Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mulia, kepribadian serta keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun
optimal. Dalam proses pembelajaran, matematika menjadi salah satu yang berperan
penting dalam pendidikan. Matematika merupakan bidang studi yang wajib ada di
setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal
perlu diberikan kepada semua peserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga
sekolah lanjutan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta dapat menyelesaikan masalah yang
1
2
Mathematic (NCTM) (dalam Fahradina, dkk, 2014: 55) tujuan yang perlu dicapai
(4) kemampuan mengaitkan ide; dan (5) kemampuan bersikap positif terhadap
matematika. Hal tersebut dikarenakan matematika dapat menjadi salah satu sarana
untuk mencari solusi suatu permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
berpikir dan tidak mudah menyerah ketika merumuskan solusi dari suatu
dalam tujuan mata pelajaran matematika, yaitu memecahkan masalah yang meliputi
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Selain itu, Dinni (2018: 170)
apabila peserta didik tersebut mampu menelaah suatu permasalahan dan mampu
dapat dikatakan masih rendah. Tercatat pada tahun 2015 Indonesia menduduki
Mathematics and Science Study (TIMSS) dengan rata-rata skor 397 yang masih
berada dibawah skor Internasional yaitu 504 (Puspitasari, 2017: 145). Selain itu,
dari hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun
2018 yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development
dengan skor rata-rata kemampuan siswa Indonesia dalam matematika mencapai 379
dengan skor rata-rata OECD yaitu 487 (Faza, dkk, 2022: 260).
saat siswa diminta untuk mengerjakan soal non rutin, siswa akan merasa bingung
dan mudah menyerah untuk menyelesaikan permasalahan pada soal tersebut. Hal
ini mungkin terjadi karena pada saat pembelajaran siswa hanya terbiasa
aktivitas lainnya yang mengarah pada berpikir tingkat tinggi. Dari hal tersebut maka
pemecahan masalah.
4
Permasalahan yang telah disebutkan di atas, terjadi pada siswa kelas X SMA
dengan guru matematika kelas X di SMA Swasta Kec. Sukmajaya Kota Depok,
Hal tersebut diperkuat dengan nilai rata-rata Penilaian Tengah Semester (PTS)
siswa yang masih kurang memuaskan. Adapun nilai rata-rata PTS matematika pada
Tabel 1
Nilai Rata-Rata PTS Kelas X TA 2021/2022
SMA Swasta Kec. Sukmajaya Kota Depok
Nilai Rata-Rata
No. SMA Swasta KKM
IPA IPS
1. Yaspen Tugu Ibu Depok 76 73 78
2. Yapemri Depok 63 51 70
Sumber: TU SMA Yaspen Tugu Ibu Depok dan SMA Yapemri Depok
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa siswa SMA Swasta tersebut memiliki
nilai rata-rata yang lebih rendah jika dibandingkan nilai rata-rata Kriteria
masing-masing sekolah yaitu sebesar 78 di SMA Yaspen Tugu Ibu Depok dan 70
di SMA Yapemri Depok. Terlihat bahwa nilai rata-rata di SMA Yaspen Tugu Ibu
Depok yaitu kelas X IPA sebesar 76 dan X IPS sebesar 73. Begitu juga nilai rata-
rata di SMA Yapemri Depok yaitu kelas X IPA sebesar 63 dan X IPS sebesar 51.
pembelajaran matematika. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa rendahnya hasil
pembelajaran matematika.
kognitif saja, melainkan juga ranah afektif. Hal yang penting dari ranah afektif yaitu
sikap menghargai kegunaan matematika yang meliputi rasa ingin tahu, kepercayaan
diri, sikap ulet, memiliki minat dan motivasi dalam mempelajari matematika.
