Anda di halaman 1dari 27

MORFOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI PADA TUMBUHAN

Tumbuhan adalah salah satu jenis makhluk hidup yang ada dan tinggal di muka biumi. Tumbuhan
memiliki ciri ciri sebagai makhluk hidup yaitu bergerak, selain itu tumbuhan juga memiliki ciri yang lain
yaitu tumbuh. Tumbuhan dapat berembang dan tumbuh karena memiliki hormon yang bisa membantu
prosespertumbuhan.

Dalam ilmu biologi ada yang namanya anatomi dan fisiologi pada tumbuhan dan hewan. Sekarang saya
hanya akan membahas tentang anatomi dan fisiologi yang terjadi pada tumbuhan. Supaya lebih jelas
dan lebih paham, yuk kita pelajar bersama ulasan dibawah ini.

Anatomi tumbuhan

Apa itu anatomi tumbuhan? Yang disebut dengan anatomi tumbuhan adalah cara untuk melihat seluruh
fisik yang dijadikan sebagai suatu bagian yang jika dilihat secara fungsional hal itu berbeda. Anatomi
tumbuhan dan hewan memiliki perbedaan meode yan digunakan. Pada anatomi tumbuhan
menggunakan metode pendekatan, yaitu organ organ yang terdapat pada tumbuhan diekspos dari luar
sehingga dalam hal ini tidak diperlukan

adanya pemedahan.

Jika dilihat dari sudut hirearki kehidupan sistem anatomi tumbuhan dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1. Organologi. Organologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi dan juga srtuktur organ yang
dilhat berdasarkan pada jaringan penyusunnya

2. Histologi. Histologi adalah ilmu tentang struktur dan juga fungsi jarigan dilihat dari bentu dan peranan
sel penyusunan

3. Sitologi. Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan juga fungsi sel dan organel yang
terdapat di dalamnya. Sitologi sering kali diseebut dengan istilah biologi sel.

Fisiologi tumbuhan

Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu cabang dari botanni yang mendalami tentang cara kerja sistem
kehidupan yang terdapat di dalam tubuh pada tumbuhan dan juga tentang tanggapannya terhadap
pengaruh di lingkungan sekitar. Fisiologi tumbuhan menggabungan aspek ilmu fisika, biologi dan ilmu
kimiawi.
Dari fisiologi tumbhan lahir atau diciptakan cabang cabang lain dari campuran ilmu biologi yaitu biofisika
dan juga biokimia. Selain itu fisiologi juga bisa mempengaruhi adanya perkembangan pada genetika. Hal
yang djadika sebagai obyek dalam ilmu kajian fisiologi tumbuhan adalah biofisika organ, fisika sel,
metabolisme, transportasi hara, fotosintesis, regulasi pertumbuhan, dan juga perkembangan serta
mekanisme respon yang terjadi pada rangsangan terhadap lingkungan.

Fisiologi tumbuhan sering diterapkan dalam bidang pertanian guna meningkatkan hasil panen. Ada
beberapa contoh yang didapatkan darihasil kajian ilmu fisiologi tumbuhan dalam bidang pertanian yaitu
tata cara dan teknik emberian pupuk pada tanaman guna meningkatkan hasil panen, selain itu juga
untuk mengatur penggunaan zat yang dapat mengatur pertumbuhan.

( http://www.informasi-pendidikan.com/2015/05/anatomi-dan-fisiologi-tumbuhan.html )

https://www.mejakita.com/mata_pelajaran?major_subject=8&grade=1

anatomi, morfologi dan fisiologi tumbuhan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses
metabolisme yang terjadi didalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat
hidup. Laju proses metabolism ini dipengaruhi oleh beberapa factor lingkungan mikro di sekitar
tumbuhan tersebut.

Dengan demikian fisiologi tumbuhan, kita akan memahami bagaimana sinar matahari
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasilkan karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air
dan karbondioksida. Mengapa tumbuhan membutuhkan air, bagaimana biji berkecambah, bagaimana
tumbuhan layu jika kering dan berbagai macam gejala lainnya yang tampak oleh tumbuhan.

Berdasarkan kebutuhannya akan energy cahaya, kegiatan fotosintesis dibagi menjadi 2 tahap, yaitu
reaksi terang yang membutuhkan energy cahaya, dan reaksi gelap akan terjadi baik ada sinar matahari
maupun tidak ada (tidak bergantung pada cahaya.

1.2 Maksud Percobaan


Untuk mengetahui bagaimana cara membuktikan bahwa fotosintesis berbentuk karbohidrat dan
proses fotosintesis terjadi pembebasan oksigen,atau memerlukan karbondioksida.

1.3 Tujuan praktikum

1. Membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis terbentuk karbohidrat ( ).

2. Membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis terjadi pembebasan oksigen ( ).

3. Membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis diperlukan karbon dioksida ( ).

4. Mengetahui cara transport air oleh xylem.

1.4 Prinsip praktikum

Menjadikan mahasiswa sebagai praktikan yang kreatif dan

memahami lebih detail tentang fotosintesis yang terjadi pada daun.

1.5 Manfaat praktikum

Agar mengetahui fotosintesis terbentuk karbohidrat,membebaskan oksigen, memerlukan


karbondioksida dan cara transport air oleh xylem.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistematika tumbuhan

II.1.1 Klasifikasi tumbuhan

* GANGGANG HIJAU (Hydrilla Vercillata)

· Regnum : plantae

· Divisi : Magnoliophyta

· Sub divisi : Angiospermae

· Class : Liliopsida

· Sub class : Alismatidae

· Ordo : Hydrocharitales

· Family : Hydrocharitaceae

· Genus : Hydrilla

· Spesies : Hydrilla verticillata


* SERUHAN (Peperomia Pelucida)

· Regnum : Plantae

· Divisi : Magnoliophyta

· Sub divisi : Angiospermae

· Class : Magnoliopsida

· Sub class : Magnolidae

· Ordo : Piperales

· Family : Piperaceae

· Genus : Peperomia

· Spesies : Peperomia pellucid

* DAUN MANGGA (Mangifera indica)

