Jl. Prof K.H. Zainal Abidin Fikri, Km.3.0, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30126
pccraina@gmail.com
Abstrak
Penelitian pada keanekaragaman jenis Katak dan Kodok (Amphibia : Anura) berdasarkan
data studi literatur atau Literatur review sebagai sumber belajar dalam dunia zoologi
vertebrata. Katak dan kodok biasa dijumpai oleh manusia yang dapat menjadi salah satu
bioindikator baik buruknya suatu lingkungan. Hasil penelitian yang didapat yakni dijumpai
Dijumpainya 19 jenis katak dan kodok dan 5 famili yaitu Bufonifae, Rachophoridae,
Ranidae, Dicroglossidae, dan Megaphyridae. Yang mengindikasikan bahwa Indonesia
memiliki kondisi yang dapat digunakan sebagai habitat amphibi, adapun hasil penelitian
diperoleh keanekaragaman jenis serta mendeskripsikan dikemas dalam bentuk buku
ringkasan dalam dunia zoologi vertebrata sebagai salah satu sumber belajar dalam
pelaksanaan perkuliahan.
Kata Kunci : Indonesia, Katak dan Kodok, Ordo Anura, Keanekaragaman, Sumber Belajar.
Pendahulan
proses biotik dan jumlah (seperti dan tanahnya yang menyebabkan flora dan
kelimpahan, biomassa, penutupan dan fauna dapat tumbuh dan berkembang
laju) serta struktur dari level-level tersebut dengan baik. Salah satu kekayaan alam
(Wince,2015). Kekayaan alam yang ada yang ada di hutan hujan tropis adalah
di hutan ini didukung oleh kondisi iklim amfibi pada ordo anura.
Amphibi merupakan salah satu dijumpai oleh manusia. Katak dan kodok
komponen penyusun ekosistem yang dapat menjadi salah satu bioindikator baik
memiliki peranan sangat penting, baik buruknya suatu lingkungan. Secara alami
secara ekologis maupun ekonomis. Secara katak dan kodok menyukai habitat lembab,
ekologis, amphibi berperan sebagai bersemak, terdapat genangan air dan
pemangsa konsumen primer seperti berkanopi. Kulit katak tipis dan berlendir,
serangga atau hewan invertebrata lainnya menjadikan katak tidak mampu hidup di
(Iskandar, 1998). Anura merupakan ordo tempat panas dan kering, karena suhu yang
dari jenis spesies katak dan kodok tercatat panas dan kering akan menyebabkan
sekitar 6.525 jenis, lebih dari 500 jenis dehidrasi hingga menyebabkan kematian.
diantaranya terdapat di Indonesia. Di Di Jawa terutama di wilayah Daerah
Indonesia anura mempunyai sebaran yang Istimewa Yogyakarta terdapat enam
luas dari Pulau Sumatera hingga Papua familia anggota Ordo Anura yaitu:
(Kamsi, dkk 2017; Kamsi, 2008). Bufonidae, Ranidae, Dicroglossidae,
Rhacophoridae, Microhylidae dan
Ordo Anura dapat dengan mudah
Megophryidae (Zug, 1993; Pough et al.,
ditemukan di Indonesia, mencapai sekitar
1998; Iskandar, 1998; Eprilurahman dan
450 jenis atau sekitar 11% dari seluruh
Kusuma, 2011; Yudha et al,, 2013; Yudha
jenis Anura di dunia (Kusrini, 2013).
et al.2014). Hasil penelitian ini nantinya
Menurut Kusrini (2007) bahwa data
diharapkan dapat dijadikan sebagai media
mengenai keberadaan dan status Amphibi
pembelajaran. Berupa media visual, media
di Indonesia masih sangat terbatas,
audio, ataupun audio visual. Pemanfaatan
penelitian mengenai biologi dan ekologi
hasil penelitian juga dapat memberikan
Amphibi masih sangat kurang dan
informasi lebih lengkap dan database yang
biasanya dilakukan hanya pada jenis-jenis
dapat dijadikan acuan bagi penelitian
yang umum dijumpai. Katak dan kodok
selanjutnya. Hal inilah yang
adalah hewan yang secara taksonomi,
melatarbelakangi sehingga perlu dilakukan
masuk ke dalam kelas Amphibia, ordo
penelitian mengenai keanekaragaman jenis
Anura. Katak dan kodok biasanya banyak
3
katak dan kodok (Amphibi: Anura) pada data sebagai sumber belajar dalam dunia
beberapa tempat berdasarkan perolehan zoologi vertebrata.