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Tidak sedikit siswa
yang bersikap cemas atau takut pada saat pembelajaran matematika karena
memandang matematika itu sulit. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap atau
mampu bermatematika dengan percaya diri, penuh motivasi dan ulet. Kemampuan
6
disposisi matematis merupakan salah satu dari aspek afektif yang memiliki
2020). Seorang siswa pada saat memiliki sikap disposisi matematis yang baik dalam
pemecahan masalah, maka siswa tersebut akan cenderung lebih percaya diri, tekun,
terlihat dari sikap siswa yang mempunyai rasa percaya diri, ketekunan dan memiliki
banyak siswa yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang rumit dan tidak
kemampuan pemecahan masalah matematika. Maka dari itu, guru diharapkan dapat
matematika.
matematika. Akan tetapi hal tersebut perlu dibuktikan secara ilmiah, sehingga
peneliti terdorong untuk mengkaji lebih lanjut masalah tersebut dengan judul
dilakukan pada siswa kelas X SMA Swasta di Kec. Sukmajaya Kota Depok Tahun
Ajaran 2021/2022.
B. Identifikasi Masalah
3. Diketahui bahwa pemecahan masalah menjadi salah satu kemampuan yang perlu
9. Disposisi matematis sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.
10. Disposisi matematis merupakan modal awal siswa dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
11. Pada proses pembelajaran, banyak siswa yang menganggap matematika sebagai
C. Batasan Masalah
Trigonometri).
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan
F. Manfaat Penelitian
positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan acuan
a. Bagi guru matematika sebagai telaah kajian empiris yang dapat dijadikan
A. Landasan Teori
10
11
ditemukan yaitu soal non rutin yang mengandung konsep matematika berupa
terdapat pada soal cerita yang diberikan. Sehingga siswa dapat mengetahui
suatu kemampuan matematika yang penting dan perlu dikuasai oleh siswa
penyelesaian masalah.
dengan suatu strategi atau metode yang dimiliki peserta didik, sehingga
suatu kemampuan yang penting dan perlu dikuasai siswa ketika dihadapkan
masalah matematika berupa masalah rutin, non rutin, rutin terapan, rutin non-
terapan, dan masalah non-rutin non-terapan yang terdapat dalam suatu cerita,
matematika meliputi:
penyelesaian masalah.
berikut:
1) Memahami masalah.
2) Menyusun rencana penyelesaian.
3) Melaksanakan rencana penyelesaian.
4) Memeriksa kembali hasil.
kepercayaan diri, berpikiran terbuka, dan lain-lain, yang semua itu termasuk
suatu sikap individu terhadap cara pandang atas matematika, yang akan
16
menampilkan perilaku rasa ingin tahu, tekun, percaya diri dan berminat
terhadap matematika.
kecenderungan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang positif dalam
ditunjukkan dengan rasa percaya diri, keingintahuan yang tinggi, tekun, dan
siswa adalah sikap positif yang melekat pada diri setiap individu berupa
kecenderungan untuk sadar, sukarela, teratur, ulet, gigih, percaya diri, dan
pembelajaran matematika. Dengan sikap positif yang melekat pada diri siswa,
maka tidak ada rasa terbebani bagi siswa dalam mencapai tujuan
diri dan tekun akan mendorong ketertarikan siswa pada saat pembelajaran
matematika.
matematis adalah sikap, tindakan, dan cara pandang yang positif terhadap
matematika yang terwujud berupa rasa ingin tahu, percaya diri, tekun,
sebagai berikut:
lain rasa percaya diri, serius dalam belajar matematika, kegigihan dalam
menyelesaikan masalah, rasa ingin tahu yang tinggi, dan kemampuan berbagi
disposisi matematis antara lain rasa percaya diri, bersifat lentur dalam
matematis antara lain kepercayaan diri, fleksibel, bertekad kuat, rasa ingin
matematis meliputi:
B. Penelitian Relevan
menjadi rujukan. Berikut ini beberapa penelitian lain yang relevan dengan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Gisela Elfira Mayratih, Samuel Igo Leton, dan
terikat sebesar 0.753, nilai ini menunjukkan terdapat korelasi yang kuat antara
pengaruhi oleh faktor lain. Dari analisis korelasi sederhana diperoleh besar
koefisien t hitung = 3.296 > t tabel = 2.048 sehingga terdapat pengaruh yang
2. Penelitian yang dilakukan oleh Riva Rezita (2020) yang berjudul “Pengaruh
