Anda di halaman 1dari 15

Bayam (Amaranthus spp.

) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi


daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun
sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat
besi yang penting.

Pemerian botani

Terna semusim yang menyukai iklim hangat dan cahaya kuat. Bayam relatif tahan
terhadap pencahayaan langsung karena merupakan tumbuhan C4. Batang berair dan
kurang berkayu. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah,
atau hijau keputihan. Bunga tersusun majemuk tipe tukal yang rapat, bagian bawah duduk
di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak
percabangan. Bijinya berwarna hitam, kecil dan keras.

Penggunaan

Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga
disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di Indonesia dan Malaysia,
bayam sering disalahartikan menjadi "spinach" dalam bahasa Inggris (mungkin sebagai
akibat penerjemahan yang dalam film kartun Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis
sayuran daun lain - lihat Bayam (Spinacia).

Di tingkat konsumen, dikenal dua macam bayam sayur: bayam petik dan bayam cabut.
Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter) dan daun
mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada pecel, gado-gado), urap, serta
digoreng setelah dibalur tepung. Daun bayam cabut berukuran lebih kecil dan ditanam
untuk waktu singkat (paling lama 25 hari), lebih cocok untuk dibuat sup encer seperti
sayur bayam dan

sayur bobor. Bayam petik biasanya berasal dari jenis A. hybridus (bayam kakap) dan
bayam cabut terutama diambil dari A. tricolor. Jenis-jenis lainnya yang juga
dimanfaatkan adalah A. spinosus (bayam duri) dan A. blitum (bayam kotok).

Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lain (besi
merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga
berguna bagi penderita anemia.

Beberapa kultivar A. tricolor memiliki daun berwarna merah atau putih dan dipakai
sebagai tanaman hias, meskipun dapat pula disayur. Jenis tanaman hias lainnya adalah A.
caudatus karena tandan bunganya berwarna merah panjang menggantung seperti ekor. Di
tempat asalnya, bayam dimanfaatkan bijinya (bayam biji) sebagai sumber karbohidrat.
Biji ini sekarang juga populer sebagai makanan diet karena tidak menyebabkan
kegemukan.

Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai obat.


Bayam (Spinacia)
Spinach

Bayam (Spinacia) dengan bunganya


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae
Genus: Spinacia
Spesies: S. oleracea
Nama binomial
Spinacia oleracea
L.

Bayam jenis Spinacia adalah sayuran yang dimakan daunnya, dari genus Spinacia. Di
Indonesia dapat dijumpai di supermarket dan lebih dikenal sebagai spinach (dari bahasa
Inggris), berbeda dengan bayam biasa (Amaranthus) yang banyak dikenal di Indonesia.
Spinacia tidak cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia karena cepat
berbunga sehingga tidak menumbuhkan banyak daun.

Pemakaian
Spinacia sering dipakai dalam masakan Eropa dan wilayah Laut Tengah. Daunnya yang
muda dapat dimakan mentah dan dijadikan salad. Dalam masakan India, sayur jenis
Spinacia ini sering dimasak dalam palak paneer dengan "paneer" (semacam keju), atau
aloo palak dengan kentang.

Sama seperti bayam biasa, spinacia yang dipanasi berulang-ulang bisa berbahaya untuk
anak di bawah 6 bulan. Untuk orang yang lebih dewasa, biasanya tidak ada masalah.
Pemanasan berulang-ulang mengoksidasi kandungan besi di dalam daun sehingga
ketersediaannya menurun dan dapat meracuni tubuh.

Perbedaan dengan bayam biasa


Walaupun sering disebut "bayam," sebetulnya Spinacia berbeda dengan bayam yang
dikenal. Rasanya pun berbeda.

Tidak jelas asal-usul kerancuan ini, tetapi penerjemahan tulisan "spinach" dalam film
kartun "Popeye" menjadi 'bayam' mempopulerkan kerancuan ini. Penerjemahan itu
sendiri dari sudut pandang ilmu gizi tidak terlalu salah karena keduanya sama-sama kaya
akan besi dan spinach bukanlah sayuran yang populer di Indonesia.

