya, mau bayar berapa saja, Mas," ucapnya. di tikungan terakhir menuju kampungku.
"Lebih enak jalan kaki," jawabku terengah-engah. Aku merasa menang.
Aneh dia seperti tak hendak menghentikan becaknya. Mungkin dia sedang menguji
mentalku, atau malah menyesali perbuatannya? Peduli amat, apakah dia terus
membuntuti aku atau tidak, sejauh ia masih mengayuh becak di jalan yang layak
dilewatinya.
Begitu memasuki gapura kampung, tangan kiriku kutarik dari saku celana. Dua
keping logam ratusan rupiah terloncat dan menggelinding masuk selokan. Ah, biarin.
Aku menoleh ke tukang becak yang berhenti tepat di depan gapura kampung. Ia turun
dan berdiri di sana sambil tetap memegangi kemudi becak. Sambil berjalan aku menoleh
kembali, dia tetap diam bagaikan sebuah monumen. Sampai di rumah aku ceritaka
pengalamanku pada ibu. Lama ibuku terdiam dan menatapku dan baru kemudian
berkata
"Rasanya kamu perlu mencoba jadi tukang becak."
Cuplikan cerpen di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 6 dan 7.
"Dayat," Don bicara dengan agak keras dan menggerakkan pantatnya, lalu bersandar.
"Ini dari saya, Dayat. Dari Don. Ini tanda terima kasih saya. Tanpa kamu, Dayat, tanpa
kalian berdua, aku tidak akan bisa berhasil, tidak akan bisa maju usaha kami di sini,"
Hidayat
menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Don. Bukan begitu. Boleh jadi aku benar telah membantumu, Don. Tapi…..,
ini tidak, Don. Terima kasih. Sungguh terima kasih atas budi baikmu. Maaf, kami tidak
bisa menerima barang sebegini mahalnya darimu."
7. Pada kutipan tersebut Don dan Dayar dua orang yang sangat baik. Watak
mereka dilukiskan oleh pengarang melalui
a. penjelasan langsung
b. lingkungan tokoh
c. perkaraan tokoh
d. pikiran-pikiran tokoh
e. pembicaraan tokoh lain
8. Aku masuk ke dalam kantor dan bersalaman dengan seorang laki-laki yang
tersenyum - senyum yang bernama Pak Bleoncher. Pakaiannya lebih rapi
ketimbang pakaianku. Selanjutnya, ia membuka-buka tumpukan kertas, seperti
menata kerai serambi.
Aku yakin Anda akan puts dengannya, katanya, "Dia telah kami pilih sesuai
dengan persyaratan komputer. Tidak ada yang melebihi dari seratus sepuluh
wanita yang memenuhi syarat di Amerika. Kami memilah tidak berdasarkan
suku, agama, etnik, atau latar belakang regional
Latar belakang budaya yang terkandung pada penggalan cerita terjemahan
di atas adalah ….
a. ketaatan
b. keramahtamahan
c. kedisiplinan
d. ketekunan
e. kesetiaan
Kedua cuplikan cerita berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 9 dan 10.
Cuplikan I
Sekarang ini yang jadi buah bibir adalah Diandra. Hari-hari di sekolah ini tiada kata
tanpa Diandra. Hari-hari tiada bicara ranpa Diandra. Begitu juga dengan sohib gue, Raya
dan Yus yang setiap hari nyaris ngomongin cewek bernama Diandra melulu.
"Sungguh luar binasa!" tcriak Yus yang mukanya agak tirus, "Sulit untuk
membandingkan kecantikan Diandra dengan bintang sinetron atau foto model
sekalipun!"
"Eh, Gibran! Lo jangan sok alim!" senggol Raya yang punya body gede.
Cuplikan II
Somad tipe cowok murahan, itu kata temannya tanpa tedeng aling-aling. Habis, cowok
itu kerjanya nggak lain nggak bukan, cuma promosiin diri di depan gadis-gadis
sekitarnya. Promosi diri sendiri terus... ke mana-mana. Nggak cuma sama teman-teman
sekolahnya, tapi juga sama anak-anak cewek sekitar rumah, masjid, warteg... nggak pilih
tempat, nggak pandang bulu.
"Gue orangnya nggak som-som, lho...."
“?”
"Maksudnya nggak goyan somay kalo dikit! Hehe."
5. Gadis (1) itu semakin beringas, kepala yang dijambaknya (2) sampai tertunduk.
Seisi kelas riuh. Susah payah aku melerai (3) mereka. Suasana semakin gaduh
saat rimna mulai menangis. Cepat kutarik (4) tubuh si gadis menjauh. Tapi (5)
itu hanya membuat pemilik rambut yang dijambak semakin mengaduh
kesakitan.
Bentukkan kata yang tidak baku di tandai dengan nomer . . . .
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
6. Menyadari hal itu, membuat heri jadi orang linglung. (1) kalau pada mulanya
heri tertarik pada ichen karena kesederhanaan dan pesona gadis itu,kini, selain
daya tarik itu adalah karena kepandaian gadis itu berperan. (2) bagaimana
mungkin dalam waktu yang begitu singkat ia bisa berubah penampilan.(3)
siapakah ichen sebenarnya dan apa maunya gadis itu? (4).
Ada kalimat yang terlalu kompleks didalam cuplikan di atas sehingga sulit
bagi pembaca untuk memahaminya. Kalimat yang di maksud ditandai
dengan nomor . . . .
