Anda di halaman 1dari 4

Flora Kalimantan Arta Ariska Sihaloho (1611013220002)

Artikel Buah Khas Kalimantan


Keledang (Artocarpus lanceifolius Roxb.)

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheobionta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus lanceifolius Roxb.
(Janick & Paull, 2008).

Deskripsi

a b

c d

Gambar 1. Tangkai daun keledang (a), daun permukaan atas (b), daun permukaan bawah
(c), batang keledang (d)
Flora Kalimantan Arta Ariska Sihaloho (1611013220002)

a b

Gambar 2. Buah keledang (a), biji keledang (b)


(Sumber: https://kabartani.com/ragam-buah-langka-pedalaman-kalimantan-yang-belum-banyak-
diketahui.html dan https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/berkebun/12pikl-jual-buah-
keledang-orange)

Keledang (Artocarpus lanceifolius Roxb.) memiliki tinggi sekitar 36 m,


ditemukan di dataran rendah dan hutan pada ketinggian 600 m di Thailand,
Semenanjung Malaysia, Sumatera, Bangka, dan Kalimantan bagian utara. Buah
keledang yang bisa dimakan berdiameter hingga 7 cm. Pohon keledang
merupakan sumber penting untuk kayu dan pewarna (Janick & Paull, 2008).
Keledang memiliki batang lurus; batang bebas cabang bisa mencapai 25 m;
berbanir pendek. Pepagan halus, kelabu-pucat sampai hampir hitam, bagian
dalamnya cokelat kekuningan; lateksnya berwarna putih pucat, kental. Ranting-
ranting tebalnya 6-8 mm, berambut atau gundul. Daun penumpu membungkus
ujung ranting, 1,5-4,5 cm, berambut pendek, meninggalkan bekas luka bentuk
cincin di ranting. Daun-daun kaku menjangat, bundar telur lanset hingga bundar
telur jorong, 10-35 × 5–20 cm; gundul di kedua sisi; ujungnya membundar hingga
runcing berekor, ekor hingga 12 mm; bertepi rata hingga menggelombang;
pangkalnya menyempit, agak tak simetris; bertangkai 1–3 cm, gundul, beralur
dangkal atau dalam di sisi atas. Daun pada anak pohon berbeda bentuk, berbagi
atau bercangap. Perbungaan dalam bongkol di ketiak, yang betina soliter, yang
jantan berpasangan. Bongkol jantan bentuk gelendong atau serupa jari, 30-60 ×
12–18 mm, halus; bertangkai 25–70 mm. Buah semu (syncarp) cokelat zaitun
hingga coklat berangan kusam; membulat, tertutup oleh tonjolan-tonjolan serupa
duri pendek yang tumpul; bertangkai 4 cm. Biji-biji elipsoid, 12-15 × 8 mm,
Flora Kalimantan Arta Ariska Sihaloho (1611013220002)

terbungkus ‘daging buah’ (sebetulnya perkembangan tenda bunga) berwarna


keputihan atau jingga terang (Kochummen, 2008).

Nama Lokal
Nama lokal keledang di antaranya adalah kĕledang (Melayu), simar naka
(Batak), bangsal (Dayak), khanun-pa (Thailand). Di pelbagai tempat di Borneo,
pohon ini dikenal dengan berbagai sebutan seperti bangsal, binturung, bunon,
kayu dadak, emputu, kakian, sedah, tempunang. Selain itu, ada jua yang
menyebutnya kateh, kledang, paribalek, peruput, pudu, tarap hutan, katebung,
tiwadak banyu, dan lain-lain (Janick & Paull, 2008).

Habitat

Keledang (Artocarpus lanceifolius Roxb.) cocok untuk ditanam di negara


yang beriklim tropis basah dengan kisaran intensitas cahaya sedang. Keledang
juga dapat tumbuh pada bagian tempat antara 1-700 mdpl bahkan sampai 1.300 m
dpl. Suhu tanah habitat keledang berkisar antara 26-31oC. Kelembapan udara
berkisar 60- 80% (Sari dkk., 2016).

Budidaya
Keledang tumbuh alami (tidak dibudidayakan) dan tersebar di sekitar
pemukiman penduduk ataupun di hutan. Saat ini belum ada masyarakat
membudidayakan pohon keledang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat
masyarakat untuk menanam keledang karena memerlukan waktu yang lama yaitu
sekitar 17-20 tahun (Sari dkk., 2016).

Penyebaran

Keledang (Artocarpus lanceifolius Roxb.) termasuk suku Moraceae


(nangka-nangkaan) menyebar mulai dari Thailand, Semenanjung Malaya,
Sumatera, Bangka, Kepulauan Lingga dan Riau, dan Borneo (Madiyawati dkk.,
2017).

Potensi

Keledang mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yaitu


terdapat kandungan flavonoid, steroid dan terpenoid di bagian kulit buah, daging
buah dan bijinya. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam buah
Flora Kalimantan Arta Ariska Sihaloho (1611013220002)

keledang ini sangat bermanfaat bagi kesehatan, seperti senyawa flavonoid yang
bertindak sebagai antioksidan yang sangat baik untuk pencegahan kanker,
meningkatkan efektivitas vitamin C, mencegah keropos tulang dan sebagai anti
biotik. Senyawa steroid sebagai pengatur dalam banyak proses metabolisme
termasuk pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak dan
penyimpanan glikogen dalam hati serta menjaga keseimbangan air dan garam
mineral dalam tubuh. Kemudian senyawa terpenoid yang berperan dalam proses
pencernaan, yaitu dengan merangsang system syaraf eksresi, sehingga
mengeluarkan getah lambung yang mengandung enzim amilase, lipase, tripsin,
dan pepsin (Madiyawati dkk., 2017).

Daftar Pustaka
Janick, J & R. E. Paull. 2008. The Encyclopedia of Fruit and Nuts. CAB
International, London.
Kochummen, K.M. 1978. Moraceae. In Ng, F.S.P. (ed.) Tree Flora of Malaya
vol. 3: 129. Longman.
Madiyawati, M., Penyang., F. Fauzi & A. Triyadi. 2017. Karakteristik Dan Uji
Fitokimia 5 (Lima) Jenis Tumbuhan Buah Eksotik Dari Kabupaten Barito
Utara Kalimantan Tengah. Jurnal Daun. 4(1): 47-54.
Sari., Y. Fakhrurrozi & A. Y. Franata. 2016. Pemanfaatan Kelidang (Artocarpus
lanceifolius Roxb.) oleh Masyarakat di Pulau Nangka Besar, Kabupaten
Bangka Tengah. Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi UBB, Bangka
Belitung.

Triyanto. 2017. Ragam Buah Langka Pedalaman Kalimantan yang Belum Banyak
Diketahui.
https://kabartani.com/ragam-buah-langka-pedalaman-kalimantan-yang-
belum-banyak-diketahui.html.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2019.

Atmaja Bukalapak.
https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/berkebun/12pikl-jual-buah-
keledang-orange
Diakses pada tanggal 23 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai