p
pecahan. Bilangan rasional adalah bilangan berbentuk x q , dimana
p bilangan bulat dan q bilangan asli. Disini x “bilangan bulat” bila mana
p habis dibagi q dan x “pecahan” bila p tidak habis dibagi q.
Bilangan rasional bersifat selalu mempunyai bentuk decimal berakhir atau
berulang, sebagaimana diperlihatkan pada contoh berikut :
a) 13 = 13, 0 (berakhir)
1
b) - 2 2 = - 2,5 (berakhir)
2
c) 11 3 = 11, 6666……. = 11, 6 (berulang)
d) 0, 49999 …….. = 0,4 9 (berulang)
103
e) 3,121212......... 3,12 (berulang)
33
1
f) 0,142857142857142857......... 0,142857 (berulang)
7
g) 3
8 2,000....... 2, 0 2
Catatan : Tanda bar yang dibubuhkan diatas angka pada contoh diatas
menunjukkan bagian decimal yang berulang.
p
bentuk x q dengan p bilangan bulat dan g bilangan asli.
a c e a c e
( . ) . ( . )
b d f b d f
Diskusikan di kelas!
Tunjukkan bahwa bilangan 0,499999 ……adalah bilangan rasional.
Bilangan Irasional
p
tidak dapat dinyatakan dalam bentuk q dan juga tidak mempunyai
Andaikan 2 rasional.
a
Maka 2 dapat ditulis sebagai hasil bagi dua bilangan bulat
b
sedemikian hingga a dan b relatif prima.
a a 2
Jika = 2 maka ( ) = 2 dan a2 = 2b2
b b
Karena 2b2 bilangan bulat genap, maka a2 adalah genap, demikian
pula a. Mengapa?
Karena a genap, maka a dapat ditulis sebagai a = 2c, c bilangan
bulat.
Didapat a2 = 4c2. Padahal a2 = 2b2, maka b2 = 2c2 , sehingga b2
genap, akibatnya b genap.
Karena a dan b keduanya genap, tentu mempunyai faktor
persekutuan 2. Maka didapat keadaan yang kontradiksi dengan
pengandaian. Sehingga pengandaian 2 bilangan rasional tidak
Ulangi prosesnya seperti langkah (b) dan (c). Lanjutkan sampai diperoleh
ketelitian yang dikehendaki.
Contoh 1:
Tentukan nilai pendekatan 2
Jawab:
Karena (1,4)2 = 1,96, kita pilih 1,4 sebagai estimasi 2 : 1,4 = 1,42857
1,4 1,42857
1,414285
2
Ulangilah proses di atas, dipilih 1,414285 sebagai estimasi
a
dengan pengandaian semula a 0. Jadi adalah “tak terdefenisi”,
0
a R, a 0
0 0
Kasus (iii) . Misalkan x 0.x 0 , berarti ruas kanan bernilai nol untuk
0 0
0
semua x. Jadi adalah “tidak tentu”
0
Catatan :
Bilangan nol tidak termasuk bilangan positif
maupun negatif..
Defenisi 1.7
Misalkan a dan b bilangan real, maka :
a). a lebih kecil dari b , ditulis a b Jika dan hanya jika b a adalah bil.
Positif.
b). a lebih besar dari b , ditulis a b Jika dan hanya jika b a adalah bil.
negatif.
c). Lambang (lebih kecil atau sama dengan) dan (lebih besar atau sama
dengan) menyatakan relasi :
a b jika a b atau a b
a b jika a b atau a b
d). Lambang-lambang < , > , , dinamakan “tanda pertidaksamaan” dan
pernyataan yang dihubungkan dengan tanda pertidaksamaan disebut
“pertidaksamaan”
e). Bilangan real a dikatakan “negatif” bila a adalah bilangan positif
Contoh :
1). 3< 5 oleh karena 5 -3 = 2 adalah bilangan positif
-7 < -3 oleh karena -3 – (-7) = 4 adalah bilangan positif
2). 8 > -2 oleh karena -2 – 8 = -10 adalah bilangan negatif
2 1 1 2 1
oleh karena adalah bilangan negative
3 2 2 3 6
3). -0,35 adalah negatif, oleh karena – (-0,35) = 0,35 adalah bilangan positif.
