Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Asri dkk, 2020: 211). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan suatu
kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, dimana setiap orang akan terus
belajar selama hidupnya (long life education). Di dalam dunia pendidikan hasil
belajar juga menjadi tolak ukur yang paling mendasar, dimana semakin baik
hasil belajar yang dicapai maka semakin besar juga kemungkinan tercapainya
tujuan pendidikan.
Matematika. Dimana matematika merupakan salah satu ilmu dasar dari adalah
segala ilmu, baik aspek penalaran maupun terapannya yang berperan penting
dalam segala aspek ilmu pengetahuan, teknologi, maupun budaya (Noto, dkk,
2018: 201). Pembelajaran matematika diajarkan pada semua siswa mulai dari
Hal ini disebabkan karena matematika merupakan ilmu dasar yang sangat
permasalahan sehari-hari.
1
2
bahwa matematika adalah ilmu yang hanya dapat diperoleh pada pelajaran di
sekolah. Pada kenyataannya pendidikan matematika sendiri juga tidak lepas dari
kebudayaan yang berada disekitar kita (Nursyeli & Puspitasri, 2021: 329).
diminati oleh siswa. Karena sebagian siswa menganggap bahwa matematika itu
Karena hal tersebut kebanyakan siswa minat dan motivasinya masih terbilang
rendah dalam belajar, hal ini pula yang membuat berkurangnya prestasi siswa
Dimana hasil dari data belajar matematika siswa kelas VII pada hasil rata-rata
Rata-rata
No Rombel KKM
kelas
1 VII-A 69,0 75
2 VII-B 70,8 75
3 VII-C 72,4 75
4 VII-D 68,9 75
5 VII-E 68,0 75
6 VII-F 71,7 75
7 VII-G 72,7 75
dalam memahami persoalan matematika. Hal ini tentu saja membuat tantangan
3
baru bagi seorang guru untuk bisa memikirkan suatu metode atau konsep
pengajaran seperti apa bagi para siswa, agar siswa lebih mudah untuk
memahami materi matematika, hal-hal yang bersifat abstrak itu harus dibarengi
dengan media konkrit agar siswa bisa memahami materi khususnya bangun
ruang dan bangun datar dengan mudah. Oleh itu media pembelajaran yang
Karena saat ini masih banyak siswa yang tidak menggunakan cara berpikir
geometri. Oleh karena itu, berpikir secara matematis penting untuk diterapkan
kehidupan nyata juga tidak dapat terwujud tanpa adanya objek yang dapat
Contoh dari objek tersebut adalah budaya. Menurut Hisrich, et.al (dalam Noto
implementasi, serta faktor dan fungsi penilaian lainnya dalam kehidupan. Salah
dengan kehidupan budaya dan sosial secara umum. Dimana studi tentang ide
2019: 165).
Dengan begitu pemanfaatan budaya di setiap daerah atau sekitar kita bisa
Sehingga tidak hanya terfokus pada satu hal saja tetapi kita juga dapat mengenal
Setiap budaya daerah juga memiliki ciri khasnya masing-masing. Ada berupa
itu mereka memiliki ciri khas atau filosifinya sendiri (Aprita & Anisa, 2020).
Terlepas dari itu, nilai-nilai pada bangunan tradisonal juga sudah hampir
menandakan bahwa suatu kebudayaan tidak hanya sebatas seni, simbol atau adat
Mudiana, 2019: 87). Khususnya pada bangunan tradisonal Sunda, yang terdapat
suatu bentuk, simbol atau filosofi dalam sebuah bangunan tersebut. Arsitektur
5
Budaya yang saat ini masih melestarikan kebudayaan khas Sunda, dan juga
Kampung ini dinyatakan sebagai Kampung Tertua yang berada di daerah Bogor.
Menurut Puspatarini (2021: 42) tidak hanya ada satu rumah atau bangunan adat
bangunan seperti Imah pasangrahan, rumah padi Lumbung (Leuit), dan Bale
Riungan.
seperti geometri yaitu bangun datar dan bangun ruang pada bangunan tersebut.
