Terna besar-besar, perenial, dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti umbi.
Daun pada batang diatas tanah, besar, lebar, bertulang menyirip dengan ibu tulang yang nyata,
tangkai daun pada pangkal melebar menjadi upih. Bunga banci, zigomorf atau lebih sering
asimetrik, besar dengan warna cerah dan menarik, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan
atau malai. Hiasan bunga terdiri atas kelopak dan mahkota, masing-masing berbilangan 3, daundaun kelopak bebas tersusun seperti genting, daun-daun mahkota berlekatan pada pangkalnya.
Buah dengan kelopak yang tidak gugur dibagian atasnya, berupa buah kendaga yang membuka
dengan rusaknya dinding yang kemudian menjadi kasap berbenjol-benjol. Biji banyak, bulat,
endosperm keras, dan lembaga kecil. Untuk familia Cannaceae ini diwakili oleh tanaman Canna
indica (Bunga Tasbih)
distribusi seksnya monoceus. Bunga tasbih berkhasiat untuk menurunkan hipertensi, serta
menurunkan panas. Selain itu tanaman ini juga dapat digunakan untuk mengatasi keputihan,sakit
kuning, batuk darah, radang kulit bernanah, dan lain sebagainya. (Tjitrosoepomo. 2009: 122)
Salah satu jenis tanaman yang memiliki potensi baik untuk tumbuh di Indonesia adalah
jenis tanaman umbi-umbian. Jenis tanaman ini banyak tumbuh karena iklim dan kondisi
tanah di Indonesi sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tersebut. Salah satu dari jenis umbi-umbian yang tumbuh dengan baik di Indonesia
tersebut adalah tanaman umbi ganyong. Ganyong termasuk ke dalam tanaman yang
tumbuh dalam jangka waktu dwi tahunan (dua musim) atau sampai beberapa tahun.
Hanya saja setelah masa aktifnya, tanaman ini akan mengalami masa istirahat, ditandai
dengan daunnya yang mengering, kemudian tanamannya hilang sama sekali dari
permukaan tanah (tidak tumbuh). Tanaman umbi ganyong memang tidak sepopuler jika
dibandingkan dengan ubi kayu atau ubi jalar, yang selama ini pemanfaatannya juga
hanya sebatas direbus atau digoreng. Proses pengolahan umbi ganyong yang sudah
mulai dikembangkan sekarang ini adalah tepung ganyong.
Permasalahan yang mendasar dalam pengolahan umbi ganyong menjaditepung
ganyong adalah ketersediaan bahan baku yang masih kurang. Pada saat ini jumlah
produksi ganyong pun belum diketahui secara pasti karena penanamnya belum
dibudidayakan dengan baik. Padahal bila diperhatikan umbi ganyong termasuk bahan
pangan non beras yang cukup bergizi tinggi, khususnya kandungan fosfor, kalsium, dan
karbohidrat. Ganyong memiliki komponen kimia berupa serat pangan dengan kadar
yang cukup tinggi sehingga sangat baik dicerna oleh usus bayi atau orang yang sakit.
Cara membuat tepung ganyong dengan kualitas baik adalah menggunakan cara basah,
yaitu dengan cara mengendapkan pati ganyong yang telah dikeringkan sebelumnya
menggunakan oven atau sinar matahari. Dengan mengolahnya menjadi bentuk tepung,
maka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk berbagai produk olahan pangan,
salah satunya adalah bubur instan.
Bubur instan adalah produk bubur yang memiliki komponen penyusun bubur yang
bersifat instan dan memiliki tekstur lunak sehingga mudah untuk dicerna oleh usus.
Bubur instan ini termasuk ke dalam jenis pangan instan yang disajikan dalam waktu
relatif singkat. Kebanyakan jenis pangan instan terdapat dalam bentuk kering
(konsentrat) dan mudah larut walau hanya ditambah dengan air hangat atau air dingin
saja. Bahan baku utama untuk membuat bubur adalah karbohidrat, yaitu yang diperoleh
dari tepung ganyong dan beberapa bahan campuran seperti beras merah, kacang hijau,
santan, susu, dan lain-lain. Setelah itu, proses selanjutnya adalah melakukan instanisasi
terlebih dahulu pada beberapa komponen penyusun bubur. Proses instanisasi dilakukan
dengan memasak biji-bijian atau komponen penyusun yangtelah berbentuk tepung
menjadi sebuah adonan kental. Campuran adonan ini kemudian dikeringkan
menggunakan alat pengering. Hasil dari pengeringan ini lalu dihancurkan dengan pisau
sehingga menghasilkan bubuk bubur instan berukuran 60 mesh. Sebaiknya, untuk
memperpanjang umur simpan dari bubur instan, simpanlah pada wadah tertutup rapat.