  BAYAM TAHUN (BAYAM SEKOP ATAU KAKAP)


  Family   AMARANTHACEAE
Deskripsi
Daunnya lebar-lebar. Varitas caudatus mempunyai daun agak panjang dengan ujung runcing dan berwarna hi
tua. Bunganya dalam rangkaian panjang dan terkumpul pada ujung-ujung batang. Varitas paniculatus daunny
berwarna hijau dengan rangkaian bunga panjang dan lebih teratur dari pada varitas caudatus serta rangkaian b
tersebar tiap-tiap ketiak daun (cabang). Bayam tahun biasa ditanam dipinggir pekarangan rumah dan dipungu
(ujung cabang) saja, walaupun dapat pula diusahakan sebagai bayam cabutan.
Manfaat
Bayam sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Sebagian orang berpendapat bahwa bayam mempunyai rasa en
dapat memberikan rasa dingin di perut. Sedangkan sebagian lagi mengatakan bahwa bayam adalah sayuran y
komplet, daunnya cenderung akan terasa seperti bubur bila terlalu lama dimasak, dan berkandungan besi terla
Terlepas dari kedua pendapat itu, sebenarnya bayam merupakan sayuran yang banyak mengandung vitamin d
garam mineral yang dibutuhkan tubuh manusia KANDUNGAN GIZI BAYAM Kandungan gizi (flap 100 g b
Kalori 36 kal Protein 3,5 g Lemak 0,5 g Hidrat arang 6,5 g Vitamin B1 908 mg Vitamin A 6.090 SI Vitamin
Kalsium (Ca) 267 mg Fosfor (P) 67 mg Besi (Fe) 3,9 mg Air 86,9 g Sumber : Rusli Hukum dan Sri Kuntarsih
Syarat Tumbuh
Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja baik pada waktu musim hujan ataupun kemarau. Tanaman ini kebu
cukup banyak sehingga paling tepat ditanam pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober-November.
ditanam pada awal musim kemarau, sekitar bulan Maret-April. Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang ge
cukup subur. Apalagi untuk bayam cabut, tekstur tanah yang berat akan menyulitkan produksi dan panennya.
ber-pH antara 6-7 paling disukai bayam untuk pertumbuhan optimalnya.
Pedoman Budidaya
Benih Bayam diperbanyak melalui biji. Hanya biji bayam tua yang baik dijadikan benih. Bila benih masih mu
simpannya hanya sebentar dan daya tumbuhnya cepat turun. Benih yang berasal dari tanaman yang berumur
bulan daya simpannya dapat mencapai satu tahun. Benih diperoleh dengan membiarkan beberapa batang tana
berbunga dan berbuah. Buah dijemur hingga kering lantas dirontokkan. Kebutuhan benih bayam per 10 m2 a
sekitar 2-5 kg/ha lahan. Penanaman Penanaman bayam tidak melalui persemaian lagi. Biji langsung disebar d
hingga besar. Mula-mula tanah diolah hingga gembur. Kedalaman pencangkulan untuk bayam cabut ialah 20
petik 30 cm. Lantas tanah dibuat bedengan berukuran lebar 1 m. Panjang bisa dibuat 5 m atau lebih. Antar be
parit dengan lebar sekitar 30 cm. Tambahkan pupuk kandang pada bedengan. Tepi bedengan dibuat lebih ting
bayam yang halus tidak terbawa oleh air hujan. Sebelum ditebar biji bayam yang berukuran halus diaduk rata
gosok atau pasir. Maksudnya agar bibit tak licin di tangan sehingga mudah ditebar secara merata. Penyebaran
cara barisan atau merata ke semua arah. Setelah ditebar tutupi dengan lapisan tanah tipis-tipis. Lakukan peny
ekstra hati-hati agar bibit tak berceceran terkena percikan air siraman. Lima hari setelah ditebar benih akan tu
tanaman muda.
Pemeliharaan
Pemeliharaan Tanaman muda harus disiram secara teratur. Saat hujan jarang turun penyiraman
harus lebih diperhatikan. Senantiasa gunakan gembor halus untuk menyiram karena air siraman
yang terlalu deras atau kuat bisa merubuhkan tanaman bayam yang batangnya memang tak
begitu kokoh. Rumput-rumput yang tumbuh dicabut. Penyiangan dengan kored pada lahan
bayam kebanyakan di luar areal pertanaman atau pada parit/tepi bedengan. Sedangkan rumput
yang tumbuh di sela-sela tanaman lebih baik dicabut dengan tangan karena tak akan terlalu
merusak tanaman bayam. Penjarangan dilakukan setelah tanaman tumbuh agak besar. Tanaman
yang tumbuh terjepit, kalah bersaing, batang bengkok, dan sebagainya dicabut. Kadang-kadang
beberapa petani tidak melakukan penjarangan pendahuluan. Penjarangan dilakukan sekaligus
dengan panen pertama. Cara ini kurang baik bila menginginkan kualitas bayam yang bagus.
Pemupukan Dosis pupuk kandang yang diberikan per hektar ialah 10 ton. Selain itu tambahkan
juga pupuk Urea 150 kg, TSP 100 kg, dan KCl 75 kg per hektar. Pupuk kimia disebar di sebelah
kiri-kanan tanaman. Bila tanaman bayam ditanam dalam barisan teratur, pupuk ditaruh 5 cm dari
kiri dan kanan tanaman. Pupuk diberikan 7 hari setelah benih disebar.
Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang bayam antara lain ulat daun. Ulat ini meninggalkan bekas gigitan
pada daun berupa lubang-lubang atau pinggiran yang tak rata sebagai gejala serangan. Selain itu
kutu daun (Myzus persicae) sering mengisap cairan daun bayam. Ciri serangannya daun
melengkung dan berpilin. Serangan berat menyebabkan daun rontok, pertumbuhan tanaman
lambat dan kerdil. Pengendaliannya dapat menggunakan insektisida biologis seperti Bacillus
thurinoiensis (Dipel WP) dengan dosis 1 g/1 air. Bisa pula dengan menyemprotkan Diazinon
dengan dosis 1-2 cc/1 air. Saat bayam masih muda sering diserang oleh penyakit rebah
kecambah. Gejalanya ditunjukkan oleh pertumbuhan kecambah yang tidak normal, berbatang
lemah, dan rebah. Penyebabnya adalah cendawan Rhizoctonia solani. Pengendalian penyakit
oleh cendawan pada bayam dengan menggunakan fungisida Dithane M 45.
Panen dan Pasca Panen
Bayam petik dipanen berkali-kali. Setelah 1-1,5 bulan setelah tanam pemetikan awal boleh
dimulai. Selanjutnya tanaman dibiarkan tumbuh kembali. Seminggu kemudian bisa dipetik lagi.
 