Metode
Dalam langkah menyusun review 2021). Selain itu, dalam pembuatan review
ini, teknik yang digunakan yaitu studi ini juga dilakukan pencarian data
pustaka (Literature review) dengan berdasarkan referensi media online seperti
mencari sumber atau literatur dalam : Google dan situs Journal terindeks
bentuk data primer berupa jurnal nasional (Scholaar, Cendekia, Tandfonline,
maupun jurnal internasional dengan PubMed, NCBI, dll).
tenggat waktu 5 tahun terakhir (2016-
Tabel 1. Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok Amfibi (Anura) yang terdapat pada
beberapa data berdasarkan studi literatur.
Occidozyga lima 2
Occidozyga sumatrana 8
Limnonectes microdiscus 1
Ranidae Limnonectes kuhlii 1
Hylarana celebensis 2
Odorrana hasii 1
Huia masonii 1
Rachophoridae Rana calconata 1
Philautus aurifasciatus 1
Nycxtixalus margaritifer 1
8
Polypedates leucomystax
Megaphryidae Fejervarya cancrivora 1
Leptobrachium haseltii 1
Megaphrynus montana 1
Dijumpainya 19 jenis katak dan kodok Goin et al, (1978) menyebutkan bahwa
tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia amfibi mampu bertahan hidup pada
memiliki kondisi yang dapat digunakan kisaran suhu 3 – 41°C. Kisaran tersebut
sebagai habitat amphibi dengan jumlah sangat penting bagi amfibi dikarenakan
individu penjumlahan dari keseluruhan fisiologi amfibi sangat tergantung pada
data yang diperoeh melalui studi literatur. suhu dan air.
Anura terdiri dari katak dan kodok yang berlendir. Sedangkan kodok tekstur kulit
memiliki jumlah ordo yang cukup banyak, kasar dan berbenjol yang diliputi bintil-
dengan jumlah spesies 5.208 spesies bintil berduri, tangan dan kakinya
(Yudha dkk., 2014). Katak dan kodok cenderung lebih pendek dibandingkan
memiliki perbedaan, dimana katak muda dengan kaki katak lebih panjang. Katak
dikenal dari tubuhnya yang memiliki seperti hewan lainnya memiliki kisaran
empat kaki, leher yang tidak jelas, mata kebutuhan akan faktor-faktor lingkungan
cenderung besar, permukaan kulit licin dan yang spesifik setiap jenisnya. Keberadaan
5
jenis-jenis katak yang umum dijumpai indikasi awal bahwa suatu habitat mulai
pada habitat yang terganggu merupakan mengalami gangguan (Ario, 2010).
Masih ada jenis Amphibi Ordo mudah ditemukan menjadi sangat sulit
Anura yang jarang bahkan tidak ditemukan ditemukan. Indikasi rusak atau hilangnya
salah satunya adalah katak pohon. Hal ini hutan memungkinkan sebagai pemicu
terjadi karena hutan yang sebagian musnahnya jenis-jenis yang sangat
wilayahnya sudah banyak yang tergantung kepada keberadaan habitat ini.
dieksploitasi berlebihan seperti Hasil penelitian. Kusrini et al. (2013),
penebangan dan pengalihan fungsi hutan menunjukkan keanekaragaman Amphibi di
primer menjadi perkebunan. Akibat dari hutan bekas tebangan dan hutan yang
eksploitasi dan pengalihan fungsi tersebut belum ditebang sangat berbeda nyata.