A. Latar Belakang
Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi
serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian
cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan
serealia dan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat.
Untuk mengatasi kelangkaan pangan harus dicarikan alternatif bahan
pangan yang lain tetapi dengan kadar karbohidrat tidak kalah dengan beras.
Namun umbi-umbian yang biasanya hanya dihidangkan dalam rebusan atau
kukusan membuat orang tidak bernafsu untuk mengkonsumsinya.
Ganyong
(Canna
discolor L.
syn. C.
edulis, suku kana-kanaan
atau Cannaceae) adalah sejenis tumbuhan penghasil umbi yang cukup
populer namun kelestariannya semakin terancam karena tidak banyak orang
yang menanam dan mengonsumsinya. Umbi ganyong mengandung pati,
meskipun tidak sebanyak ubi jalar. Umbi yang dewasa dapat dimakan
dengan mengolahnya lebih dulu atau untuk diambil patinya. Sisa umbinya
yang tertinggal setelah diambil patinya dapat digunakan sebagai kompos.
Sementara pucuk dan tangkai daun muda dipakai untuk pakan ternak. Bunga
daunnya yang cukup indah dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Kita
mengenal Ganyong dengan banyak nama daerah. Ada yang menyebut
sebagai buah tasbih, ubi pikul, ganyal, ganyol, atau pun sinetra.
Sedangkan nama asingnya quennsland arrowroot. Sementara ini,
sekurangnya ada dua provinsi sebagai sentral Ganyong, yakni Jawa Tengah
(Klaten, Wonosobo, dan Purworejo), dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang,
Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang).
Pemanenan Ganyong bergantung tujuan penggunaannya. Bila untuk
umbi rebus yang langsung dimakan, maka petiklah Ganyong muda berumur
6-8 bulan. Sebaliknya, jika akan digunakan untuk pembuatan produk pati
atau tepung bisa dipanen tua (15-18 bulan)
Kingdom
: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio
Divisio
: Magnoliophyta (berbunga)
Kelas
Sub-kelas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Familia
: Cannaceae
Genus
: Canna
Spesies
1) Bunga
2) Daun
3) Akar (umbi)
Berdasarkan sumber dari Direktorat Gizi Depkes RI, 1981, setiap 100
gram Ubi Ganyong mengandung:
KOMPONEN
KADAR
Kalori
95,00 kal
Protein
1,00 g
Lemak
0,11 g
Karbohidrat
22,60 g
Kalsium
21,00 g
Fosfor
70,00 g
besi
1,90 mg
Vitamin B1
0,10 mg
Vitamin C
10,00 mg
Air
75,00 g
Agar agar adalah jenis makanan yang berbentuk koloid atau padatan
kenyal yang biasanya terbuat dari rumput laut. Agar agar sangat disukai
anak-anak karena memiliki bentuk dan rasa yang menis. Sifatnya yang dapat
dibuat sesuai kemauan sang pembuatnya membuat agar agar dapat dengan
mudah dibuat menjadi bentuk-bentuk yang menarik, seperti boneka
misalnya.
Agar agar yang biasanya dibuat dari rumput laut ternyata dapat juga
dibuat dari ubi ganyong. Agar agar dari umbi ganyong memiliki kelebihan
dibandingkan dengan agar agar dari rumput laut. Kelebihan tersebut anatara
lain dari cara membuatnya yang jauh lebih sederhana dari pada membuat
agar agar dari rumput laut yang harus dibuat didalam pabrik. Kelebihan yang
lainnya adalah agar agar ubi ganyong memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi, terutama kandungan fosfor dan kalsiumnya. Fosfor dan kalsium
sangat diperlukan oleh balita dalam pembentukan tulang dan gigi.