Edible Amaranth Article - Artikel Tentang Bayam


Prolog :
The spinach was the vegetables crop that was known by the name of scientific
Amaranthus spp. Said "amaranth" in significant Greek "everlasting" (eternal). The
spinach crop came from the American area the tropics. The spinach crop was originally
known as plants decorated. In the further development. The spinach crop was promoted
as the source foodstuff of protein, especially for developing countries. Suspected the
spinach crop entered Indonesia in the XIX age when the trade traffic in the country
outsider entered the Indonesian territory.

The centre of planting of the spinach in Indonesia was West Java (4.273 hectare), Central
Java (3.479 hectare), and East Java (3.022 hectare). The other province was in the range
of the harvest of the area between 13.0-2.376 hectare. In Indonesia the total area of the
spinach harvest reached 31.981 hectare or occupied the 11th place from 18 commercial
vegetables kinds that were cultivated and produced by Indonesia. The national spinach
product as big as 72.369 ton or in general 22,63 kuintal per hectare.

I. UMUM

1.1. Sejarah Singkat


Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp.
Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam
berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan
hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan
pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman
bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar
negeri masuk ke wilayah Indonesia.

1.2. Sentra Penanaman


Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah
(3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar). Propinsi lainnya berada pada kisaran luas
panen antara 13.0-2.376 hektar. Di Indonesia total luas panen bayam mencapai 31.981
hektar atau menempati urutan ke-11 dari 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan
dan dihasilkan oleh Indonesia. Produk bayam nasional sebesar 72.369 ton atau rata-rata
22,63 kuintal per hektar.

1.3. Jenis Tanaman


Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies
bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam
dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar dikenal 2
jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama
bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).

Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:

a. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri-ciri bayam
cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih-
putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang
batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut
bayam putih.
b. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri-ciri bayam ini
adalah memiliki daun lebar-lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:

1. A. hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung


runcing, berwarna hijau kemerah-merahan atau merah tua, dan bunganya
tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.

2. A. hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali,


berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan
besar-besar pada ketiak daun.

Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja,
Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul adalah
Cempaka 10 dan Cempaka 20.

1.4. Manfaat Tanaman

Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua
lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan
sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan
sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi
maupun pelayanan kesehatan masyarakat.

Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar
bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun dan bunga
bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan sampai batas
tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan pengobatan
luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam digunakan untuk
bahan makanan dan obat-obatan. Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur
penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam
berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang berlebihan pada wanita yang
sedang haid.

