Anda di halaman 1dari 15

BAYAM

Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke
seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.

Bayam menyukai iklim hangat dan cahaya kuat. Bayam relatif tahan terhadap pencahayaan
langsung karena merupakan tumbuhan C4. Batang berair dan kurang berkayu. Daun bertangkai,
berbentuk bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga tersusun majemuk
tipe tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga
di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bijinya berwarna hitam, kecil dan keras.

Penggunaan

Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam
bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalahartikan
menjadi "spinach" dalam bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film
kartun Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis sayuran daun lain - lihat Bayam (Spinacia).

Di tingkat konsumen, dikenal dua macam bayam sayur: bayam petik dan bayam cabut. Bayam petik
berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter) dan daun mudanya dimakan terutama
sebagai lalapan (misalnya pada pecel, gado-gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung. Daun
bayam cabut berukuran lebih kecil dan ditanam untuk waktu singkat (paling lama 25 hari), lebih
cocok untuk dibuat sup encer seperti sayur bayam dan sayur bobor. Bayam petik biasanya berasal
dari jenis A. hybridus (bayam kakap) dan bayam cabut terutama diambil dari A. tricolor. Jenis-jenis
lainnya yang juga dimanfaatkan adalah A. spinosus (bayam duri) dan A. blitum (bayam kotok).

Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lain (besi merupakan
penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita
anemia.

Beberapa kultivar A. tricolor memiliki daun berwarna merah atau putih dan dipakai sebagai tanaman
hias, meskipun dapat pula disayur. Jenis tanaman hias lainnya adalah A. caudatus karena tandan
bunganya berwarna merah panjang menggantung seperti ekor. Di tempat asalnya, bayam
dimanfaatkan bijinya (bayam biji) sebagai sumber karbohidrat. Biji ini sekarang juga populer sebagai
makanan diet karena tidak menyebabkan kegemukan.

Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai obat. Kebanyakan digunakan oleh masyarakat
sebagai salah satu alternatif memenuhi kebutuhan hidup.

Diantara berbagai macam jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, bayam adalah
salah satu diantaranya. Bayam yang memiliki nama ilmiah Amaranthus spp, berasal dari daerah
Amerika tropis. Tanaman ini awalnya hanya dimanfaatkan sebagai tumbuhan hias. Namun dalam
perkembangannya, tanaman bayam beralih fungsi menjadi bahan pangan yang kaya akan protein
dan zat besi. Tanaman bayam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad XIX di saat lalu lintas
perdagangan internasional mulai berjalan dan banyak orang luar negeri yang datang ke wilayah
Indonesia.

Saat ini total lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya bayam di Indonesia mencapai 31.981 hektar
yang tersebar di beberapa wilayah, yakni di Jawa Timur 3.022 hektar, di Jawa Tengah 3.479 hektar,
di Jawa Barat 4.273 hektar, sedang di propinsi lainnya sekitar 2.376 hektar. Produk bayam nasional
saat ini mencapai 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal/ hektar.

Tanaman dari family Amaranthaceae ini meski memiliki sekitar 800 spesies bayam, namun seringkali
hanya dibedakan atas 2 jenis, yakni bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar sendiri terdiri atas 2
macam, yakni bayam tanah (A. blitum L.) serta bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama dari bayam
liar, warna batangnya merah dengan daun yang kaku (kasap).

Sedang untuk jenis bayam budidaya juga dibedakan atas 2 macam, yakni: Bayam cabut yang juga
dikenal dengan bayam sekul atau bayam putih (A. tricolor L.), dengan ciri warna batangnya kemerah-
merahan atau hijau keputih-putihan, dan bunganya keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang
berbatang merah kerap disebut bayam merah, sedang yang berbatang putih sering disebut bayam
putih.

Jenis bayam budidaya yang kedua adalah bayam tahun yang sering disebut bayam skop atau bayam
kakap (A. hybridus L.). Ciri-ciri dari bayam ini, daunnya lebar-lebar. Bayam skop ini memiliki 2
spesies, pertama hybridus caudatus L., yang mempunyai daun agak panjang berujung runcing,
dengan warna hijau kemerah-merahan atau merah tua. Kedua, hibridus paniculatus L., dengan ciri
memiliki dasar daun yang lebar sekali, warnanya hijau, serta rangkaian bunganya panjang tersusun
teratur dan besar-besar yang tumbuh pada ketiak daun.
Syarat Pertumbuhan

Tanaman bayam paling cocok jika ditanam di daerah dataran dengan curah hujan yang juga cukup
tinggi hingga mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun. Selain itu, tanaman bayam juga membutuhkan
sinar matahari penuh, sehingga jika tempat tumbuhnya ternaungi, maka pertumbuhannya tidak
akan dapat maksimal. Namun demikian, untuk tanaman bayam yang pertumbuhannya sudah cukup
tinggi, angin kencang dapat menjadi musuh utamanya karena dapat merobohkan tanaman. Suhu
yang ideal untuk tumbuh kembangnya tanaman ini berkisar antara 16 20 derajat Celcius, dengan
kelembaban udara antara 40 - 60%.

