DISUSUN OLEH :
Tasya Syafa Dwinda (1905124161)
DOSEN PENGAMPU :
PAK Dr. NAHOR M. HUTAPEA, M.Pd
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIAU
T.A 2019/2020
BAB I
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
1. Hakikat Matematika
a. Pengertian Matematika
1Definisi matematika sangatlah banyak, tetapi belum ada kesepakatan pasti
yang mendefinisikan matematika. Matematika mempunyai definisi yang berbeda
ketika diterapkan pada bidang yang lain. Istilah mathematics (inggris),
mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (itali), matematiceski
(Rusia), atau mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin
mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang
berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science), perkataan mathematike
berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein
yang mengandung arti belajar (berfikir).
2
Menurut Russeffendi (1980), matematika lebih menekankan kegiatan
dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil
observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang
berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran. Pada awalnya cabang
matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau Berhitung, Aljabar, Geometri.
Setelah itu, ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar Abstrak, Aljabar
Linear, Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor, dan sebagainya.
Beberapa definisi para ahli mengenai matematika antara lain :
1) Menurut Abraham S Lunchins dan Edith N Luchins (Erman
Suherman, 2001) : Matematika dapat dijawab secara berbeda-beda
tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, dimana dijawabnya,
siapa yang menjawabnya, dan apa sajakah yang dipandang termasuk
dalam matematika.
1
Erman Suherman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Universitas Pendidikan Indonesia
2
HAKIKAT_MATEMATIKA.pdf
3
2) Mustafa (Tri Wijayanti, 2011) : Matematika adalah ilmu tentang
kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang utama adalah metode
dan proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat dan lambang
yang konsisten,sifat dan hubungan antara jumlah dan ukuran,
baik secara abstrak, matematika murni atau dalam keterkaitan
manfaat pada matematika terapan.
3) Russefendi (1988) : Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur
yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-
dalil di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku
secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
4) James dan James (1976) : Matematika adalah ilmu tentang logika,
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga
bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat
yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian
yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika
mencakup teori bilangan dan statistika.
5) Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972) : Matematika adalah
pola berpikir, pola mengorganisasikan,pembuktian yang logis,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat , jelas dan akurat representasinya dengan
simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada
mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang
terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau
teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang
keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni,
keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
3
Diandametinambunan.wordpress.com
6) Reys - dkk (1984) : Matematika adalah telaahan tentang pola dan
hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan
suatu alat.
7) Kline (1973) : Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang
dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu
terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi, dan alam
+ 1 3 -5 7
1 2 4 -4 8
3 4 6 -2 10
-5 -4 -2 -10 2
7 8 10 2 14
Dari tabel di atas, terlihat bahwa untuk setiap dua bilangan ganjil jika
dijumlahkan hasilnya selalu genap. Dalam matematika hasil di atas belum
dianggap sebagai suatu generalisasi,walaupun anak membuat contoh-contoh
dengan bilangan yang lebih banyak lagi. Pembuktian denganc ara induktif ini
harus dibuktikan lagi dengan cara deduktif.
Pembuktian secara deduktif sebagai berikut: Misalkan a dan b adalah
sembarang bilangan bulat, maka 2a bilangan genap dan 2b bilangan genap, maka
2a+1 bilangan ganjil dan 2b+1 bilangan ganjil.
Jika dijumlahkan : (2a + 1) + (2b + 1) = 2a + 2b + 2
= 2(a + b + 1)
Karena a dan b bilangan bulat maka (a + b + 1) juga bilangan bulat,
sehingga 2(a + b + 1) adalah bilangan genap. Jadi, bilangan ganjil + bilangan
ganjil = bilangan genap (generalisasi).
4
Contoh 2 : Jumlah ketiga sudut dalam sebuah segitiga sama dengan 1800.
Misalnya siswa mengukur ketiga sudut sebuah segititga dengan busur derajat dan
menjumlahkan ketiga sudut tersebut, ternyata hasilnya sama dengan 1800.
Walaupun proses pengukuran dan penjumlahan ketiga sudut ini diberlakukan
kepada segitiga-segitiga yang lain dan hasilnya selalu sama dengan 180 0, tetap
kita tidak dapat menyimpulkan bahwa jumlah ketiga sudut dalam sebuah segitiga
sama dengan 1800, sebelum membuktikan secara deduktif.
Pembuktian secara deduktif sebagai berikut :
4
MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/Kegiatan_Belajar_1.pdf
Garis a // garis b, dipotong oleh garis c dan garis d, maka terbentuk ∠1 , ∠2 , ∠3 ,
∠4 , ∠5.
∠ 1 + ∠ 2 + ∠ 3 = 1800 (membentuk sudut lurus)
∠1 = ∠4 (sudut-sudut bersebrangan dalam)
∠3 = ∠5 (sudut-sudut bersebrangan dalam)
Maka : ∠ 1 + ∠ 2 + ∠ 3 = ∠ 4 + ∠ 2 + ∠ 5 = 1800
Karena ∠ 4 + ∠ 2 + ∠ 5 merupakan jumlah dari ketiga buah sudut pada sebuah
segitiga, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah ketiga sudut dalam sebuah
segitiga sama dengan 1800.
Kesimpulan yang didapat dengan cara deduktif ini barulah dapat dikatakan
dalil atau generalisasi. Dalil-dalil dan rumus matematika itu ditentukan secara
induktif (eksperimen), tetapi begitu suatu dalil ditemukan maka generalisasi itu
harus dibuktikan kebenarannya secara deduktif.
5
HAKIKAT_MATEMATIKA.pdf
6
www.gurupendidikan.co.id/17
adalah untuk memfasilitasi berpikir (Abdurrahman, 2002). Matematika yang
terdiri dari simbol-simbol yang sangat padat arti dan bersifat internasional. Padat
arti berarti simbol-simbol matematika ditulis dengan cara singkat tetapi
mempunyai arti yang luas.
Misal : √9 = 3, 3 + 5 = 8, 3! = 1 × 2 × 3
log100 = 2lim
𝑑𝑦
, 𝑐𝑜𝑠, 𝑡𝑔, 𝑠𝑖𝑛, →, ↔,∪,∩, ⊂, ⊃, =, >, <, ∽, ⋁, ⋀
𝑑𝑥
7
Sumardyono,S.Pd. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran
Matematika
pikiran. Ada empat objek kajian matematika, yaitu fakta, operasi (atau relasi),
konsep, dan prinsip.
a. Fakta
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang biasanya
diungkapkan lewat simbol tertentu.
Contoh 21 (SD) (contoh-contoh fakta)
Simbol "2" secara umum telah dipahami sebagai simbol untuk bilangan
dua. Sebaliknya bila kita menghendaki bilangan dua, cukup dengan
menggunakan simbol "2". Fakta yang lain dapat berupa gabungan dari
beberapa simbol, seperti "3 + 2" yang dipahami sebagai "tiga ditambah
dua", "2 x 3" yang dipahami sebagai "dua kali tiga" yang tentunya berbeda
dengan simbol "3 x 2", "3 x 4 = 12" yang dipahami sebagai "tiga kali
empat sama dengan dua belas", "2 < 3" yang dipahami sebagai "dua lebih
kecil dari tiga".
Contoh 22 (SMP, SMA) (contoh-contoh fakta yang komplek)
Yang agak komplek fakta seperti "𝜋 ≈ 3,14" yang dipahami sebagai
"bilangan pi mendekati tiga koma satu empat" "23 = 2 x 2 x 2" yang
dipahami sebagai "dua pangkat tiga sama dengan dua kali dua kali dua".
Dalam geometri juga terdapat simbol-simbol tertentu, seperti "⊥" yang
berarti "tegak lurus", simbol "//" yang berarti "sejajar". Dalam trigonometri
kita kenal simbol "∠" yang berarti "sudut", simbol "∆" yang menunjukkan
"segitiga", juga yang agak komplek seperti "sin" yang berarti
"perbandingan atau fungsi sinus". Dalam aljabar, simbol "(a,b)”
menunjukkan "pasangan berurutan", simbol “f” yang dipahami sebagai
"fungsi", dan masih banyak lagi.
