INDIRA SANGADJI
NPM: 03302011093
UNIVERSITAS KHAIRUN
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi perkembangan individu
baik dari segi moral maupun tingkah laku. sekolah sebagai dunia pendidikan hendaknya
membekali para siswa untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang ada. Salah satu
Menurut Afgani pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa, mempelajari matematika tidak
hanya memahami konsepnya atau prosedurnya, tetapi banyak hal yang dapat muncul dari
hasil proses pembelajaran matematika. Namun, matematika merupakan ilmu yang sangat
penting, dalam kehidupan dan ilmu matemtika akan bermanfaat saat terjun langsung di
masyarakat.
menantang dan dapat memotifasi siswa atau peserta didik agar lebih aktif, serta pembelajaran
yang menyediakan cukup ruang bagi kreativitas, prakarsa, dan kemandirian sesuai minat dan
bakat, dan perkembangan jasmani maupun rohani yang di dapatkan dari teladan pendidik.
sebagai bekal untuk menghadapi tantangan perkembangan dan perubahan. Namun, pada
penjumlahan bilangan caca di kelas 1 SD Negeri 47 Kota Ternate masih dikatakan rendah
matematika sudah sejak lama dapat di lakukan di berbagai segala cara dan tujuan. upaya
pembaharuan tersebut berupa perubahan kurikulum beserta tujuan yang di perjelas, ada pun
berulangkali mengalami perubahan sesuai dengan segala perkembangan zaman. Dimulai dari,
kurikulum 1947 yang merupakan kurikulum pertama sejak indonsia merdeka. Kurikulum
1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994,
kurikulum 2004, kurikulum 2006,( KTSP), dan terakir kurikulum 2013. Perubahan kurikulum
ini sejalan dengan tujuan yang akan di capai. selain perubahan kurikulum, upaya yang dapat
memperbaiki pembelajaran di sekolah yaitu melalui model pembelajaran yang tidak hanya
berorientasi pada produk. Model pembelajaran yang di perkenalkan itu mengacu pada aspek
model pembelajaran yang selama ini sudah ada tetap di gunakan dengan kombinasi yang
maksimal. Salah satu kemampuan yang dapat di miliki siswa adalah kemampuan penalaran
matematis. Penalaran merupakan salah satu proses berpikir dengan tujuan untuk menarik
kesimpulan dan membuat suatu pernyataan baru yang di dasarkan pada pernyataan yang telah
ada pada sebelumnya dan telah di buktikan kebenarannya melalui kehidupan sehari-hari
siswa.
sebagai berikut: memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “rill” bagi siswa
sesuai dengan pengalaman dan serta tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat
dalam pelajaran secara bermakna atau penting. Permasalahan yang di berikan tentu harus di
bimbing sesuai dengan tujuan yang ingin di peroleh dalam pelajaran tersebit. Siswa
Ternate Di Kelas 1 tidak sesuai dengan apa yang di harapkan, berdasarkan pengamatan awal
yang peneliti lakukan dalam memberikan soal penalaran kepada kelas 1 mengenai
penjumlahan bilangan caca, dari hsil soal tersebut di peroleh bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam menafsirkan dan menyelesaikan penyelesaian dari soal penjumlahan bilangan
penalaran. Kemampuan penalaran sangat penting untuk siswa tapi ternyata setelah saya
obserfasi dan lakukan penelitian atau wawancara di SD Negeri 47 Kota Ternate Tepatnya di
kelas 1 ternyata kemampuan penalaran siswa masi rendah, buktinya siswa kalau di suru untuk
mengerjakan soal yang di berikan terdapat kesulitan dalam mengerjakan dan memahami. Dari
pernyataan di atas menyatakan bahwa siswa masi belum memahami apa yang di ketahui dan
apa yang di berikan, kurangnya kemampuan siswa dalam mengerjaakan soal penjumlahan
bilangan caca, hal itu di karenakan kesulitan mereka untuk mengingat soal yang di berikan
pembelajaran yang harus membantu siswa untuk memahami dan menyelesaikan masalah
matematis, suatu pendekatan pembelajaran yang tidak beriorentasi ke hasil saja, namun harus
pada proses pengerjaan siswa. Selai pendekatan yang di gunakan, peran seorang guru dengan
siswa juga sangatlah penting, motifasi siswa untuk belajarar seharusnya tinggi sehingga
mereka semangat dalam belajar, dan bagaimana proses pengerjaan siswa. Guru sebagai suatu
pelaksanaan pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
kondisi yang nyaman dan menyenangkan serta kegiatan belajar yang efektif dan efisien.