D. Proses membuat Agar-agar dari Bahan Ubi Ganyong
Untuk membuat suatu agar agar dari ubi ganyong yang baik, hal
pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan. Bahanya adalah Umbi Ganyong, pilihlah ganyong yang tua
dan baik atau tidak ada tanda-tanda kebusukan. Setelah mendapatkan
ganyong yang dipilih langkah selanjutnya adalah membuat pati ganyong.
1. Bahan
Umbi ganyong yang sudah tua 5 kg
Air 5 Liter
2. Alat
Pisau
Parutan
Panci
Konon tanaman ganyong berasal dari amerika selatan sekitar 2500 tahun sebelum masehi dan
masyarakat telah menggunakan ganyong sebagai bahan konsumsi sebelum mereka mengenal padi
maupun singkong.
Di Indonesia ganyong tumbuh dengan baik sekitar tahun 1905 dengan sentra produksi terdapat di
jawa tengah, jawa timur dan bali. Tanaman ganyong cukup tangguh karena tahan terhadap suhu
dan medan, meskipun ia di tanam di bawang naungan namun batang dari tanaman ganyong cukup
rapuh dan tidak tahan terhadap terjangan angin yang kuat.
Tanaman ganyong yang belum dewasa umbinya akan tetap berwarna keunguan, bila umbi sudah
cukup dewasa akan mongering dan seolah olah mati saat musim kemarau, namun sebenarnya
tidak, karena bila musim penghujan dating rampang dari tanaman ganyong akan membentuk tunas
lagi.
Tepung ganyong
Di Indonesia terkenal dengan beberapa varian ganyong berwarna keunguan dan ganyong berwarna
putih, ganyong berwarna keuanguan biasanya dimakan segar dengan cara direbus dan ganyong
putih biasanya di buat sebegai tepung ganyong.
Pada masa modern ini keutamaan ganyong biasa diambil patinya maka Anda mungkin pernah
mendengar tentang pati ganyong. Umbi ganyong yang masih muda biasanya di rebus secara
langsung, disayur dan bahkan di bakarpun rasanya sangat enak.
Umbi ganyong sangat baik untuk sumber karbohidrat, kandungan dalam 100 gram ganyomg :
Kalori 95 kkal
Protein 1 gram
Lemak 0.1 gram
Karbohidrat 22.6 gram
Kalsium 21 mg
Fosfor 70 mg
Besi 20 mg
Vitamin B1 100 mg
Vitamin C 10 mg
Air 75 gram
Saat ini tepung ganyong banyak di jadikan makanan olahan seperti kue, bahan baku pembuat mie,
kripik ganyong, krupuk ganyong dan lain lain.
Persiapkan
40 gram umbi ganyong
30 gram daun kumis kucing
20 gram akar alang alang
600 ml air
Rebus sampai mendidih kira kira 15 menit dan minum airnya selagi masih hangat-hangat dua kali
sehari, pada pagi dan sore hari.
Demikian tadi manfaat yang diberikan oleh tanaman ganyong, selain sebagai sumber karbohidrat
yang biasanya di jadikan tepung ganyong, tanaman ganyong juga bermanfaat untuk mengatasi
penyakit panas dalam serta radang saluran kencing.
Terima kasih telah membaca artikel tentang ganyong dan apakah anda masih dapat menemukan
tanaman ganyong yang tumbuh di sekitar rumah anda? Jangan lewatkan untuk member tahu kami
melalui kolom komentar yang terdapat pada bagian bawah situs ini.
Ganyong memiliki identifikasi ilmiah Canna edulis Kerr, adalah tanaman yang umumnya banyak dikenal didaerah
pedesaan. Sebenarnya, tanaman ganyong ini awalnya berasal dari daerah Amerika Selatan, namun sudah lama
akrab diantara masyarakat kita khsusunya para petani. Ganyong banyak memiliki persamaan nama lain dibeberapa
daerah di Indonesia, yaitu buah tasbih, ubi pikul, ganyal, ganyol, sinetra dll. Istilah dimancanegara untuk menyebut
ganyong adalah dengan sebutan Queensland Arrowroot. Ganyong merupakan jenis tanaman umbi-umbian, atau
yang banyak dimanfaatkan rimpangnya untuk dikonsumsi.