B. Identifikasi Masalah
C. Fokus Masalah
1. Objek penelitian yang diteliti adalah rumah adat Sunda di kampung budaya
yang terletak di Jl. Endang Sumawijaya, RT. 02 / RW. 08, Sindang Barang,
filosofi dan konsep matematika yang diperoleh dari objek budaya yang
D. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu “Bagaimana konsep etnomatematika pada rumah adat Sunda
E. Tujuan Penelitian
rumah adat Sunda yang ada di kampung budaya Sindang Barang Bogor.
F. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan praktis
a. Bagi masyarakat
b. Bagi Guru
pembelajaran matematika.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Etnomatematika
1. Pengertian Etnomatematika
a. Deskripsi Etno/Budaya
suatu khasanah kekayaan tak benda yang diwariskan oleh leluhur kita
untuk terus kita jaga dan lestarikan sehingga akan menjadi identitas dan
9
10
budaya tersebut.
b. Deskripsi Matematika
dan struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan
sangat berguna bagi manusia pada umumnya dan siswa pada khususnya.
mengatasi masalah matematika sosial, ekonomi dan alam. Hal ini dapat
tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, maka dari itu logika
melakukan tindakan yang berkaitan dengan untung dan rugi. Hal ini
(Kurniawan, 2022)
c. Deskripsi Etnomatematika
menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang lebih menarik dan tidak
bahwa.
atau aktivitas lingkungan yang bersifat budaya. Oleh karena itu melalui
tradisi maupun budaya lokal yang masih diakui dan dilakukan oleh
14
meliputi etnik dan semua kelompok yang memiliki jargon, kode, simbol,
menandakan bahwa suatu kebudayaan tidak hanya sebatas seni, simbol atau
memiliki suatu keterkaitan yang sangat erat. Salah satu contohnya adalah
rumah adat sunda, dimana sebuah rumah adat itu banyak beragam macam
bentuk dan motif yang tertera pada bangunan tersebut, sebagai contoh
bentuk pada bangunan atau atap pada rumah adat sunda yang beragam
macam bentuknya dan memiliki arti atau filosofinya sendiri, juga dimana
pada bentuk atap tersebut sudah pasti terdapat unsur matematika-nya. Oleh
karena itu keterkaitan antara budaya dan matematika sangat erat sekali.
satu rumah adat Sunda terletak di Kampung Budaya Sindang Barang Jawa
Barat tepatnya di Kota Bogor. Desa Sindang barang merupakan desa tertua
di Bogor yang berasal dari Kerajaan Sunda. Hingga saat ini, tradisi dan seni
budaya leluhur desa Sindang barang masih terjaga dengan baik. Salah satu
16
warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah situs
purbakala dari zaman Kerajaan Sunda yang dapat dilihat dengan berjalan
Sunda Bogor yang berbaris untuk menambah nuansa pedesaan kuno tahun
lalu.