Cara mempelajari fakta bisa dengan cara hafalan, drill (latihan terus-
menerus), demontrasi tertulis, dan lain-lain. Namun perlu dicamkan bahwa
mengingat fakta adalah penting tetapi jauh lebih penting memahami konsep yang
diwakilinya. Mengutip istilah Skemp, arti atau konsep yang diwakili oleh simbol
disebut deep structure (struktur dalam), sementara bentuk simbol itu sendiri
merupakan surface strukture (struktur muka).
Rubenstein & Thompson (2000: 268) mengingatkan:
Ada pula yang lebih parah, menganggap nilai 𝜋 sama deng an 180°, bukan
memahami sebagai kesetaraan antara radian dan derajat.
b. Konsep
Konsep adalah idea abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau
mengkategorikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh
konsep atau bukan.
Contoh 25 (SD, SMP, SMA) (contoh tentang konsep)
"Segitiga" adalah nama suatu konsep. Dengan konsep itu kita dapat
membedakan mana yang merupakan contoh segitiga dan mana yang bukan
contoh segitiga. "Bilangan prima" juga nama suatu konsep, yang dengan
konsep itu kita dapat membedakan mana yang merupakan bilangan prima
dan mana yang bukan. Konsep "bilangan prima" lebih komplek dari
konsep "segitiga" oleh karena di dalam konsep "bilangan prima" memuat
konsep-konsep lain seperti "faktorisasi", "bilangan", "satu", dan lain-lain.
Di samping itu, dalam matematika terdapat konsep-konsep yang penting,
seperti "fungsi" dan "variabel". Selain itu terdapat pula konsep-konsep
yang lebih komplek, seperti "matriks", "determinan", "periodik",
"gradien", "vektor", "group", dan "bilangan pi".
Konsep dapat dipelajari lewat definisi atau observasi langsung. Siswa telah
dianggap memahami konsep bila ia dapat memisahkan contoh konsep dari yang
bukan contoh konsep.
1) Definisi
Konsep berhubungan dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang
membatasi konsep. Dengan adanya definisi, orang dapat membuat ilustrasi,
gambar, skema, atau simbol dari konsep yang didefinisikan.
b) Definisi Genetik
Suatu definisi dikatakan bersifat genetik apabila pada definisi tersebut
terdapat ungkapan tentang cara terjadinya konsep yang didefinisikan.
d. Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang komplek, yang terdiri atas beberapa fakta,
beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau pun operasi. Secara
sederhana dapatlah dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai
objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa "aksioma", "teorema" atau "dalil"
"corollary" atau "sifat", dan sebagainya.
Salah satu bukti deduktif dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:
1 + 3 + 5 + … + (2n-5) + (2n-3) + (2n-1) = S
(2n-1) + (2n-3) + (2n-5) + … + 5 + 3 + 1 = S
+
2n + 2n + 2n + … + 2n + 2n + 2n = 2S
n.2n = 2S
sebanyak n suku
1
sehingga S = 2 𝑛. 2𝑛 = n2.
Contoh 43 (SD, SMP, SMA) (contoh simbol yang kosong dari arti)
Model matematika, seperti x + y = z tidak selalu berarti bahwa x, y, dan z
berarti bilangan. Secara sederhana, bilangan-bilangan yang biasa
digunakan dalam pembelajaran pun bebas dari arti atau makna real.
Bilangan tersebut dapat berarti panjang, jumlah barang, volume, nilai
uang, dan lain-lain tergantung pada konteks di mana bilangan itu
diterapkan.
Bahkan tanda “+” tidak selalu berarti operasi tambah untuk dua bilangan,
bisa jadi operasi untuk vektor, matriks, dan lain-lain.
8
pgsd_kelas_1105275_chapter2.pdf
Menurut Sujana (2013) hakikat IPA atau sains jika ditinjau dari sudut
ontologi, epistomologi, dan aksiologi ada tiga yaitu IPA atau sains sebagai
produk, IPA atau sains sebagai proses dan IPA atau sains sebagai sikap ilmiah.