Advertisement
Ganyong termasuk dalam tanaman dwi tahunan (2 musim), atau sampai beberapa tahun, cuma tanaman ganyong ini
ada masa istirahat dari satu tahun ke tahun berikutnya. Dalam masa istirahat, seluruh batang tanaman ganyong akan
mengering, dan seolah sudah mati. Padahal umbinya masih segar, dan akan tumbuh lagi jika da musim penghujan.
Khasiat Obat
Umbi ganyong juga berkhasiat untuk obat antipiretik dan diuretik, serta bagus juga untuk penyakit diare, hepatitis
akut, hipertensi, radang saluran kencing, dan panas dalam.
Panas dalam:
Untuk mengobati panas dalam- Umbi ganyong 30 g, Rimpang temu lawak 30 g, Air 700 ml. Semua bahan direbus
hingga mendidih selama 15 menit. Diminum ketika sudah hangat 2 kali sehari
Radang saluran kencing - Umbi ganyong 40 g, Daun kumis kucing 30 g, Akar alang-alang 20 g, Air 600 ml. Bahan
direbus hingga mendidih selama 15 menit. Ramuan dapat diminum hangat saat pagi dan sore.
amilosanya dan rendah kandungan amilopektinnya, sehingga menghasilkan gel yang kaku pada bihun.
Perkembangan ilmu pengetahuan hingga sekarang ini, bihun tidak hanya dibuat dari beras saja, namun juga dapat
dibuat dari campuran tepung jagung dan tepung tapioka. Tepung tapioka di sini juga dapat digantikan oleh tepung
ganyong.
Bahan Makanan Campuran untuk Bayi - Tepung ganyong terkenal dengan daya cernanya yang tinggi, maka
sangat cocok sekali untuk bahan makanan bayi. Jika untuk makanan bayi, maka tepung ganyong yang tinggi
karbohidrat masih perlu untuk diperkaya dengan bahan lain, misalnya bahan makanan sumber protein. Pembuatan
makanan untuk bayi dengan tepung ganyong ini samasaja dengan cara membuat bubur susu, yaitu campuran bahan
dicampur dengan air lalu dipanaskan sampai mengental dan masak. Untuk pelengkap gizi, dapat ditambahkan susu
bubuk bayi atau susu sapi, serta penambah rasa yaitu gula dan garam.
Bahan keripik Ganyong - Didaerah sentral produksi Ganyong, yaitu Klaten, Wonosobo, Purworejo, Majalengka,
Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, Karawang hingga Probilonggo, selain diambil patiya, ganyong
juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan keripik ganyong.
Peringatan!
Umbi ganyong ternyata memiliki senyawa antinutrisi, yaitu tanin dan saponin. Tanin akan membentuk kompleks
dengan protein dalam sistem pencernaan, berinteraksi dengan enzim pencernaan. Tanin juga dapat menurunkan
daya cerna protein, menghambat aktivitas beberapa enzim pencernaan seperti tripsin, kimotripsin, amilase dan
lipase. Sedangkan saponin merupakan toxin yang bisa menghancurkan butir darah atau hemolisis. Saponin juga
meiliki kemampuan mengikat dengan kolesterol. Namun kedua senyawa tanin dan saponin ini akan hilang setelah
ganyong melalui proses pengolahan, yaitu perebusan, perendaman, dan pemanasan.
Advertisement
- See more at: http://www.tipscaramanfaat.com/kandungan-gizi-dan-manfaat-ganyong-untuk-kesehatan1324.html#sthash.6NLfK76n.dpuf
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Familia : Cannaceae
Genus : Canna
Species : Canna indica
pati dapat meningkatkan manfaat tepung dan pati tersebut sebagai tepung
komposit. Ganyong dan ubikelapa mempunyai
ukuran granula pati lebih besar (22,5 dan 10 m). Tepung suweg mempunyai
absorbsi air maupun minyak tertinggi (2,694,13 dan 2,34-2,98 g/g). Hasil rendemen menunjukkan bahwa ganyong lebih
prospektif dikembangkan untuk produk
tepung pati. Suweg dan gembili mempunyai prospek untuk produk tepung umbi
maupun tepung pati sedangkan ubikelapa
untuk tepung umbi. Sifat fisikokimia ganyong dan suweg mempunyai amilosa
rendah (18,6% dan 19,2%) dan viskositas
puncak tinggi (900-1080 BU dan 780-700 BU). Implikasi hasil penelitian untuk
menggali potensi sumber karbohidrat
sebagai tepung komposit ataupun sebagai bahan industri perpatian
Kata Kunci: Canna edulis, Amorphophallus campanulatus, Dioscorea esculenta,
sifat fisikokomia, tepung, pati.