variabel bebas atas variabel terikat sebesar 0,642. Nilai ini menunjukkan terdapat
korelasi sederhana diperoleh besar koefisien t hitung = 4,924 > t tabel = 1,645
3. Penelitian yang dilakukan oleh Apri Kurniawan dan Gida Kadarisma (2020)
variabel bebas atas variabel terikat sebesar 0,556. Nilai ini menunjukkan terdapat
korelasi sederhana diperoleh besar koefisien t hitung = 3.605 > t tabel = 1.155
C. Kerangka Berpikir
positif yang terwujud dengan sikap ingin tahu, percaya diri, tekun, antusias dan
dalam memecahkan masalah matematika juga ditunjang dari sikap siswa dalam
berpikiran terbuka, dan lain-lain, yang semua itu termasuk kedalam disposisi
sebagai alat bantu yang ampuh untuk memahami situasi. Maka dari itu, dalam
terpacu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Sebab, bila siswa memiliki
rasa terpacu atau tertantang maka siswa akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
antusias, dan percaya diri untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena
ketahanan yang cukup kuat dalam menemukan solusi dari permasalahan tersebut
karena memiliki antusias yang tinggi. Bila siswa telah memiliki disposisi matematis
yang positif terhadap matematika tentunya akan memudahkan siswa dalam proses
karena disposisi matematis siswa yang positif akan menimbulkan rasa percaya diri,
minat dan antusias terhadap matematika sehingga dapat mendukung siswa dalam
D. Hipotesis Penelitian
penelitian. Oleh sebab itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori maka
hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh disposisi matematis terhadap
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Yaspen Tugu Ibu Depok dan SMA
memiliki akreditasi A. SMA Yaspen Tugu Ibu Depok beralamat di Jl. Sentosa
Raya No.2, Mekar Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat dan SMA
Yapemri Depok beralamat di Jl. Agung Raya Ujung No.3, Abadi Jaya, Kec.
Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Adapun rincian data jumlah siswa
Tabel 2
Data Jumlah Siswa SMA Swasta
Kec. Sukmajaya Kota Depok Tahun Ajaran 2021/2022
Kelas Jumlah
No. SMA Swasta Kec. Sukmajaya
X XI XII Siswa
2. Waktu Penelitian
yang diperkirakan membutuhkan waktu lima bulan yaitu pada bulan Maret
hingga bulan Juli 2022. Adapun rincian kegiatan dan jadwal penelitian
24
25
Tabel 3
Jadwal Penelitian
Bulan / Minggu ke-
No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul Penelitian √
2. Observasi Pra Penelitian √
3. Perizinan Tempat Penelitian √
4. Penyusunan Proposal √
5. Pembuatan Instrumen √
6. Validasi Instrumen √
7. Pengambilan Data √
8. Pengolahan dan Analisa Data √
9. Penyusunan Laporan √
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
matematika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei.
Menurut Lestari dan Yudhanegara (2018: 114) metode survey merupakan suatu
2. Desain Penelitian
regresi sederhana untuk melihat pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel
rxy
X Y
Gambar 1
Desain Penelitian
Keterangan:
X : Disposisi Matematis
1. Populasi
a. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
b. Populasi Terjangkau
kelas X jurusan IPA SMA Yaspen Tugu Ibu Depok dan SMA Yapemri Depok
Tabel 4
Populasi Terjangkau
No. SMA Jumlah Siswa X IPA
1. Yaspen Tugu Ibu Depok 144
2. Yapemri Depok 132
Jumlah Total 276
Sumber: TU SMA Yaspen Tugu Ibu Depok dan SMA Yapemri Depok
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
dari seratus, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Oleh karena
itu, diketahui jumlah populasi terjangkau sebesar 144 siswa di SMA Yaspen
Tugu Ibu Depok dan 132 siswa di SMA Yapemri Depok (lebih dari seratus),
terjangkau, yang berarti sebanyak 36 siswa di SMA Yaspen Tugu Ibu Depok dan
Tabel 5
Sampel Penelitian
No. SMA Jumlah Sampel
1. Yaspen Tugu Ibu Depok 36
2. Yapemri Depok 33
Jumlah Total 69
diambil secara acak untuk tiap daerah tersebut (Solinar, dkk., 2012: 31). Adapun
untuk menentukan sekolah tempat penelitian, yaitu SMA Yaspen Tugu Ibu
Depok dan SMA Yapemri Depok. Sekolah tersebut dipilih sebagai tempat
penelitian dikarenakan berada pada satu kecamatan yang sama yaitu Kec.
1. Variabel Penelitian
penyebab bagi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas X SMA
Yaspen Tugu Ibu Depok dan SMA Yapemri Depok, seperti pada tabel berikut:
Tabel 6
Sumber Data
Variabel Penelitian Sumber Data
Disposisi Matematis (X) Siswa
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (Y) Siswa
30
Tabel 7
Teknik Pengumpulan Data
Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Disposisi Matematis (X) Angket
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (Y) Tes Essay
E. Instrumen Penelitian
a. Definisi Konseptual
positif terhadap matematika yang terwujud berupa rasa ingin tahu, percaya
b. Definisi Operasional
dan cara pandang yang positif terhadap matematika yang terwujud berupa
rasa ingin tahu, percaya diri, tekun, berminat dan apresiasi terhadap
matematis yang digunakan adalah (1) rasa percaya diri; (2) fleksibel; (3)
31
tekun; (4) rasa ingin tahu; (5) refleksi; dan (6) mengaplikasikan matematika.
Tabel 8
Skala Skor Instrumen Angket Disposisi Matematis
Jawaban
Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu Sering Jarang
kadang Pernah
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
yang diteliti dengan sumber data dari data yang diambil dan metode yang
berikut:
Tabel 9
Kisi-kisi Instrumen Angket Disposisi Matematis
Butir Soal
No. Dimensi Indikator Jumlah
Positif Negatif
Percaya diri dalam
1. Rasa Percaya Diri menyelesaikan masalah
matematika
1,5,6 2,3,4 6
Mampu
mengkomunikasikan ide-ide
matematis
Mampu mengeksplorasi
2. Fleksibel
ide-ide matematis
Mencari berbagai metode 7,9,10,12 8,11 6
untuk memecahkan masalah
matematis
Menyelesaikan tugas
3. Tekun matematika dengan
kegigihan 13,16,17 14,15 5
Memiliki antusias yang
tinggi
4. Rasa Ingin Tahu Menunjukkan minat
Memiliki daya temu dalam 18,19,21 20,22,23 6
mengerjakan tugas
matematika
32
Butir Soal
No. Dimensi Indikator Jumlah
Positif Negatif
Mampu memonitor proses
5. Refleksi
berpikir
25,26,28,29 24,27 6
Mampu memonitor hasil
kerja
Menggunakan matematika
6.
Mengaplikasikan dalam bidang lain
31,32,34,35 30,33 6
matematika Menggunakan matematika
dalam kehidupan sehari-hari
Jumlah 35
angket tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas adalah suatu
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]
Keterangan:
𝑛 : banyaknya responden
X : skor item
diperoleh dk, maka dapat dicari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment pada taraf
Tabel 10
Uji Validitas Instrumen Disposisi Matematis
No. Butir rhitung rtabel Keterangan No. Butir rhitung rtabel Keterangan
1 0,714 0,361 Valid 19 0,178 0,361 Tidak Valid
2 0,381 0,361 Valid 20 0,252 0,361 Tidak Valid
3 0,519 0,361 Valid 21 0,569 0,361 Valid
4 0,292 0,361 Tidak Valid 22 0,382 0,361 Valid
5 0,554 0,361 Valid 23 0,549 0,361 Valid
6 0,226 0,361 Tidak Valid 24 0,611 0,361 Valid
7 0,478 0,361 Valid 25 0,011 0,361 Tidak Valid
8 0,434 0,361 Valid 26 0,454 0,361 Valid
9 0,432 0,361 Valid 27 0,391 0,361 Valid
10 0,140 0,361 Tidak Valid 28 0,054 0,361 Tidak Valid
11 0,446 0,361 Valid 29 0,666 0,361 Valid
12 0,331 0,361 Tidak Valid 30 0,589 0,361 Valid
13 0,596 0,361 Valid 31 0,397 0,361 Valid
14 0,513 0,361 Valid 32 0,195 0,361 Tidak Valid
15 0,498 0,361 Valid 33 0,469 0,361 Valid
16 0,660 0,361 Valid 34 0,543 0,361 Valid
17 0,372 0,361 Valid 35 0,055 0,361 Tidak Valid
18 0,442 0,361 Valid
10 butir pernyataan tidak valid. Dengan begitu, maka yang akan digunakan
sebagai berikut:
34
(∑ 𝑋)2
𝑘 ∑ 𝑠𝑖2 ∑ 𝑋 2−
𝑟11 = ( ) (1 − ) dimana rumus 𝑠𝑡2 = 𝑛
𝑘−1 𝑠𝑡2 𝑛
Keterangan:
𝑛 : banyaknya responden
matematis butir yang valid adalah sebesar 0,887. Maka dapat disimpulkan
a. Definisi Konseptual
yang penting dan perlu dikuasai siswa ketika dihadapkan pada konsep,
matematika berupa masalah rutin, non rutin, rutin terapan, rutin non-terapan,
35
dan masalah non-rutin non-terapan yang terdapat dalam suatu cerita, teks, dan
strategi atau metode yang dimiliki siswa. Kemampuan ini bertujuan agar
b. Definisi Operasional
skor tentang suatu kemampuan yang penting dan perlu dikuasai siswa ketika
dalam suatu cerita, teks, dan tugas-tugas dalam pelajaran matematika dengan
sesuai dengan suatu strategi atau metode yang dimiliki siswa yang dihasilkan
Tabel 11
Kriteria Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Aspek yang Dinilai dan Rubik Penilaian Skor
a. Memahami masalah
1. Benar 2
2. Salah atau tidak ada jawaban 0
b. Rencana strategi pemecahan masalah
1. Benar 6
2. Salah atau tidak ada jawaban 2
3. Tidak membuat 0
c. Proses melakukan strategi pemecahan masalah
1. Benar 10
2. Hampir benar 8
3. Yang benar dan salah seimbang 6
4. Sebagian kecil benar 4
5. Salah 2
6. Tidak menghitung 0
d. Menuliskan jawaban permasalahan
1. Benar 2
2. Salah 0
Skor minimal = 0, skor maksimal = 20
Tabel 12
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Tahapan Kemampuan
Kompetensi Pemecahan Masalah Butir Ranah Skor
Indikator
Dasar Soal Kognitif Maks
1 2 3 4
Siswa dapat menggunakan
sudut elevasi dan sudut 1 C3 20
depresi untuk menentukan
Menyelesaikan nilai perbandingan √ √ √ √ 3 C3 20
masalah yang trigonometri yang
berkaitan dengan berkaitan dengan segitiga 5 C3 20
Trigonometri siku-siku
dalam pemecahan Siswa dapat menentukan
masalah sehari- besar sudut elevasi dan 2 C3 20
hari sudut depresi dari nilai
√ √ √ √
perbandingan trigonometri
yang berkaitan dengan 4 C3 20
segitiga siku-siku
Total Skor 100
37
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes soal essay
materi trigonometri. Soal tersebut terdiri dari beberapa soal variatif sesuai
Untuk uji validitas butir soal bentuk tes uraian (essay) digunakan
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]
Keterangan:
𝑛 : banyaknya responden
X : skor item
diperoleh dk, maka dapat dicari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment pada taraf
Tabel 13
Uji Validitas Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
No. Butir Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0,643 0,361 Valid
2 0,788 0,361 Valid
3 0,779 0,361 Valid
4 0,794 0,361 Valid
5 0,704 0,361 Valid
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dari 5 butir soal essay,
pengujian validitas soal. Oleh karena itu, 5 butir soal tersebut digunakan
sebagai berikut:
(∑ 𝑋)2
𝑘 ∑ 𝑠𝑖2 ∑ 𝑋2−
𝑟11 = ( ) (1 − ) dimana rumus 𝑠𝑡2 = 𝑛
𝑘−1 𝑠𝑡2 𝑛
Keterangan:
𝑛 : banyaknya responden
Keterangan:
Tabel 14
Uji Kesukaran Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
No. Butir Soal Koef. Tingkat Kesukaran Keterangan
1 0,783 Mudah
2 0,697 Sedang
3 0,770 Mudah
4 0,627 Sedang
5 0,653 Sedang
a. Penyajian Data
Data yang telah dikumpulkan, kemudian disajikan dalam bentuk tabel