Tanaman bayam akan tumbuh dengan baik jika ditanam di tanah yang gembur dan subur, dan
kandungan haranya terpenuhi. Bayam tergolong peka terhadap pH tanah. Jika pH tanah di atas 7
(alkalis), daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan (klorosis) dalam
pertumbuhannya. Sebaliknya, jika pH di bawah 6 (asam), bayam tidak akan tumbuh sempurna akibat
kekurangan beberapa unsur. Karena itu pH tanah yang ideal bagi tanaman bayam antara 6 - 7.

Bayam juga sangat membutuhkan air yang cukup dalam pertumbuhannya. Jika sampai kekurangan
air, maka pertumbuhannya akan terganggu. Untuk itu, tanamlah bayam pada akhir musim kemarau
atau di awal musim hujan.

Teknik Penanaman

Tanaman bayam dapat langsung di tanam di lahan tanpa melalui proses penyemaian. Namun hasil
yang diperoleh akan lebih baik jika melalui proses penyemaian karena benih yang ditanam terlebih
dahulu diseleksi kualitasnya. Untuk penanaman yang tanpa penyemaian, biji bayam yang disebarkan
langsung di atas bedengan, terlebih dahulu dicampur abu. Penyebarannya dilakukan menurut
barisan dengan arah membujur. Benih yang telah disebar selanjutnya ditutup tanah halus dan
disiram sampai basah. Waktu terbaik untuk melakukan penanaman adalah awal musim hujan.

Jarak tanam berkisar antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm, atau disesuaikan dengan tingkat
kesuburan tanah serta varietas bayam. Untuk setiap 1 hektar lahan, populasi tanaman berkisar
antara 30.000 - 60.000 tanaman.

Panen dan Pasca Panen

Tanaman bayam siap untuk dipanen pada umur 25 - 35 hari setelah tanam. Ketika itu, tinggi
tanaman antara 15 - 20 cm dan masih belum berbunga. Saat panen yang paling baik adalah pada
pagi atau sore hari, yakni di saat suhu udara tidak terlalu tinggi. Setelah panen pertama, dilanjutkan
dengan panen berikutnya setiap 3-5 hari sekali. Jika umur tanaman sudah sampai 35 hari, maka
seluruh tanaman bayam harus dipanen secara keseluruhan, sebab jika melampaui umur tersebut,
kualitas bayam akan menurun karena daun-daunnya menjadi kasar. Untuk setiap hektar lahan, hasil
panen bayam bisa mencapai 22.630 kg.
Bayam yang telah dipanen, harus diletakkan di tempat yang teduh atau tidak terkena sinar matahari
langsung, agar daunnya tidak layu. Setelah itu dilakukan penyortiran untuk memisahkan bayam yang
busuk atau rusak dengan bayam yang baik dan segar. Penggolongan terhadap bayam juga dilakukan
berdasarkan besar kecilnya daun. Selesai penyortiran atau bersamaan dengan penyortiran, bayam
diikat sesuai dengan kebutuhan pemasaran.

Bayam yang tidak langsung dipasarkan dapat disimpan selama 12 jam pada tempat terbuka, dan
proses penyimpanan dapat diperpanjang hingga 12 - 14 hari pada suhu dingin mendekati 0 derajat
Celcius.

Kandungan Gizi dan Manfaat Bayam untuk Kesehatan

Bayam merupakan makanan super dengan kandungan nutrisi yang banyak di dalamnya. Bayam
merupakan salah satu jenis sayuran yang dimanfaatkan daunnya untuk dikonsumsi. Daun bayam
biasa dimasak dengan cara dijadikan sayur bening. Namun sekarang ini olahan bayam semakin
beraneka, bahkan ada yang membuatnya menjadi keripik.

