Anda di halaman 1dari 25

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

VARIABEL PENELITIAN

Makalah sebagai Tugas Kelompok Metodologi Penelitian Pendidikan

Disusun Oleh :

1. Trisna Handayani (1920207061)

2. Raina Aulia Melita (1930207075)

Dosen Pengampu :

Ummi Hiras Habisukan, S.Pd., M.Kes

Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH

PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT Kepada saya,
baik itu nikmat sehat fisik maupun akal fikiran. Shalawat beserta salam kita haturkan kepada
baginda kita nabi Muhammad SAW yang telah memimpin kita dari jaman kegelapan menuju
zaman terang benderang sekarang ini.

Tidak lupa kita ucapkan rasa terimakasih kepada Dosen pengampu Ibu Ummi Hiras
Habisukan, S.Pd., M.Kes. Yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik, yang telah membimbing kami dalam proses belajar mengajar
walapun dalam jarak jauh melalui virtual (daring) . Penulis berharap makalah yang berjudul
“Variabel Penelitian” ini dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Adapun dalam pembuatan makalah ini kami telah mengumpulkan beberapa


penunjang atau referensi untuk menulis makalah ini agar lebih baik, namun kami juga
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Sehingga, kami
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Demikian semoga
makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih.

Wassalamualikum Wr. Wb.

Palembang, 28 Agustus 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara


teori dengan fakta empirik didunia nyata. Hubungan nyata ini lazim dibaca dan dipaparkan
dengan bersandar pada variabel, sedangkan hubungan nyata lazim dibaca dengan
memperhatikan data tentang variabel itu.
Penelitian ilmiah yang mengukur variabel dalam penelitiannya adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan antara
fenomena, menentukan kausalitas dari variabel-variabel. Pendekatan penelitian semacam ini
bermasalah pada saat menguji teori. Hal ini dilakukan melalui pengujian variabel-variabel
dalam rangka menguji atau mengubah teori.
Hal ini tentulah sangat menarik untuk diulas. Oleh karena itu, tulisan ini hadir karena
penulis menyadari bahwa pengetahuan tentang variabel penelitian sangat penting untuk
dimiliki para mahasiswa. Sehigga penulis merasa bahwa tugas mata kuliah metode penelitian
menjadi salah satu latar belakang yang sangat besar terhadap tulisan ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bangsa Poales (Glumiflorae)

Bangsa Poales hanya terdiri atas satu famili atau suku yaitu Poaceae atau Graminae.
Kata Poaceae sendiri berasal dari bahasa Yunani Poa yang berarti rumput (Tjitrosoepomo,
2010). Poaceae ialah salah satu famili tumbuhan yang berbunga serta famili yang sangat
pesat pertumbuhan dan penyebarannya di muka bumi ini. Famili ini dapat tumbuh dan hidup
hampir diseluruh daerah terbuka atau terlindung baik di daerah tropis maupun sub tropis
dengan curah hujan yang cukup untuk membentuk padang rumput. Poaceae mempunyai
kemampuan reproduksi yang tinggi dengan biji-bijinya yang banyak sehingga mampu
berkembang pesat.
Gambar 1. a. Eleusine indica (Gramniae) b. Bambusa Spinosa (Gramniae)

2.1.1 Karakteristik Bangsa Poales

Suku Poaceae memiliki bunga majemuk yang tumbuh di ujung batang, pada
umumnya bunga ini merupakan terdiri dari sekelompok cabang yang terpisah dan berakhir
pada ujung dengan bentuk memanjang yang disebut bulir. Famili ini yaitu memiliki daun
tunggal dengan tipe tulang daun linier. Daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yaitu sheat
( pelepah), blade (helai daun) dan ligule (penghubung antara pelepah dan helai daun) (Novia,
2013). Daunnya kebanyakan bangun pita, panjang, bertulang sejajar, tersusun sebagai rozet
akar atau berseling dalam 2 baris pada batang, umumnbya juga jarang antara helaian dan upih
terdapat tangkai.

Bentuk batang kebanyakan seperti silinder anjang, jelas berbuku-buku, dan beruas-
ruas, ruas-ruas berongga,bersekat pada buku-bukunya. Tumbuh dengan posisi yang
bermacam-macam ada yang tegak lurus, serong ke atas, berbaring atau merayap,
kadangkadang dengan rimpang didalam tanah. Batang berbentuk silindris panjang, agak pipih
atau persegi, berlubang atau masif, berbuku-buku, beruas-ruas, berongga dan bersekat pada
buku-bukunya. Pada buku kerapkali membesar, berjenis herba atau berkayu (Tjitrosoepomo,
2010).

Bunga umumnya banci, kadang-kadang berkelamin tunggal, kecil, dan tidak menarik.
Tiap bunga terdapat dalam ketiak daun pelindung yang pada suku disebut Palea Inferior.
Untuk kelopak yang telah berubah menjadi badan disebut Palea Superior, terdiri atas dua
daun kelopak yang berlekatan berhadapan dengan palea inferior, mahkota terdiri atas dua
daun mahkota yang telah berubah menjadi badan seperti sisik kecil dan dapat membengkak
yang dinamakan Lodikula.Benang sari biasanya hanya terdapat sekitar 1-6 jarang lebih.

2.1.2 Famili (suku) Bangsa Poales


Bangsa poales hanya terdiri atas satu suku, yaitu Poaceae ata Graminae yang
warganya berupa terna annual atau perenial, kadang-kadang berupa semak atau pohon yang
tinggi. Suku ini merupakan suku terbesar (bila dilihat dari jumlah jenis tumbuhan yang
menjadi warganya), karena meliputi lebih dari 4.000 jenis terbagi menjadi lebih dari 400
marga, dan distribusinya seluruh dunia. Adapun taksonomi dari suku Poaceae

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Monocotyledon
 Ordo : Poales
 Famili : Poaceae
 Genus : Oryza, Zea, Saccharum, Pennisetum, dll (Steenis,2008).