dalam penyajian data agar lebih sederhana. Pada tabel distribusi frekuensi,
menurut aturan Sturges, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam
Keterangan:
n = jumlah data
41
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑅)
𝑃=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝐾)
sampai pada data akhir ujung data kelas pertama nilainya sama dengan
dan ujung atas tiap kelas interval, menghitung banyaknya frekuensi data
b. Pengolahan Data
Keterangan:
1
𝑛−𝐹
𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + 𝑝 [2 ]
𝑓
Keterangan:
𝑏1
𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + 𝑝 [ ]
𝑏1 + 𝑏2
Keterangan:
p : Panjang kelas/interval
4) Menentukan Varians (𝑆 2 )
(∑𝑓𝑖𝑋𝑖)²
∑𝑓𝑖𝑋𝑖 2 −
2
𝑆 = 𝑛
𝑛−1
𝑆 = √𝑠 2
43
a. Uji Normalitas
normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi
Kriteria pengujian:
sebagai berikut:
distribusi frekuensi data kelompok (jika data belum disajikan dalam tabel
4) Tentukan batas nyata (tepi kelas) tiap interval kelas dan jadikan sebagai
𝑋𝑖 −𝑋̅
dengan rumus 𝑍𝑖 = 𝑆
44
dengan ketentuan:
mengurangi nila F (𝑍𝑖 ) yang lebih besar di atas atau di bawahnya, yaitu :
𝐿𝑖 = F(𝑍𝑖 ) – F(𝑍𝑖−1 )
sampel), yaitu : 𝐹𝑒 = 𝐿𝑖 x n
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑋2 =
𝑓𝑒
2
10) Tentukan nilai 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan rumus:
2 (𝑓0−𝑓𝑒)2
𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = ∑𝑋 2 = ∑ 𝑛
2
11) Tentukan nilai 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 𝛼 dan derajat kebebasan
2 2
13) Apabila 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data distribusi normal, dan jika
2 2
𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data distribusi tidak normal
45
b. Uji Linearitas
1) Persamaan Regresi
Y = a + bx
Keterangan:
y = variabel dependen/kriteria
a = konstanta
x = variable independent
n = banyaknya sampel
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑏= 2 dan a = 𝑌̅ – b 𝑋̅
𝑛 ∑ 𝑋 −(∑ 𝑋)2
𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶
𝐹=
𝑅𝐽𝐾(𝐸)
𝐽𝐾𝑡𝑜𝑡 = ∑𝑌 2
46
(∑ 𝑌)2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) =
𝑛
(∑ 𝑋 . ∑ 𝑌)
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏|𝑎)= 𝑏. (∑ 𝑋𝑌 − )
𝑛
(∑ 𝑌)2
𝐽𝐾𝐸 = ∑ {∑ 𝑌 2 − }
𝑛
𝑘
c) Hitung besaran Kuadrat Error tiap kelompok data di atas dengan rumus:
(∑ 𝑌𝑖 )2
𝐾𝐸𝑖 = ∑ 𝑌𝑖2 −
𝑛𝑖
(∑ 𝑌𝑖 )2
𝐽𝐾𝐸 = ∑ (𝑌𝑖2 − )
𝑛𝑖
𝑘
a. Koefisien Korelasi
b. Koefisien Determinasi
𝑟√𝑛−2
1) Mencari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = √1−𝑟 2
d. Persamaan Regresi
sebagai berikut: Y = a + bX
𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔
𝐹ℎ = 𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠
Kriteria pengujian:
G. Hipotesis Statistik
𝐻0 : 𝛽 ≤ 0
𝐻1 : 𝛽 > 0
Keterangan:
Dinni, H. N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, 1, 170-176. Diakses dari
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/19597
74
75
Hendriana, H., dkk. (2018). Hard Skills dan Soft Skills. Bandung: Refika Aditama.
Hevriansyah, P., & Priarti M. (2016). Pengaruh Kemampuan Awal terhadap Hasil
Belajar Matematika. JKPM: Jurnal Kajian Pendidikan Matematika, 2(1),
37-44. doi: http://dx.doi.org/10.30998/jkpm.v2i1.1893
Solinar, S., dkk. (2012). Analisis Pengaruh Mutu Produk, Kesesuaian Harga
Dengan Manfaat, Dan Variasi Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan.