Kandungan nutrisi yang terdapat dalam 100 gram daun bayam adalah 2,3 gram protein; 3,2 gram
karbohidrat; 3 gram besi dan 81 gram kalsium. Bayam juga kaya akan berbagai macam vitamin dan
mineral, yakni vitamin A, vitamin C, niasin, thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium dan
magnesium.

Manfaat Bayam untuk Kesehatan

Kandungan nutrisi yang melimpah pada daun bayam menjadikannya sebagai sayuran yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

1. Baik untuk Diet

Jika sedang berada dalam program diet, maka bayam merupakan sayuran yang perlu untuk
dikonsumsi. Bayam mengandung 20 persen serat makanan baik untuk membantu pencernaan,
mencegah sembelit, mempertahankan gula darah rendah.

2. Melawan Kanker

Dalam daun bayam terdapat kandungan flavonoid, yaitu sebuah phytonutrisi yang memiliki sifat
anti-kanker. Sebuah studi menunjukkan bahwa flavonoid mampu mencegah terjadinya pembelahan
sel kanker pada perut, kanker prostat dan sel kanker kulit. Kandungan flavonoid pada bayam juga
terbukti menurunkan risiko kanker sebesar 34% terutama pada kanker payudara, kanker rahim.

3. Menjaga Kesehatan Mata

Mengkonsumsi bayam dapat membantu mata agar terhindar dari katarak dan degenerasi makula.
Hal ini berkat kandungan karotenoid, salah satu bentuk antioksidan yang baik untuk menjaga
kesehatan mata.
4. Menjaga Kesehatan Tulang

Selain baik untuk menjaga kesehatan mata, bayam juga mampu menjaga kesehatan tulang. Bayam
mengandung vitamin K tinggi, dalam setengah cangkir saja sudah memenuhi kebutuhan vitamin K
harian. Vitamin K ini sangat penting untuk mencegah pengeroposan tulang. Selain itu, masih ada
mineral lainnya seperti magnesium, seng, tembaga dan fosfor juga membantu menguatkan tulang.

5. Menjaga Kesehatan Kulit

Kandungan vitamin A yang tinggi pada bayam mampu menjaga kesehatan kulit dan menjaga
kelembaban pada lapisan epidermis, mengatasi jerawat, prosiasis hingga keriput.

6. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Satu cangkir bayam sudah bisa memenuhi kebutuhan gizi harian vitamin A. Melindungi dan
memperkuat "entry point" ke dalam tubuh manusia, seperti membran mukosa, saluran pernapasan,
saluran kemih dan usus. Juga merupakan komponen kunci dari limfosit atau sel darah putih yang
memerangi infeksi sehingga terhindar dari berbagai penyakit.

7. Anti-inflamasi

Bayam memiliki sifat alkalinitas yang tinggi. Sayuran ini merpakan pilihan yang sempurna bagi
penderita penyakit inflamasi, seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.

8. Mencegah penyakit Kardiovaskular

Sayuran ini merupakan sumber asam folat yang baik, juga mengandung choline dan inositol. Asam
folat berfungsi mengurangi homosistein, asam amino yang ditemukan dalam darah yang
bertanggung jawab terhadap tingginya resiko penyakit jantung. Sementara choline dan inositol
membantu mencegah pengerasan pembuluh darah.

9. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Bayam merupakan sayuran sumber kalium tinggi namun rendah kandungan sodiumnya.
Keseimbangan dua mineral ini sangat membantu pasien darah tinggi dalam menurunkan tekanan
darahnya. Kandungan asam folat dalam bayam juga turut andil dalam elastisitas pembuluh darah
sehingga sirkulasi darah menjadi lancar.

10. Menurunkan Risiko Diabetes

Mengkonsumsi bayam secara rutin membantu menjaga tingkat gula dalam darah agar tetap stabil.
Kandungan magnesiumnya sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes untuk mencegah terjadinya
komplikasi.

11. Mencegah Anemia

Bayam merupakan sayuran dengan kandungan zat besi yang tinggi, jadi sangat cocok bagi Anda yang
memiliki resiko tinggi terkena anemia. Zat besi membantu proses pembentukan sel darah merah
yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
12. Mengobati Gusi Berdarah

Pendarahan pada gusi bisa disebabkan oleh karena kekurangan vitamin C dan terlalu banyak asupan
gula halus dalam tubuh. Untuk mengatasinya, dapat mengkonsumsi bayam dengan wortel dibuat
jus.

13. Sumber Anti-oksidan

Bayam mengandung vitamin C, vitamin E, beta-karoten, mangan, seng, dan selenium yang berfungsi
sebagai antioksidan kuat. Mencegah terjadinya terjadinya osteoporosis, aterosklerosis, dan tekanan
darah tinggi.