· Regnum : Plantae

· Divisi : Magnoliophyta

· Sub divisi : Angiospermae

· Class : Magnoliopsida

· Sub class : Magnolidae

· Ordo :Sapindales

· Family : Anacardiaceae

· Genus : Mangifera

· Spesies : Mangifera indica (L)

II.1.2 Khasiat tumbuhan

* Mangga (Mangifera indica)

Mangga ditanam untuk buahnya. Daun mangga mengandung senyawa organic tarakserol-3 beta
dan ekstrak etil asetat yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4 dan menstimulasi sintesis
glikogen, sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia. Untuk mengobati asma, influenza berat.
Sangat baik untuk saluran pencernaan dan melindungi tubuh dari serangan infeksi juga mengurangi
kelebihan panas dalam.
* Seruhan (Peperomia pelucida)

Peperomia pellucida menunjukkan aktivitas agen antibakteri staphylococcus aureus, bacillus


subtilis, pseudomonas aerugionosa, and Escherichia coli yang akn memiliki potensi sebagai suatu
spectrum antibiotic.

* Ganggang hijau (Hydrilla verticillata)

Sebagai obat dalam pada tubuh. Bermacam-macam warna Hydrilla vercillata berarti
bermacam juga khasiat dan kegunaannya.

II.2 Deskripsi tumbuhan

II.2.1 AKAR

Akar adalah bagian pokok yang nomor ketiga (disamping batang dan daun) bagi tumbuhan yang
tubuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut:

a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat
bumi atau menuju ke air.

b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun
bagian-bagian lainnya.

c. Warna tidak hijau biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.

d. Tumbuh terus pada ujungnya tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika disbanding dengan
batang.

e. Bentuk seringkali meruncing hingga lebih mudah untuk menembus tanah.

Akar bagi tumbuhan berfungsi untuk :

a. Memperkuat berdirinya tumbuhan

b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut didalam air tadi dari dalam tanah.

c. Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang
memerlukan.

d. Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan.

II.2.2 BATANG

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting. Dan mengingat tempat serta kedudukan
batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan tubuh tumbuhan.

Pada umumnya batang bersifat sebagai berikut:

a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Akan
tetapi selalu bersifat aktinomort.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku . dan pada buku-buku inilah
terdapat daun.

c. Tumbuhannya biasanya keatas. Menuju cahaya atau matahari

d. Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab, itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas.

e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan kecuali kadang-
kadang cabang atau ranting yang kecil.

f. Umumnya tidak berwarna hijau kecuali tumbuhan yang umurnya pendek misalnya rumput dan
waktu batang muda.

II.2.3 DAUN

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang paling penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Daun biasanya tipis melebar, kaya akn zat warna hijau yang
namanya klorofil,oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan
atau daerah-daerah yang ditemapti tumbuh- tumbuhan Nampak hijau pula.

II.2.4 BUNGA

Bunga mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung
ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan
samapai 40 cm panjangnya. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak
cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

III. 1 Waktu dan tempat praktikum

Hari/ tanggal : Minggu, 23 Oktober 2010

Tempat : Laboratorium Farmakognosi

III.2 Alat dan Bahan

Ø Alat :
- Tabung reaksi - Silet

- Rak tabung - Pipet tetes

- Gegep kayu - Panic aluminium

- Loyang plastic - Kompor

- Gelas kimia - Label nama

- Mikroskop - Corong kimia

- Aluminium foil - Kamera

- Objek gelas - Dec gelas

Ø Bahan :

· Daun mangga (Mangifera indica)

· Daun Hydrilla verticillata

· Tanaman Peperomia pellucida

· Alcohol

· Air panas

· Larutan eosin (sirup DHT)

· JKJ/ lugol (iodium)

III.3 Prosedur praktikum :

1. Percobaan sachs

a. Dipilih 1 lembar daun mangga (mangifera indica) yang sehat dan masih berada diatas pohon,
sebagian helaian daun ditutup dengan alumunium foil pada jam 06.00 hingga 18.00

b. Daun dipetik dan siap diujikan

c. Dilepaskan Aluminium foilnya, lalu daun direndam dalam air panas hingga layu.

d. Kemudian daun dicuci dalam larutan alcohol mendidih hingga daun berwarna pucat.

e. Daun dicelupkan dalam larutan iodium selama 10 menit lalu dibilas dengan air mengalir.

f. Terlihat perbedaan pada daun yang ditutupi dengan alumunium foil, ,daerah yang tidak ditutupi
alumunium foil akan tetap terlihat bintik biru kehitaman yang menandakan adanya karbohidrat pada
daun.

2. Percobaan ingenhousz

a. Disiapkan gelas piala, corong kimia, dan tabung reaksi


b. Dimasukkan daun Hydrilla vercillata kedalam gelas piala yang berisi air hingga terendam.

c. Diletakkan corong kimia dengan posisi terbalik

d. Corong ditutup dengan tabung reaksi yang berisi air

e. Kemudian bahan uji diletakkan dibawah sinar matahari

f. Diamati terbentuknya gelembung udara pada tabung reaksi.

3. Percobaan fotosintesis membutuhkan

a. Disiapkan 3 tabung reaksi. Kemudian diberi label yang menandakan tabung a, b, dan c

b. Tabung A berisi air yang mengandung , tabung B berisi air tanpa dan tabung C berisi air tanpa
yang telah ditambahkan soda kue.

c. Dimasukkan daun Hydrilla vercillata dengan jumlah yang sama kedalam masing-masing tabung.

d. Masing-masing tabung diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari.

e. Diamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung.

