Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETNOZOOLOGI

“KAJIAN ETNOZOOLOGI SERANGGA ORDO HOMOPTERA”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK II

Khairani Rahma Tamara 1610421005

Meriani 1610421038

Cahya Dewi Wana Lestari 1610422005

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
I. PENDAHULUAN

Kata ethnoscience (etnosains) berasal dari kata ethnos (bahasa Yunani) yang berarti
bangsa, dan scientia (bahasa Latin) artinya pengetahuan. Oleh sebab itu, etnosains
merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu komunitas budaya. Kemudian ilmu ini
mempelajari atau mengkaji sistem pengetahuan dan tipe-tipe kognitif budaya tertentu.
Penekanan pada pengetahuan asli dan khas dari suatu komunitas budaya. Etnosains adalah
cabang pengkajian budaya yang berusaha memahami bagaimana pribumi memahami alam
mereka. Pribumi biasanya memiliki ideologi dan falsafah hidup yang mempengaruhi
mereka mempertahankan hidup. Atas dasar ini, dapat dinyatakan bahwa etnosains
merupakan salah satu bentuk etnografi baru (the new ethnography). Melalui etnosains,
sebenarnya peneliti budaya justru akan mampu membangun teori yang grass root dan tidak
harus mengadopsi teori budaya barat yang belum tentu relevan.
Penelitian etnosains terhadap fenomena budaya selalu berbasis etno dan atau folk.
Kehadiran etnosains, memang akan memberi angin segar pada penelitian budaya.
Meskipun hal demikian bukan hal yang baru, karena sebelumnya telah mengenal verstehen
(pemahaman), namun tetap memberi wajah baru bagi penelitian budaya. Oleh karena,
memang banyak peneliti budaya yang secara sistematis memanfaatkan kajian etnosains.
Memang belum ada kesamaan pendapat mengenai istilah etnosains dikalangan peneliti
budaya. Istilah ini ada yang menyebut cognitifanthropology, ethnographic semantics, dan
descriptive semantics. Berbagai istilah ini muncul karena masing-masing ahli memberikan
penekanan berbeda, namun hakikatnya adalah ingin mencari tingkat ilmiah kajian budaya.
Didalam kajian sains terdapat cabang-cabang ilmu yang mempelajari kekhususan
dari ilmu-ilmu tersebut, diantaranya adalah cabang ilmu zoologi. Zoologi juga mengkaji
ilmunya secara etno. Definisi dari etnozoologi itu sendiri adalah penamaan ilmiah
penggunaan serta hubungan budaya antara hewan dan manusia suatu suku bangsa atau
mengkaji hewan sebagai objek utama dan dikaitkan dengan keyakinan masyarakat sekitar.
Pengertian etnozoologi (ethnozoology) adalah penelaahan ilmiah penggunaan serta
hubungan budaya antara hewan dan manusia sesuatu suku bangsa (Rifa’i, 2014).
Dalam makalah ini akan dibahas tentang kajian etnozoologi serangga khususnya
ordo homoptera, dimana pemanfaatan serangga (homoptera) yang biasa disebut sebagai
hama di indonesia namun serangga ini bisa juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan
obat-obatan di indonesia dan juga di negara lain seperti china, Thailand, dll.

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui kajian etnozoologi serangga
khususnya pada ordo Homoptera.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Homoptera berasal dari kata homo (sama) dan pteron (sayap), serangga ini biasanya
bersayap seperti membran dan homoptera mempunyai dua bentuk yaitu yang bersayap dan
yang tidak bersayap. Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo
Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap
depan dan tempat pemunculan rostumnya. Ordo ini mengandung satu kelompok serangga
yang besar dan beragam yang erat kaitannya dengan hemiptera (Donald, dkk., 1992). Sayap
depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau
membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe
pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat
tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera.
Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia: telur
—> nimfa —> dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai
hama tanaman. Ordo ini terbagi menjadi dua sub ordo yaitu Auchenorrhyncha dan
Sternorrhyncha (Mochamad, 2009).