ABSTRACT. Nur Richana and Titi Chandra Sunarti. 2004. Physicochemical
characteristic of flour and starch
from Canna, Amorphophallus and Dioscorea. In Indonesia roots and tubers are
carbohydrate source, but many kinds
of them are not optimally utilized, as well as canna, Amorphophallus campanulatus
BI, Dioscorea alata, and Dioscorea
esculenta. Alternative products from these roots and tubers are flour, composites
flour and starch. Research on
physicochemical properties of roots and tubers was carried out in Laboratory of
Enzyme and Biochemistry at Research
Institute of Agricultural Biotechnology, Bogor. Analysis of flour and starch included
yield of flour and starch, water and oil
absorbsion, size of starch granule, the whiteness, proximate analysis, amylose
content, and starch paste characteristic. The
result showed that these roots and tubers have high content of starch (39,3652,25%). Lipid and protein content (0,092,24% and 0,08-6,65% respectively) in flour and starch increased usefullness as raw
materials of composite flour. Canna
and Dioscorea alata have a large size granula starch (22,5 and 10 m). Flour of
Dioscorea esculenta has the highest water
and fat absorbtion (2,69-4,13 and 2,34-2,98 g/g respectively). Based on yield of
flour or starch, canna is more feasible to
produce starch. Amorphophallus campanulatus BI and Dioscorea esculenta are
good raw material to produce starch and
flour. Dioscorea alata is feasible for flour only. Starch of Canna and Amorphophallus
campanulatus BI have low content
of amylose (18.6% and 19.2%) and high peak viscosity (900-1080 BU and 780-700
BU).
Key words: Canna edulis, Amorphophallus campanulatus, Dioscorea esculenta,
physicochemical characteristic, flour,
starch.
J.Pascapanen 1(1) 2004: 29-37
KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIATEPUNG UMBI DAN TEPUNG
PATI DARI UMBI GANYONG, SUWEG, UBIKELAPA DAN GEMBILI
PENDAHULUAN
Pangan merupakan faktor yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Di Indonesia kebutuhan pangan
terutama adalah beras dan jagung, kemudian ubikayu dan
ubijalar. Salah satu usaha yang dapat meningkatkan
ketersediaan pangan adalah memanfaatkan hasil-hasil
pertanian yang ada walau belum dimanfaatkan secara
ekonomis serta diintensifkan penggalian sumber-sumber
bahan pangan baru.
Persediaan pangan diupayakan lebih besar melalui
teknologi pangan dapat dilakukan dengan dua
pendekatan. Pertama memanfaatkan bahan-bahan hasil
pertanian yang sampai saat ini penggunaannya masih
terbatas. Kedua mengkaji karakterisasi untuk mendasari
pemanfaatan bahan tersebut dan mengolah atau
memperbaiki proses tradisional yang telah ada.
Pada saat ini tingkat penggunaan bahan-bahan hasil
Air
Pencucian
Pemarutan
Air Ekstraksi pati (1 : 3 ; 5 : 3 kali)
Penyaringan Ampas
Cairan Pati
Pengendapan (6-12 jam)
Limbah cair
Pengeringan oven 50
o
C, 6jam
Penggilingan
Pengayakan
Pati ganyong
Gambar 2. Bagan alir pembuatan pati umbi
Figure 2. Flow chart of starch processing from roots and
tubers
11.43
18.42
23.93 24.28
12.93
11.56
8.56
21.24
0
5
10
15
20
25
30
Ganyong Suweg Ubikelapa gembili
g/100g
Tepung
Pati
Gambar 3. Rendemen tepung dan pati dari umbi-umbian
Figure 3. Yield of starch and flour from roots and tubers
Umbi
Pengupasan dan Pengirisan (tebal 1-2 mm)
Pengeringan dengan oven (50
o
C, 24 jam
Penghalusan (grinder) 90 mesh
Tepung Umbi
Gambar 1. Diagram alir Pembuatan Tepung Umbi
Figure 1. Flow chart of flour processing from roots and tubersubikelapa tinggi, yaitu
6,66% dalam tepung umbi dan
4,93% dalam tepung pati. Disamping itu proses ekstraksi
pati ubikelapa dan suweg lebih sulit dilakukan secara
manual karena gatal. Rasa gatal disebabkan oleh adanya
kalsium oksalat. Untuk meningkatkan hasil ekstraksi pati
pada ubikelapa perlu penelitian lanjutan dengan pemberian
natrium bisulfit, yaitu untuk bahan pemutih dan
meningkatkan pati. Untuk mengurangi rasa gatal pada
ubikelapa dan suweg perlu ditambahkan asam yaitu asam
nitrat atau asam khlorida encer (Iwuoha dan Kalu, 1994).