Jelaslah bahwa a b jika dan hanya jika b a.
Untuk mempersingkat penulisan, maka kalimat panjang :
“ a bilangan positif “ dinotasikan dengan “ a o ” dan
“ a bilangan negatif’ dinotasikan dengan “ a 0 ”.
Keterkaitan antara bilangan real positif dengan tanda pertidaksamaan dan
berbagai sifat untuk menyelesaikan pertidaksamaan diberikan dalam teorema
berikut :
Teorema 1.8
(a). a 0 a bilangan positif. (c). a 0 a 0
(b). a 0 a bilangan negatif (d). a 0 a 0
Catatan : Sifat-sifat diatas juga berlaku apabila tanda < diganti dengan atau
tanda > diganti dengan .
Contoh :
(a1). 2 < 5 dan 5 < 9 maka 2 <9
(a2). -3 < -1 dan -1 < 0 maka -3 < 0
(b ). 5 < 7 dan 4 < 6 maka 5 + 4 < 7 + 6 9 13
(d ). 3 < 5 dan c = 2 2.3 5.2 6 0
(e ). 3 < 5 dan c 2 (2).3 5(2) 6 10
(f ). 0 < 5 < 7 dan 0 3 4 5.3 7.4 15 28
1 1
(g1). 025
2 5
1 1
(g2). 4 2 0
4 2
Diatas sudah dibicarakan aksioma lapangan dan aksioma urutan. Namun
demikian hal tersebut belum cukup untuk menggambarkan secara lengkap tentang
sistem bilangan real. Misalnya himpunan bagian bilangan real R yang terdiri atas
bilangan rasional adalah lapangan yang terurut yang tidak memuat bilangan real
seperti 2 , , e , dsb. Oleh karena itu masih diperlukan satu aksioma lagi yaitu
aksioma kelengkapan.
1.2.4 Aksioma Kelengkapan
Aksioma kelengkapan pada sistem bilangan real menyatakan bahwa setiap
himpunan bagian dari R yang terbatas selalu mempunyai batas atas terkecil.
Akibatnya setiap himpunan bagian tak kosong dari R yang terbatas dibawah
selalu mempunyai batas bawah terbesar. Sifat ini tidak dimiliki oleh himpunan
bilangan rasional, dan inilah yang membedakan antara himpunan bilangan
rasional dan bilangan real.
Defenisi 1.10
Himpunan bilangan real adalah “lapangan (medan) terurut lengkap”
Bentuk-Bentuk Aljabar
Bentuk Perpangkatan
Misalkan a sebuah bilangan real,
a a2 an
1 1 1 1
Contoh : 5 10 3
2
2
; 3
.
5 25 10 1000
Untuk setiap bilangan real a dan b yang tidak nol dan untuk setiap
bilangan bulat p dan, n maka :
(a) a n xa p = a n p Contoh * 2 3 x2 2 = 25 = 32
(b) (a n ) p = a np * (2 ) 2 3
= 26 = 64
(c) ( ab) n = a n .b n * ( 2 x5) 3 = 2 3 x5 3 = 1000
(d) an = a n p * 32 = 3 1 = 1
a p
33 3
(e) a
n
= an * 3
3
= 33 = 27
b bn 2 23 8
Kesamaan Istimewa
Misal a, b R , maka :
(a). (a b) a 2.ab b Contoh * (n 3) n 6n 9
2 2 2 2
(b). (a b) 2 a 2 2.ab b 2 * (4 x 5) 2 16 x 40 x 25
(c). (a b) a 3a b 3ab b
3 3 3
*
(2 x 3 y ) 3 8 x 3 36 x 2 y 54 xy 2 27 y 3
(d). (a b) a 3a b 3ab b
3 3 2 2 3
. Bentuk Akar:
Definisi 1.11
a) Akar Kuadrat dari bilngan positif a ditulis a , dideenisikan sebagai
bilangan positif x yang memenuhi x 2 a . Dengan kata lain, a
Contoh. :
25 5 , karena 5 adalah bilangan positif yang memenuhi
x 2 25 .