Homoptera terbagi menjadi 2 (dua) golongan:

1. Golongan Auchenorrhyncha (wereng), Famili : Delphacidae, Jassidae


2. Golongan Sternorrhyncha (kutu tanaman), Famili : Psyllidae, Aleyrodidae,
Aphididae, Coccidae, Diaspididae, Lacciferidae, Pseudococcidae,
Margarodidae.

Ordo Homoptera merupakan salah satu dari 32.000 spesies serangga penghisap,
yang anggota-anggotanya menunjukkan keragaman yang cukup besar dalam ukuran tubuh.
Banyak homoptera menyebabkan kerusakan pada tanaman, termasuk pohon buah-buahan
dan tanaman biji-bijian, dan dapat menjadi vektor penyakit tanaman. Beberapa memberikan
sekresi atau produk lain yang bermanfaat dan memiliki nilai komersial. Sebagian besar
anggota Homoptera termasuk dalam salah satu dari dua kelompok besar; yaitu
Auchenorrhyncha, yang terdiri dari jangkrik , wereng pohon, froghoppers atau spittlebugs,
leafhoppers dan planthoppers atau fulgorids ; Dan Sternorrhyncha, yang termasuk kutu
daun atau kutu tanaman, phylloxerans , coccids , sisik , lalat putih , dan kutu putih .
Meskipun spesies Homoptera tersebar di seluruh dunia, jumlah relatif spesies individu
berbeda-beda di suatu tempat. Hanya satu spesies cicadid yang dikenal di Inggris, dan
kurang dari 12 spesies di seluruh Eropa. Namun, lebih dari 200 spesies cicadid dikenal di
Amerika Utara , dan sekitar 180 di Australia.

Pemanfaatan Serangga Homoptera Sebagai Makanan

Pemanfaatan serangga sebagai bahan pangan saat ini sudah banyak diterapkan. Tekanan
pada pasokan pangan dunia membuat publik menyoroti sumber protein paling mudah untuk
manusia dimasa depan, yaitu serangga. Roti, sereal, dan bubuk protein dimasa depan
mungkin akan menjadi barang yang langka. Sejumlah ahli berpikir bagaimana dunia akan
memberi makan populasi semesta yang pertambahannya signifikan dari waktu ke waktu.

Sebanyak sembilan miliar orang pada 2050 diperkirakan akan mengalami kelaparan.
Kepala Manajemen Lingkungan di La Trobe University, Dr Susan Lawler mengatakan
sumber protein baru yang lebih efisien sangat penting untuk menjadi asupan bagi manusia
dan juga sumber pakan hewan. Ada begitu banyak alasan mengapa serangga bisa menjadi
bagian dari diet dan pangan kita dimasa depan. Serangga itu sehat dan bergizi. Serangga
juga tak membutuhkan ruang yang luas, seperti halnya manusia memelihara sapi, domba,
ayam, dan bahan pangan laut. Di sejumlah negara, khususnya Asia, saat ini serangga
bahkan sudah diolah menjadi makanan yang lezat.

Organisasi Pangan Dunia (FAO) mendata sebanyak dua miliar orang di dunia ini
sudah makan serangga secara teratur. Lebih dari 1.900 spesies serangga yang terdaftar bisa
dimakan. FAO menyebutkan serangga bukan hanya bernilai gizi tinggi, melainkan juga
sangat efisien di lingkungan. Sebagai contoh, jangkrik membutuhkan pakan enam kali lebih
sedikit dibandingkan sapi, empat kali lebih sedikit dibandingkan domba, dan dua kali lebih
sedikit dibandingkan ayam untuk menghasilkan jumlah protein yang sama. Jadi mungkin
saja di masa depan anda tidak sadar jika sesungguhnya tengah mengonsumsi makanan
berbahan dasar serangga.
Jenis jenis serangga yang dapat dimakan dari ordo Homoptera ini adalah:

1. Famili Cicadidae
Family cicadidae ini merupakan serangga unik yang sering dijumpai di
pepohonan. Umumnya akan bermetamorfosa setelah 17 tahun hidup sebagai
larva dan hanya mampu bertahan hidup selama 3 hari. Oleh karena itu,
daging tonggeret terbilang sebagai makanan langka. Serangga ini memiliki
bentuk hampir menyerupai lalat hanya saja berukuran lebih besar dan
memiliki rentangan sayap yang lebih lebar.

