Anda di halaman 1dari 11

MISTERI BILANGAN 19 DALAM ALQUR’AN

Ru’yatut Ruqoyyah
(Program Studi Pendidikan Matematika UNISMA)
Email: ruyatutruqoyyah09@gmail.com
Pembimbing
Abdul Halim Fathani, S.Si., M.Pd

ABSTRAK
Bilangan 19 merupakan kode matematik yang melatarbelakangi komposisi literer Qur’an.
Suatu fenomena yang unik tiada duanya, sekaligus membuktika bahwa Qur’an adalah wahyu ilahi,
bukan karya manusia. Otak manusia tidak akan mampu menciptakan karya literer yang tunduk
pada suatu kode matematik yang sekaligus membawa tema utamanya. Apalagi mengingat turunnya
wahyu yang berangsur-angsur dengan bagian-bagian surat yang acak dan tidak berurutan,
disesuaikan dengan peristiwa-perstiwa yang melatarbelakanginya.
Selanjutnya bilangan 19 dapat berfungsi sebagai pemelihara keutuhan Alqur’an. Bilangan 19
juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah kitab Qur’an terdapat suatu kesalahan
atau tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam Alqur’an multiplikatif
dengan bilangan19, kemudian membagi hasil hitungan dengan ilangan 19 maka akan terlacaklah
ada atau tidaknya suatu kesalahan.
KATA KUNCI: Bilangan 19.

PENDAHULUAN
Dalam buku karya abdus syakir yang berjudul “Matematika dalam Alqur’an” memaparkan
matematika dalam Al-Qur’an secara terperinci dan disertai pembuktian dari struktur-struktur yang
dibentuk oleh penulis buku. Berbicara tentang pengkajian lebih dalam tentang Al-Qur’an, pada
dasarnya Allah SWT memerintahkan kepada hambanya untuk berfikir, menganalisa, memahami
ilmu pengetahuan, memahami fenomena yang terjadi di muka bumi, dan mengadakan penelitian
yang berkaitan dengan alam semesta umumnya dan kehidupan sehari-hari khususnya. Kesemuanya
sangat jelas tersebut dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Kesempurnaan Al-Qur’an juga diakui oleh Edward
Gibbon, seorang pakar Barat yang mengatakan bahwa “Al-Qur‟an adalah sebuah kitab agama, yang
membahas tentang masalah-masalah kemajuan, kenegaraan, perniagaan, peradilan, dan undang-
undang kemiliteran dalam Islam. Isi Al-Qur’an sangat lengkap, mulai dari urusan ibadah,
ketauhidan, sampai soal pekerjaan sehari-hari, mulai dari masalah rohani sampai hal-hal jasmani,
mulai dari pembicaraan tentang hak-hak dan kewajiban segolongan umat sampai kepada
pembicaraan tentang akhlak dan perangai serta hukum siksa di dunia.”
Selain masalah umum dalam kehidupan, Al-Qur’an membahas matematika lebih khusus
tentang perkalian dan perhitungan bilangan dalam berbagai peristiwa dan berbagai konteks. Salah
satunya yang berkaitan dengan kegiatan menghitung dimana kegiatan ini tentunya tidak terlepas
dari “ukuran”.
klasifikasi ilmu pun telah banyak dibahas oleh filusuf-filusuf lain, seperti Al-Khawarizmi dan
Al-Farabi. Al-Khawarizmi mengklasifikasikan ilmu menjadi dua bagian utama, yaitu: pertama,
terdiri atas ilmu fikih, ilmu kalam. ilmu gramatikal, ilmu kitab, ilmu syair, dan ilmu sejarah. Kedua,
terdiri atas ilmu filsafat, ilmu logika, ilmu kedokteran, aritmatika, geometri, astronomi, musik,
dinamika, dan kimia. Sedangkan Al-Farabi mengklasifikasikan ilmu menjadi tujuh cabang, yaitu
aritmatika atau ilmu hitung yang terdiri dari ilmu teoritis dan praktis tentang bilangan, geometri
yang terdiri dari geometri teoritis dan praktis, optika, ilmu perbintangan, astronomi, musik teoritis
dan praktis, ilmu tentang beban, dan teknik.
Menurut Al Farabi struktur matematika yang membahas tentang bilangan yaitu ilmu
aritmatika. Dalam buku ini abdus syakir membahas tentang bilangan 19. Sebagaima yang kita telah
ketahui terdapat banyak hal tentang bilangan 19 yaitu bilangan 19 dalam basmalah, bilangan 19
dalam penyebutan bilangan serta bilngan 19 dalam shalat dan dzikir.
Sedangkan dalam filsafat matematika bilangan memiliki arti kumpulan dari angka-angka
sedangkan 19 itu sendiri memiliki arti angka yaitu simbol dari 19 serta 19 juga bisa diartikan
sebagai sebuah bilangan yaitu bilangan bulat, bilangan ganjil dan bilangan prima.
Bilangan 19 dalam basmalah memiliki 24 struktur. Dimana dalam struktur 19 tersebut
memaparkan bagaimana keteraturan pola yang berkaitan dengan basmalah. Sedangkan bilangan 19
dalam penyebutan bilangan dalam alqur’an disebutkan sebanyak 38 bilangan berbeda dimana dari
38 bilangan tersebut 30 adalah bilangan asli dan 8 adalah bilangan pecahan. Serta struktur bilangan
19 penyebutan bilangan ini juga membahas bagaimana pola yang telah diatur. Begitu juga dengan
struktur bilangan 19 dalam shalat dan dzikir juga memaparkan bagaimana pola keteraturan dari
bilangan 19.

