Kegiatan Belajar 1 :
Model dan Strategi Pembelajaran
A. Kompetensi Dasar
1. Memahami karakteristik materi matematika MA
2. Memahami berbagai strategi dan model
pembelajaran
B. Materi Pokok
C. Uraian Materi
10
pengertian istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan penjelasaan
terhadap pemahaman saudara tentang istilah-istilah tersebut berikut penerapan
dan penggunaannya.
a. Pendekatan pembelajaran
b. Strategi Pembelajaran
11
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Untuk
melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran.
Strategi dapat diartikan sebagai aplan of operation achieving something
“rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan metode ialah a way
in achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk melaksanakan
suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam
pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu unsur
dalam strategi pembelajaran. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru
dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi adalah: waktu
tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang
mendukung.
12
2) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
1) Tujuan pengajaran
2) Guru
3) Peserta Didik
4) Materi Pelajaran
5) Metode Pengajaran
13
Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam
strategi belajar mengajar
6) Media Pengajaran
c. Metode Pembelajaran
d. Teknik Pembelajaran
14
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas
yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.
e. Taktik Pembelajaran
f. Model Pembelajaran
15
Gambar 2.1. Skema model dan strategi pembelajaran
16
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki
keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana
diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
17
a. Perkembangan kognitif siswa
d. Topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau
konsep selanjutnya
18
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di MA
1) Logika
2) Aljabar
3) Geometri
4) Trigonometri
5) Kalkulus
19
dan pemecahan masalah
1.
2. Aljabar 1. Pangkat, Memecahkan Menggunakan X/1
Akar dan masalah yang aturan pangkat, akar,
Logaritma berkaitan dan Logaritma
Bilangan dengan bentuk
Melakukan
pangkat, akar,
manipulasi aljabar
dan logaritma
dalam perhitungan yang
melibatkan pangkat,
akar, dan logaritma
20
persamaan linear
Menyelesaikan
model matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear dan
penafsirannya
Menyelesaikan
pertidaksamaan satu
variabel yang
melibatkan bentuk
pecahan aljabar
Merancang model
matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan pertidaksamaan
satu variabel
Menyelesaikan
model matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan pertidaksamaan
satu variabel dan
penafsirannya
4. Persamaan Menyusun Menyusun XI / 1
Lingkaran persamaan persamaan lingkaran
dan Garis lingkaran dan yang memenuhi
Singgungnya garis persyaratan yang
singgungnya ditentukan
Menentukan
persamaan garis
singgung pada
lingkaran dalam
berbagai situasi
21
7. Program Menyelesaikan Menyelesaikan XII / 1
Linier masalah sistem pertidaksamaan
program linear linear dua variabel
Merancang model
matematika dari
masalah program linear
Menyelesaikan
model matematika dari
masalah program linear
dan penafsirannya
22
9. Barisan dan Menggunakan Menentukan suku XII / 2
Deret konsep ke-n barisan dan jumlah
barisan dan n suku deret aritmetika
deret dalam dan geometri
pemecahan Menggunakan
masalah notasi sigma dalam
deret dan induksi
matematika dalam
pembuktian
Merancang model
matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan deret
Menyelesaikan
model matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan deret dan
penafsirannya
23
dan Identitas fungsi, perhitungan teknis yang
Trigonome- persamaan, dan berkaitan dengan
tri identitas perbandingan, fungsi,
trigonometri persamaan dan identitas
dalam trigonometri
pemecahan Merancang model
masalah matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas
trigonometri
Menyelesaikan
model matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan perbandingan,
fungsi, persamaan dan
identitas trigonometri,
dan penafsirannya
24
Menggunakan
turunan untuk
menentukan karakteristik
suatu fungsi dan
memecahkan masalah
Merancang model
matematika dari
masalahyang berkaitan
dengan ekstrim fungsi
Menyelesaikan
model matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan ekstrim fungsi
dan penafsirannya
25
Menentukan
peluang suatu kejadian
dan penafsirannya
Tabel 2.1 Klasifikasi materi matematika MA
a. Model Pembelajaran
Kooperative Learning
26
Model pembelajaran kooperative learning merupakan model
pembelajaran dengan memposisikan siswa secara berkelompok, pertama
dikembangkan oleh Vigotsky. Dalam bekerja secara kelompok siswa
diharapkan tidak hanya menampilkan kegiatan kompetitif, tetapi juga
kooperatif. Tugas utama dari sekelompok siswa yang dimaksud adalah
mendiskusikan masalah/soal yang diberikan gurunya, saling membantu
menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah.
27
meningkatkan kepositifan sikap sosial dan kemampuan kognitif
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Fase 1
Menyampaikan semua tujuan yang
Menyampaikan tujuan
ingin dicapai selama pembelajaran dan
dan memotivasi siswa
memotivasi siswa belajar
Fase 2
Menyajikan informasi
Fase 3 Menyajikan informasi kepada siswa
Mengorganisasikan dengan jalan demonstrasi atau lewat
siswa kedalam bahan bacaan
kelompok – kelompok
belajar
Fase 4 Menjelaskan kepada siswa bagamana
cara membentuk kelompok belajar dan
Membimbing kelompok
membantu setiap kelompok agar
bekerja dan belajar
melakukan transisi secara efisien
Fase 5
Evaluasi
Membimbing kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas
Fase 6 mereka .