II. SYARAT PERTUMBUHAN

2.1. Iklim

a. Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya
untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
b. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya
juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa
mencapai lebih dari 1.500 mm/tahun.
c. Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar
matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi
(ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang
mendapat sinar matahari penuh.

d. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16-20 derajat C.

e. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40-60%.

2.2. Media Tanam

a. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang
sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
b. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7
(alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning-
kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam
akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok
adalah antara 6-7.

c. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam
termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya.
Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya.
Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.

d. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15-45 derajat.

2.3. Ketinggian Tempat


Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam.
Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

3.1.1. Persyaratan Benih


Benih/biji yang baik untuk bertanam bayam adalah dapat memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a) berasal dari induk yang sehat,
b) bebas dari hama/penyakit,
c) daya kecambah 80 prosen, dan
d) memiliki kemurnian benih yang tinggi.

Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih/bibit yang digunakan kalau
bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama dan penyakit.
3.1.2. Penyiapan Benih
Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu
yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1
hektar berkisar antara 5-10 kg, atau 0,5-1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada
waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus
dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa-
sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000-40000
tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1-2 kg benih.

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih


Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan
penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi.
Benih bayam disebar merata atau berbaris-baris pada tanah persemaian dan ditutup
dengan selapis tanah tipis.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian


Dalam pemeliharaan benih/bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati.
Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang
digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang
hama/penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.

3.1.5. Pemindahan Bibit


Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7-14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot
yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi
dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1). Bibit
dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7-14 hari setelah dipotkan, bibit
tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.

3.2. Pengolahan Media Tanam

3.2.1. Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang
sesuai yaitu antara 6-7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan pH-
meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman bayam, apakah perlu
dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam dan sebaiknya pada awal
musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan yang akan ditanami dan akan
melakukan sistem polikultur atau monokultur. Dan berapa banyak kebutuhan benih untuk
dapat memenuhi produk bayam yang diinginkan.

3.2.2. Pembukaan Lahan


Lahan yang akan ditanami dicangkul/dibajak sedalam 30-40 cm, bongkah tanah dipecah
gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan
kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.

3.2.3. Pembentukan Bedengan


Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm atau
160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat parit antar
bedengan selebar 20-30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada bedengan dibuat
lubang-lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar lubang (dalam barisan)
40-50 cm.

3.2.4. Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk menaikkannya.
Pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian atau Calcit maupun Dolomit. Pada tipe
tanah pasir sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5 diperlukan ± 988 kg kapur
pertanian/ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran kebutuhan kapur pertanian pada
tanah lempung berpasir hingga liat berlempung ialah antara 1.730-4.493 kg/hektar.
Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, dapat digunakan tepung Belerang (S) atau
Gipsum, biasa sekitar 6 ton/hektar. Cara pemberiannya, bahan-bahan tersebut disebar
merata dan dicampur dengan tanah minimal sebulan sebelum tanam.

3.2.5. Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan
dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan
disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk
pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan
memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan
dengan jenis tanaman dan keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar
10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan sekitar 1-2 kg per
lubang tanam.

3.2.6. Pemberian Mulsa


Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam penanaman perlu
dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan penggunaan plastik ini dapat
mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk gangguan gulma dan lainnya.

3.3. Teknik Penanaman

3.3.1. Penentuan Pola Tanam


Jarak tanam untuk tanaman bayam adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm.
Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis
bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000-60.000 tanaman.
Pola tanam untuk bayam cabut adalah monokultur. Dalam satu hamparan lahan biasanya
ditanam berbagai jenis tanaman dengan pola mosaik (perca), yaitu berbagai tanaman
ditanam monokultur pada petak-petak tersendiri. Tanaman lainnya tadi antara lain seperti
kakngkung (darat), selada, lobak, paria, kemangi dan sayuran lalapan lainnya.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam


Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di pukul-pukul
sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60-80 cm dan jarak antar
lubang (antar barisan) 40-50 cm.
3.3.3. Cara Penanaman
Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan penyemaian
terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan
langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm dan arahnya
membujur dari Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dengan tanah
halus dan disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik adalah pada awal
musim hujan. Dengan penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik karena
benih diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.

3.4. Pemeliharaan Tanaman

3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman


Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan
terjadi pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat
karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan
sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang
disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati/terserang penyakit, maka
perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman dengan yang baru. Caranya
dengan mencabut dan apabila terserang penyakit segera dimusnahkan agar tidak menular
ke tanaman lainnya. Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan
rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan produksi bayam antara
30-65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang
digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan
dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan. Disamping itu
pencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.