PEMBAHASAN
FENOMENA BILANGAN 19
Awal penemuan kemukjizatan Alqur’an dengan design 19 adalah pada tahun 1974 oleh
seorang ahli biomkimia berkebangsaan Amerika berketurunan Mesir dan seorang muslim bernama
Rasyad Khalifah. Ia memulai meneliti komposisi matematika dari Alqur’an pada 1968, dan
memasukkan Alqur’an pada sistem komputer. Pada 1969 dan 1970, dan diteruskan dengan
menerjemahkan Alqur’an kedalam bahasa Inggris pada awal 70-an Rasyad Khalifah
mempublikasikan temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul “Miracle Of The
Qur’an: significance of the mysterious Aphabets” pada Oktober 1973 bertepatan pada Romadhon
1393. Pada Januari 1974 (bertepatan pada Zulhijjah 1393), dia menemukan bahwa bilangan 19
merupakan kode rahasia Alqur’an yang disebut common deminator (dalam skripsi:Mustar).
Setiap muslim pasti meyakini kebenaran Quran sebagai kitab suci yang tidak ada keraguan
sedikitpun, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Namun kemukjizatan Quran tidak
hanya dibuktikan lewat kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran ilmiah
yang sering mengejutkan para ahli.
Suatu kode matematik yang terkandung di dalamnya misalnya, tak terungkap selama
berabad-abad lamanya sampai seorang sarjana dari Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil
menyingkap tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-tahun
dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati bukti-
bukti surat-surat atau ayat-ayat dalam Quran serba berkelipatan angka 19.
Penemuannya tersebut berkat penafsirannya pada Al Qur’an surat Al Muddatstsir ayat : 30-
31, yang artinya :
“Di atasnya ada sembilanbelas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka
itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk
jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab yakin dan supaya
orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-
orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan
orang-orang kafir (mengatakan) : “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai
perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu
melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia ”. (Qs. Al
Muddatstsir : 30- 31)
bilangan 19 sebagai bilangan pembagi secara umum dalam insial-inisial tersebut dan seluruh
penulisan dalam Al Qur’an, sekaligus sebagai kode rahasia Al Qur’an. Temuan ini sungguh
menakjubkan karena seluruh teks dalam Al Qur’an tersusun secara matematis dengan begitu
canggihnya yang didasarkan pada bilangan 19 pada setiap elemen sebagai bilangan pembagi secara
umum. Sistem matematis tersebut memiliki tingkat kompleksitas yang bervariasi dari yang sangat
sederhana (bisa dihitung secara manual) sampai dengan yang sangat kompleks yang harus
memerlukan bantuan program komputer untuk membuktikan apakah kelipatan 19. Jadi, sistem
matematika yang didasarkan bilangan 19 yang melekat pada Al Quran dapat diapresiasi bukan
hanya oleh orang yang memiliki kepandaian komputer dan matematika tingkat tinggi, tetapi juga
oleh orang yang hanya dapat melakukan penghitungan secara sederhana.
Selain 19 sebagai kode rahasia Al Qur’an itu sendiri, peristiwa ditemukannya bilangan 19
sebagai “miracle” dari Al Qur’an juga dapat dihubungkan dengan bilangan 19 sebagai kehendak
Allah. Disebutkan di atas bahwa kode rahasia tersebut ditemukan pada tahun 1393 Hijriah. Al
Qur’an diturunkan pertama kali pada 13 tahun sebelum Hijriah (hijrah Nabi). Jadi keajaiban Al
Qur’an ini ditemukan 1393+13=1406 tahun (dalam hitungan hijriah) setelah Al Qur’an diturunkan,
yang bertepatan dengan tahun 1974 M.
Dalam al-Quran terdapat 9 surah yang memiliki lebih dari 128 ayat. Dari 9 surah tersebut
ada 19 ayat yang merupakan kelipatan dari 128 atau 129. Penjumlahan dari 19 ayat itu adalah 2.698
(19 x 142). Dan angka 2.698 bukan angka sembarangan. Karena kata Allah dalam Al-Quran ditulis
sebanyak 2.698 kali. Di sinilah keunikan itu terjadi. Jumlah 114 sebagai jumlah surah dalam Al-