Memberikan
penghargaan
Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari/meminta
kelompok presentasi hasil kerja
28
Tabel 2.2 Sintaks model koopertif
29
kemudian melahirkan suatu model yang terkenal dengan nama Realistic
Mathematics Education (RME) atau realistik matematika.
30
diketahi bahwa penerapan PBL dalam pembelajaran dapat mendorong
siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri.
Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dimana
berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada
bagaimana dia membelajarkan dirinya.
Pembelajaran berbasis masalah pada dasarnya merupakan pembelajaran
yang mengarahkan siswa pada pemecahan masalah. Guru berperan
memfasilitasi dengan mengajukan permasalahan dan memotivasi siswa untuk
melakukan penyelidikan dan penemuan inkuiri.
31
membangun sendiri pengetahuannya dengan prinsip-prinsip inquiri.
Model pembelajaran ini sangat sesuai dengan prinsip-prisip pembelajaran
contektual teaching learning (CTL).
32
Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pada pembelajaran
berbasis masalah dicirikan dengan keterbukaan, demokrasi, dan
keaktifan siswa. Lingkungan belajar menekankan pada peranan
sentral siswa. Pembelajaran ini membantu siswa menjadi mandiri,
percaya diri pada kemampuannya dan memotivasi siswa untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran.Siswa bebas menemukakan
pendapatnya.
33
8) Belajar merupakan suatu kebutuhan bukan paksaan dan
dilakukan dengan senang.
1) Think-share-pair
Kelemahan cara ini adalah dengan kelompok yang hanya terdiri dari dua
orang, siswa kurang mendapat sudut pandang pendapat yang beragam.
34
a) FormatLangkah:
(1) Siswa membentuk sebuah tim dari 3-5 siswa dan diberi nomor
untuk tiap siswa. Kelompok merupakan percampuran yang
ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan
kemampuan belajar
b) Manfaat
Memperbaiki kehadiran
35
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
4) JIGSAW
36
b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
Strategi yang disampaikan ini masih sangat umum dan dapat dimodifikasi
serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas.
a. Realistik Matematika
1) Pengertian
37
Realistik dalam hal ini dimaksudkan tidak mengacu pada realitas
tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh siswa. Prinsip
penemuan kembali dapat diinspirasi oleh prosedur-prosedur pemecahan
informal, sedangkan proses penemuan kembali menggunakan konsep
matematisasi.
38
Pendekatan realistik adalah suatu pendekatan yang menggunakan
masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. Melalui aktivitas
matematisasi horisontal dan vertikal diharapkan siswa dapat menemukan
dan mengkonstruksi konsep-konsep matematika.
b. Karakteristik RME
300
300
A B
0
AB:BC = V3 :1
Gambar. 2.2 : Dari gambar dapat saudara ketahui bahwa untuk mencari tinggi
pohon di atas saudara tidak perlu memanjatnya, cukup menggunakan perbandingan
sisi segitiga siku-siku dengan membuat sudut elevasi ke puncak pohon 300
39
Proses penyarian (inti) dari konsep yang sesuai dari situasi nyata
dinyatakan oleh De Lange (1987) sebagai matematisasi konseptual.
Melalui abstraksi dan formalisasi siswa akan mengembangkan konsep
yang lebih komplit. Kemudian, siswa dapat mengaplikasikan konsep-
konsep matematika ke bidang baru dari dunia nyata (applied
mathematization). Oleh karena itu, untuk menjembatani konsep-
konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari perlu
diperhatikan matematisi pengalaman sehari-hari (mathematization of
everyday experience) dan penerapan matematikan dalam sehari-hari
(Cinzia Bonotto, 2000)
40
pembelajaran lebih lanjut yaitu untuk mengkonstruksi pengetahuan
matematika formal.
d) Menggunakan Interaktif
1) Pengertian
41
Model problem based learning telah digunakan oleh para ahli dalam
pembelajaran kimia dan turunannya, antara lain pengajaran Biokimia
oleh Dods (1996), pembelajaran kimia sintesis bahan alam kompleks oleh
Cannon dan Krow (1998), Yu Ying (2003) dalam pengajaran
elektrokimia, dan Liu Yu (2004) dalam pengajarankimiaanalitik.
2) Ciri-ciri
42
c) mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan
diseputar disiplin ilmu;
3) Langkah-langkah
a) mengidentifikasi masalah;
b) mengumpulkan data;
c) menganalisis data;
43
Empat tahap yang pertama mutlak diperlukan untuk berbagai
kategori tingkat berfikir, sedangkan empat tahap berikutnya harus dicapai
bila pembelajaran dimaksudkan untuk mencapai keterampilan berfikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Dalam proses pemecahan
masalah sehari-hari, seluruh tahapan terjadi dan bergulir dengan
sendirinya, demikian pula keterampilan seseorang harus mencapai
seluruh tahapan tersebut.