4. Pecobaan Transpor Air oleh xylem

a. Disiapkan gelas piala yang berisi larutan eosin (pewarna) atau lugol atau sirup DHT

b. Dimasukkan daun Peperomia pellucida ke dalam gelas piala hingga terendam selama 24 jam .

c. Daun diambil dan diiris melintang

d. Diamati dibawah mikroskop terdapat warna merah pada xylem.

e. Digambar jaringan xylemnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pembahasaan

Pada praktikum ingenhousz dapat di bahas adalah sebelum terkena matahari tidak terdapat gelembung
pad tabung reaksi sedangkan setelah terkena cahaya matahari terdapat gelembung-gelembung udara
di dalam tabung. Ini membuktikan bahwa pada saat proses fotosintesis tanaman tersebut
melepaskan atau membebaskan oksigen.

pada praktikum sachs dapat diamati bahwa Mangifera indica pada awalnya tampak seperti daun
mangga pada umumnya ,warna dan serta bentuknya tidak berubah seperti pada saat dipetik.setelah
direndam di air panas dia akan berubah menjadi lebih muda dan daun pun menjadi layu. Setelah
direndam degan lugol berubah warna menjadi coklat tua sedangkan bagian yang tidak ditutupi
alumunium foil terdapat bintik-bintik biru kehitaman .yang menandakan adanya karbohidrat pada daun.

Dalam praktikum transport air oleh xylem dapat dilihat bahwa sebelum terkena matahari batang daun
Peperomia pellucida tampak berwarna hijau seperti daun-daun lainnya.setelah terkena matahari
batang Peperomia pellucida tampak berwarna merah karena telah mnyerap sirup DHT tersebut.

Dalam proses percobaan fotosintesis membutuhkan dapat dilihat bahwa tabung A pada saat terkena
sinar matahari tanaman tersebut masih tetap segar, .sedangkan pada tabung B yang di tambahkan
dengan soda kue saat terkena cahaya matahari tanaman tersbut bereaksi sehingga mengeluarkan
gelembung udara. Pada tabung C (yang tidak mengandung udara) pada saat terkena matahari tanaman
tersebut berubah menjadi layu.
BAB V

KESIMPULAN

V.1 Kesimpulan

Dalam empat percobaan yang telah kami lakukan ini dapat disimpulkan bahwa pada fotosintesis
terbentuk karbohidrat,terjadi pembebasan oksigen, fotosintesis juga memerlukan karbondioksida dan
transpor air oleh xylem. Fotosintesis sebagai proses anabolisme tumbuhan melibatkan senyawa
anorganik yaitu karbon dioksida yang masuk melalui stomata dan air diabsorbsi dari akar, dengan
kemampuan kloroplas menyerap cahaya matahari pada spectrum tertentu membentuk senyawa organic
berupa karbohidrat dan terjadi proses pelepasaan oksigen dan energy.

( http://udin-ten.blogspot.com/2011/04/anatomi-morfologi-dan-fisiologi.html )

Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan,
morfologi berasal dari bahasa Latin morphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti
ilmu.[1][2] Morfologi tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari
struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis.[3] Morfologi tumbuhan berguna untuk
mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat
dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk, ilmu
yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan adalah taksonomi tumbuhan.[2][4]

Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga
untuk menentukan fungsi dari masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga
berusaha mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang terbentuk.[4] Informasi morfologi
dibutuhkan dalam pemahaman siklus hidup, penyebaran geografis, ekologi, evolusi, konservasi, serta
pendefinisian spesies.[5]

Daftar isi

1 Sejarah dan perkembangan

1.1 Urpflanze

1.2 Biologi molekular


2 Ruang lingkup

2.1 Deskripsi

2.2 Klasifikasi

2.3 Morfogenesis

3 Tata nama

4 Bagian-bagian tumbuhan

4.1 Alat hara

4.1.1 Morfologi daun

4.1.2 Morfologi batang dan akar

4.2 Alat perkembangbiakan

5 Lihat juga

6 Referensi

Sejarah dan perkembangan

Johann Wolfgang von Goethe, seorang ilmuwan yang berpengaruh dalam ilmu morfologi tumbuhan.
Salah satu konsep yang dipublikasikannya adalah Urpflanze.[6]

Morfologi tumbuhan diperkenalkan pertama kali oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman yaitu Johann
Wolfgang von Goethe pada tahun 1790.[7] Sejarah perkembangan morfologi tumbuhan berpusat di
Jerman, selain Goethe tokoh lain yang paling berpengaruh antara lain yaitu: Wilhelm Hofmeister, Karl
von Goebel, Walter Zimmermann, dan Wilhelm Troll.[7] Metode yang digunakan oleh Goethe adalah
morfologi komparatif atau tipologi yang berpandangan bahwa meskipun organ pada tumbuhan
berbunga menunjukkan keragaman, terdapat sebuah bentuk rancangan dasar yang disebut Bauplan
yang mendasari keragaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut.[6] Studi morfologi di Jerman melibatkan
perbedaan pandangan dan perdebatan oleh masing-masing ilmuwan. Goethe yang hanya bisa menerima
konsep jenis tumbuhan sedangkan Zimmermann yang hanya menerima kelompok secara alami
terbentuk melalui evolusi serta berasal dari nenek moyang yang sama.[8] Pada saat yang sama, Agnes
Arber pada tahun 1950 mempublikasikan kelompok alami tumbuhan, yang berangkat dari pandangan
bahwa perkembangan tumbuhan akan terjadi terus-menerus.[8] Sejak pertama kali diperkenalkan oleh
Goethe sampai melalui sejarah perdebatan antar ilmuwan, konsep morfologi tumbuhan telah
berkembang dan diterima secara umum bahwa tumbuhan merupakan organisme yang berkembang
melibatkan aspek dasar botani yaitu: morfologi, dimensi, fungsi, dan anatomi; Fungsinya pun
berkembang selaras dengan evolusi organisme moyangnya.[9]

Urpflanze
Gambaran konsep Urpflanze (tumbuhan moyang) dari J.W. von Goethe. Cetak cukil kayu karya P.J.F.
Turpin.