Quran adalah hasil dari 6x 19 =144. Dan uniknya angka 619 juga merupakan deret bilangan prima
yang ke-114. (1,3,5, dan seterusnya sampai suku ke 114). Dan terakhir kalimat Wahdahu La
Syarikalahu ( Tuhan Maha Esa, tidak bisa disekutukan), secara geometris memiliki nilai 619 dan
secara semantic memiliki arti prima. Dan bilangan prima tidak boleh di-syirkah, diduakan atau
dibagi dua.
Pada tahun 1999 para ilmuwan telah menemukan elemen ke-144 dalam tabel periodic
elemen kimia dengan fraksi paling kecil yang sangat dinamis. Para ilmuwan sepakat akan sulit lagi
untuk menemukan bilangan atom selanjutnya. Dengan demikian secara kauniyah alam telah
menjelaskan keberpihakannya pada agama Allah. Sungguh merupakan suatu keajaiban jika kita
mencermati fakta-fakta berikut. Kelima ayat pertama dari wahyu pertama yang turun yaitu surah
Al-Alaq terdiri atas 19 kata. Dan 19 kata tersebut terdiri dari 76 huruf yang merupakan kelipatan
dari angka 19 (4×19=76). Dalam Al-Quran, surat Al-Alaq berada di urutan ke-96. Jika dihitung
terbalik dari belakang, surah tersebut berada pada urutan ke-19.
Menurut Rasyad Khalifah (dalam ensiklopedia kemukjizatan angka) berusaha menghitung
waktu datangnya kiamat yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Ia telah menghitung setiap huruf
yang terdapat pada sebagian pemulaan surah, yaitu huruf-huruf Mumayyizah (atau muqaththa’ah,
sebagaimana dikatakan oleh ulama lainya) sesuatu dengan menghitung model hisab al-jummal.
Perhitungan yang tidak berlandaskan pada dasar ilmiah apapun ini ia kumpulkan. Lalu ia
kemukakan dengan caranya, agar bisa mengungkapkan batasan waktu datangnya hari kiamat, yakni
pada tahun 1710 (hijriyah) bilangan ini merupakan kelipatan dari angka 19.
Dr. Peter Plichta ahli kimia dan metematika dari jerman. Berpendapat bahwa, tampaknya,
semua formula matematika dan angka-angka berhubungan dengan dua kutub matematika alam
semesta ini yaitu 19 dan 81. Angka 81 spesifik karena melengkapi angka 19, 19+81=100. Jumlah
angka-angka tersebut adalah 19, 1 + 9 + 8 + 1 = 19.
Bilangan 19 merupakansalah satu bilangan kunci dalam Al Qur’an. Dan antara bilangan
rasio emas 1,618 dengan bilangan 19 ternyata memilki hubungan yang cukup berarti. Apabila rasio
emas tersebut dilihat hingga digit ke-19 (dengan mengabaikan koma) maka akan menjadi bilangan
1618033988749894848. Digit yang ke-19 adalh bilangan 8 dimana 8 merupakan indeks bilangan
prima 19. Dengan mengabaikan bilangan 0 dan mengasumsikan bilangan sebelum koma merupakan
deret yang ke-0 sedangkan bilangan setelah koma memiliki urutan 1,2,3, dan seterusnya, maka
penjumlahanderet yang ke-19 akan menghasilkan bilangan 114.
1+6+1+8+3+3+9+8+8+7+4+9+8+9+4+8+4+8+2+4 = 114
114 = Jumlah surat dalam Al Qur’an !
Sedangkan apabila diambil 8 digit bilangan di belakang koma akan menghasilkan bilangan
6180339. Penjumlahan digit-digit tersebut menghasilkan bilangan:
6+1+8+0+3+3+9 = 30 (Bilangan komposit ke-19 dan jumlah Juz dalam Al Qur’an).
Beberapa kejadian di ala mini dan juga dalam kehidupan kita sehari-hari yang mengacu
pada bilangan 19 adalah :
• Telah dibuktikan bahwa bumi, matahari dan bulan berada pada posisi yang relatife sama
setiap 19 tahun.
• Komet Halley mengunjungi sistim tata surya kita sekali setiap 76 tahun (19 x 4).
• Fakta bahwa tubuh manusia memilki 209 tulang atau 19 x 11.
• Langman’s medical embryology, oleh T. W. Sadler yang merupakan buku teks di sekolah
kedokteran di Amerika Serikat diperoleh pernyataan “secara umum lamanya kehamilan
penuh adalah 280 hari atau 40 minggu setelah haid terakhir, atau lebih tepatnya 266 hari
atau 38 minggu setelah terjadinya pembuahan”. Angka 266 dan 38 kedua-duanya adalah
kelipatan dari 19 atau 19 x 14 dan 19 x 2.
Angka 19 itu unik, karena tidak memiliki pembagi, alias tidak bisa dibagi. Dalam
matematika, angka 19 dianggap sebagai bilangan prima yang unik, karena terdiri dari bilangan
terkecil yaitu 1 dan bilangan terbesar yaitu 9, seperti alfa dan omega dalam susunan abjad.