2.1.3 Contoh Spesies Bangsa Poales

Adapun contoh-contoh spesies dari Bangsa poales ini yaitu :

a. Andropogon :
A. nardus (sereh), A. zizainoides (akar wangi), A. sorghum (cantel), A. ciculatus
(rumput jarum), A. caricosus (rumput lamuran), dan A. martini.
b. Axonopus : A. cimicinus
c. Saccharum :S. officinarum (tebu)
d. Bambusa : B. spinosa (bambu duri), B. vulgaris (bambu walung), B. multiplex
(bambu cendani)
e. Dendrocalamus : D. asper (bambu betung)
f. Schizostachyum : S. blumei (bambun walung )
g. Arundinaria : A. japonica
h. Phyllostachys : P. aurea (bambu gading)
i. Oryza : O. sativa (padi), O. granulata
j. Avena : A. sativa (oat)
k. Trilicum : T. sativum (gandum)
l. Themeda : T. gigantea (rumput gajah)
m. Zea : Zea mays (jagung)
n. Imperata : I. cylindrica (ilalang)
Gambar 2. a. Saccharum officinarum (tebu) b. Andropogon nardus ( sereh)

Gambar 3. a. Avena sativa (oat) b. Triticum sativum (gandum)

2.1.4 Peranan Bangsa Poales

Adapun peranan yang sangat penting dalam bangsa poales dari masing-asing spesies
nya antara lain :

a. Andropogon nardus (sereh) dapat menghasilkan minyak yang berperan sebagai


penghangat badan, nyeri atau ngilu, sakit kepala, dan sebagai obat batuk.
b. Saccharum officinarum (tebu) karena adanya kandungan vitamin C dan antioksidan
yang salah satu nya berperan sebagai meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
c. Schizostachyum blumei (bambu waluh) bisa digunakan sebagai alat musik seruling
d. Avena sativa (oat) banyak sekali manfaat yang didapat dari tumbuhan satu ini
diantaranya menurunkan kolesterol, karena kaya akan serat bisa menjaga berat
badan, mengurangi resiko sakit jantung, dan mengatasi masalah pencernaan.
e. Oryza sativa (padi) tanaman yang satu ini merupakan makanan pokok masyarakat
karena berasnya bisa digunakan sebagai bahan makanan manusia karena
mengandung kabohidrat.
f. Triticum sativum (gandum) bisa digunakan untuk membuat roti dan tepung, dapat
difermentasikan menjadi bir atau khamr, serta bisa dipakai untuk membuat cereal
g. Zea mays (jagung) bisa digunakan sebagai bahan makanan pokok bagi manusia,
sebagai pakan burung, dan bisa membantu masyarakat dalam mengolahnya
menjadi berbagai macam olahan makanan.
2.2 Bangsa Zingiberales (Scitamineae)

Bangsa Zingiberales terdiri dari 4 suku : Zingibereaceae, Musaceae, Cannaceae, dan


Marantaceae. Anggota dari bangsa zingiberales ini mempunyai ciri khas yang semua dari
anggotanya eberupa herbal parental terutama pada rhizomanya yang mengandung minyak
yang berbau aromatik.

2.2.1 Karakteristik Bangsa Zingiberales

Ordo ini kebanyakan berupa terna yang besar, perenial, memiliki rimpang atau batang
yang terketak didalam tanah, berdaun lebar yang dapat dibedakan dalam tiga bagian yaitu :
helaian, tangkai, dan upih. Memiliki helaian daun simetris, bertulang menyirip. Memiliki
bunga yang berukuran besar dengan warna yang menarik, banci, zigomorf atau asimetris.
Kelopak sering menyerupai mahkota, benang sari berjumlah 6, tangkai sari bebas, sering
terdapat reduksi, sehingga kadang-kadang hanya tertinggal 1 enang sari yang fertil yang lain
nya tidak terdapat atau mandul. Buah nya buah berdaging, biasanya tidak membuka. Bijinya
sedikit ataupun tanpa endosperm, tetapi memiliki perisperm yang besar.

2.2.2 Famili (suku) Bangsa Zingiberales

1. Famili Zingiberaceae
Zingiberaceae termasuk salah satu suku dari ordo Zingiberales yang semua
anggotanya berupa herbal parental. Anggota suku ini mempunyai ciri khas pada
rhizomanya yang mengandung minyak menguap atau berbau aromatik (Ernawati,
2001). Batang diatas tanah sering kalinhanya pendek dan mendukung bunga-bunga
saja. Daun-daun tunggal mempunyai sel-sel minyak menguap, yang tersusun dalam 2
baris kadang-kadang jelas mempunyai 3 bagian berupa helaian, tangkai, dan upih selain
itu juga terdapat lidah-lidah. Helaian daunnya biasanya lebar dengan ibu tulang yang
tebal dan tulang-tulang cabang yang sejajar dan rapat dengan yang lain dengan arah
yang serong keatas. Tangkai daun pendek atau tidak terdapat, upih terbuka atau
tertutup. Bunga terpisah-pisah tersusun dalam- dalam bunga majemuk tunggal atau
berganda tetapi kebanyakan banci, zigommorf atau asimetrik. Hiasan bunga dapat
dibedakan dalam kelopak dengan 3 daun kelopak dan mahkota yang terdiri atas 3 daun
mahkota yang berlekatan pada bagian bawahnya membentuk suatu buluh, dengan
bentuk dan warna yang kadang-kadang cukup atraktif. Bijinya bulat atau berusuk
mempunyai salut biji, dan endosperm banyak.
Adapun Contoh – contoh spesies yang terdapat dalam famili Zingiberaceae antara
lain
 Alpinia : A. galanga (lengkuas), A. javanica, A. malaccensis.
 Amomum : A. cardamomum (kapulaga), A. maximum (wresah), A. aculenatum,
A. roseum.
 Achasma : A. caccineum, A. foetens, A. megalocheilos.
 Costus (pacing) : C. speciosus, C. globosus, C.igneus, (tanaman hias)
 Curcuma : C. domestika (kunyit), C. xanthorrhiza (temulawak), C. heyneana
(temu giring), C. zeodaria (temu putih), C. mangga (kunyit putih)
 Eletteria : E. casrdamomum (kapulaga sebrang)
 Kaempferia : K. galanga (kencur)
 Zingiber : Z. officinale (jahe), Z. cassumunar (bengle).
 Hedychium : H. roxburghi, H. flavescens (gandasuli), H. longicornutum.
 Globba : G. marantina, G. uligonosa, G. strobulifera.
 Nicolaia : N. speciosa (kecombrang), N. gracilis
 Tapeinochilus : T. ananassae (Kasturi), tanaman hias.