Saat ini rumah adat dan tradisi budaya kampung budaya Sindang
Barang telah dipugar dan dihidupkan kembali dengan bimbingan dan arahan
Bapak Anis Djatisunda, sesepuh Sindang Barang dan rumah budaya Jawa
kampung yang unik. Keunikan ini bisa dilihat ketika Anda memasuki
kawasan desa, di mana Anda bisa melihat bangunan tradisional Sunda yang
menjadi ciri khas dari bangunan desa ini. Namun setiap kawasan Kawasan
Budaya Sunda memiliki arsitektur dan ciri khas desa yang berbeda-beda,
termasuk ciri budaya Sunda Desa Budaya Sindang Barang. Secara fisik
menjadi ciri lingkungan ini adalah rumah leluhur yang terletak di dekat
dengan gaya hidup tradisional dalam suatu keharmonisan dengan alam, hal
dengan menggunakan bahan-bahan lokal dari batu, bambu, kayu, bahan atap
bangunan atau atap pada rumah adat Sunda yang beragam seperti Gado
(Ramadhanti, 2021). Untuk Gado Bangkong sendiri yaitu katak mau loncat
karena bentuk atap yang seperti katak ingin loncat, hal ini diartikan bagi
setiap penghuni rumah tersebut harus selalu siap dalam keadaan kondisi
apapun, untuk Capit Gunting sendiri adalah jenis rumah adat sunda pertama
dan yang tertua dari rumah adat lainnya dinamakan Capit Gunting karena
bagian atap rumah dikenal dengan undagi atau memiliki bentuk seperti
huruf ‘X’ atau gunting, untuk Perahu Kumerep sendiri karena bentuk
memiliki ciri khas bentuk atap yang bertingkat, untuk Badak Heuay karena
bentuk atap pada bangunan menyerupai badak yang sedang menguap, untuk
Tagog Anjing karena bentuk atap rumah yang menyerupai posisi seekor
anjing yang sedang duduk, Jolopong sendiri karena bentuk atap yang
menyerupai pelana, dan untuk Julang Ngapak adalah jenis rumah adat
Sunda yang terakhir yang memiliki makna sebagai burung yang sedang
mengepakkan sayap.
Bentuk pondasi rumah adat Sunda mirip dengan pondasi umpak yang
bentuk lantai panggung yang terbuat dari pelupuh (bambu yang sudah
18
dibelah). Untuk bagian dinding, pintu dan jendela itu terbuat dari Anyaman
Bambu. Dan pada bagian atap selain menggunakan daun-daun kering juga
dimana lemah yaitu elemen tanah untuk tempat tinggal masyarakat, dan cai
yaitu air yang bermaksud ladang sawah yang memiliki air untuk
pada rumah tradisional di dalam suku sunda hanya menjadi tiga bagian,
yaitu ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Kamar mandi atau
secara optimum. Dengan berbagai bentuk atap hal tersebut juga merupakan
C. Penelitian Relevan
1. Penelitian tentang etnografi di rumah adat dilakukan oleh Anita Mar, dkk
2. Kajian Etnografi pada Bangunan Masjid oleh Desfa Lusiana dkk (2019)
tertentu, yaitu unsur geometri bidang dan geometri ruang. Beberapa bentuk
bangunan dan benda di Masjid Jamik dapat digunakan sebagai alat untuk
persegi, persegi panjang, belah ketupat, segi enam, segi delapan, kubus,
3. Kajian Etnografi pada Bangunan Sumur oleh Muchamad Subali Noto, dkk
meliputi filosofi dan konsep matematika yang diperoleh dari budaya yang
diteliti.
terdapat pada rumah adat Sunda di kampung budaya Sindang Barang Bogor.
Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak lain yang
peneliti lainnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
yang terletak di Jl. Endang Sumawijaya, RT. 02 / RW. 08, Sindang Barang,
Bogor, Jawa Barat 16631. Dengan jumlah penduduk mencapai 12.000 jiwa,
kampung budaya yang saat ini masih melestarikan kebudayaan khas Sunda.
tetapi belum ada dari peneliti terdahulu yang meneliti tentang rumah adat
21
22
dari 20 kampung adat yang ada di Jawa Barat. Kampung Budaya Sindang
ini juga dinyatakan sebagai Kampung Tertua yang berada di daerah Bogor.
2. Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
bantuan lebih dari dalam bahasa kontemporer. Dalam hal ini peneliti terlibat
Menurut Putra (2020: 13) Data deskriptif dikumpulkan dalam bentuk kata-kata,
atau mengeksplor lebih dalam tentang rumah adat Sunda yang terletak di
tersebut.
C. Objek Penelitian
informan kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi.
sampel yang diambil paling mengetahui tentang masalah yang akan diteliti oleh
peneliti.
keadaan subyek yang alami (sebagai lawan dari eksperimen) di mana peneliti
25
dengan metode triangulasi (asosiatif), analisis data bersifat induktif dan hasil
penelitian kualitatif adalah objek alam atau setting alam, sehingga metode
penelitian ini sering disebut metode natural. Objek alam adalah objek yang
belum pernah dimanipulasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengkaji
diantaranya :
1. Imah Pasangrahan
sebagai tempat tidur tamu ketua adat. Posisinya berada di hirarki ke-3.