Seperti yang di kemukakan kline dalam mulia sari “ learning is most effective when it’s fun”
atau “ belajar sangat efektif jika berada dalam keadaan yang menyenangkan (Sari,2016).
Menyenangkan yang berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya
makna pengetahuan pemahaman ( penguasaan atau materi yang dipelajari ), dan nilai yang
Kebanyakan dari siswa, ketika menyelesaikan soal-soal yang khususnya pada materi
penjumlahan bilangan caca ada beberapa siswa atau banyak yang mengalami kesulitan.
Kesulitan tersebut terkait dengan pelajaran yang menuntut anak atau siswa memahami soal.
Bagi anak yang berkemampuan intelektualnya tidak maksimal bahkan maksimal sekalipun.
Mengerjakan soal-soal penjumlahan bagi anak kelas 1 bukanlah hal yang mudah karena
kebanyakan berbentuk soal cerita. Di samping itu anak juga tidak terlatih untuk
Melihat hal tersebut di atas, perlu di terapkan pembelajaran yang dapat menjadi
solusih permasalahan tersebut, adapun salah satu pendkatan pembelajaran yang dapat
Salah satu pendekatan pembelajaran yang bermula dari hal-hal yang nyata bagi siswa,
menekankan keterampilan proses matematis, yang pada akhirnya mengunakan matematika itu
2016). Pendekatan matematika realistik pada dasarnya merupakan pemanfaatan realitas dan
matematika, sehingga melibatkan peran siswa dalam melaksanakan pembelajaran secara aktif
Proses belajar siswa akan terjadi ketika pengetahuan atau pembelajaran yang di
pelajari bermakna bagi siswa. Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi siswa jika
proses belajar melibatkan masalah realistik atau di laksanakan dengan suatu konteks.
matematika abstrak dalm bentuk repsentasi yang mudah di pahami siswa (Wijaya, 2016).
penalaran matematis itu sangat pentig bagi siswa, maka dari uraian atau pernyataan di atas
B. Identifikasi masalah
Ternate
C. Pembatasan masalah
Karna keterbatasan penelitian, masalah yang akan saya teliti hanya pada poin ke 1 dan
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
matematika realistik lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya yang
F. Manfaat penelitian
sebagai berikut:
1. Secara teoritis
pendidikan dan serta solusi atau cara penyelesaiannya sehinga dapat bermanfaat
2. Secara praktis
1. Bagi peneliti
2. Bagi guru
Memberikan suatu pemikiran dan bahan acuan dalam pembelajaran sehingga
47 Kota Ternate.
3. Peserta didik
4. Bagi sekolah
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
Menurut Berqist, dkk. Menyatakan bahwa penalaran adalah salah satu cara berfikir
yang di ambil untuk mewujudkan pernyataan dan memperoleh kesimpulan. Ross Litner
menyatakan bahwa penalaran secara Implicit di pandang sebagai suatu proses yang di tandai
dengan pemikiran deduktif logis tingkat tinggi yang berhubungan dengan bukti-bukti
matematis formal.
Menurut Suherman dan Winataputra penelaran adalah proses berpikir yang di lakukan
dengan salah satu strategi untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang di peroleh dari hasil
bernalar, di dasarkan pada pengamatan data-data yang ada pada sebelumnya dan telah di uji
faktanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Shadiq yang mengemukakan bahwa penalaran
merupakan suatu proses atau suatu aktifitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau
membuat suatu pernyataan yang baru atau benar berdasar pada beberapa pernyataan yang
merupakan kemampuan memahami pola hubungan di antara dua objek atau lebih berdasarkan
aturan , teorema, atau dalil yang telah terbukti kebenarannya. Oleh karena itu, kemampuan
sumber yang relevan dan berdasarkan pada beberapa pernyatan yang telah di buktikan
kebenarannya.