Gambar 4. a. Alpinia galanga (lengkuas)


b. Amomum cardamomum (kapulaga)
2. Famili Musaceae
Musaceae memiliki terna yang besar, sering dengan batang semu daun yang
lebar, bangun jorong atau memanjang, ibu tulang tebal, beralur disisi atas nya, jelas
berbeda dari tulang-tulangnya cabang nya yang menyirip. Bungta banci atau
berkelamin tunggal, zigomorf, tersusun dalam sinsius yang terdapat dalam ketiak daun
pelindung yang besar dan berwarna menarik. Kelopak berbentuk tabung, memanjang,
berbagi 2 dengan tepi bergigi yang berbeda-beda.Tangkai sari berbentuk benang,
kepalamsari bangun garis, beruang 2. Bakal buah tenggelam, beruang 3 tiap ruang
berisi banyak bakal biji dengan tembuni atau buah kendaga. Biji dengan kulit biji keras,
kadang-kadang bersalut, lembaga lurus terdapat dalam endosperm dan perisperm. Suku
Musaceae ini meliputi sekitar 150 jenis tumbuhan yang terbagi dalam 6 marga dengan
daerah distribusi yang meliputi daerah tropika. Adapun Contoh – contoh spesies yang
terdapat dalam famili Zingiberaceae antara lain :
 Musa : M. paradisiaca (pisang), M. textilis , M. chiliocarpa (pisang seribu),
M. brachycarpa (pisang batu), M. sebrina (pisang lilin).
 Ravenala : R. madagascariensis (pisang kipas), tanaman hias.
 Stretlitzia : S. reginae, tanaman hias.
 Heliconia : H. indica, H. bihai, H. metallica, tanaman hias.

Gambar 5. a. Musa paradiciata (pisang) b. Ravenala madagascar (pisang kipas)

3. Famili Cannaceae
Famili Cannaceae memiliki terna besar-besar, perenial, dalam tanah mempunyai
rimpang yang tebal seperti umbi. Daun pada batang diatas tanah, besar, lebar, bertulang
menyirip dengan ibu tulang yang nyata, tangka daun pada pangkal melebar menjadi
upih. Lidah-lidah tidak terdapat. Bunga banci, zigomorf atau lebih sering asimetrik,
besar dengan warna cerah dan menarik, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan
atau malai. Hiasan bunga terdiri atas kelopak dan mahkota, masing-masing berbilangan
3, daun-daun kelopak bebas tersusun seperti genting, daun-daun mahkota berlekatan
pada pangkalnya. Tangkai putik tebal menyerupai daun dengan kepala putik yang
miring. Buah dengan kelopak yang tidak gugur di bagian atasnya, berupa buah kendaga
yang membuka dengan rusaknya dinding yang kemudian menjadi kasap berbenjol-
benjol. Biji banyak, bulat, endosperm keras, lembaga kecil. Suku Cannaceae
merupakan suatu suku yang hanya terdiri atas 1 marga : Canna dengan seluruhnya
meliputi sekitar 50 jenis, contohnya :
 Canna. edulis (ganyong), rimpangnya dimakan, penghasil tepung yang dikenal
sebagai “arroroot of Queensland”.
 Canna. indica (puspanyidra, bunga tasbih), tanaman hias.

Gambar 6. Canna indica (bunga tasbih)


4. Famili Marantaceae
Famili Marantaceae memiliki terna perenial, dalam tanah membentuk rimpang
yang merayap, diatas tanah terdapat batang yang nyata atau tidak. Daun dalam 2 baris,
terdiri atas 3 bagian yang jelas, berupa helaian, tangkai, dan upih yang terbuka,
biasanya tampak sebagai rozet akar. Helaian bulat telur memanjang atau jorong,
bertulang menyirip, seringkali bersayap. Bunga banci, asimetrik, tersusun dalam bulir
atau malai yang mempunyai daun pelindung dan terdapat pada ujung batang, ada
kalanya bunga muncul dari rimpang. Hiasan bunga biasanya dapat dibedakan dalam
kelopak dan mahkota, masing-masing terdiri atas 3 daun kelopak yang bebas dan 3
daun mahkota yang tidak sama besar dan berlekatam, membentuk suatu buluh pada
bagian bawahnya. Benang sari 4-5, hanya 1 yang fertil, lainnya mandul dan bersifat
petaloid (seperti daun mahkota), dengan 1 diantaranya berbentuk topi (helm). Bakal
buah tenggelam. Bakal biji tegak pada dasar ruang. Tangkai putih bengkok, sering
melebar pada ujungnya. Suku ini membawahi sekitar 30 marga dengan kurang lebih
350 jenis, terutama tersebar di daerah tropika, kebanyakan di Amerika dan Afrika.
Adapun contoh-contoh nya yaitu :
 Maranta : M. arundinacea (garut, kerut), M. bicolor, M. splendda,
M.virginalis
 Calathea : C. grandiflora, C. zebrina, C. ornata (tanaman hias)
 Phryimium : P. capitatum, P. pubinerve, daun sebagai bahan pembungkus
 Stromantha : S. papillosa, S. sanguinea tanaman hias
 Thalia : T.dealbata, T. geniculata
 Donax : D. canniformis, D. arundastrum
 Halopegia : H. blumei