Serangga dari family ini dianggap dan dipercaya memiliki banyak khasiat
diantaranya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan masa
otot, menjaga kesehatan organ dalam, meningkatkan gairah pria, menambah
stamina, mengurangi depresi pada ibu hamil, memperbaiki metabolism
tubuh, meningkatkan kesehatan jantung, mencegah diabetes dan menjaga
kesehatan kulit dan rambut. Jenis dari family ini yaitu:
1. Orientopsaltria sp., yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat di desa Dong
Makkhai, Lao PDR
2. Crytotympana atrata yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat di China
3. Chremistica sp., Platylomia sp., Orientopsaltria sp dan Dundubia sp. yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat Thailand Utara
4. Cicada montezuma, Cicada pruinosa, Cicada nigriventris Quesada gigas,
yangbiasa dikonsumsi oleh masyarakat di Amerika Tengah.

Serangga Sebagai Hama Tanaman

1. Nilaparvata lugens (Stal.)


Serangga jenis ini dikenal dengan nama wereng coklat. Spesies Nilaparvata lugens
ini tanaman inang perantaranya adalah tanaman padi, dan tanaman inang
penggantinya adalah rumput gajah-gajahan (Panicum repens). Wereng coklat
meletakkan telur-telurnya di dalam jaringan tanaman padi, pada umumnya pada
pelepah dan helaian daun tetapi kadang-kadang bertelur pada ibu tulang daun
bagian bawah.
2. Nephotettix nigropictus
Serangga ini disebut wereng padi hijau. Imagonya berukurang panjang 4 – 6 mm,
dan terdapat pada kebanyakan gramine. Wereng hijau dewasa sifatnya sangat aktif,
menyukai cahaya lampu, dan dapat hidup selama kurang lebih 4 minggu. Nimfanya
mula-mula berwarna putih dan selanjutnya berwarna hijau. Stadia nimfa kurang
lebih 3 minggu.
3. Diaphorina citri Kuw
Kutu loncat adalah hama tanaman jeruk, serangga ini menyerang dan mengisap
daun yang masih muda, sehingga mengakibatkan kerusakan. Nimfanya bergerak
sangat lamban. Kutu loncat yang dewasa mempunyai tanda becak-becak pada
sayapnya.
4. Bemisia tabaci (Genn.)
Spesies ini dikenal sebagai vector dari beberapa penyakit tanaman, pada keadaan
tertentu dapat menimbulkan kerusakan terhadap tanaman tembakau dan kapas.
Serangga dewasa berwarna kuning dengan sayapnya yang keputih-putihan.
Serangga ini dikenal pula sebagai penular penyakit “mosaic” dan penyakit keriting
daun yang ditularkan dari gulma ke tanaman tembakau. Daur hidupnya kira-kira 2 –
3 minggu.
III. PENUTUP

Kesimpulan :
1. Etnozoologi adalah penamaan ilmiah penggunaan serta hubungan budaya antara
hewan dan manusia suatu suku bangsa atau mengkaji hewan sebagai objek utama
dan dikaitkan dengan keyakinan masyarakat sekitar
2. Pemanfaatan serangga khususnya pada sebagian pada ordo Homoptera banyak
dikonsumsi yang dapat dipercaya memiliki banyak khasiat. Namun sebagian lagi
serangga ini dianggap sebagai hama dalam pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus Ufie.2013. Kearifan lokal masyarakat sebagai sumber belajar sejarah


lokal untuk
Anonimus.2012. Homoptera (online). Diakses melalui http://retni-
biologi.blogspot.com/ 2012 / 02 / homoptera.html. Pada tanggal 24 oktober
2013.
Rinehart, and Wiston
Spradley, L.P. 2001. The Ethnographic Interview. New York: Holt,
Sudarmo.2000.Entomologi homoptera.(online) Diakses melalui http://3ggue.blo
gspot.com/2012/10/entomologi-ordo-homoptera.html.
Yongky.2011. Hama padi. (online) Diakses melalui http ://alamendah.org/
2010/06/26/wereng-batang-coklat-hama-padi-yang-sulit-dibasmi. Pada
tanggal 23 maret 2013.Medan

Anda mungkin juga menyukai