TELAAH STRUKTUR BILANGAN 19 (BUKU ABDUS SYAKIR “MATEMATIKA


DALAM ALQUR’AN”)

Berikut ini akan dipaparkan beberapa hasil telaah buku karya abus syakir yang tentunya juga
memiliki kekurangan. Akan tetapi, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengkajian
matematika dalam Al-Qur‟an lebih lanjut. Dalam (jurnal Nursupiamin Volume II, Edisi 2, Oktober
2014 ) pembahasan tentang struktur matematika bilangan 19 penulis lebih pada penggunaan istilah
“teorema dan akibat”. Sedangkan pada buku karya Abdusysyakir menggunakan istilah “struktur”
dalam menyajikan penemuan baik berupa penemuan pribadi maupun penemuan orang lain. Berikut
penjelasannya:
1. Bilangan 19 dalam Basmalah
• Teorema 1 / Struktur 1
“Banyaknya huruf hijaiyah pada basmalah adalah 19 huruf”
Bukti : Bacaan Basmalah terdiri dari 19 huruf yang tersusun atas 4 kata yaitu “Bism”(3
huruf), “Allah” (4 huruf), “ar-Rahmaan”(6 huruf), dan “ar-Rahiim” (6 huruf).

• Akibat 1 / Struktur 2, 3, 5, 6, 7
“Dalam ayat Al-Qur‟an, 4 kata yang menyusun bacaan basmalah disebut sebanyak
kelipatan 19. “
Bukti : Kata “ism” disebut sebanyak 19 kali (19 = 1 x 19) yaitu pada Q.S 5:4, 6:118, 6:119,
6:121, 6:138, 22:28, 22:34, 22,36, 22:40, 49:11, 55:78, 56:74, 56:96, 69:52, 73:8, 76:25, 87:1,
87:15, dan 96:1.
Kata “Allah” disebut sebanyak 2698kali (2698= 142x19). Kata “ar-Rahmaan” disebut
sebanyak 57kali (57 = 3x19) dan Kata “ar-Rahiim” disebut sebanyak 114kali (114= 6 x 19).
• Teorema 2 / Struktur 9
“Banyaknya bacaan basmalah dalam Al-Qur’an ada 114”.
Bukti : Bacaan Basmalah pada permulaan surah ada 113 (1 surah yang tidak dimulai dengan
basmalah adalah surah ke 9 yaitu At Taubah) dan terdapat pada 1 surah yang terdapat bacaan
basmalah pada pertengahan yaitu pada surah An Naml (27): 30.
• Akibat 1 / Struktur 10
“Diketahui pada surah At Taubah tidak dimulai dengan basmalah dan pada An Naml
terdapat dua basmalah yaitu pada awal surah dan pada ayat 30. Jika diperhatikan
dimulai surah At Taubah sampai dengan An Naml maka terdapat 19 surah”.
Bukti:
No Nomor Surah Nama Surah No Nomor Surah Nama Surah
1 9 At Taubah 11 19 Maryam
2 10 Yunus 12 20 Thaha
3 11 Hud 13 21 Al Anbiya’
4 12 Yusuf 14 22 Al Hajj
5 13 Ar Rad 15 23 Al Mu’minun
6 14 Ibrahim 16 24 An Nur
7 15 Al Hijr 17 25 Al Furqon
8 16 An Nahl 18 26 Asy Syu’ara
9 17 Al Isro’ 19 27 An Naml
10 18 Al Kahfi
Oleh karena jumlah surahnya 19 maka disebut “Transformasi 19” atau “Transformasi
Basmalah”. Hal ini dikarenakan adanya “pergeseran basmalah” di antara surah yang
berjumlah 19, sebagaimana yang tertulis dalam Q.S. An-Nahl/16 : 101 dan Q.S. Hud/11 : 13.
• Akibat 2 / Struktur 12
“Pada surah An Naml(surah ke-27) selain pada awal surah, bacaan basmalah terdapat
pada ayat ke-30. Jumlahan nomor surah dan nomor ayatnya merupakan kelipatan
19”.
Bukti: 27 + 30 = 57 = 3 x 19
• Teorema 3 / Struktur 14
“Penyusunan angka dari jumlah kata, huruf, dan nilai numerik dari basmallah
merupakan kelipatan 19”.
Bukti:
No Kata Banyak Nilai Numerik Total Nilai
Huruf Numerik
1 Bism 3 2,60,40 102
2 Allah 4 1,30,30,5 66
3 Ar- Rahman 6 1,30,200,8,40,50 329
4 Ar-Rahim 6 1,30,200,8,10,40 289
19 786
Susunan angka dari jumlah kata, huruf, dan nilai numerik dari basmallah yaitu 419786,
dimana 419786 = 19 x 22094
• Teorema 4 / Struktur 16
“Barisan nomor kata dan banyaknya huruf dari masing-masing kata yang membentuk
bacaan basmalah merupakan kelipatan 19”.
Bukti :
No Kata Banyaknya Huruf
1 Bism 3
2 Allah 4
3 ar-Rahman 6
4 ar-Rahiim 6
Total 19
Barisan nomor kata dan banyaknya huruf dari masing-masing kata yang membentuk bacaan
basmalah yaitu 13243646, dimana 13243646 = 19 x 697034
Penulis tidak mengkaji lebih dalam struktur 4, 8, 11, dan 13 dikarenakan terdapat kekeliruan
dalam penulisan atau sebab dari pernyataan dari masing-masing struktur. Contohnya, pada
struktur 4 ditulis kata “bismillah” dalam Al-Qur‟an disebut sebanyak 3 kali. Akan tetapi,
diketahui sesuai struktur 9 banyaknya bacaan basmalah ada 114 kali dalam Al-Qur‟an. Pada
struktur 8 ditulis jika pengali pada struktur 3 sampai 5 dijumlahkan maka merupakan kelipatan
19. Akan tetapi, diketahui pengali dari struktur 3 adalah 2, pengali dari struktur 4 adalah 6, dan
pengali dari struktur 5 adalah 142. Sehingga jika ketiga pengali tersebut dijumlahkan tidak
menghasilkan kelipatan 19. Sedangkan pada struktur 11 dan 13 hanya berupa kesalahan
pengetikan dimana seharusnya pada struktur 11 mengacu pada struktur 10 bukan struktur 3 dan
seharusnya pada struktur 13 tertulis An-Naml bukan at-Taubah.
Pada struktur 15, 17 dan seterusnya, penulis menganggap sebagai pengembangan atau akibat
lebih lanjut dari struktur 14 dan struktur 16. Berdasarkan sifat-sifat atau stuktur matematika
angka 19 di atas membuktikan bahwa Al-Qur‟an diturunkan tidak hanya untuk bangsa Arab,
tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia. Misalnya untuk menghitung huruf pada ayat
pertama dalam Al-Qur‟an dan memastikan bahwa jumlahnya merupakan kelipatan 19, kita tidak
perlu tahu bahasa Arab dulu.
2. Bilangan 19 Dalam Penyebutan Bilangan
• Teorema 1 / Struktur 1
“Terdapat 38 bilangan berbeda yang disebutkan dalam Al Qur‟an”
Bukti : Dalam Al-Qur‟an terdapat 30 bilangan asli dan 8 bilangan pecahan.
• Teorema 2 / Struktur 2
“Jumlah 30 bilangan asli berbeda dalam Al Qur‟an merupakan kelipatan 19”
Bukti : Berdasarkan tabel, total jumlah 30 bilangan asli dalam Al-Qur‟an = 162146 = 19 x
8534
• Teorema 3 / Struktur 3
“Banyaknya penyebutan kedelapan bilangan pecahan dalam Al Qur‟an sama dengan
19”
Bukti : Berdasarkan tabel, total penyebutan 8 bilangan pecahan = 19
• Teorema 4 / Struktur 6
“Jumlah dari penyebut dari bilangan pecahan yang tersebut dalam Al Qur‟an
merupakan kelipatan 19 dan sama dengan banyaknya bilangan berbeda dalam Al-
Qur‟an”.
Bukti : Berdasarkan tabel, penyebut dari bilangan pecahan yang tersebut dalam Al-qur‟an