Gambar 7. a. Maranta arundinacea (umbi garut)


b. Calathea ornata

2.2.3 Peranan Zingiberales

Bangsa Zingiberales terutama untuk famili zingiberaceae memiliki manfaat bagi


masyarakat antara lain, tumbuhan ini dapat digunakan sebagai bumbu masakan, bahan obat-
obatan, misalnya untuk mengobati batuk, rematik, masuk angin dan lain sebagainya. Juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan minuman, misalnya untuk menghangatkan badan. Akarnya
yang dapat digunakan sebagai ekstrak rasa, dan sebagai bumbu, untuk minyak wangi yang
digunakan dalam parfum, dan untuk ornamental, atau tanaman hias. Di Indonesia umumnya
banyak digunakan sebagai tanaman hias.

Zingiberaceae yang paling banyak digunakan terdapat dalam genera Alpinia,


Amomum, Curcuma, dan Zingiber, sedangkan untuk yang umum yaitu Boesenbergia,
Kampferia, Elettaria, Elettrariopsis, Etlingera, dan Hedychium. Paling sedikit 20 atau lebih
jenis Zingiberaceae yang telah dibudidayakan untuk digunakan sebagai bumbu masakan,
pewangi, dan obat-obatan, tanaman hias, dan baru-baru ini sebagai bunga potong. Salah satu
yang paling sering digunakan adalah sebagai bumbu masakan. Keberadaan minyak yang
penting, misalnya Limonen, Eugenol, Geraniol, dan lain-lain.

Untuk famili musaceae berperan sebagai penghasil buah-buahan mencakup berbagai


budidaya tanaman hias. Adapun untuk famili dari Cannaceae dan Marantaceae berperan juga
dalam membuat atau penghasil tepung dan budidaya tanaman hias dan ada juga sebagai
daunnya sebagai bahan pembungkus.

2.3 Bangsa Gynandrae (Orchidales)

2.3.1 Karakteristik Bangsa Gynandrae (Orchidales)


Bangsa ini kebanyakan Tanaman ini hidup sebagai episit, kadang-kadang sebagai
sapropit atau dauestrial, dengan kadang-kadang terdapat badan-badan yang merupakan
adaptasi terhadap kekurangan air. Dengan bentuk daun yang beranekaragaman,biasanya
tersusun 2 helai daun. Bunga banci, zigomorf. Hiasan bunga terdiri atas 2 lingkaran daun
tenda bunga yang bebas, dalam lingkaran memiliki 3 daun tenda bunga, 1daun tenda bunga
dari linkaran dalam yang terletak dalam bidang median biasanya berbeda bentuk dan
ukurannya dari ke-5 daun tenda lainnya. Benang sari 1 atau 2, jarang sekali 3, berdekatan
dengan tangkai putik. Buah tenggelam. Kebanyakan beruang 1 dengan banyak bakal biji.
Buahnya buah kendaga bila masak tidak pecah dengan mengeluarkan biji-biji seperti serbuk
dan lembaga belum sempurna.

2.3.2 Famili (suku) Bangsa Gynandrae (Orchidales)

1. Suku: Apostasiaceae
Terna terrestrial dengan rimpang pendek dan batang yang tidak bercabang-
cabang. Daun memanjang bertangkai, bertulang melekung. Bunga kecil, banci atau
zigomorf, tersusun dalam bulir atau tandan yang mempunyai daun-daun pelindung.
Hiasan bunga terdiri atas 6 daun-daun tenda bunga yang mempunyai mahkota, semua
bebas, hamper sama satu yang lainnya. Tangkai sari berdekatan pada pangkalnya dan
berdekatan pula dengan tangkai putik. Kepala sari bebas, beruang 2, buah tenggelam,
beruang 3 dangan tembuni di sudut- sudut tangkai putik langsing, buahnya buah
kedang , kadang berparuh pendek , biji kecil, banyak, bangun jorong.
Contoh Spesiesnya: Apostasia nuda dan Neuwiedia linleyi

Gambar 8. Apostasia nuda


2. Suku Orchidaceae
Terna perenial yang beranekaragaman. Hidup sebagian epifit dan ada juga
sebagai sapropit dan juga terestrial. Mempunyai rimpang, akar yang seperti umbi.
Tetapi bukan umbi lapis atau umbi sisi. Batang berdaun ada juga tidak, pangkalnya
seringkali menebal membentuk umbi semu yang mempunyai akar-akar yang
menandung klorofil dan berfungsi sebagai alat untuk asimilasi. Daun tidak berbagi
biasanya berseling tersusun 2 baris. dan pangkal buahnya menjadi upih yang hamper
selalu tertutup dab memlukan batang. Bunga mempunyai bentuk dan warna yang
indah. Benang sari 1 atau 2 terdiri dari benang sari yang lateral pada lingkaran dalam
atau yang median daring lingkaran luar sedangkan benang sari yang lainnya bersifat
mandul. Kepala sari menghadap ke dalam beruang 2 membuka dengan celah
membujur. Serbuk sari ialah butir terpisah-pisah atau sering bergumpal-gumpal
membentuk kelompok serbuk sari yang bbertepung. Bakal buahnya tenggelam
beruang 1dengan 3 tembuni pada dindingnya, atau jarang terdapat bakal buah beruang
Kepala putik ada 3 semuanya berfungsi (fertil) atau 2 yang disamping fertil yang
lainnya mandul.
Contoh spesiesnya : Orchis mascula (anggrek ungu), Phalaenopsis, dan Dendrobium
crumenatum (anggrek merpati)