Urpflanze merupakan konsep tumbuhan moyang yang menggambarkan asal-muasal keberagaman


bentuk tumbuhan.[10] Konsep urpflanze diperkenalkan oleh Goethe melalui publikasinya berjudul
Metamorfosis tumbuhan (bahasa Inggris:The Metamorphosis of Plants) pada tahun 1978, ide Goethe
mengenai konsep urpflanze berawal dari sebuah pertanyaan “bagaimana saya dapat mengetahui kalau
suatu bentuk merupakan sebuah tumbuhan kalau itu semua tidak tercipta dan berasal dari suatu
‘bentuk dasar’ yang sama?”.[10] Pada tahun 1786 sampai 1788 Goethe melakukan perjalanan ke Italia,
pada saat itu pengetahuan tentang tumbuhan dan botani belum begitu menjadi perhatian, bahkan
diabaikan.[11] Perjalanannya ke Italia dilakukan secara bertahap, sembari mengembangkan dan
memodifikasi konsep urpflanze yang tercatat pada buku catatannya.[11] Bersamaan dengan
perjalanannya ke Italia Goethe mengembangkan dan memodifikasi konsep urpflanze secara
bertahap.[11] Dalam buku catatan perjalanannya, Goethe sendiri berpendapat bahwa tanaman moyang
dalam konsep urpflanze akan menjadi mahluk paling aneh di dunia, namun dengan model tumbuhan
moyang ini akan mungkin untuk terus-menerus tercipta berbagai jenis tumbuhan yang eksistensinya
dapat diterima secara logis; artinya, jika tumbuhan moyang itu tidak benar benar ada, keberadaanya
tetap logis, karena mereka bukan sekadar imajinasi yang sia-sia, namun merupakan sebuah proses
pencarian kebenaran dan kebutuhan batin.[6][11] Beberapa teori botani modern mulai menyetujui
konsep pemikiran awal Goethe seperti pada penemuan dalam studi genetika pada tumbuhan berbunga
yang menunjukkan, bahwa tampaknya terdapat suatu gen tunggal yang memicu munculnya bunga.[11]
Penemuan ini dianggap telah mengkonfirmasi teori yang diajukan Goethe, bahwa organ-organ yang
berbeda dalam bunga, seperti kelopak dan benang sari, dan semua variasi yang terbentuk berada pada
satu tema "Bauplan".[11]

Biologi molekular

Seiring dengan berkembangnya biologi molekular, data morfologi juga ikut disertakan untuk
mempelajari hubungan antara kelompok moyang tumbuhan sebagai asal usulnya dalam studi
filogeni.[5] Salah satu bentuk penggunaan data morfologi dalam studi filogeni adalah dengan
mengkombinasikannya dengan data struktur molekul atau sekuens.[12] Studi morfologi tumbuhan,
genetika, dan biogeografi dapat menjadi cara untuk menelusuri populasi tumbuhan moyang dan juga
bagi populasi yang sering terseleksi.[5] Penelusuran populasi tersebut berfungsi untuk melestarikan
karakteristik morfologi tumbuhan.[5]

Ruang lingkup

Contoh tumbuhan paku (atas), dan tumbuhan berbiji (bawah), keduanya merupakan golongan
tumbuhan yang menjadi bahasan morfologi tumbuhan karena bagian-bagiannya terdiferensiasi secara
nyata (dapat dibedakan).[4]
Definisi dari morfologi tumbuhan adalah “studi tentang perkembangan bentuk, dan struktur tumbuhan,
yang berimplikasi upaya untuk menginterpretasi berdasarkan kesamaan asal dan tujuan”.[13] Fokus dari
morfologi tumbuhan adalah bentuk dan susunan luar tubuh tumbuhan pada tumbuhan yang telah
terdiferensiasi yang termasuk dalam kelompok kormus (Cormophyta).[4] Sedangkan golongan lain:
Cyanobacteria, Thallophyta, dan Bryophyta yang masuk kedalam bahasan anatomi tumbuhan karena
tubuhnya belum terdiferansiasikan.[4] Sehingga hanya dua golongan tumbuhan yang menjadi bahasan
morfologi tumbuhan yaitu: Pteridophyta (tumbuhan paku), dan Spermatophyta (tumbuhan biji).[4] Studi
tentang morfologi tumbuhan harus melihat dari tiga aspek utama yang merepresentasikan arti dan fakta
dari studi morfologi, yaitu: deskripsi secara lisan dari suatu bentuk, klasifikasi bentuk, genesis bentuk
atau morfogenesis.[14]

Sistematika tumbuhan dan morfologi tumbuhan saling bersinggungan, meskipun begitu keduanya
merupakan disiplin ilmu yang berbeda dengan fokus dan tujuan yang berbeda pula.[7] Sistematika lebih
menekankan homologi atau kesamaan dari dua spesies dengan asal nenek moyang yang sama,
sedangkan morfologi menekankan pada analogi atau konvergensi.[7] Praktik dua disiplin ilmu ini bekerja
secara berlawanan, sistematika menggunakan karakteristik morfologi untuk mengelompokan
keragaman kedalam subunit taksonomi-nya, sedangkan morfologi tumbuhan menggunakan keragaman
tersebut untuk menyimpulkan dasar-dasar bentuk tanpa memperhatikan hubungan sistematikanya.[7]

Deskripsi

Keragaman bentuk tumbuhan sangat beragam bahkan tak terbatas, sehingga tidak akan pernah
mungkin untuk membeberikan istilah untuk semua bentuk yang ada.[14] Beberapa kategori yang sering
muncul dikelompokkan dan diberi nama, contohnya Angiospermae: jumlah bentuk daunnya tidak
terhitung dan bahkan dalam satu tumbuhan setiap daun dapat berbeda secara ukuran dan bentuk,
meskipun sesuai dengan bentuk umum seperti lonjong, linear, lanset, dan lainnya.[14] Misalnya bentuk
lonjong menunjukkan bentuk yang lebih panjang dibandingkan dengan luasnya, tidak ada batasan yang
jelas antar dimensi sehingga hal ini yang mengakibatkan jumlah variasi bentuk yang tidak terbatas.[14]
Deskripsi teknis dari bentuk botani merupakan petunjuk yang paling mungkin digunakan ketika
ditemukan bentuk yang tidak seorang pun pernah melihat secara langsung bentuk tersebut, sehingga
ilustrasi visualnya dapat tergambarkankan.[14]