14. Mencegah Pengapuran

Kandungan vitamin K pada bayam berperan penting dalam proses yang disebut karboksilasi. Ini
merupakan proses yang secara langsung mencegah kalsium dari pembentukan kapur dalam jaringan.
Mengkonsumsi satu cangkir bayam secara rutin dapat mencegah aterosklerosis, penyakit jantung,
dan stroke.

15. Saraf dan Otak

Kandungan vitamin K dari bayam juga berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem saraf dan
fungsi otak untuk sintesis sphingolipids (lemak penting yang membentuk selubung myelin di sekitar
saraf ).

16. Kesehatan Pencernaan

Kesehatan pencernaan dapat dijaga dengan rutin mengkonsumsi bayam. Kandungan vitamin A dan
vitamin C dari bayam dapat melindungi usus dan saluran cerna dari radikal bebas yang berbahaya
bagi tubuh. Sementara kandungan asam folatnya dapat mencegah kerusakan DNA dan mutasi pada
sel-sel usus.

17. Pertumbuhan

Zat besi merupakan mineral yang penting bagi pertumbuhan anak-anak dan remaja. Selain itu,
bermanfaat juga bagi ibu hamil yang rawan terkena anemia. Bayam mengandung kalori lebih banyak
namun tetap rendah lemak dan bebas kolesterol.

18. Mencegah Kelelahan

Selain meningkatkan kekebalan tubuh, bayam juga dapat mencegah rasa lelah tubuh akibat terlalu
banyak bekerja atau sehabis sakit. Mengkonsumsi bayam dapat meningkatkan jumlah energi, zat
besinya membantu meningkatkan produksi oksigen dalam tubuh.
SAWI

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya
sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies
Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.

Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok
parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih
(Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi
asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk
membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis
sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan
campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat
sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.

Sawi hijau atau Caisin (Brassica sinensis L.) adalah tanaman jenis sayuran yang dapat ditanam
disepanjang tahun. Sawi juga dapat hidup di berbagai tempat, baik di dataran tinggi maupun dataran
rendah. Namun, sawi kebanyakan dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian antara 5-
1200m dpl, baik di sawah, ladang, maupun pekarangan rumah. Sawi termasuk tanaman yang tahan
terhadap cuaca, pada musim hujan tahan terhadap terpaan air hujan, sedang pada musim kemarau
juga tahan terhadap panasnya cuaca yang menyengat, asalkan dibarengi juga dengan penyiraman
secara rutin.

Budidaya sawi hijau sebenarnya tidak terlalu sulit, karena prosesnya hampir sama dengan proses
budidaya tanaman lain yang masih dalam satu keluarga dengan sawi, yakni: broccoli, lobak, kubis
bunga serta kubis krop. Namun demikian, bukan berarti Anda boleh sembarangan dalam menanam
sawi hijau, karena akan memberikan hasil yang kurang maksimal, jika ada kesalahan dalam proses
penanaman.

Untuk bisa sukses bercocok tanam sawi hijau, berikut petunjuk praktis cara menanam sawi hijau
yang baik benar:

1. PEMBENIHAN

Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor pembenihan, karena benih
yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan bagus. Untuk setiap hektar
lahan tanam, dibutuhkan benih sawi sebanyak 750 gram. Pada umumnya benih sawi yang baik
memiliki bentuk bulat, kecil, warna kulit coklat kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin
mengkilap. Benih sawi yang akan digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki kualitas yang
baik. Jika benih tersebut didapat dari membeli, maka saat membeli harus diperhatikan lamanya
penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan tempat untuk menyimpan.

Perhatikan dan pastikan bahwa kemasan benih tersebut dalam kondisi utuh dan kemasan berbahan
alumunium foil. Jika benih yang digunakan didapat dari hasil penanaman, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah yang terkait dengan kualitas benih tersebut, misalnya tanaman yang bijinya
akan diambil untuk dijadikan benih harus berumur sekurang-kurangnya 70 hari. Tanaman sawi yang
akan dibuat benih harus terpisah dari tanaman sawi lainnya. Perhatikan pula proses yang lain yang
akan dilakukan, seperti proses penganginan, tempat untuk menyimpan dan pastikan benih yang
akan ditanam tersebut tidak lebih dari 3 tahun di tempat penyimpanan.

2. PENGOLAHAN TANAH

Secara umum proses pengolahan tanah untuk budidaya sawi hijau yang dimaksud adalah melakukan
penggemburan tanah dan pembuatan bedengan. Pengemburan tanah dilakukan lewat pencangkulan
guna memperbaiki struktur tanah, sirkulasi udara, dan pemberian pupuk dasar guna memperbaiki
fisik serta kimia tanah yang tujuannya untuk menambah kesuburan lahan. Tanah yang akan
digemburkan harus bersih dari semak belukar, rerumputan, bebatuan, atau pepohonan yang
tumbuh.

Tanah tersebut juga harus bebas dari benda yang menaunginya, karena tanaman sawi menyukai
cahaya matahari secara langsung. Kedalaman tanah yang dicangkul mencapai 20 sampai 40 cm.
Untuk penyiapan lahan, sebaiknya diberi pupuk organic, seperti pupuk kandang atau kompos
sebanyak 10 ton untuk setiap hektar lahan. Pupuk kandang maupun kompos diberikan saat
berlangsungnya penggemburan tanah agar pupuk organik tersebut dapat cepat merata dan
bercampur dengan tanah yang akan digunakan.

Untuk daerah yang memiliki pH terlalu rendah (asam), harus terlebih dahulu dilakukan pengapuran,
dengan tujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah. Pengapuran dapat dilakukan jauh hari
sebelum penanaman benih, kira-kira 2 - 4 minggu sebelum masa tanam. Jadi waktu terbaik untuk
melakukan penggemburan tanah antara 2 - 4 minggu sebelum lahan ditanami. Sedang untuk jenis
kapur yang dipakai adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

3. PERSEMAIAN/PEMBIBITAN

Persemaian tanaman sawi hijau dapat dilakukan melalui beberapa tahap:

a. Rumah Bibit

Dengan menggunakan bambu serta atap plastik polietilen, kita dapat membuat rumah bibit dengan
lebar 1,5 meter, tinggi bagian depan 1,3 meter dan tinggi bagian belakang 1 meter, sedang untuk
panjangnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bedengan pembibitan dibuat di lahan
seluas 80-120 cm

b. Penyemaian

Taburkan 2 kg pupuk kandang ditambah 20 kg urea, 10 gr Tsp, dan 7,5 gr Kcl di atas bedengan
pembibitan, dua minggu sebelum benih sawi ditaburkan. Setelah benih sawi ditabur, tutupi benih
tersebut dengan tanah halus setebal 1-2 cm

c. Transplanting

Transplanting dilakukan dengan mengisi panel semai pada media semai hingga penuh kemudian
dibasahi dengan air. Jika benih sudah berdaun 2-3 helai, tanaman sawi sudah dapat dipindah ke
panel semai. Untuk setiap satu lubang tanaman, isi dengan satu benih dan jangan lebih. Selanjutnya
simpanlah panel semai di dalam rumah bibit hingga siap tanam (3-4 minggu).

4. PENANAMAN

Seminggu sebelum proses penanaman, lakukan pemupukan terlebih dahulu dengan menggunakan
pupuk kandang sebanyak 10 ton untuk setiap hektar lahan, ditambah dengan TSP 100 kg, dan Kcl 75
kg. Benih yang telah disiapkan, ditanam di atas bedengan yang memiliki lebar 120 cm dan panjang
sesuai dengan ukuran tanah. Tinggi bedeng berkisar antara 20 - 30 cm, sedang jarak antar bedeng 30
cm. Untuk jarak tanam dalam bedengan adalah: 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Saat melakukan
penanaman, pilihlah terlebih dahulu bibit yang baik, pindahkan bibit tersebut dengan hati-hati,
lantas buat lubang berukuran 4 - 8 x 6 - 10 cm untuk menanam bibit sawi.
E. PEMELIHARAAN

a. Penyiraman

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah penyiraman. Penyiraman tergantung
pada musim. Jika musim penghujan datang dan curah hujan berlebihan, maka pengurangan air harus
dilakukan. Tetapi jika sebaliknya, yakni jika air kurang karena datangnya musim kemarau, maka
harus dilakukan penambahan air, agar kecukupan bagi tanaman sawi senantiasa terpenuhi. Jika tidak
terlalu panas, penyiraman dapat dilakukan sehari sekali, bisa pada pagi hari atau sore hari.

b. Perajangan , yaitu dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Penjarangan dilakukan
setelah 2 minggu penanaman.

c. Penyulaman, yakni tindakan penggantian tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit
dengan tanaman baru. Selain penyulaman, lakukan pula penyiangan sebanyak 2 - 4 kali selama masa
tanam, atau disesuaikan dengan keberadaan gulma pada bedengan. Penyiangan dapat dilakukan 1
atau 2 minggu setelah penanaman. Jika dirasa perlu, pada saat melakukan penyiangan, lakukan pula
penggemburan dan pengguludan tanah.