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (2) dan (4)
7. Lalu ia sudah sampai disana ketika tembakan berhenti. Ia nekad berjongkok dan
melihat darah meleleh –leleh pada lengan baju kiri amir di kawasan pundak.
Amir menyeringai dan wajahnya tampak seperti kain kafan. Ia sedang bergelut
dengan rasa mengigit – gigit di bahu kiri dan kegembiraan karena sahabat
karibnya telat dating. Betapa besar arti seorang sahabat ketika ia sedang
dibutuhkan! Didepannya amir tidak mau merintik.
Cuplikan diatas dapat diceritakan kembali dalan sebuah kalimat, yakni. . . .
a. Amir kepayahan
b. Sahabat sangat penting saat menderita.
c. Peperangan slalu memakan korban.
d. Perlu saling menolong dalam kondisi kesusahan.
e. Seorang korban menanti pertolongan sahabatnya.
5. Puisi lama
Bapak itu pergi ke pasar
Pulangnya membeli roti
Anak itu rajin belajar
Sayangnya lupa mengaji
Puisi baru
Habis bulan terima gaji
Debet kredit dihitung ulang
Sekali ini harta sendiri membuat pusing kepala pening
Masuk kiri keluar kanan
a. pantun
b. syair
c. talibun
d. gurindam
e. puisi baru
10. Tema pantun-pantun itu berkaitan dengan politik dan budaya. Hanya satu bait
yang menyinggung masalah pergaulan remaja.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, evaluasi yang tepat adalah .
a. Pantun memiliki keragaman tema.
b. Pantun tersebut layak dibaca oleh kalangan pelajar.
c. Masalah politik dan budaya belum layak dibaca oleh kalangan remaja.
d. Remaja sangat disarankan untuk membaca pantun-pantun tersebut.
e. Perlu ada perbaikan terhadap tema-tema itu sehingga bisa selaras dengan
kehidupan remaja sebagai calon pembacanya.
3. Tema : Persahabatan
Spesifikasi tema : Saling membantu dalam persahabatan
Larik bagian isi pantun yang tepat untuk tema tersebut adalah
a. Jika sahabat kesusahan
Hendaklah kita datang membantu
b. Kita hidup bergotong-royong
Sesama tetangga saling membantu
c. Marilah kita bekerja sama
Agar pekerjaan menjadi ringan
d. Kita dapat saling berbagi
Dalam suka maupun duka
e. Tidak ada sahabat jahat
Semuanya akan membantu
4. …….
…….
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian
Larik sampiran yang tepat untuk pantun tersebut adalah
a. Selamat pagi selamat belajar
Selamat malam selamat tidur
b. Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
c. Kita ini sudah bersahabat
Janganlah lupa dengan kenangan
d. Tidak ada sahabat yang jahat
Hanya saja ada yang khilaf
e. Marilah makan acar
Agar gorengan terasa nikmat
A .pilihlah salah satu jawaban yag benar Bacalah teks berikut untuk menjawab
soal nomor 1 dan 2.
pada saat hari libur sekolah pertengahan Ramadan, saya memiliki pengalaman
yang menarik.saya pergi mudik bersama keluarga saya ke rumah kerabat di
daerah puwerkerto.saya dan keluarga sengaja pergi mudik pada awal libur
sekolah agar mudik kali ini saya dan keluarga merasa puas walaupun hanya
beberapa hari.pada hari minggu tanggal 12 agustus,saya dan keluarga akan pergi
mudik. Pada pukul 06.00,kami semua segera berkumpul di halaman rumah untuk
bersiap-siap pergi mudik .sedikit sedih hati ini Karena tidak semua keluarga di
bogor dapat mengikuti mudik kali ini.padahal,saya sangat berharap dapat
merayakan idul fitri bersama keluarga saya yang di puwerkerto dan keluarga di
bogor.
1. kaidah yang menjadi ciri khas dari cerita ulang pada cuplikan diatas
adalah. . . €
a. padahal
b. pada hari libur
c. kisah perjalanan
d. 12 agustus
e. pengalaman hidup
6. dahulu kala, peri dan manusia hidup berdampingan dengan rukun. Si peri
berguru pada sorang pertapa sakti. Selain peri ,guru itu mempunyai murid
laki-laki .murid laki-laki ini selalu iri pada peri karena kalah
pandai.namun,sang guru menyayangi kedua muridnya. Dan tidak pernah
membedakan mereka.
tabiat murid laki-laki itu dapat dinyatakan dengan ungkapan . . .
a. sempit hati d. merah hati
b. kecil hati e. berhati batu
c.besar kepala
7. Esoknya, pagi - pagi sekali kedua murid itu telah berada di hutan . murid laki-
laki dengan ceroboh mencabuti rumput dan tanaman kecil lainnya.tetapi
hasilnya sangat mengecewakan.air embun selalu tumpah sebelum dituang ke
cawan.sebalikya , peri dengan hati - hati menyerap embun dengan sehelai kain
lunak.perlahan diperasnya,lalu dimasuk ke cawan . hasilnya sangat
menggembirakan.tak lama kemudian, cawannya telah penuh peri segera
menemui gurunya dan memberikan hasil pekerjaannya. . . . .
cuplikan cerita dia atas mengandung suatu keteladanan bahwa . . .
a. bila pergi ke hutan harus selalu berhati –hati
b. setiap orang harus menghormati tabiat orang lain
c. kehati-hatian dapat membawa hasil yang menggembirakan
d. di dunia ada kalanya gembira ada kalanya kecewa
e. setiap pekerjaan harus di serahkan kepada atasan apapun hasilnya