Adapun uraian dari hakikat IPA atau sains tersebut yaitu sebagai berikut.
a. Pengertian IPA
9
Menurut Sujana (2013, hlm. 25) pada dasarnya ilmu pengetahuan alam (IPA)
atau sains yaitu:
... mempelajari mengenai gejala alam beserta isinya sebagaimana adanya,
serta terbatas pada pengalaman manusia. Dalam usahanya menafsirkan gejala
alam tersebut, manusia berusaha untuk mencari penjelasan tentang berbagai
kejadian, penyebab, serta dampak yang ditimbulkannya dengan menggunakan
metode ilmiah. Metode ilmiah inilah yang merupakan jembatan antara
penjelasan secara teoritis dengan pembuktian secara empiris.
Pada hakikatnya IPA dipandang sebagai proses dan produk. IPA dikatakan
sebagai proses karena di dalamnya diperlukan adanya suatu proses atau cara-cara
tertentu yang bersifat analitis, cermat dan lengkap, serta menghubungkannya
dengan gejala alam yang satu dengan yang lain sehingga membentuk suatu
kesimpulan. IPA sebagai proses meliputi cara memperoleh, mengembangkan dan
mengaplikasikan pengetahuan yang mencakup cara kerja, berpikir, memecahkan
masalah, dan bersikap. Sedangkan IPA dikatakan sebagai produk karena
didalamnya memahami gejala-gejala alam yang berupa prinsip, konsep, hukum,
teori dan fakta yang bertujuan untuk menjelaskan berbagai gejala alam yang
terjadi.
9
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD.pdf
dipelajari tersebut pada dasarnya berisi tentang fakta, konsep, hukum, dan teori.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sarkim (dalam Sujana, 2013, hlm. 26) yang
mengemukakan bahwa produk IPA, berisi tentang fakta-fakta, prinsip-prinsip,
hukum-hukum, konsep-konsep, serta teori-teori yang dapat digunakan untuk
menjelaskan atau memahami alam serta fenomena-fenomena yang terjadi
didalamnya‟.
Sedangkan Pudyo (1991: 2) menyebutkan bentuk-bentuk produk IPA
meliputi istilah, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Produk IPA yang disebut
istilah adalah sebutan, simbol atau nama dari benda-benda dan gejala-gejala alam,
orang, tempat. Contoh: malaria (sebutan), lamda (simbol untuk panjang
gelombang), matahari (nama benda), angin puting beliung (gejala alam), Newton
(nama orang), Galapagos (nama tempat).
a) Fakta IPA
Fakta merupakan kenyataan yang menunjukan suatu kebenaran. Sedangkan
menurut Wibowo (2013) mengemukakan bahwa “Fakta adalah suatu kenyataan,
sesuatu yang benar-benar terjadi, dan dapat dibuktikan kebenarannya”. Selain itu,
Sujana (2013, hlm. 26) juga mengungkapkan “Konsep adalah abstraksi dari
kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau
lambang tertentu”. Karakteristik dari suatu benda merupakan contoh konsep.
Iskandar (1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan
tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang
benarbenar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Sementara itu Susanto
(1991: 3) mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda,
tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian. Sifat yang
dimaksud dapat berupa wujud, bentuk, bangun, ukuran, warna, bau, rasa dan yang
lainnya. Contoh:
1) Fakta mengenai sifat: air jeruk rasanya asam.
2) Fakta mengenai waktu: kemerdekaan indonesia diproklamirkan pada
tanggal 17 agustus 1945.
3) Fakta mengenai tempat: ujung kulon (tempat suaka badak bercula satu).
4) Fakta mengenai orang: mukibat (adalah orang indonesia penemu teknik
menyambung singkong).
b) Konsep IPA
Konsep dapat diartikan dari beberapa tinjauan. Susanto (1990/1991: 3)
mengartikan konsep dari berbagai sudut pandang, (1) konsep dapat merupakan
istilah yang sudah diberi makna khusus, (2) konsep dapat merupakan penjelasan
tentang ciri-ciri khusus dari sekelompok benda, gejala, atau kejadian, atau
penjelasan tentang ciri-ciri utama untuk mengklasifikasikan atau mengkategorikan
sekelompok benda atau kejadian. Sedangkan Iskandar (1997: 3) mengartikan
“konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA”. Jadi konsep
merupakan hubungan antara fakta-fakta yang memang berhubungan. Contoh:
1) Konsep merupakan istilah yang diberi makna khusus: gerhana adalah
istilah, tetapi jika gerhana tersebut diberi makna khusus menjadi sebuah
konsep tentang gerhana. Makna khusus yang dimaksud adalah Gerhana
adalah peristiwa alam terhalangnya cahaya sampai ke bumi.