sangat berpengaruh bagi habitat Amphibi Hutan bekas tebangan memiliki jumlah
Ordo Anura. Jenis Amphibi terestrial jenis lebih sedikit daripada hutan yang
penghuni hutan, misalnya Leptobrachium masih alami.
hasseltii dan Megophrys montana biasanya
Famili Bufonidae dari jenis spesies melanostictus) banyak dijumpai di mana-
Duttaphrynus melanotictus ditemukan mana saja pada negara Bangladesh. Dalam
hanya di tanah. Katak Biasa (Duttaphrynus kelas praktikum biologi, katak ini banyak
6
digunakan oleh para praktisi. Ini biasanya ditemukan pada serasah daun. Hasil
melompat ke cahaya di dekat tempat penelitian dari jenis ini habitatnya berbeda
tinggal perumahan. Spesies ini tidak dengan yang ditemukan oleh Ace, dkk.,
berbahaya, tetapi kotorannya di tempat (2015) yang menyebutkan katak mutiara
tinggal manusia sering menjadi masalah hidup di pepohonan (arboreal), spesies ini
kesehatan. sedangkan Leptophyryne memiliki jari-jari yang ujung besar dan
cruentata (katak merah) ditemukan pada pipih yang mempunyai jari-jari berselaput
bebatuan disepanjang sungai dan di air. renang hampir penuh sampai piringan
Amfibi yang ditemukan di semua habitat (Kusrini, 2013).
ada 2 jenis yakni Huia masonii dan
Proses pembelajaran merupakan
Oddorana hosii. Hasil ini berpengaruh
proses komunikasi dan berlangsung dalam
pada jumlah individu yang diperoleh.
suatu sistem. Tanpa media, komunikasi
Semakin bervariasi habitat yang menjadi
tidak akan terjadi dan proses pembelajaran
tempat hidup jenis amfibi tertentu, maka
sebagai proses komunikasi juga tidak akan
semakin banyak peluang jumlah individu
bisa berlangsung secara optimal. Media
yang diperoleh. Spesies Limnonectes
pembelajaran memainkan peran yang
kuhlii, Fejevarya limnocharis, dan
cukup penting untuk mewujudkan kegiatan
Limnonectes microdiscus ditemukan di air
belajar menjadi lebih efektif dan efisien (
dan di atas batu. Spesies Nycxtixalus
Zulkifli, 2010).
margaritifer (katak mutiara) hanya
Media pembelajaran mempunyai khususnya dalam dunia Zoologi vertebrata
peranan yang sangat penting yakni sebagai yang digunakan dosen. Sehingga, praktis
alat perantara dalam kegiatan belajar untuk dibawa ke mana-mana, dan kapan
mengajar berlangsung. Media saja bisa dibaca. Pembuatan media
pembelajaran digunakan oleh mahasiswa pembelajaran berupa buku ringkasan
sebagai sumber belajar. Sumber belajar tentang zoologi vertebrata dilakukan
yang paling sering digunakan oleh siswa dengan pengambilan sampel Katak dan
dan guru adalah buku pelajaran Kodok (Amphibi: Anura) berdasarkan
(Adisendjaja & Romlah, 2007). Secara studi literatur. Data yang diperoleh dengan
umum buku adalah kumpulan kertas cara mengetahui keanekaragaman jenis
tercetak dan terjilid berisi informasi yang dan mendeskripsikan habitatnya. Proses
dapat dijadikan salah satu sumber dalam selanjutnya yaitu melakukan tahapan
proses belajar berupa tak terkecuali buku validasi untuk mengetahui kelemahan dan
yang berisi catatan ringkas materi kekuatan dari media pembelajaran
7
tersebut. Setelah itu melakukan penilaian sumber belajar dalam dunia zoologi
dari ahli isi, media, dan desain yang vertebrata.
menunjukkan layak sebagai salah satu
Kesimpulan
Ucapan Terimakasih
Daftar Pustaka