Gembili mempunyai rendemen tepung umbi dan
tepung pati tertinggi (24,28% dan 21,44%) dibanding umbiumbi lain. Dengan
demikian ditinjau dari hasil rendemennya
Ganyong
Characteristic Canna
Suweg
campanulatus
Tepung Umbi /Flour
Absorbsi air (g/g) Water absorbsion 3,33
b
4,13
Ubikelapa
Gembili
Dioscorea esculenta
a
2,51
b
1,91
c
Absorbsi minyak (g/g) Oil absorbsion 2,06
a
2,98
ab
1,58
b
1,62
b
Derajad putih (%) Whiteness 48,05
b
39,05
b
20,05
c
60,05
a
Tepung Pati /Starch
Absorbsi air (g/g)Water absorbsion 1,81
b
2,69
a
1,72
b
1,1
c
Absorbsi minyak (g/g)Oil absorbsion 1,92
a
2,34
a
0,97
c
1,47
b
Derajad putih (%)Whiteness 77,02
b
80,00
a
54,00
c
86,00
a
*) Angka selajur diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05
DMRT
*) Mean value in each colum wich the same letter are not significantly different by
DMRT (p=5%
Tabel 1. Karakteristik fisik tepung umbi dan tepung pati dari beberapa umbi-umbian
Table 1. Physical characteristic of flour and starch from roots and tubers
32 Nur Richana dan Titi Chandra SunartiKadar amilosa yang tinggi juga dapat
meningkatkan
absorbsi air. Jika jumlah air dalam sistem dibatasi maka
amilosa tidak dapat meninggalkan granula. Disamping itu
nisbah penyerapan air dan minyak juga dipengaruhi oleh
keberadaan serat, karena sifat serat yang mudah menyerap
Ganyong
Suweg /Amorpho
Ubikelapa
Dioscorea alata
Gembili
Dioscorea
6,66
a
6,11
a
Serat Kasar / Fiber 5,64
a
4,74
b
4,76
b
2,29
d
Pati / Starch 40,18
c
39,36
c
52,25
a
42,16
b
Amilosa / Amylose 7,50
c
7,57
c
12,14
a
9,80
b
a
4,93
b
6,65
a
Serat Kasar / Fiber 0,97
b
0,33
c
1,31
b
2,06
a
Pati / Starch 55,32
b
45,75
c
63,31
a
51,34
b
Amilosa / Amylose 10,45
c
8,38
d
14,10
a
12,47
b
*) Angka selajur diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05
DMRT
*) Mean value in each colum wich the same letter are not significantly different
by DMRT (p=5%)
Tabel 2. Komposisi kimia (%) tepung umbi dan tepung pati dari beberapa umbiumbian
Table 2. Chemical properties (%) of flour and starch from roots and tubers
Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung Umbi 333 4 Nur Richana dan Titi Chandra
Sunarti
kuantitatif nilai kadar abu dalam tepung dan pati berasal
dari mineral dalam umbi segar, pemakaian pupuk, dan dapat
juga berasal dari kontaminasi tanah dan udara selama
pengolahan (Soebito, 1988). Kadar abu pada pati
cenderung lebih rendah dibanding tepung umbi, hal ini
dipengaruhi oleh perbedaan proses pengolahan tepung
dan pati. Pati diperoleh dari ekstraksi dan pencucian yang
berulang-ulang dengan air. Hal tersebut menyebabkan
mineral tersebut akan terlarut air dan ikut terbuang bersama
ampas.