adalah 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10. Dimana 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 8 + 10 = 38 = 2 x 19. Selain itu 38
menunjukkan banyaknya bilangan berbeda dalam Al-Qur‟an dimana bilangan asli sebanyak
30 dan bilangan pecahan sebanyak 8.
3. Bilangan 19 Dalam Shalat dan Dzikir
• Teorema 1 / Struktur 2 (Shalat)
“Diketahui rakaat shalat wajib adalah 2, 4, 4, 3, dan 4 dan KPK dari 2, 4, 4, 3, dan 4
adalah 12. Jumlahan hasil bagi KPK dengan jumlah rakaat shalat 5 waktu merupakan
kelipatan 19”.
Bukti : Diketahui rakaat shalat wajib adalah 2, 4, 4, 3, dan 4 dan KPK dari 2, 4, 4, 3, dan 4
adalah 12. Maka jumlahan hasil bagi KPK dengan jumlah rakaat shalat 5 waktu
=(12:2)+(12:4)+(12:4)+(12:3)+(12:4)=6+3+3+4+3=19.
Penulis tidak mengkaji lebih dalam struktur 1 dikarenakan pada struktur 1 bisa terdapat dua
macam persepsi penentuan awal hari dari waktu subuh sampai waktu isya atau penentuan
awal hari dari waktu magrib sampai waktu ashar. Kedua pandangan ini tentunya akan
berimplikasi tentang pengkajian lebih dalam tentang shalat wustha dan pada keutamaan waktu
subuh atau waktu ashar.
• Teorema 2 / Struktur 1 dan 2(Dzikir)
“Jumlahan digit bilangan dari bacaan dzikir yaitu Subhanallah (33x), Alhamdulillah
(33 x), Allahu Akbar (33x), dan melengkapinya dengan 100 dengan La ilaha illallah
sama dengan 19”.
Bukti : Bacaan dzikir yaitu Subhanallah (33x), Alhamdulillah (33 x), Allahu Akbar (33x), dan
melengkapinya dengan 100 dengan La ilaha illallah ada dua versi, yaitu :
Versi 1 : Subhanallah (33x), Alhamdulillah (33 x), Allahu Akbar (33x), dan melengkapinya
dengan La ilaha illallah menjadi 100, sehingga Jumlahan digit bilangan = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 +
3 + 1 = 19
Versi 1 : Subhanallah (33x), Alhamdulillah (33 x), Allahu Akbar (33x), dan melengkapinya
dengan 100 x La ilaha illallah, sehingga Jumlahan digit bilangan = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 1 +
0 + 0 = 19.
4. Bilangan 19 Dalam Tinjauan Nilai Numerik
• Teorema 1
“Jumlahan digit dari nilai numerik kata“Waahid” sesuai dengan artinya yaitu 1”.
Bukti : Kata “Waahid” tersusun dari huruf Wau, Alif, Ha‟, dan Dal. Dimana nilai numerik
dari Wau = 6, Alif = 1, Ha‟ = 8, dan Dal = 4. Maka nilai numerik dari kata “Waahid” adalah
19. Sehingga jumlah digit dari nilai numerik dari kata “Waahid”adalah 1 + 9 = 10. Jika nilai
ini dijumlahkan lagi maka diperoleh 1 + 0 = 1. Sesuai arti dari “waahid” yaitu tunggal atau
satu.
5. Bilangan 19 Dalam Tinjauan Matematika
• Teorema 1
Bilangan 19 merupakan salah satu bilangan ganjil sekaligus bilangan prima yang
memiliki banyak keunikan, diantaranya:
1. Dapat dinyatakan sebagai jumlah pangkat 1 dari 10 dan 9
2. Dapat dinyatakan sebagai selisih pangkat 2 dari 10 dan 9
3. Dapat dinyatakan sebagai jumlahan dari deret angka hasil pangkat 3 dari 10 dan 9
4. Dapat dinyatakan sebagai jumlahan dari deret angka hasil pangkat 4 dari 10 dan 9
5. Angka 19 tersusun dari angka 1 dan angka 9 yang juga memiliki banyak
keistimewaan