Selama proses pemeliharaan, perlu pula dilakukan pemupukan tambahan, yakni setelah 3 minggu
masa tanam. Pupuk yang diberikan berupa pupuk urea sebanyak 50 kg untuk setiap hektar lahan.
Cara pemupukan dapat dilakukan dengan melarutkan satu sendok teh (sekitar 25 gram) ke dalam 25
liter air. Larutan tersebut disiramkan di atas tanaman yang ada di bedengan seluas 5 m2 untuk setiap
takaran.

Untuk menanggulangi hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi, seperti kumbang
daun, ulat daun, dan penyakit busuk akar, dapat dilakukan secara mekanik. Usahakan untuk
menghindari pemakaian pestisida. Jika terpaksa, usahakan dipakai 2 minggu sebelum panen.

F. PANEN DAN PASCA PANEN

Pada umur 40-50 hari dari umur semai, tanaman sawi sudah dapat dipanen. Untuk tanaman yang
pertumbuhannya baik, disetiap satu hektar lahan dapat menghasilkan 1- 2 ton sawi hijau. Cara untuk
memanen sawi ada beberapa macam,, yakni: memotong pangkal batang, mencabut seluruh
tanaman, atau memetik daunnya satu per satu.

Beberapa aktifitas yang dilakukan pada pasca panen, diantaranya adalah:

1. Membawa hasil panen sesegera mungkin ke tempat yang teduh agar tidak cepat layu karena sinar
matahari,

2. Bersihan sawi tersebut dengan membuang tanah yang melekat pada sawi atau dengan memotong
bagian yang tidak penting, kemudian cucilah dengan menggunakan air guna memperpanjang
kesegaran sawi,
3. Sortir hasil panen dengan membuang kotoran gulma serta sawi yang kurang baik,

4. Sawi yang telah disortir tersebut selanjutnya disusun dengan posisi berdiri, dan tidak terlalu rapat,

5. Beri percikan air secukupnya agar sawi tidak layu dan siap dipasarkan.

Manfaat dan Kandungan Sawi.

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya
sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies
Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.

Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok
parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih
(Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi
asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk
membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis
sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan
campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat
sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia

Sawi yang biasanya menjadi sayuran pendamping mie atau pangsit yang enak itu mempunyai banyak
khasiat dan kandungan gizi yang banyak. Sawi Baik untuk Ibu Hamil, khasiat sawi luar biasa, mampu
menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker. Manfaat lainnya adalah
menghindarkan ibu hamil dari anemia.

Konsumsi sayur-sayuran sudah menjadi kebutuhan primer karena kandungan gizinya yang sangat
tinggi. Menurut Gladys Block, Ph.D, dari University of California di Berkeley, Amerika Serikat,
konsumsi sayuran hijau secara teratur dapat menyusutkan risiko penyakit kanker hingga separuhnya.

Dr. Joann Manson dari Harvard Medical Scholl menyebutkan bahwa konsumsi sayuran hijau dapat
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke, jantung koroner, dan hipertensi. Salah
satu jenis sayuran yang sangat populer di Indonesia adalah sawi.

Sawi sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat. Dalam bahasa Inggris, sawi dikenal dengan
istilah mustard. Dalam perdagangan internasional, sawi dikenal dengan beberapa istilah, yaitu green
mustard, Chinese mustard, Indian mustard, ataupun sarepta mustard.

Sawi umumnya dimasak dengan cara ditumis, oseng-oseng, asinan, atau digunakan sebagai
pelengkap pada mi ayam, bakso, dan gado-gado. Sawi termasuk ke dalam genus Brassica, spesies
Brassica juncea.

Cegah Osteoporosis

Sawi banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi
tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent
adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan
(dietaryfiber).

Vitamin K

Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3 mkg per cangkir. Konsumsi satu
cangkir sawi sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin K per hari.

Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga sering disebut
sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius,
seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh
faktor timbunan plak kalsium.

Vitamin K juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan kalsium di dalam tulang dan darah,
sehingga dapat menjaga tulang dari proses osteoporosis. Tanpa peran vitamin K, osteokalsin sebagai
protein tulang tidak dapat bekerja dengan normal.