Kadar lemak dan protein
Hasil analisis lemak tepung umbi dan tepung pati berkisar
0,09-2,24%. Secara umum tepung umbi mengandung
protein dan lemak lebih tinggi dibanding tepung pati,
karena proses ekstraksi dan pencucian akan
menghilangkan kadar protein dan lemak. Namun demikian
hal tersebut tidak terjadi pada ubikelapa, suweg dan
gembili. Hal tersebut diduga bahwa dalam ekstraksi pati,
kadar lemak masih berikatan dengan pati sehingga tidak
terbuang bersama ampas, dengan demikian perbobot
patinya meningkat.
Tepung pati dengan kadar protein yang tinggi kurang
menyebabkan viskositas pati menurun, hal ini
menyebabkan mutu pati menurun sehingga tidak
diharapkan dalam pemanfaatannya. Leach (1965)
menyatakan bahwa protein dan pati akan membentuk
kompleks dengan permukaan granula dan menyebabkan
viskositas pati menjadi turun, dan berakibat pada
rendahnya kekuatan gel. Hal ini kurang diharapkan karena
pada aplikasi pemanfaatannya, pati banyak digunakan
sebagai thickening agents.
Berbeda dengan pati, kadar protein pada tepung
justru diharapkan tinggi. Hal ini berkaitan dengan
penggunaan tepung, apabila tepung berkadar protein
tinggi maka dalam aplikasinya tidak memerlukan bahan
substitusi lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tepung suweg, ubikelapa dan gembili mempunyai kadar
protein yang tinggi yaitu berturut-turut 5,22 ; 6,66 ; dan
6,11% (Tabel 2). Sedangkan tepung ganyong sangat
rendah 0,73%, bahkan lebih rendah dibanding penelitian
Widowati (2001), yaitu 1,1%.
Kadar lemak dalam pati dan tepung dapat
mengganggu proses gelatinisasi karena lemak mampu
membentuk kompleks dengan amilosa sehingga
menghambat keluarnya amilosa dari granula pati. Selain
itu sebagian besar lemak akan diabsorbsi oleh permukaan
granula sehingga berbentuk lapisan lemak yang bersifat
hidrofobik di sekeliling granula. Lapisan lemak tersebut
Ubikelapa
A. campa nulatus
Gembili
D.alata
D esculenta
TepungdanPatiGanyong
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
020406080100120140
W a k tu ( m e n i t)
Viskositas (BU)
Pati
Tepung
Pat i dan Te pung Suw e g
- 50 0
0
50 0
10 0 0
150 0
2000
0 50 10 0 150
Pati Wak t u ( menit )
Tepung
5. 7
PatidanTepungUbikelapa
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
020406080100120140
Waktu(menit)
Viskositas (BU)
Pati
Tepung
P a t i d a n T e p u n g G e m b ili
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
020406080100120140
W a k tu ( m e n it)
Viskositas (BU)
P a ti
Tepung
Gambar 5. Amilografi pati dari beberapa umbi-umbian
Figure 5. Amylograph of starch from roots and tubersKarakterisasi Sifat Fisikokimia
Tepung Umbi 3 7
dan gembili mempunyai prospek untuk produk tepung
maupun pati sedangkan ubikelapa untuk tepung.
Ditinjau dari sifat fisiko kimianya ganyong dan suweg
mempunyai amilosa rendah (18,6% dan 19,2%) dan
viskositas puncak tinggi (900-1080 BU dan 780-700 BU),
sehingga baik dikembangkan untuk bahan pengental
maupun pengisi. Sedangkan ubikelapa dan gembili
mempunyai kadar protein yang tinggi dengan viskositas
rendah baik dikembangkan sebagai tepung komposit untuk
produk pangan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada Sdri Fitriani
Muklis dan Lia Septianti atas bantuan penelitian di
Laboratorium. Dan juga terima kasih dan penghargaan
disampaikan pada Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian
Partisipatif Pusat, atas dana penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of The Association of
Official Analytical Chemist, Washington, DC.
Burkill, I.H. 1966. A Dictionary of the Economic Products of the
Malay Peninsula. Vol I. Ministry of Agriculture and
Cooperative, Kuala Lumpur. 1240p.
Collison, R. 1968. Swelling and Gelation of Starch. Di dalam :
Radley,J.A. (ed). Starch and Its Derrivatives. Chapman and