Klasifikasi

Seluruh bidang klasifikasi botani didasarkan pada variasi dalam bentuk keseluruhan organ dan bagian
yang berbeda dalam tubuh tumbuhan.[14] Bentuk dari suatu tumbuhan merupakan gabungan dari
setiap bagian yang menjadi kesatuan, namun bukan untuk menyatakan bagian-bagian yang sangat
rinci.[14] Seluruh bentuk individu dan semua individu yang memiliki tingkat kemiripan tertentu,
sebagian besar ditentukan secara subjektif dan dilambangkan dengan tata nama binomial yang memang
merupakan istilah untuk bentuk yang paling kompleks.[14] Istilah yang digunakan untuk takson yang
lebih tinggi akan lebih komprehensif sehingga kurang konkret secara bentuk visual.[14]
Morfogenesis

Morfogenesis merupakan aspek studi yang mempelajari bagaimana suatu organ atau bagian dapat
terbentuk.[14] Kajian aspek morfogeneis dalam ilmu morfologi tumbuhan melibatkan studi pemahaman
inisiasi dan perubahan dari sebuah organ dan bagian (termasuk yang sedang mengalami pertumbuhan),
serta mekanisme yang mengakibatkan perubahan bahkan yang terjadi secara spesifik.[14] Proses inisiasi
dan konstruksi dari berbagai bentuk terjadi sampai dengan tingkat sel.[14]

Tata nama

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tata nama biologi

Setiap daerah memiliki nama lokal untuk masing-masing tumbuhan atau bentuk organ yang dikenal oleh
orang awam, sehingga suatu tumbuhan atau organ tumbuhan dapat memiliki berbagai macam nama.[2]
Komunikasi antar ilmuwan botani harus menggunakan istilah yang dapat dimengerti oleh semua orang
dan bersifat universal, istilah dan nama ilmiah yang menyangkut takson-takson tumbuhan diatur dalam
Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (bahasa Inggris: International Code of Botanical Nomenclature)
yang merupakan kesepakatan ahli-ahli ilmu tumbuhan seluruh dunia yang ditetapkan pada kongres
internasional.[2] Kode Internasional Tatanama Tumbuhan berisi tentang ketentuan yang berkaitan
dengan morfologi dan terminologi. Penggunaan nama ilmiah merupakan kesepakatan ilmuwan seluruh
dunia, pemilihan nama ilmiah bertujuan untuk menghindari timbulnya makna yang berbeda serta dapat
dimengerti oleh semua orang di manapun berada, untuk itu dalam ilmu morfologi tumbuhan pada
penulisan nama lokal tetap menyertakan padanan nama ilmiahnya.[2] Pemberian nama pada suatu
takson atau spesies baru yang belum pernah dikenal sebelumnya harus melalui publikasi yang sahih
berupa barang cetakan yang didistribusikan kepada umum, dalam pemberian nama takson harus
mengikuti pemberian nama yang sesuai dengan ketentuan serta menyertakan deskripsi lengkap atau
diagnosis yang ditulis dalam bahasa Latin.[2]

Fungsi dari morfologi tumbuhan adalah untuk menggambarkan bagaimana wujud atau bentuk
tumbuhan dengan deskripsi.[2] Deskripsi dari bentuk tumbuhan sangat penting karena jika hanya
sekadar nama tidak akan menggambarkan dengan jelas bagaimana wujud tumbuhan tersebut.[2]
Pendeskripsian mengenai wujud dan suatu bentuk tubuh tumbuhan menggunakan istilah atau
terminologi berupa kata-kata tertentu untuk mengungkapkan makna yang tertentu pula.[2]

Bagian-bagian tumbuhan

Diagram bagian-bagian tumbuhan

Bagian tumbuhan yang secara nyata dapat menunjukkan perbedaan (diferensiasi) dinamakan kormus
yang merupakan bagian pokok tumbuhan, terdiri dari tiga bagian yaitu:[15]
Akar (radix).[15]

Batang (caulis).[15]

Daun (folium).[15]

Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari modifikasi bagian
pokok atau kombinasi bagian-bagian pokok yaitu:[15]

Kuncup (gemma), modifikasi dari batang dan daun.[15]

Bunga (flos), modifikasi dari batang dan daun.[15]

Duri (spina), modifikasi dari dahan maupun daun.[15]

Alat-alat pembelit (cirrhus), dapat berupa modifikasi daun maupun dahan.[15]

Umbi (tuber), modifikasi dari batang.[15]

Rimpang (rhizome), modifikasi dari batang beserta daun-daunnya.[15]

Umbi lapis (bulbus), modifikasi dari batang dan daun.[15]

Selain itu pada organ tumbuhan tertentu dapat ditemukan alat-alat lain yang biasanya lebih kecil atau
lebih halus yang dinamakan alat tambahan atau alat pelengkap (organa accessoria), misalnya:[15]

Rambut atau bulu (pilus).[15]

Sisik (lepis).[15]

Lentisel (lenticulus).[15]

Alat hara

Masing-masing organ tumbuhan memiliki fungsi untuk menunjang kehidupan tumbuhan, organ yang
berkaitan dengan pencarian serta penyerapan makanan bagi tumbuhan disebut alat hara (organum
nutritivum) yang terdiri dari daun, batang, dan akar.[15]

Morfologi daun

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Morfologi daun


Bentuk daun ;a. pedang/belati, b. jarum, c. linear, d. lanset, e. lanset oval, f. bulat telur, g. telur pipih, h.
oval meruncing, i. sudip, j. bulat telur, k. lingkaran, l. ginjal, m. jantung terbalik, n. jantung, o. belah
ketupat, p. berbagi menyirip, r. tombak s. anak panah, t. segitiga.[16]