Gambar 9. Phalaenopsis (anggrek ngengat)

2.3.2 Peranan Bangsa Gynandrae (Orchidales)

Peranan atau manfaat yang dapat diambil dari Bangsa Gynandrae (Orchidales) yaitu
diantaranya untuk suku Orchidaceae dapat digunakan sebagai obat-obatan contohnya pada
spesies Orchis mascula (anggrek ungu), penghasil ekstrak pewangi (vanili) bernilai
ekonomis, karena dapat diolah masyarakat dan bermanfaat dalam kelangsungan hidupnya.

2.4 Bangsa Arecaes (Spadiciflorae)

2.4.1 Karakteristik Bangsa Arecaes (Spaduciflorae)

Bangsa ini mencakup tumbuhan dengan berbagai perawakan (habitus), kebanyakan


berupa tema yang besar, kadang-kadang pohon-pohon atau liana, ada pula yang berupa
tumbuhan kecil-kecil. Daun kebanyakan besar, berbagai atau majemuk dengan sususan
tulang-tulang menjari atau menyirip. Bunga kecil, banci atau berkelamin tunggal, tersusun
rapat membentuk bunga majemuk seperti bulir atau tongkol, yang ada pangkalnya terdapat
suatu seludang yang membungkus atau melindungi bunga majemuk tadi. Hiasan bunga tidak
ada, atau bila ada, tidak menarik, berbilangan 3, kadang-kadang berbilangan lain (dengan
angka dasar bukan 3). Benang sari berbeda-beda jumlahnya. Bakal buah menumpang,
beruang 1 atau lebih, jumlah bakal biji dalam tiap ruang tidak tertentu. Buah berupa buah
buni atau buah batu bukan buah kendaga. Biji dengan endospermae besar lembaga kecil.

2.3.2 Famili (suku) Bangsa Arecaes (Spaduciflorae)

1. Suku: Arecaceae (Palmae).


Semak. pohon atau liana. batang amat pendek hampir tidak ada atau tinggi besar. ada
yang Iangsing panjang dan bersifat lentur' biasanya tidak bercabang. seringkali penuh
dengan sisa-sisa tangkai daun yang lebar berbentuk upih yang tidak gugur. Akar pertama
yang berasal dari lembaga segera hilang dan diganti dengan akar-akar yang sama besar
yang keluar dari pangkal batang. Daun tunggal. bercangap. berbagi atau majemuk
dengan susunan tulang-tuiang menjari atau menyirip, biasanya besar. Panjangnya dapat
mencapai beberapa meter. tersusun sebagai rozet batang atau rozet akar, pada jenis-jenis
yang memanjat, tersebar. Dalam kuncup,daun terlipat, bila telah berkembang biasanya
berujung tajam, tepi atau ibu tulang berduri. Tangkai daun ke pangkal melebar menjadi
upih yang membalut batang atau setidak-tidaknya menyerupai upih dan kadang-kadang
lama tidak mau lepas dari batang. Bunga kecil banci atau karena adanya reduksi salah
satu alat kelaminnya menjadi berkelamin tunggal berumah l atau berumah 2. kadang-
kadang poligam tersusun dalam bunga majemuk yang bersifat seperti malai, biasanya
dengan ibu tangkai bunga yang menebal, yang keseluruhannya membentuk yang disebut
bunga tongkol. Karangan bunga itu jarang terdapat pada ujung batang, biasanya di
ketiak-ketiak daun atau pada batang di bawah rozet daun, kebanyakan diselubungi oleh
daun pelindung yang disebut seludang bunga. Seludang bunga banyak atau sedikit,
seperti belulang atau seperti mémbran. Hiasan bunga ganda, berupa 3 daun kelopak yang
terpisah-pisah atau berlekatan dengan susunan seperti genting atau kutub kutub 3 daun
mahkota yang bebas atau berlekatan, dalam bunga jantan biasanya tersusun seperti
katup-katup dalam bunga betina tersusun seperti genting. Benang sari biasanya 6,
tersusun dalam 2 lingkaran, jarang lebih dari 6 (3 kebanyakan) atau hanya 3, bebas satu
dari yang lain atau berlekatan. Kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur,
serbuk sari dengan permukaan yang licin jarang beruri. Bakal buah menumpang, dalam
bunga jantan tidak ada atau bereduksi, beruang 1-3, jarang beruang 4-7, tiap ruang berisi
1 bakal biji, kadang dalam bakal buah yang beruang 3 hanya terdapat 1 bakal biji yang
sempurna perkembangannya. Buahnya buah buni atau buah batu, beruang 1-2, atau
dengan daun-daun buah yang jelas batas-batasnya. Biji dengan endosperm dan daun
lembaga yang kecil.Suku ini membawahi sekitar 200 marga yang keseluruhannya
meliputi 4000 an jenis, yang sebagian besar tersebar di daerah tropika.

Contoh: Areca catechu.

Klasifikasi:

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyle

Ordo : Arecales

Famili : Araceae

Genus : Areca

Spesies : Areca cathecu L.