Dalam memilih model pembelajaran ada beberapa hal yang harus anda
pertimbangkan, antara lain:
44
a. Tingkat Kesiapan Siswa
Jika anda ingin mengetahui tingkat kesiapan siswa maka bisa dilihat
dari hasil belajar materi sebelumnya yang manjadi prasarat materi yang
akan dipelajari. Bisa juga dengan melakukan pree test atau tes
kemampuan awal dengan materi dasar yang banyak digunakan pada
materi yang akan dipelajari. Anda juga bisa mempertimbangkan keaktifan
siswa atau faktor lain dalam diri siswa yang mempengaruhi
pembelajaran. Tingkat kesiapan siswa juga berhubungan dengan
penentuan KKM karena tingkat kesiapan siswa sebenarnya juga
merupakan “intake” pembelajaran.
b. Kesiapan Guru
c. Karakteristik Materi
45
pembelajaran berbasis masalah sangat tidak cocok diterapkan untuk
materi yang hanya membutuhkan pemahaman siswa, karena model ini
dirancang berangkat dari suatu masalah bukan konsep.
e. Waktu
f. Lingkungan
46
Mungkin anda sudah memahami, menguasai, bahkan pernah
mempraktekkan suatu model pembelajaran tertentu. Tetapi pernahkah anda
mempertanyakan kesesuaian antara model yang anda pilih dengan materi
pembelajarannya? Jika belum, marilah sekarang kita mencoba membahasnya
bersama-sama.
Kita semua sudah tahu, bahwa ada tiga aspek hasil belajar siswa yang
selama ini ingin dilihat dalam pendidikan kita. Ketiga aspek tersebut adalah
Kognitif, Psikomotor dan Afektif. Dalam pelajaran matematika, khususnya
dalam modul ini aspek Afektif tidak akan diperhatikan, sehingga fokus kita
adalah pada aspek kognitif dan psokomotor. Oleh karena itu, penentuan
model dan strategi pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kompetensi
aspek apa yang ingin dicapai. Hal ini bisa dilihat dari kata kerja yang
termuat dalam standar isi, terutama dalam kompetensi dasar (KD) mata
pelajaran. Jelasnya, penentuan model dan strategi pembelajaran harus
dimulai dari analisis SK dan KD. Langkah penentuannya dapat anda lihat
pada gambar berikut:
model
pembelajaran
kompetensi
kognitif
analisis
KD
kompetensi
psikomotor
model
pembelajaran
Kata kerja pada kompetensi dasar (KD) akan menjadi kunci dalam
penentuan jenis kompetensi yang akhirnya akan menentukan model
47
pemeblajaran apa yang sesuai. Meskipun kompetensi dalam KD akan dirinci
lagi menjadi kompetensi dalam indikator-indikator, tetapi indikator yang
kopetensinya sejenis atau sama dengan kopetensi KD-lah yang akan
diutamakan, dan indikator seperti inilah yang dinamakan dengan ”indikator
inti” . Sedangkan indikator lainnya sebagai ”indikator penunjang” atau
”indikator jembatan”. Untuk lebih jelasnya, coba anda perhatikan ilustrasi
berikut:
6. dst
48
Untuk menentukan jenis kompetensi KD dilihat kata kerja dalam KD
tersebut. Anda harus melihat, kata kerja tersebut ternasuk dalam kompetensi
kognitif atau psikomotor.
49
D. Rangkuman
Strategi pembelajaran adalah suatu cara dalam melakukan kegiatan
pembelajaran yang bertujuan agar kompetensi dasar dan indikator
pembelajarannya dapat tercapai melalui pendekatan, metode dan teknik dalam
kerangka suatu model pembelajaran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran
benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis
Model pembelajaran yang dikembangkan pada KTSP adalah, Model
Pembelajaran langsung, Model kooperatif dan Model Pembelajaran berbasis
masalah
Model pembelajaran kooperatif ialah konsep belajar yang peran pengajar
dan pesera didik berlaku saling aktif dan saling mengisi dalam
membicarakan/membahas materi ajar sehingga ada hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki murid bisa dituangkan untuk diintegrasikan dengan
pengetahuan Guru. Contoh srtategi pembelajaran kooperatif diantaranya,
Jigsaw, Snowball Throwing, STAD( Student Teams Achievement Divisions),
Think-Pair-Share. Example non example , Bertukar pasangan, NHT ( Numbered
Heads Together), The Power of Two, Inside and Outside Circle
50
Pilihan Ganda
51
kehidupan, antara lain mencakup penentuan tujuan, memecahkan masalah
dan hidup bersama orang lain, termasuk strategi pembelajaran....
a. Aktif
b. Keterampilan proses
c. Kontekstual
d. Life Skill
52
https://id.scribd.com/doc/97060389/Bab-2 , rabu, 18/10/2017, jam15.20
53