Daun merupakan alat hara yang hanya terletak pada batang dan tidak pernah terdapat pada bagian lain,
bagian batang tempat duduk atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, sedangkan
tempat di atas daun yang berupa sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).[16]
Pada sebagian besar Angiospermae bagian-bagian daun dapat dibedakan antara lain; dasar daun,
tangkai daun, dan helai daun.[17] Daun dibagi terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk, pada
daun majemuk terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun atau perpanjangannya
pada sumbu (rachis) yang sama.[17] Anak daun yang muncul pada sisi lateral dari sumbu disebut daun
majemuk bersirip, sedangkan jika semua anak daun muncul pada ujung sumbu yang amat pendek
sehingga dapat dikatakan melekat pada ujung tangkai daun bersama maka daun seperti itu disebut daun
majemuk menjari.[17] Selain itu terdapat lagi daun majemuk bangun kaki dan daun majemuk campuran,
pembagian daun majemuk sebagai berikut:[16]

Daun majemuk menyirip (Pinnatus)[16]

Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus)[16]

Daun majemuk menyirip genap (abruptepinnatus)[16]

Daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus)[16]

selain itu dapat pula penggolongan daun majemuk menyirip berdasarkan kedudukan anak daun pada
ibu tangkainya:[16]

Menyirip berpasangan.[16]

Menyirip berseling.[16]

Menyirip berselang-seling.[16]

pada daun menyirip ganda dapat dibedakan menurut tingkat kedudukan pada ibu tangkainya, antara
lain:[16]

Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun berada pada cabang tingkat satu dari ibu
tangkai.[16]
Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak daun berada pada cabang tingkat dua dari ibu
tangkai.[16]

Pada posisi anak daun pada tingkat berikutnya dinamakan menyirip ganda empat, namun pada
umumnya jarang ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.[16]

Daun majemuk menjari (Palmatus atau Digitatus)[16]

Daun majemuk menjari beranak dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun
contohnya pada daun Cynometra cauliflora L.[16]

Daun majemuk menjari beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak
daun contohnya pada daun para atau karet (Hevea brasiliensis)[16]

Daun majemuk menjari beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga
anak daun contohnya pada daun Gynandropsis pentaphylla[16]

Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (septemfoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tujuh
anak daun contohnya pada daun randu (Ceiba pentandra).[16]

Daun majemuk bangun kaki (Pedatus), daun ini memiliki susunan mirip daun majemuk menjari, tetapi
dua anak daun paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai melainkan pada tangkai anak daun yang di
sampingnya.[16]

Daun majemuk campuran (Digitatopinnatus), berupa daun majemuk ganda yang memiliki cabang-
cabang ibu tangkai memencar seperti pada jadi dan terdapat anak-anak daun yang menyirip, singkatnya
daun majemuk campuran merupakan campuran susunan yang menjari dan menyirip.[16]

Morfologi batang dan akar

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: batang dan akar

Batang dan akar merupakan bagian yang dapat diibaratkan sebagai sumbu tumbuhan.[16][17] Batang
akan membentuk tajuk melingkupi percabangan yang berakhir sampai daun, sedangkan akar akan
membentuk perakaran berbentuk cabang-cabang akar yang berakhir sampai ujung akar.[16][17]

Fungsi dari batang antara lain: mendukung bagian tumbuhan yang berada diatas tanah, memperluas
bidang penyerapan sinar matahari sekaligus memposisikan bagian-bagian tumbuhan agar berada pada
posisi yang paling menguntungkan, jalan pengangkutan air dan zat makanan, dan menjadi tempat
penimbunan cadangan makanan.[16] Bagian ujung sumbu batang merupakan titik tumbuhnya yang
dikelilingi oleh daun muda.[17] Bentuk batang pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) bagian bawah
umumnya lebih besar dan semakin mengecil pada bagian ujung, sedangkan pada tumbuhan biji tunggal
(Monocotyledoneae) memiliki batang yang dari pangkal sampai ujung besarnya tidak begitu berbeda,
hanya beberapa golongan saja yang bagian pangkalnya membesar seperti pada bermacam suku pinang-
pinangan.[16]

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan yang biasanya berkembang di bawah permukaan
tanah, namun ada juga akar yang tumbuh di atas tanah.[16] Bagian-bagian akar dapat dibedakan
menjadi; pangkal akar (collum), bagian akar yang berdekatan dengan pangkal batang; ujung akar (apex
radicis), bagian akar yang paling muda terdiri atas jaringan yang masih aktif mengalami pertumbuhan;
batang akar (corpus radicis), bagian yang berada di antara pangkal dan ujung akar; cabang akar (radix
lateralis), bagian yang keluar dari akar pokok dan masih dapat membentuk percabangan lagi; serabut
akar (fibrilla radicalis) cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut; rambut akar (pillus
radicalis) bagian yang sebenarnya berupa tonjolan sel-sel kulit luar jaringan bentuknya menyerupai
rambut; tudung akar (calyptra) terdapat pada bagian ujung akar yang berfungsi melindungi ujung akar
yang masih muda.[16]

Alat perkembangbiakan

Bagian tubuh tumbuhan yang dapat tumbuh kembali menjadi individu baru dinamakan alat
perkembangbiakan (organum reproductivum, diaspora, propagulum, disseminulum).[18] Alat
perkembangbiakan dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:[18]

Alat perkembangbiakan vegetatif, yaitu bagian tubuh tumbuhan yang dapat menjadi individu baru
tanpa didahului oleh peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan betina). Alat
perkembangbiakan vegetatif masih dapat dibedakan lagi dalam:[18]

Alat perkembangbiakan vegetatif alami, yang terjadi menurut sifat bawaan tumbuhan itu sendiri,
misalnya; umbi batang pada tanaman kentang, umbi lapis pada berbagai jenis tumbuhan suku: Liliaceae
dan Amaryllidaceae, rimpang pada tumbuhan (Canna edulis Kerr.), geragih pada tumbuhan arbe
(Fragraria vesca L.), dan anakan pada pisang.[18]