Vitamin K juga dapat digunakan untuk menangani kanker karena dapat bertindak sebagai racun bagi
sel-sel kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel yang sehat.

Fungsi lain dari vitamin K adalah dalam mencegah penyakit alzheimer, pengontrolan kadar gala
darah, serta mencegah sitokin, pembawa pesan yang berperan dalam menyebabkan pembengkakan
sambungan tulang saat penuaan terjadi.

Vitamin A

Kadar vitamin A pada sawi juga sangat tinggi. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk memenuhi 84,9
persen kebutuhan tubuh akan vitamin A per hari. Vitamin A berperan menjaga kornea mata agar
selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang
dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi.

Kekurangan vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak larut
dalam air dan bukan mukus. Bila sel-sel epitel mengeluarkan keratin, selsel membran akan kering
dan mengeras, dan bila tidak segera diobati akan menyebabkan kebutaan.

Vitamin C

Kandungan vitamin C pada sawi hampir setara dengan jeruk. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk
memenuhi 59 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C per hari.

Peran utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan
senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan
vascular endothelium.

Vitamin C sangat penting perannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin
menjadi hidraksiprolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen penting.
Selain itu, vitamin C sangat berperan dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan
infeksi dan stres.
Asam Folat

Sawi juga sangat baik bagi ibu hamil karena mengandung asam folat yang cukup tinggi. Asam folat
dibutuhkan tubuh untuk mengatasi anemia yang sering terjadi pada ibu hamil. Selain itu, asam folat
merupakan koenzim untuk beberapa sistem enzim.

Salah satu peranan asam folat adalah biosintesis dan pemindahan satu satuan karbon seperti gugus
metil. Dengan demikian memungkinkan terjadinya sintesis metionin, kolin, dan penambahan gugus
metil pada pirimidin sehingga terbentuk timin. Senyawa terakhir ini merupakan salah satu
komponen penting dalam molekul DNA.

Peran asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein merupakan kunci pembentukan dan produksi
butir-butir darah merah normal dalam sumsum tulang. Asam folat juga terlibat dalam proses
oksidasi fenilalanin menjadi tirosin.

Kebutuhan asam folat pada orang dewasa mencapai 400 mkg perhari. Kebutuhan ini menjadi dua
kali lipat pada ibu yang sedang hamil dan bertambah 50 persen untuk ibu yang sedang menyusui.

Asam folat dan vitamin B6 dapat mereduksi homosistein di dalam tubuh. Homosistein dapat
mencegah terbentuknya ikatan silang pada kolagen, sehingga tulang menjadi lebih mudah keropos.

Vitamin E

Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel. The George
Mateljan Foundation (2006) menggolongkan sawi dalam kategori excellent sebagai sumber vitamin
E. Kebutuhan rata-rata vitamin E mencapai 10-12 mg/hari.

Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan balk untuk mencegah penuaan.

Unggul Serat, Kaya Mineral

Sawi juga memiliki keunggulan dalam hal serat pangan. Serat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan
kadar kolesterol dan gula darah. Di dalam saluran pencernaan, serat akan mengikat asam empedu
(produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja.

Semakin tinggi konsumsi serat, akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh
tubuh. Hal tersebut secara otomatis akan mengurangi kadar kolesterol. selain untuk mengendalikan
kolesterol, serat pada sawi juga sangat berguna mencegah diabetes melitus dan terjadinya kanker
kolon.

Kandungan mangan pada sawi juga termasuk dalam kategori excellent. Mangan sangat esensial
untuk proses metabolisme tubuh, sedangkan triptotan merupakan protein utama penghubung
antarsaraf dan pengatur pola kebiasaan (neurobehaviour} yang berdampak kepada pola makan,
kesadaran, persepsi atas rasa sakit, dan pola tidur.

Sawi juga memiliki kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan salah satu mineral terpenting yang
dibutuhkan tubuh. Konsumsi kalsium kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya
integritas tulang dan osteoporosis di usia dini, terutama pada wanita.
Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa
terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium
di dalam darah.

Mineral lain yang cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi
sangat berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur yang baik.

Tangkal Macam-Macam Kanker

Sawi merupakan jenis sayuran yang sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit,
terutama kanker. Hal itu disebabkan tingginya kadar senyawa fitokimia pada sawi, khususnya
glukosinolat. Di dalam tanaman, glukosinolat bereaksi dengan enzim mirosinase, menghasilkan
komponen aktif indol dan isotiosianat.