Gambar 10. Areca cathecu L (Pinang)

Suku: Araceae.

Terna dengan getah yang cair atau seperti susu, pait, dalam tanah mempunyai
rimpang yang memanjang atau seperti umbi, kadang-kadang memanjat, jarang dengan
batang berkayu. Daun biasanya tidak banyak, kadang-kadang baru terbentuk setelah
keluar bunga, tunggal atau berbagi sampai majemuk, kebanyakan tersusun sebagai rozet
akar atau tersebar pada batang atau bersilang dalam dua baris. Helaian bangun jantung
atau perisai, sering tombak atau anak panah, dengan tangkai yang pada pangkal berubah
menjadi upih daun yang seringkali tipis seperti selaput. Bunga kecil, dalam jumlah yang
besar tersusun sebagai bulir atau tongkol yang mempunyai seludang, sering berbau tidak
sedap, banci atau berkelamin tunggal. Bunga yang banci semua sama, yang berkelamin
tunggal tunggal pada tongkol teratur sedemikian rupa sehingga bunga jantan terdapat
dibagian atas tongkol, dan bunga betina dibagian bawahnya. Bunga yang banci
mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas 4-6 segmen atau berlekatan membentuk badan
seperti piala, bunga yang berkelamin tunggal tanpa hiasan bunga. Benang sari 2 - 4 – 8,
berhadapan dengan segmen-segmen hiasan bunga, kepala sari membuka dengan celah
atau liang, bebas atau bersatu menjadi satu massa. Pada bunga betina sering terdapat
benang sari-benang sari yang mandul. Bakal buah menumpang atau tenggelam dalam
tongkol, beruang 1 – banyak biji, yang mempunyai endosperm dengan lembaga di
tengahnya, atau tanpa endosperm dengan lembaga yang bengkok. Suku ini membawahi
lebih dari 100 marga yang seluruhnya meliputi lebih dari 1.500 jenis, lebih dari 90 %
merupakan penghuni daerah tropika.
Contoh: Acorus calamus L.

Klasifikasi (Cronquist, 1981):

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arales

Famili : Acoraceae

Genus : Acorus

Spesies : Acorus calamus L.

Gambar 11. Acorus calamus L.

3. Suku: Cyclanthaceae.
Terna perenial dengan habitus mirip palma, batang pendek atau tidak ada, kadang-
kadang memanjat dan menjadi setengah epifit, mempunyai getah seperti susu atau cair.
Berbagai sifat mengingatkan kepada palma, dalam hal-hal lain seperti Araceae. Daun
berebentuk kipas seperti pada palma kipas, bertepi rata, berlekuk atau berbagi 2, masing-
masing bagian dapat berlekuk atau berbagi lagi, tangkai daun pada pangkal berubah
menjadi upih, duduk daun tersebar atau berseling dalam 2 baris. Bunga berkelamin
tunggal, berumah satu, tersusun sebagai tongkol yang mempunyai 2 – 6 seludang yang
mudah runtuh. Bunga jantan dan betina terdapat pada 1 tongkol. Bunga jantan tanpa
hiasan bunga atau mempunyai tenda yang berlekatan, bergigi 6 dengan 6 sampai banyak
benang sari. Bunga betina telanjang, atau mempunyai tenda bunga yang terdiri atas 4
daun tenda bunga berbentuk sisik dan 4 benang sari mandul berbentuk benang. Bakal
buah tenggelam dalam tongkol atau sumbu bunga menjemuknya, beruang 1 dengan 2
sampai 4 tembuni pada dindingnya, bakal biji pada tiap lembuni banyak. Buahnya buah
buni yang berisi banyak biji. Biji dengan kulit biji yang berdaging, mempunyai
endosperm dan lembaga yang kecil, lurus atau bengkok. Suku ini hanya meliputi sekitar
40an jenis yang terbagi dalam kurang lebih 6 marga, terbatas pada daerah tropika di
Amerika dan Hindia Barat.

Contoh: Cyclanthus bipartitus

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Monocotyledoneae

Ordo : Arecales

Familia : Cyclanthaceae

Genus : Cyclanthus

Species : Cyclanthus bipartitus

Gambar 12. Cyclanthus bipartitus

4. Suku: Lemnaceae
Terna air perenial, kecil, mengapung atau tenggelam, tanpa batas yang nyata antara
batang dan daun-daunnya, dengan akar-akar seperti benang-benang atau tanpa akar, yang
kesemuanya tadi merupakan tanda adanya adaptasi yang sangat jauh terhadap kehidupan
yang menggunakan air sebagai habitatnya, serta adanya reduksi alat-alat vegetatif yang
tidak ditemukan pada tumbuhan lain. Tubuh tumbuhan tereduksi menjadi badan
berbentuk jorong, memanjang atau bulat pipih, tanpa diferensiasi morfologi, sehingga
menyerupai talus, di sebelah atas kelihatan hijau, sebelah bawah seringkali berwarna
lembayung, berkembangbiak vegetatif dengan perantaraan kuncup-kuncup yang pada
pangkal bergandengan dengan induknya, dan kemudian dapat terpisah-pisah menjadi
individu-individu baru, yang hidup di daerah-daerah iklim sedang dapat menghasilkan
kuncup-kuncup yang tenggelam sampai kedasar untuk mempertahankan diri selama
musim dingin. Bunga berkelamin tunggal, berumah satu, tidak mempunyai hiasan bunga,
bunga jantan hanya terdiri atas 1 benang sari, yang jantan terdiri atas 1 putik dengan
bakal buah beruang 1 yang berisi 1- 6 bakal biji pada dasar ruang. Buah berupa
gelembung kecil, biji dengan kulit berdaging, sedikit endosperm dan lembaga yang lurus.
Warga suku ini merupakan penghuni lingkungan berair tawar di hampir seluruh dunia,
seluruhnya meliputi sekitar 25 jenis yang terbagi dalam3- 4 marga.

Adapun Contoh spesies: Lemna pulsatilla, Spiro polyrhiza, dan wolffia arhiza

Gambar 13. Lemna pulsatilla

2.3.3 Peranan Bangsa Arecaes (Spaduciflorae)

Peranan atau manfaat yang dapat diambil dari Bangsa Arecae yaitu diantaranya untuk
suku Arecaceae terutama pada spesies Areca catechu (Pinang) dapat digunakan sebagai
mengkonsumsi sirih, serta penghasil zat samak . kemudia untuk spesies Arenga saccharifera
dapat menghasilkan gula aren, untuk Cocos Nucifera (kelapa) penghasil minyak dan kayu
bangunan Oreo doxa (regia atau palma raja) sebagai tanaman hias ernilai ekonomis, karena
dapat diolah masyarakat dan bermanfaat dalam kelangsungan hidupnya.

2.5 Bangsa Pandanales

Terna perdu atau pohon dengan daun-daun pipih, bangun garis atau pita. Bunga selalu
berkelamin tunggal, telunjang atau memounyai tenda bunga, biasanya tersusun dalam
karangan bunga berupa tongkol majemuk atau bongkol. Bunga jantan dengan 1 banyak
benang sari, sedangkan bunga betina dengan bakal buah beruang 1 menjadi banyak., tiap
ruang berisi 1 menjadi banyak bakal biji. Dalam kandung lembaganya terdapat lebih dari 3
sel antipoda. Buah menyerupai buah keras, biji mempunyai endosperm.

2.5.1 Karakteristik Bangsa Pandanales

Ordo pandanales ini tumbuh liar ditepi sungai, rawa dan tempat-tempat lain yang
tanahnya lembab sampai setinggi 500 m. Memiliki akar besar dan memiliki akar tunjang yang
dapat menopang tumbuhan, batangnya bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar,
akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daunnya berwarna hijau berukuran
panjang kisaran 75-90 cm, lebarnya hanya antara 8-10 cm. ujungnya lancip berduri halus,
daunnya tunggal, memeluk batang, lanset, tepinya berduri, ujungnya runcing, pangkal
tumpul, pertulangan nya sejajar. Bunganya memunyai aroma harum lembut (tidak
menyengat), dan berbuah batu berbentuk seperti bola menggantung berwaena jingga.

2.5.2 Famili (suku) Bangsa Pandanales

1. Famili Pandanaceae

Suku pandanaceae berupa semak, perdu atau pohon dengan batang yang besar
dan tumbuh tegak, bercabang-cabang, atau berupa liana dengan batang-batang
memanjat. Pada pangkal batang terdapat alar tunjang, kadang-kadang akar keluar dari
bagian batang yang lebih tinggi, bahkan dari cabang-cabangnya. Daun sempit, panjang,
bangun pita dengan tepi berduri kecil-kecil tajam, tersusun dalam garis spiral yang
biasanya ada 3. Bunga berkelamin tunggal, telanjang, tersusun sebagai bunga tongkol
yang bersifat majemuk, terdapat pada ujung batang atau dalam dalam ketiak daun-daun
pelindung yang besar seringkali juga berwarna.

Untuk bunga jantan dengan atau tanpa putik yang rudimenter, mempunyai
banyak benang sari yang terdapat pada sumbu bunga pendek atau panjang, tangkai sari
bebas atau berlekatam, kepala sarinya tegak berdiri atas 2 ruang sari yang masing-
masing dapat terbagi lagi dalam ruang-ruang yang lebih kecil . Bunga betina tanpa
benang sari mandul atau bila ada kecil dengan posisi yang hipogin. Bakal buah
menumpang, beruang 1, bebas atau berlekatan dengan bakal buah dengan kepala putik
yang menjadi satu atau tetap terpisah-pisah. Bji kecil, memiliki endosperm berdaging
dan lembaga yang kecil.Suku Pandanaceae mempunyai warga yang jumlah sekuruhnya
ditaksir antara 200-300 jenis, terbagi menjadi 3 marga terutaa tersebar di daerak tropik,
ditepi-tepi pantai, sungai-sungai.
Adapun contoh-contoh yang termasuk spesies yang terdapat dalam famili
Pandanaceae antara lain :
 Pandanus : P. tectorius, P. bidur, P. furcatus (daunnya penghasil bahan
anyaman,tikar,tas atau bahan pembungkus) P. amaryllifolius (pandan wangi),
sebagai pewangi minyak rambut, pemberi aroma masakan (kue) tertentu, P.
edulis buah yang dapat dimakan.
 Freycinetia : F. funicuaris, F. javanica, F. guadidii, F. banksii
 Sararanga : S. simosa.