Alat perkembangbiakan vegetatif buatan, yang terjadi karena perbuatan sengaja oleh manusia,
misalnya: stek, yaitu bagian alat hara yang dipisahkan dari induk (dipotong) dan kemudian dapat
tumbuh kembali menjadi tumbuhan baru.[18]

Alat perkembangbiakan generatif, yaitu bagian tubuh tumbuhan yang terbentuk dengan didahului
oleh peristiwa perkawinan.[18] Pada tumbuhan berbiji alat perkembangbiakan generatif adalah bijinya,
biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga.[18]
Bunga (flos), pada suatu tumbuhan adakalanya hanya terdapat satu bunga saja, misanya pada
(Zephyranthes rosea) namun pada umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga.[18]
Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta
uniflora), sedangkan tumbuhan yang menghasilkan bunga lebih dari satu disebut tumbuhan berbunga
banyak (planta multiflora).[18]

Buah (fructus).[18]

Biji (semen).[18] https://id.wikipedia.org/wiki/Morfologi_tumbuhan

fotosintesis dan respirasi

Fotosintesis dan respirasi


FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI

A. Fotosintesis

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi
fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang
kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai
klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang
dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun suatu tumbuhan yang memiliki
klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang
diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan
mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari
(Dwidjoseputro, 1986).

Sebagai makhluk hidup yang tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk yang dapat mensintesis
sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang
dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi
energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2
menjadi glukosa (Kimball, 1999).

Klorofil adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elektromagnetik di spektrum kasat mata.
Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari warna merah sampai violet, tidak
seluruh panjang gelombang unsur dapat diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil tadi
berfungsi menyerap cahaya matahari. Tenaga eksitasi yang diperoleh klorofil digunakan untuk memecah
molekul air menjadi hidrogen dan oksigen yang dibebaskan ke atmosfer, peristiwa ini disebut peristiwa
fotolisis air . Oleh karena itu proses fotosintesis pada tumbuhan dibedakan atas reaksi terang dan reaksi
gelap, yaitu (Supeni , 1996) :

1. Reaksi Terang

Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang berlangsung di
grana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang mampu menangkap energi
cahaya matahari dalam rantai transfor elektron pada fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat
reaksi dan akseptor elektron.

2. Reaksi gelap

Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolusa Bifosfat) untuk
mensintesis gula yang berlangsung di stroma, reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu:

a. Karboksilasi, merupakan pengikatan CO2 oleh RBP untuk membentuk molekul PGA.

b. Reduksi : PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).


c. Regenerasi : pembentukan kembali RBP.

Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O)
dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia
dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi
glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan :

Klorofil

Syarat-syarat terjadinya fortosintesis

Faktor penentu laju fotosintesis

Tahapan reaksi kimia respirasi dibagi dua, yakni:

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

Peristiwa fotosintesis ini berlangsung bila ada klorofil dan cahaya yang cukup. Klorofil terdapat sebagai
butiran hijau yang berada dalam kloroplas dan umumnya kloroplas ini berbentuk oval, dengan bahan
dasar disebut stroma sedangkan butiran-butiran yang terdapat didalamnya disebut grana. Pada klorofil
terdapat rangkaian disebut dengan fitil yang dapat terlepas menjadi fitol (C20H39OH). Jika air dan
pengaruh enzim klorofilisasi (Salibury&Ross, 1995).

Selain itu, laju fotosintesis dipengaruhi oleh hal-hal seperti suhu, CO2, dan cahaya. Pengaruh suhu
sangat jelas yaitu semakin tinggi suhu maka fotosintesis akan berlangsung semakin cepat. CO2 dalam
kloroplas stroma dipindahkan oleh RBP karboksilasi reaksi dan gradien CO2 masuk melalui dinding
kloroplas, sitosol, membran sel, dan dinding sel ke luar lingkungan sel melalui stroma ke udara luar
(Salibury&Ross, 1995).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang
dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil,
dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan
besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-
sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua
monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).

Tidak semua radiasi cahaya matahari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan fotosintesis, hanya pada
radiasi cahaya tampak (380 – 700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 – 700), hijau
kuning (510 – 600 nm), biru ( 410 – 500 nm), dan violet.

Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agari proses fotosintesis dapat terjadi :

1. Tumbuhan berklorofil

2. Cahaya matahari

3. Air tanah (H2O) dan CO2 dari udara

4. Menghasilkan amilum dan membebaskan O2.

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :

1. Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan
untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

4. Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon
dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat
bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah
memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

B. Respirasi

Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk
aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya (Jukri &
Heru : 2004). Jadi, respirasi merupakan proses pembongkaran molekul kompleks menjadi molekul yang
lebih sederhana. Respirasi sel-sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara
akan membentuk karbon dioksida dan air. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 675 kal

Beberapa reaksi respirasi yang menghasilkan energi bergabung untuk membentuk ATP dan
penggabungan inilah yang memungkinkan penyimpanan sebagian energi yang timbul selama respirasi,
tidak hanya hilang sebagai panas. Jadi fungsi utama respirasi adalah menghasilkan molekul-molekul ATP.
Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu respirasi aerab dan respirasi
anaerob. Untuk membandingkan perbedaan dari kedua jenis respirasi tersebut, menurut Jukri dan Heru
(2004) perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob adalah sebagai berikut:

o.

Perbedaan

Aerob

Anaerob

1.

Umumnya terjadi setiap saat

Terjadi hanya dalam keadaan khusus

2.
Berlangsung secara terus-menerus

Terjadi hanya pada fase tertentu saja

3.

Energi yang dihasilkan besar

Energi yang dihasilkan kecil

4.

Tidak menghasilkan senyawa beracun

Menghasilkan senyawa beracun

5.

Memerlukan oksigen

Tidak memerlukan oksigen

6.