2) Konsep yang merupakan penjelasan ciri-ciri khusus dari sekelompok
benda: Konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air,
minyak, alkohol, bensin, spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri
bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya,
volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi
menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan.
3) Konsep yang merupakan hubungan antara fakta-fakta, yaitu konsep
bunyi. Fakta-fakta yang berhubungan misalnya (i) gong dipukul bergetar
menghasilkan bunyi, (ii) dawai gitar dipetik bergetar menghasilkan
bunyi, (iii) kaleng dipukul bergetar menghasilkan bunyi, terompet ditiup
membrannya bergetar menghasilkan bunyi dan fakta yang lainnya. Fakta-
fakta tersebut berhubungan dalam hal benda yang bergetar menghasilkan
bunyi. Dari fakta-fakta yang berhubungan ini dibuatlah konsep ”bunyi”
sebagai ”bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari getaran suatu benda”.
c) Prinsip IPA
Prinsip diartikan sebagai generalisasi tentang hubungan antara konsepkonsep
(Iskandar, 1997: 3). Contoh prinsip dalam IPA: Semua benda dipanaskan
mengalami kenaikan suhu. Prinsip tersebut menghubungkan konsep-konsep
benda, pemanasan, suhu. Prinsip ini dibangun melalui berpikir analitik, sebab
merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa fakta. bersifat tentatif
karena prinsip sewaktu-waktu dapat berubah jika observasi baru dilakukan
menghasilkan hal baru. Para ilmuwan mengatakan bahwa prinsip merupakan
deskripsi yang paling tepat tentang obyek atau kejadian/fenomena. Dalam IPA
prinsip dapat berupa hipotesis, teori atau hukum. Contoh: hukum Mendel, hukum
Newton.
d) Teori IPA
Produk dalam IPA dapat berupa prosedur. Prosedur diartikan sebagai
“langkah-langkah dari suatu rangkaian kejadian, suatu proses, atau suatu kerja”
(Susanto,1991: 4). Contoh prosedur:
Prosedur kerja generator pembangkit listrik
Prosedur fotositesis
Proses terjadinya angin
Proses fermentasi alkohol
10
Wasih Djojosoediro. HAKIKAT IPA DAN PEMBELAJARAN IPA SD
menafsirkan dan menarik dan melaksanakan kesimpulan, dan
mengkomunikasikan.
Mari kita telusuri materi kajian IPA sebagai proses dari sajian berikut ini. IPA
sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk
menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, IPA
sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil
(produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-
proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. Perwujudan proses-proses
ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang disebut sebagai inkuiri/penyelidikan
ilmiah. Secara sederhana Nyoman (1985-1986:8) mendefinisikan inkuiri ilmiah
sebagai usaha mencari pengetahuan dan kebenaran. Sejumlah proses IPA yang
dikembangkan para ilmuwan dalam mencari pengetahuan dan kebenaran ilmiah
itulah yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses IPA.
Iskandar (1997:5) mengartikan keterampilan proses IPA adalah keterampilan
yang dilakukan oleh para ilmuwan. Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam
penggunaannya, keterampilan psroses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses terintegrasi
(integrated skills) (Moejiono dan Dimyati, 1992:16). Keterampilan-keterampilan
proses dasar menjadi dasar untuk keterampilan-keterampilan proses terintegrasi
yang lebih kompleks. Contoh: seseorang untuk dapat menabulasikan data (jenis
keterampilan proses terintegrasi) maka lebih orang tersebut harus memiliki
keterampilan mengukur (jenis keterampilan proses dasar).