Gambar 14 . a. Pandanus tectorius (pandan tikar)


b. Pandanus amaryllifolius (pandan wangi)
2. Famili Sparganiacae
Suku Sparganiacae terna air perenial, mempunyai rimpang dan batang yang
terletak diatas tanah yang sederhana atau bercabang-cabang. Daun bangu pita, panjang
kaku terkulai, di air tegak atau mengapung, pangkal berupih, biasanya tersusun dalam 2
baris pada pangkal batang. Bunga nya berkelamin tunggal terumpul dalam bongkol-
bongkol yang bulat dan terpisah-psah, bunga jantan dibagian atas sedangkan bunga
betina pada setiap bunga majemuk mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas 3-6
segmen yang berupa sisik-sisik tipis seperti membran yang memanjang. Buahnya buah
keras atau buah batu yang berdesak-desakan dalam suatu kelompokan, tanpa tangkai
buah, tidak membuka bila telah masak, biji nya dengan kulit biji yang tipis, mempunyai
endosperm bertepung dan berlembaga ditengahnya. Suku Sparganiacae hanya terdiri
atas 1 marga, semuanya meliputi antara 20-30 jenis yang bersifat kosmopolit.
Adapun contoh-contoh spesies nya dalam suku Sparganiacae yaitu Sparganium
eucarpun, S. simplex, S. romosum, S. antipodum.
Gambar 15. Sparganium simplex
3. Famili Typhaceae
Suku Typhaceae terna air perenial, dirawa-rawa atau telaga mempunyai
rimpang yang merayap dan batang-batang sederhana, tinggi dengan bagian bawah
terendam air. Daun sempit, bangun garis atau pita memanjang, agak tebal seperti spon,
biasanya tersusun dalam 2 baris atau merupakan rozet akar. Bunga berkelamin tunggal,
dalam jumlah besar, tersusun rapat dalam tongkol yang berbentuk siliner dengan bunga
jantan dibagian atas dan bunga betina dibagian bawah to ngkol. Kemudian kedua
bagian terebut terpisahkan oleh bagian tongkol yang terdiri atas sisik-sisik tipis seperti
selaput. Buahnya buah kering, akhirya membuka dengan membelah membujur,
endosperm bertepung, lembaga sempit, hampir sepanjang bijinya.
Suku ini hanya terdiri atas 1 marga dengan kurang lebih 15 jenis yang tersebar
di daerah-daerah beriklim panas dan berikloim sedang. Adapun untuk contoh spesies
nya yaitu Typha angustifolia, T. domingensis, T. latifolia, T. minima, T martini.

Gambar 16 a. Typha angustifolia b. Typha latifolia

2.5.3 Peranan Bangsa Pandanales

Peranan atau manfaat yang dapat diambil dari Bangs Pandanales yaitu diantaranya
untuk suku Pandanaceae dapat digunakan sebagai nilai ekonomis, karena daunnya penghasil
bahan anyaman, dan bisa dibuat sebagai tikar pandan, atau bahan pembungkus, serta dapat
digunakan juga sebagai pewangi minyak rambut, pemberi aroma masakan (kue). Dan juga
ada yang dapat dimakan buahnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah Liliopsida yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan


bahwa, Kelompok Kelas Liliopsida sebagian besar berupa tumbuhan herba dan hanya sedikit
yang berkayu, tidak mempunyai kambium sehingga tidak ada pertumbuhan sekunder. Ikatan
pembuluh terbuka dan tersebar. Sistem perakarannya adalah perakaran adventitif (serabut),
Daun  pada umumnya umumnya dengan pertulangan pertulangan daun parallel parallel
(sejajar). (sejajar). Bagian-bagian Bagian-bagian  bunga pada umumnya umumnya kelipatan
kelipatan 3. Liliopsida merupakan merupakan tumbuhan tumbuhan monokotil yang memiliki
biji berkeping satu, Kelas Liliopsida terdiri dari 5 subkelas, 19 ordo, 65 famili dan kurang
lebih 50.000 species. Pada kelompok ini materi yang dibahas Kelas Liliopsida yaitu Poales
(Glumiflorae), Zingiberidae (Scitamineae), Gynandrae (Orchidales), dan Pandanales

3.2 Saran

Kami harap dengan membaca makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pembelajaran bagi pembaca, dan bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi
penyusun dan pembaca. Mungkin makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
mohon saran supaya kedepannya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Eram, Shimaila. et.all (2019). A Review On Phytopharmacological Activity Of Alpinia


Galanga. International Journal Of Pharmacy and Pharmaceutical Scienes. Vol
11(03) : 6-11.

Krisson, Edoward, Ruansay. dan Elewyaan, Elewyaan. (2018). Potensi Dan Pemanfaatan
(Pandanus tectorius) Sebagai Busana Tradisinal di Kabupaten Nabire Provinsi
Papua. Jurnal Acropora Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua. Vol 1 (1) : 42-49.

Mardiatmoko, Gun. (2018). Flora Unik Jilid 2. Ambon: Universitas Pattimura Press.

Mey, Fitri, Irmawati. dkk (2014). Pemanfaatan Tepung Umbi Garut (Maranta Arundinacea L)
Sebagai Pengganti Tepung Terigu Dalam Pembuatan Biskuit Tinggi energi Protein
Dengan Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris). Jurnal
Teknosains Pangan. Vol 3 (01) : 3-14.

Miao, Ming-zhi. Et.all. (2014). Floral Vasculature and Ontogeny in Canna indica. Nordic
Journal Of Botany. Vol 32 : 485-492.

Peng, Wei. dkk. (2015). Areca catechu L. (Arecaceae): A review of its traditional uses,
botany, phytochemistry, pharmacology and toxicology. Journal of
Ethnopharmacology. http://dx.doi.org/10.1016/j.jep.2015.02.010

Silalahi, M. (2014). Bahan Ajar  Bahan Ajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Taksonomi


Tumbuhan Tingkat Tinggi. Universitas Kristen Indonesia Press.

Sudarsono, dkk. (2005). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.


Tjitrosoepomo, Gembong. (2010). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.

Tjitrosoepomo,G. (2012). Taksonomi Tumbuhan (Spermatohpyta). Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Zafar, Mohammad, Imam, dan Akter Saleha. (2011). Musa paradiciata and Musa sapientum:
A Phytochemical and Pharmacological Review. Journal Of Applied Pharmacutical
Sacience. Vol 1 (5) : 14-20

Anda mungkin juga menyukai