Hasil akhir berupa CO2 dan H2O

Hasil akhir berupa C2H5OH dan CO2

Tabel 2.1 Perbedaan respirasi aerob dan anaerob

Respirasi sel terjadi dalam mitokondria yaitu organel yang ada di dalam sel yang berbentuk elips dan
terbungkus oleh membran rangkap. Permukaan luarnya berlubang dan permukaan dalamnya
membentuk tonjolan-tonjolan atau krista yang masuk ke dalam stroma. Jumlah krista bervariasi, makin
aktif sel megadakan respirasi maka makin banyak krista dalam mitokondria.

1. Glikolisis, merupakan rangkaian perubahan glukosa menjadi asam piruvat


2. Daur krebs atau siklus asam trikarboksilat (TCA) yakni perubahan asetil-CoA menjadi CO2, H2O, dan
energi.

Perubahan glukosa menjadi asam piruvat dapat pula terjadi lewat jalur lain yaitu jalur yaitu jalur pentosa
fosfat. Cadangan makanan yang berupa lemak dapat dioksidasi dengan cara dihidrolisis menjadi asam
lemak terlebih dahulu. Asam lemak tersebut kemudian teroksidasi menjadi asam asetat dan asetil-CoA,
kemudian di dalam glioksisom diubah menjadi glioksilat, malat, dan suksinat.

Karbohidrad merupakan substrat respirasi utama dalam sel jenis tumbuhan tinggi. Selain karbohidrad,
ada juga glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati. Glukosa dan fruktosa merupakan bahan dasar bagi
pembentukan karbohidrad yang lebih kompleks. Sukrosa (disakarida yang terdiri atas glukosa dan
fruktosa) dan pati merupakan bentuk karbohidrad campuran yang penting dalam sel tumbuhan. Selain
sukrosa yang merupakan bentuk senyawa organik utama yang ditrasportasikan di dalam tubuh
tumbuhan. Pati sering terdapat di dalam sel tumbuhan dan biasanya berfungsi sebagai cadangan
karbohidrad simpanan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, proses respirasi diawali dengan proses pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida melalui alat pernapasan. Alat pernapasan tumbuhan letaknya tersebar. Tumbuhan
dapat melakukan pertukaran gas melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Pada tumbuhan tertentu,
pernapasan melalui alat khusus, misalnya akar napas pada tumbuhan bakau maupun beringin. Berikut
ini akan dijelaskan alat-alat pernapasan tumbuhan.

1. Stomata

Stomata atau mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi oleh dua sel penjaga dan terletak
di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pada tumbuhan, sedangkan sel penjaga
berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata. Stomata tumbuhan pada umumnya
membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap. Membuka dan menutupnya stomata
dipengaruhi oleh kandungan air dan ion kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki banyak
ion kalium, air dari sel tetangga akan masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis. Akibatnya, dinding sel
penjaga yang berhadapan dengan celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga stomata menjadi
terbuka. Sebaliknya, ketika ion kalium keluar dari sel penjaga, air dari sel penjaga akan berpindah secara
osmosis ke sel tetangga. Akibatnya, sel tetangga mengembang dan mendorong sel penjaga ke arah celah
sehingga stomata menutup.

2. Lentisel

Pada tumbuhan dikotil, selain kambium intervasikuler yang membentuk xilem dan floem sekunder ada
juga kambium gabus yang menghasilkan parenkima gabus dan lapisan gabus. Lapisan gabus akan
menggantikan epidermis. Lapisan gabus terdiri atas sel-sel mati dan membantu melindungi batang.
Kambium gabus, parenkima gabus, dan lapisan gabus akan mengelupas dan lepas sebagai bagian kulit.
Akibatnya, timbul lubang-lubang di batang yang disebut lentisel. Lentisel memungkinkan sel-sel tetap
hidup di dalam batang melalui pertukaran gas dengan udara luar.

3. Rambut Akar
Selain untuk menghisap air dan garam-garam mineral, rambut akar berfungsi sebagai alat pernapasan.
Sel-sel rambut akar akan mengambil oksigen pada pori-pori tanah.

4. Alat Pernapasan Khusus

Kemampuan tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan menghasilkan alat pernapasan khusus.


Tumbuhan bakau yang hidup di lingkungan air laut mempunyai akar yang tumbuh ke atas permukaan
tanah untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Akar tersebut disebut akar napas.

Pohon beringin dan anggrek mempunyai akar gantung untuk bernapas. Akar tersebut tumbuh dari
batang dan menggantung kea rah tanah. Pada saat masih menggantung, akar ini menyerap uap air dan
gas dari udara. Akan tetapi setelah masuk ke tanah, akar tersebut berfungsi menyerap air dan garam
mineral. Tumbuhan yang hidup di air seperti enceng gondok dan kangkung, batangnya mempunyai
rongga-rongga udara yang besar berfungsi untuk menyalurkan oksigen.·

Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi

Laju respirasi dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

1. Ketersediaan substrat

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Tumbuhan
dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.

2. Ketersediaan oksigen

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda
bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.

3. Suhu

Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.

4. Tipe dan umur tumbuhan

Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan


tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan
laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.

Manfaat respirasi:

¢ Membantu dalam proses pembuatan energi yang di butuhkan oleh tumbuhan

¢ Menjaga keseimbangan gas dalam atmosfer

¢ Pertukaran gas pada tumbuhan dapat menjaga kandungan airnya


Hubungan Respirasi dengan fotosintesis:

Respirasi dan fotosintesis mempunyai hubungan kerja yang sangat erat. Tanpa fotosintesis respirasi
tidak akan terjadi karena ketiadaan senyawa –senyawa kompleks yang hanya dapat dihasilkan dari
reaksi fotosintesis. Sedangkan tanpa respirasi, senyawa- senyawa kompleks yang di hasilkan reaksi
fotosintesis tidak akan terisi menjadi energi, sehingga tumbuhan tidak dapat melakukan aktivitas
metabolismenya

Anda mungkin juga menyukai