Thesis. Program Pascasarjana, Manajemen, Universitas Diponegoro,
Semarang. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/47795
Lampiran 1
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan cermat dan teliti.
2. Tulislah pendapat anda pada kolom yang tersedia dengan memberi tanda cek (√)
pada pilihan:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak pernah
3. Jawablah sesuai dengan keadaan sebenarnya, karena jawaban yang diberikan
tidak akan mengurangi nilai yang telah dicapai.
No Pernyataan SL SR KD JR TP
1 Saya yakin mampu mengerjakan soal matematika
Saya takut saat diminta guru untuk ke depan
2
mengerjakan soal di papan tulis
Saya ragu dapat mengerjakan setiap soal
3
matematika
Saya percaya diri saat menjawab pertanyaan yang
4
diberikan oleh guru
Saya senang mencari penyelesaian soal matematika
5
dari berbagai sumber
Saya hanya menggunakan cara penyelesaian soal
6
yang dijelaskan guru
Saya yakin terdapat cara lain untuk menyelesaikan
7
soal matematika
Saya malas mencari penyelesaian soal matematika
8 dari berbagai sumber
Saya tetap semangat ketika menghadapi soal
9
matematika yang sulit
Saya tetap tenang meskipun kurang maksimal saat
10
menyelesaikan soal matematika
Saya belajar matematika hanya jika ada pekerjaan
11
rumah
78
79
Lampiran 2
Petunjuk pengerjaan:
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal di bawah ini.
2. Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban.
3. Bacalah dan kerjakan soal-soal di bawah ini dengan cermat dan teliti.
4. Tes ini tidak berpengaruh pada nilai matematika di sekolah.
1. Seorang teknisi dengan tinggi badan 160 cm (terukur sampai ke mata) sedang
melihat puncak tiang listrik dengan jarak pandang 10 m. Jika sudut elevasi yang
terbentuk 45o, berapa tinggi tiang listrik tersebut?
2. Pak Budi harus memanjat tangga untuk membetulkan atap rumahnya. Rumah
Pak Budi memiliki tinggi 4√3 meter dari permukaan tanah. Pak Budi memiliki
tangga sepanjang 8 meter. Agar tangga yang Pak Budi gunakan tidak bergeser,
maka berapa sudut depresi yang terbentuk?
3. Seorang anak yang memiliki tinggi badan 170 cm (terukur sampai ke mata)
berdiri pada jarak 10 m dari tiang bendera. Ia melihat puncak tiang bendera
dengan sudut elevasi 60o. Berapa tinggi tiang bendera tersebut?
4. Seorang pengemudi mobil yang berjarak 30 meter dari gedung sedang melihat
puncak gedung. Jika gedung tersebut memiliki tinggi 30 meter, berapa sudut
elevasi yang terbentuk?
5. Seekor tupai di puncak pohon melihat seorang anak dengan jarak pandang 8 m.
Jika sudut depresi yang terbentuk 60o dan tinggi badan anak tersebut 150 cm
(terukur sampai ke mata). Berapa tinggi pohon tersebut?
81
Lampiran 3
Penyelesaian :
C
de
Sin ϴ =
mi
BC
Sin 45° =
10 x
o
45
BC A
0,71 = 1,6 m
1
B
10
BC = 7,1 m
Panjang tangga = 8 m
Penyelesaian :
sa
Cos ϴ =
mi α
4√3
Cos ϴ = 4√𝟑 m
8
1√3
Cos ϴ =
2
1√3
ϴ = arc cos
2
82
ϴ = 30°
Penyelesaian :
de B
Tan ϴ =
sa
BC
Tan 60° =
10 h
BC 60o
1,73 = C 1
10 m A
10 1,7 m
BC = 17,3 m
Tinggi gedung = 30 m
Penyelesaian :
de
Tan ϴ =
sa
30 30 m
Tan ϴ =
30
α
Tan ϴ = 1 30 m
ϴ = arc tan 1
83
ϴ = 45°
Penyelesaian :
sa
Cos ϴ = B
mi
BC 60o
Cos 60° =
8
h
BC
0,5 = A
8 C 1
1,5 m
BC = 4 m