3.4.3. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

3.4.4. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan perempalan tunas-
tunas liar dan pemasangan ajir/turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak
rebah.

3.4.5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon
tanaman sekitar 0,4-0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15-
30 ton. Untuk pertanaman di dataran rendah bekas sawah, pupuk organik tidak diberikan,
tinggi bedengan perlu ditambah dan dalamnya parit antar bedengan perlu diperdalam.
Pupuk organik yang diberikan adalah pupuk N (Urea sekitar 250 kg/ha atau ZA 500
kg/ha) cara dilarutkan dalam air ± 25 gram/10 liter air, TSP 300 kg/ha dan KCl 200
kg/ha. N diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan yang setengahnya
lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Apabila ternyata nanti pertumbuhan tanaman
kurang subur, dapat dipertimbangkan untuk memberi pupuk N susulan dengan takaran
sekitar 125 kg/ha, interval sekitar 30 hari dan dihentikan 30 hari sebelum panen. Pupuk P
diberikan sekali pada waktu tanam, sedangkan pupuk K diberikan dua kali, setengah
takaran pada waktu tanam dan setengah lagi pada umur 30 hari setelah tanam.

3.4.6. Pengairan dan Penyiraman


Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1-2 kali
sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman
bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar
air siramannya merata.

3.4.7. Waktu Penyemprotan Pestisida


Jenis pestisida yang digunakan untuk tanaman bayam adalah Dithane M-45 dengan dosis
1,5-2 gram/liter air, Ambush 2 EC atau Lannate 2 EC dengan konsentrasi 2 gram per liter
air. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot berupa tangki
sprayer. Cara penyemprotan yaitu jangan dilakukan ketika angin bertiup kencang dan
jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat
akan hujan dan sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan dilakukan
pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut untuk
menghindari matinya lebah atau serangga lainnya yang menguntungkan.

3.5. Hama dan Penyakit

3.5.1. Hama

a. Serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)


Gejala: daun berlubang-lubang. Pengendalian: pestisida/cukup dengan
menggoyangkan tanaman.
 
b. Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida/cukup dengan
menggoyangkan tanaman.
 
c. Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida/cukup dengan
menggoyangkan tanaman.
 
d. Serangga lalat (Liriomyza sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida/cukup dengan
menggoyangkan tanaman.

3.5.2. Penyakit

a. Rebah kecambah
Penyebab: cendawan Phytium sp. Gejala: menginfeksi batang daun maupun
batang daun. Pengendalian: Fungisida
 
b. Busuk basah
Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak-bercak putih.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
 
c. Karat putih
Penyebab: cendawan Choanephora sp. Gejala: menginfeksi batang daun dan
daunnya. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.

3.5.3. Gulma

Jenis gulma: rumput-rumputan, alang-alang. Ciri-ciri: tumbuh mengganggu tanaman


budidaya. Gejala: lahan banyak ditumbuhi pemila liar. Pencegahan: herbisida

3.6. Panen

3.6.1. Ciri dan Umur Panen


Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25-35 hari setelah tanam.
Tinggi tanaman antara 15-20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik
adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.

3.6.2. Cara Panen


Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih
tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk
tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik dengan penjarangan.

3.6.3. Periode Panen


Panen pertama dilakukan mulai umur 25-30 hari setelah tanam, kemudian panen
berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen
seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah;
daun-daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.

3.6.4. Prakiraan Produksi


Produksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.

3.7. Pascapanen

3.7.1. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang
teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan


Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam
yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya
besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu diikat besar-besar maupun langsung degan
ukuran ibu jari.

3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat
terbuka (suhu kamar) menjadi 12-14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0
derajat C, misalnya dengan remukan es.

3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan


Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan
menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar
matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti
mobil atau gerobak.

3.7.5. Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan
melalui selang maupun pancuran.

3.7.6. Penanganan Lain


Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah
tidak boleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam
terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak
enak, dan kandungan vitamin C-nya menguap (menghilang).

MENANAM BAYAM

Bayam adalah sejenis sayuran daun yang mengandungi vitamin A, B dan C dan zat-zat
galian seperti kalsium dan besi.  Terdapat dua jenis bayam iaitu :-

1. Jenis berwarna hijau.  Jenis ini berdaun lebar dan kadang akla berdaun bujur.
2. Jenis berwarna hijau keunguan dan kemerahan.

Bayam sesuai ditanam dipelbagai jenis tanah terutama tanah gembur liat ringan dan
tanah liat berpasir.  Tanah yang kaya dengan bahan organik, mempunyai saliran yang
baik dan mempunyai kemasaman tanah diantara 5.5 - 6.5 adalah paling sesuai.