( 2) 2 4 2, karena 2 adalah bilangan positif yang
memenuhi x 2 4 .
b) Akar kubik dari bilangan real a, ditulis 3
a , didefenisikan sebagai
8
x3
27
3
(27) 3 , karena -3 adalah bilangan real yang memenuhi
x 3 27
c) Jika “ n bilangan genap positif”, akar ke –n dari bilangan positif a,
ditulis n
a , didefenisikan sebagai bilangan positif x yang memenuhi
xn a
Contoh : 4
81 3, karena 3 bilangan positif yang memenuhi x 4 81
d). Jika “n bilangan ganjil positif”, n > 1, akar ke-n dari bilangan real a,
ditulis n
a , didefenisikan sebagai bilangan real x yang memenuhi
xn a
Contoh : 5 (32) 2 , karena -2 bilangan real yang memenuhi
x 5 32 .
Sifat-Sifat Bilangan Bentuk Akar Kuadrat
1 a 1 5
(c). *
a a 5 5
(iii). Gabungan metode (i) dan (ii) dan berbagai manipulasi aljabar
Contoh
G ( x) 4 x 4 12 x 3 9 x 2
4 x 2 .x 2 12 x.x 2 9 x 2
x 2 (4 x 2 12 x 9)
Berikut ini ditunjukkan beberapa cara menguraikan suatu bentuk aljabar atas
faktor-faktor linier dan/atau kuadrat definit-positif. Berdasarkan Teorema 1.6 dan
berbagai teknik manipulasi aljabar diperoleh uraian berikut:
a). x 2 a 2 x 2 (ax ax) a 2 ; tambahkan dan kurangkan faktor ax
( x 2 ax) (ax a 2 ) ; kumpulkan faktor-faktor yang bersesuain
x ( x a ) (ax a ) ; keluarkan faktor yang sama, sehingga diperoleh
faktorisasinya
x 2 a 2 ( x a )( x a )
b). x 3 a 3 x 3 (ax 2 ax 2 ) (a 2 x a 2 x ) a 3
( x 3 ax 2 ) (ax 2 a 2 x) (a 2 x a 3 )
= x 2 ( x a ) ax( x a ) a 2 ( x a)
= ( x a)( x 2 ax a 2 )
c) x a x ax ax a x a x a
3 3 3 2 2 2 2 3
x 3 ax 2 ax 2 a 2 x a 2 x a 3
x x a ax( x a ) a ( x a )
2 2
x 3 a 3 ( x a)( x 2 ax a 2 )
d). x a ( x a )( x a ) ( x a )( x a)( x a)
4 4 2 2 2 2 2 2
e). x 4 a 4 ( x 2 a 2 ) 2 2 x 2 a 2 ( x 2 a 2 ) 2 ( 2ax) 2
(x 2 a 2 2ax)( x 2 a 2 2ax )
x 4 a 4 ( x 2 2ax a 2 )( x 2 2ax a 2 ).
b 2 D
a( x ) ’dimana D b 2 4a.c disebut deskriminan
2a 4a
maka bentuk kuadrat ax 2 bx c, a 0 bersifat definitive positif jika dan hanya
jika a>0 dan D<0.
Contoh: Bentuk kuadrat x 2 2 x 3 adalah definit positif’ karena a = 1>0 dan
D = 4 – 12 = - 8 < 0.
3
n) adalah bilangan irrasional.
2 3
daripada x.
(4). Ubahlah bilangan-bilangan rasional berikut sebagai hasil bagi bilangan bulat
(p p, q B, q 0) .
q
a. 21,212121…, d. 0,037037037…,
b. -0,027027027…, e. 23,82037037037…,
c. 13,153153153…, f. 4,157404040…,
(5). Nyatakan bilangan-bilangan berikut dalam bentuk desimal
a). (7 x10 ) (0 x10 ) (3x10 ) (5 x10 ) (3x10 )
2 1 0 1 2
m
m n p
a). Q c). apakah Q
p q n
q
m n
b). Q Q = himpunan bilangan rasional.
p q
(8). Hitung nilai tiap bentuk berikut (jika ada). Dalam tidak terdefenisi sebutkan.
0 3 3 x0
a). 0 + 0 dan 0 – 0 c). dan e).
3 0 4 x0
0 0
b). 0 . 0 dan d). 0 -
0 5
(9). Bilangan-bilangan manakah yang berikut rasional atau irrasional ?
a). 16 d). 3,7125 g). (1 3 )(1 30 j). 3
8