Indol dan isotiosianat berfungsi untuk mereduksi potensi kanker karena kemampuan kedua
komponen itu mengatur enzim yang berfungsi mendetoksifikasi hati. Indol dan isotiosianat juga
dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa karsinogenik (penyebab
kanker).

Sebuah penelitian yang dilakukan dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa
isotiosianat dapat menghambat sel kanker. Senyawa ini berasal dari senyawa glukosinolat yang
mengalami perubahan setelah sayuran digigit, dikunyah, dan dicerna.

Dari beberapa hasil studi epidemologi, Park dan Pezzuto (2002) melaporkan bahwa konsumsi
sayuran dari genus Brassica (termasuk sawi) dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, yaitu
kanker payudara, prostat, ginjal, kolon, kandung kemih, dan paru-paru. Konsumsi tiga porsi atau
lebih sayuran tersebut mampu menurunkan risiko kanker prostat dibandingkan dengan konsumsi
hanya satu porsi per minggu. Dilaporkan juga bahwa konsumsi sayuran Brassica sebanyak 1-2
porsi/hari mampu menurunkan risiko kanker payudara sebesar 20-40 persen.

Sawi juga bermanfaat untuk mencegah kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih merupakan
penyakit yang paling menakutkan. Tercatat 11.000 orang didiagnosis menderita kanker tersebut di
Inggris dan lebih dari 30 persen-nya meninggal akibat penyakit ini. Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Dr. Steven Schwartz dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat
memangkas sel kanker kandung kemih, khususnya sel agresif yang cenderung cepat menyebar ke
seluruh tubuh.

Sawi juga mengandung sulforafan yang juga bersifat antikanker. Sebuah publikasi pada Journal of
Nutrition pada tahun 2004 menunjukkan bahwa kandungan sulforafan yang banyak terdapat pada
golongan Brassica sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Paul Talalay,
farmakologis dari Johns Hopkins, menegaskan bahwa sulforafan diketahui mampu meningkatkan
produksi enzim fase II di dalam hati.

Enzim ini berperan mengangkut bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari senyawa
prokarsinogen dan membuangnya keluar dari sel.
Turunkan LDL, Naikkan HDL

Kandungan vitamin E, betakaroten, dan vitamin C pada sawi sangat baik untuk mencegah kolesterol
dan penyakit jantung. Ketiga zat tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya oksidasi
kolesterol LDL.

Kandungan vitamin B6, asam folat, dan magnesium pada sawi juga berpotensi untuk mencegah
penyakit jantung. Vitamin B6 dan asam folat dapat menghambat terbentuknya homosistein, yaitu
suatu senyawa yang mampu menyumbat pembuluh darah sehingga berpotensi menyebabkan
penyakit jantung.

Sebuah studi di Amerika Serikat pada tahun 1995 menunjukkan bahwa konsumsi asam folat 400
mikrogram per hari dapat mencegah 28.000 kematian setiap tahun akibat penyakit jantung.
Kandungan magnesium pada sawi juga dapat mencegah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Sawi juga mengandung niasin. Niasin dapat menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kadar
HDL (kolesterol baik). Niasin berperan dalam merangsang terbentuknya prostaglandin 12, yaitu
hormon yang membantu mencegah pengumpulan agregasi trombosit. Dengan demikian, niasin
dapat memperkecil proses ateroskerosis dan akhirnya menurunkan kemungkinan terjadinya
serangan jantung.

Kurang Baik bagi Penderita Ginjal

Sawi merupakan salah satu bahan pangan yang banyak mengandung oksalat. Kandungan oksalat
yang terlalu tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan kristalisasi yang menjurus pada terbentuknya
batu. Karena itu, mereka yang mempunyai gangguan terhadap ginjal sebaiknya menghindari
konsumsi sawi yang berlebihan.

Kandungan oksalat dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam tubuh. Kandungan vitamin C
yang tinggi pada sawi juga akan mendorong terbentuknya oksalat di dalam tubuh.

Sawi juga mengandung goitrogen, yaitu senyawa yang dapat menghambat fungsi kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid berfungsi untuk menghasilkan hormon tiroksin dari bahan baku mineral iodium.
Terhambatnya fungsi kelenjar tiroid akan menyebabkan terjadinya goiter (gondok).

Menurut Cahanar dan Suhanda (2006), meskipun belum memiliki data ilmiah secara pasti, proses
pemasakan pada sawi dapat menginaktivasi komponen goitrogen. Karena itu, tidak perlu khawatir
mengonsumsi sawi, sepanjang bahan tersebut telah dimasak hingga matang.

Anda mungkin juga menyukai