PENUTUP
Bilangan-bilangan yang disebutkan dalam al-Quran adalah bilangan 19 yang menempati
posisi yang khusus dan istimewa. Keistimewaan bilangan 19 ditegaskan oleh Allah SWT dalam
surah al-Mudatsir ayat 30. bilangan 19 merupakan bilangan ganjil. Bilangan ganjil adalah bilangan
yang jika dibagi dua mempunyai sisa 1. Pemilihan bilangan ganjil sangat beralasan. Bukankah
Allah SWT menyukai sesuatu yang ganjil. Nabi menegaskan dalam hadisnya yang bersumber dari
Abu Hurairah r.a: “Allah adalah ganjil dan menyukai sesuatu yang ganjil. (H.R. Imam Muslim).
Bilangan 19 adalah bilangan prima dan tidak semua bilangan ganjil adalah prima. Bilangan
prima adalah bilangan yang mempunyai dua pembagi, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Jadi, 19
adalah bilangan ganji dan juga bilangan prima.
DAFTAR PUSTAKA

Syakir, Abdus. 2006. ADA MATEMATIKA DALAM ALQUR’AN. Malang : UIN Malang Press.

Nursupiamin. 2014. STRUKTUR MATEMATIKA DALAM AL-QUR’AN (TELAAH BUKU KARYA.;


ABDUSYSYAKIR). Jurnal al-Khwarizmi, Volume II, Edisi 2.

Thalbah, Hisham. ENSIKLOPEDIA MUKJIZAT ALQUR’AN DNA HADITS: MUKJIZAT ANGKA.


Sapta Sentosa. Cetakan III Desember 2009

Mustar. 2011. I’JAZ ‘ADADI (KEMUKJIZATAN ANGKA 7 DAN 19 DALAM ALQUR’AN. Skripsi
tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Hernadi, julan. 2008. METODA PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA. Jurnal Pendidikan
Matematika, Volume 2, No 1.

Raimah. 2011. KEUNIKAN BILANGAN 19. (online),


(http://gamatika.wordpress.com/2011/01/13/keunikan-bilangan-19, diakses 01 januari
2018)

Anda mungkin juga menyukai