2) Mengidentifikasi Variabel
Mengidentifikasi variabel merupakan suatu kegiatan menentukan jenis
variabel dalam suatu penelitian. Arikunto, (1993: 91) mengartikan variabel adalah
obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
4) Mengendalikan Variabel
Mengendalikan variabel merupakan kegiatan menentukan atau mengatur
variasi/macam-macam suatu variabel bebas penelitian. Contoh dari suatu rumusan
masalah penelitian yang menyatakan: bagaimanakah peranan jumlah tetes yodium
terhadap perubahan warna pada uji amilum tepung terigu? Dari rumusan masalah
tersebut, dapat diinformasikan bahwa dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah jumlah tetes yodium yang diberikan pada tepung terigu Cakra. Jumlah tetes
jodium tersebut dikendalikan dengan cara mengatur pemberian jumlah tetes
jodium yang berbeda-beda pada tepung untuk diketahui apakah perubahan
warnanya juga berbeda?. Untuk menguatkan kebenaran pengaruh perubahan
warna yang berbeda-beda pada tepung diakibatkan oleh variasi jumlah tetesan
yodium yang diberikan, diperlukan pengontrol. Kontrol yang digunakan adalah
pemberian tetes yodium sama banyak pada tepung terigu yang sama.
5) Mendefinisikan Variabel
Secara Operasional Definisi secara operasional variabel adalah memberikan
penjelasan secara operasional terhadap variabel penyelidikan agar jelas bagaimana
kedudukan dan penggunaan variabel dalam penyelidikan. Contoh judul
penyelidikan “Peranan Ketinggian Benda Terhadap Waktu Jatuh Benda di
Permukaan Tanah” (materi diambil dari KD IPA SD/MI kelas V semester II
tentang gerak karena gaya gravitasi). Definisi operasional variabel dari
penyelidikan ini adalah sebagai berikut ini. Variabel bebas ketinggian benda (h)
dari permukaan tanah yang berbeda-beda. Penyelidikan dilakukan dengan
menjatuhkan benda yang massanya sama secara bergantian dan tegak lurus dari
bermacam-macam ketinggian. Variabel kontrol: ketinggian benda (h) yang sama.
Variabel terikat: waktu jatuh benda (dicatat pada tabel pencatat data). Yang
dicatat semua hasil/data penyelidikan baik dari variabel bebas maupun variabel
kontrol.
7) Menganalisis Data
Data percobaan yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk sajian
data yang sesuai dengan jenisnya, selanjutnya perlu dianalisis dulu sebelum
ditarik kesimpulannya. Kegiatan menganalisis data diartikan sebagai
menginterpretasi data, selanjutnya hasil interpretasi data dibandingkan dan
diintegrasikan dengan teori yang relevan dengan masalah penyelidikan, dan/atau
dibandingkan dan diintegrasikan dengan temuan penelitian lain yang relevan
8) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari peneliti terhadap
permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis dirumuskan
berdasarkan hasil kajian teori yang relevan.
9) Merancang Penelitian
Merancang penelitian merupakan keterampilan proses yang terdri dari urutan
berbagai keterampilan proses. Keterampilan proses merancang penelitian dapat
dikembangkan di SD/MI diawali di kelas tinggi (IV, V, dan VI). Secara berurutan
kegiatan merancang penelitian minimal terdiri atas proses-proses IPA: (1)
membuat pertanyaan-pertanyaan (merumuskan masalah) dari sebuah topik
pembelajaran yang sesuai untuk didekati melalui penyelidikan, (2) merumuskan
hipotesis, (3) memilih alat dan bahan dan merancang cara kerja percobaaan untuk
menguji hipotesis yang difasilitasi oleh guru, (4) memperkirakan hasil yang
diharapkan dari masalah yang akan dipecahkan, dan (5) membuat format pencatat
data untuk mengumpulkan data.
11
http://eprints.uny.ac.id/9365/5/bab%202%20-%2008302244005.pdf
sama halnya dengan membicarakan hakikat sains karena fisika merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari sains. Oleh karena itu, karakteristik fisika pada dasarnya
sama dengan karakteristik sains pada umumnya.
Kaitannya dalam pembelajaran fisika, objek yang diajarkan adalah fisika.
Sedangkan fisika pada dasarnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya,
maka dalam belajar fisika tidak terlepas dari penguasaan konsep-konsep dasar
fisika, teori, atau masalah baru yang memerlukan jawaban melalui pemahaman
sehingga ada perubahan dalam diri siswa. Untuk mendapatkan suatu konsep maka
diperlukan suatu cara yaitu metode ilmiah atau scientific methods.