Menyedia Batas

Bajak dan gemburkan tanah sebelum menyediakan batas.  Ukuran batas ialah 120 cm
lebar, 20-30 cm tinggi dan 760 cm panjang.  Jarak antara batas ialah 46 cm.  Buat tiga
alur kecil memanjang di permukaan batas.

Menanam

Bayam ditanam terus dengan menggunakan biji benih.  Oleh kerana biji benih bayam
berkeadaan halus, gaulkan biji benih dengan pasir atau tanah peroi sebelum disemai. 
Kemudian taburkan sama rata ke dalam alur-alur di atas batas.  Selepas 2-3 hari anak
benih akan cambah.  Jarakkan mengikut ukuran yang disyorkan ialah 8-10 cm antara
pokok dan 2-3 cm antara barisan.  Sebanyak 6-7 kg biji benih diperlukan untuk 1 hektar.

Bayam boleh juga disemai di dalam tapak semaian sebelum diubah ke batas.  Sebelum
menyemai gaulkan biji benih dengan racun kulat seperti Thiram dengan kadar 3 kg.
Thiram dengan 1000 gm biji benih untuk mencegah penyakit melecuh.  Lebih kurang 12
hari selepas menyemai, siram anak-anak benih dengan baja larutan Urea sebanyak 4
gm dalam seliter air.  Sungkupan penuh dibuat 3 hari selepas menyemai.  Ubah dan
tanam anak-anak benih ke atas batas yang telah disediakan selepas 3-4 minggu
disemai.

Penjagaan

Baja organik seperti tahi ayam boleh digunakan sebagai baja asas.  Baja ini digaulkan
ke dalam batas.  Lebih kurang 5 tan metrik baja ini diperlukan untuk sehektar.  Sebagai
panduan, kadar pembajaan yang disyorkan oleh MARDI (100 kg N, 23 kg P205, 144 kg,
K20/ha) boleh diamalkan:-

 4 hari dan 10-14 hari lepas mengubah


 Gunakan 240 gm Sulphate of Amonia, 24 kg Triple Superphosphate dan 120 kg
Muriate of Potash untuk sehektar.

 Baja digaul dan ditabur diantara lorong-lorong pokok

Menyiram

Bayam memerlukan air yang banyak untuk pembesarannya.  Dalam musim panas dua
kali siraman adalah memadai.

Sungukupan

Sungkupan diletakkan di atas batas selepas menabur benih atau mengubah.  Gunakan
pelepah kelapa atau rumput-rumput kering sebagai bahan sungkupan.  Sungkupan
boleh mengawal kehilangan air, mengawal pertumbuhan rumput-rampai serta
memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.

Merumput

Kawalan rumput rumpai dilakukan sepanjang masa.  Merumput boleh dilakukan dengan
tangan.

Musuh
 

Jenis Musuh Kerosakan Kawalan


Ulat memotong batang Sembur racun serangga seperti
Ulat pangkas
anak benih diparas Trichlorphon dengan kadar 0.1% bahan
(Agrotis ypsilon Rott.)
permukaan. aktif di sekeliling anak-anak benih.
Sembur dengan racun serangga seperti
Ulat ratus
Larvanya memakan daun. Trichlorphon dengan kadar 0.1% bahan
(Prodenia litura F)
aktif.

Penyakit

Jenis Musuh Kerosakan Kawalan


Terdapat tompok-tompok putih Amalkan tanaman giliran.  Tiada
Hawar melecuh pada daun.  Bayam jenis daun kawalan kimia yang berkesan.  Tanam
(Cysstobus bliti.) bujur adalah lebih tahan bayam pada kawasan baru yang bebas
kepada penyakit ini. daripada penyakit.
Tanam di tanah yang mempunyai saliran
Penyakit ini disebabkan kulat.
Lecuh anak benih elok.  Amalkan giliran.  Elakkan
Bahagian pangkal pokok
(Phythium menyiram berlebihan.  Gaulkan 3 gm
menjadi
aphanidermatum) Thiram (80 WP) dengan 100 gm biji
reput dan pokok akan mati.
benih sebelum menyemai.

Memungut

Bayam boleh dipungut 3-4 minggu selepas ditanam atau apabila pokok mencapai 20-25
cm tinggi.  Kutipan dibuat 3-7 hari sekali.  Pokok dicabut atau dipotong batangnya.

Pengendalian Lepas Tuai:


 

Anda mungkin juga menyukai