Sekarang, tempat ini bisa disewakan dimana dalam satu bangunan terdapat
4 kamar tidur, ruang keluarga, dan kamar mandi dalam. Kamar tidur tamu
2. Leuit
Ada 6 leuit atau lumbung yang ada di kampung ini. Pertama, Ratna
Inten yang jumlahnya 1 buah. Lumbung ini paling sakral diantara yang
Waroge yang dipercaya dapat menjaga Ratna Inten dari serangan musuh.
Inten. Fungsinya untuk menyimpan padi ladang atau padi huma. Ketiga,
Leuit Biang. Jumlahnya 1 buah dan letaknya di samping kiri Ratna Inten.
Jumlahnya 3 buah, letaknya di sebelah kanan 2 buah dan dikiri 1 buah dari
Gambar 5. Leuit
Sumber : detik.com
27
3. Bale Riungan
sebagai pertemuan dengan para tetua adat, tidur bagi anak laki-laki, dan
lebih ke arah tempat makan-makan, loka karya, seminar, atau arisan. Disini
1. Sumber Data
a. Objek penelitian
b. Narasumber
Bogor.
c. Dokumen
a. Observasi
pada subjek penelitian sebagai sumber data dalam keadaan awal atau
b. Wawancara
filosofi dan konsep matematika yang terdapat pada rumah adat Sunda.
c. Dokumentasi
bukti tentang suatu kejadian. Bahan untuk penelitian ini berupa foto-foto
tradisional Sunda
E. Instrumen Penelitian
1. Pedoman observasi
Barang Bogor. Pedoman ini berisi kegiatan yang berkaitan dengan Filosofi,
a. Bentuk atap, jendela, pintu, penopang tiang, pondasi dan bentuk badan
bangunan.
2. Pedoman wawancara
b. Mengapa setiap atap pada rumah adat Sunda di kampung budaya ini
pada bagian bawah berbentuk prisma trapesium dan pada bagian atasnya
c. Apa makna dari bentuk pintu dan jendela yang berbentuk persegi
panjang?
e. Apa makna penopang pada atap bangunan bale riungan dibuat berbentuk
segitiga?
f. Apa makna lingkaran pada setiap sisi bangunan adat Sunda? Dan
mengapa atap pada setiap bangunan adat Sunda itu menggunakan Injuk?
g. Apa makna dari bangunan leuit yang disusun sejajar? Dan mengapa
3. Pedoman dokumentasi
a. Naskah-naskah sejarah
1. Reduksi data
dalam skema yang lebih besar. Meringkas hasil pengumpulan data ke dalam
reduksi data, data yang diperoleh menjadi lebih jelas dan memudahkan
32
diperlukan.
2. Penyajian Data
yang konsisten dan mudah diakses, membuatnya mudah untuk melihat apa
3. Penarikan kesimpulan
samar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan telah dicapai. Awalnya
tidak jelas, tapi kemudian meningkat menjadi lebih detail dan mengakar
dengan :
1. Triangulasi Waktu
pengecekan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
2. Triangulasi Sumber
3. Triangulasi Teknik
data menurut metode yang valid. Selain itu, verifikasi data dilakukan secara
60
61
Safitri, F. N., Reffiane, F., & Subekti, E. E. (2020). Model Problem Based Learning
(PBL) Berbasis Etnomatematika pada Materi Geometri Terhadap Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha, 8(3), 492-498.
Ulum, B., Budiarto, M. T., & Ekawati, R. (2018). Etnomatematika Pasuruan:
Eksplorasi Geometri Untuk Sekolah Dasar Pada Motif Batik Pasedahan
Suropati. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan
Hasil Penelitian, 4(2).