Menurut Percy Bridgman’s (dalam Supriyadi, 2010: 5) menyatakan bahwa
scientific methods lebih dari sekedar metode biasa dimana dengan metode ilmiah
ini kita dapat mengerjakan lebih dari satu pengertian dan tanpa adanya rintangan
untuk dapat menyelesaikan segala permasalahan yang timbul. Adanya masalah
akan muncul jawaban sementara atau hipotesa setelah adanya pemikiran-
pemikiran dari kajian teori atau pengalaman lainnya. Dengan melakukan
percobaan atau observasi, dan meneliti tentang fenomena maka akan mendapatkan
fakta yang akurat.
Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah bahwa karakteristik fisika tidak
terlepas dari adanya karakteristik sains pada umumnya. Karakteristik sains itu
sendiri adalah penyelidikan berdasarkan masalah untuk memahami suatu gejala
alam sehingga didapatkan sebuah hukum, teori, konsep atau masalah baru untuk
diteliti lebih lanjut. Sedangkan untuk mendapatkan suatu konsep maka diperlukan
adanya scientific methods atau metode ilmiah.
12
http://eprints.uny.ac.id/9549/3/bab%202%20-%2008304244001.pdf
dalam bidang lainnya. Mata pelajaran biologi di SMA merupakan kelanjutan IPA
di SMP yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk
hidup, hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan
perubahan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan,
hewan dan manusia serta penerapannya dalam konsep sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
3. Proses yang tejadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas,
evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi,
dan masyarakat.
4. Pembelajaran biologi di sekolah menengah juga harus memperhatikan
karakteristik perkembangan peserta didik yang sedang berada pada
periode operasi formal. Periode ini yang berkembang pada peserta didik
adalah kemampuan berpikir secara simbolis dan bisa memahami hal-hal
yang bersifat imajinatif (dari abstrak menuju konkrit). Dalam hal ini
harus diperhatikan karena peserta didik mempunyai kemampuan berpikir
yang berbeda satu sama lain.
6. Matematika yang terdiri dari simbol – simbol yang padat arti dan bersifat
internasional. Padat arti berarti simbol – simbol dalam matematika ditulis
dengan cara singkat, tetapi mempunyai arti yang luas. (R. Soedjadi (2000))
8. Kita tidak dapat menjelaskan unsur – unsur ini. Hanya saja kita tahu unsur itu
adalah bagian dari bidang ilmu matematika. Kita tidak tahu bagaimana cara
mendefinisikannya. Misal : titik, garis, lengkungan, bidang, bilangan dll.
Unsur-unsur ini ada, tetapi kita tidak dapat mendefinisikannya.
9. Contoh teorema- teorema atau dalil – dalil yang kebenarannya harus
dibuktikan dengan cara deduktif.
a. Jumlah 2 bilangan ganjil adalah genap
b. Jumlah ketiga sudut dalam suatu segitiga adalah 180º
c. Jumlah kuadrat sisi siku – siku pada sebuah segitiga siku – siku sama
dengan kuadrat sisi miringnya.
10. Matematika disebut sebagai ilmu tentang pola karena pada matematika sering
dicari keseragaman seperti keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan
konsep-konsep tertentu atau model yang merupkan representasinya untuk
membuat generalisasi. (Sumardyono, 2004)
LATIHAN SOAL KARAKTERISTIK MATEMATIKA
8. Ciri – ciri kimia yang membuat ahli berpendapat bahwa ilmu kimia adalah
ilmu yang sulit dipahami oleh siswa diantaranya adalah:
9. Biologi berasal dari kata bios yang berarti hidup dan logos yang berarti
pengetahuan. Jadi biologi didefinisikan ilmu pengetahuan yang mempelajari
makhluk hidup. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu biologi mengkaji berbagai
persoalan yang berkaitan dengan berbagai tingkat organisasi kehidupan dan
interaksinya dengan factor lingkungan. ( Sumaji. dkk.2000)
10. Berikut ini adalah karakteristik dasar makhluk hidup. (Trianto (2010))
a. Makhluk hidup disusun oleh sel
b. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan
c. Makhluk hidup melakukan proses metabolisme
d. Makhluk hidup memberikan respon terhadap rangsang (iritabilitas)
e. Makhluk hidup melakukan reproduksi
f. Makhluk hidup mampu beradaptasi dengan lingkungan