Berdasarkan uraian definisi dari ahli sebelumnya dari penelitian ini, bahwasanya
kemampuan penalaran matematis adalah salahsatu cara proses berpikir untuk menarik
kesimpulan dari beberapa pernyataan dan benar atau salahnya suatu pernyataan berdasarkan
Secara garis besar penalaran terbagi menjadi dua, yaitu penalaran deduktif dan
penalaran induktif. Penalaran deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari hal yang umum
menuju hal yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang ada. Menurut Pesce, penalaran
dedukatif adalah proses penalaran dan pengetahuan prinsip atau pengalamn umum yang
kesimpulan yang bersifat umum atau membuat salah satu pernyataan baru dari khasus-khasus
yang khusus. Seperti yang di kemukakan oleh Pierce, penalaran induksi adalah salah satu
proses penalaran yang menurunkan prinsip atau aturan umum dari pengamatan hal-hal atau
Menurut NCTM dalam ( Tria muharrom) bahwa suatu indikator penalaran terbagi
fakta, sifat-sifat, dan hubungan, memperkirakan jawaban dan proses solusi, mengunakan pola
dan hubungan untuk menganalisis situasi matematik,analogi, dan generalisasi, menyusun dan
Berdasarkan uraian indikator penalaran matematika siswa dari ahli sebelumnya, maka
peneliti hanya mengambil 5 aspek yang menjadi indikator penalaran matematika dalam
mengacu pada pendapat Freudhenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan
dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti harus dekat dengan
anak dan relevan dengan situasi sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia
maksudnya manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep
matematika. Ide utama dari pendekatan matematika realistik adalah siswa harus diberi
kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide dan konsep matematika dengan
bimbingan orang dewasa melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalan dunia nyata
menerapkan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif terutama pembelajaran
matematika. PMR cenderung memberikan penjelasan yang terkait dengan hal yang realistis,
sehingga peserta didik dengan mudah mencerna pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
dikembangkan khusus untuk mata pelajaran matematika. Sejalan dengan pendapat di atas,
Selain itu matematika realistik merupakan sesuatu yang rel atau nyata sehinga siswa
dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran atau belajar mengajar secara
pembelajaran matematika realistik adalah teori pembelajaran yang berorientasi pada siswa,
dimana siswa diberikan kesempatan untuk memberikan ide atau konsep baru yang
matematika realistik(PMR) dapat di katakana bahwa siswa di tuntut untuk berperan aktif
interactivity dan e) intertwining. Penjelasan dari kelima karakteristik tersebut, secara singkat
sebagai berikut:
kontekstual.
(intertwining)
proses pengajaran,dan
Menurut Streefland, prinsip utama dalam belajar mengajar yang berdasarkan pada
Pada prinsip ini dikatakan bahwa belajar matematika adalah aktivitas konstruksi.
Karakteristik konstruksi ini tampak jelas dalam pembelajaran, yaitu siswa menemukan
sendiri prosedur untuk dirinya sendiri. Pengkonstruksian ini akan lebih menghasilkan apabila
Belajar konsep matematika atau keterampilan merupakan proses yang merentang panjang
dan bergerak pada level abstraksi yang bervariasi. Untuk dapat menerima kenaikan dalam
level ini dari batas konteks aritmatika informal sampai aritmatika formal dalam pembelajaran
Belajar matematika dan kenaikan level khusus dari proses belajarditingkatkan melalui
refleksi. Penilaian terhadap seseorang tidak hanya berdasarkan hasil saja, tetapi juga
Belajar bukan hanya merupakan aktivitas individu, tetapi sesuatu yang terjadi dalam
kelpmpok dan langsung berhubungan dengan konteks sosiokultural. Maka dari itu di dalam
belajar, siswa harus diberi kesempatan bertukar pikiran, adu argumen, dan sebagainya.
Belajar matematika ialah tidak hanya terdiri dari penyerapan kumpulan pengetahuan dan
terstruktur. Konsep baru dan objek mental harus cocok dengan dasar pengetahuan yang lebih
besar atau lebih kecil sehingga dalam pembelajaran diupayakan agar ada keterkaitan antara
Berdasarkan pada uraian diatas, pada dasarnya prinsip atau ide yang mendasari Realistic
Guru memberikan masalah (soal) kontekstual dan meminta siswa untuk memahami
masalah tersebut. Jika ada bagian-bagian yang kurang atau belum dipahami siswa, maka
siswa yang memahami bagian itu diminta menjelaskan kepada temannya yang belum paham
yang ada pada masalah yang dimaksud , dan memikirkan strategi pemecahan masalah.
Guru membentuk kelompok dan meminta kelompok tersebut untuk berkerja sama
Berikut hasil penelitian yang relevan yang berhubungan dengan pengaruh matematika
tempat memindah matematika dari guru kepada siswa menemukan kembali ide dan
siswa.
Dari pendapat di atas maka Hasil penelitian yang di laksanakan oleh Indira
Selain itu dari hasil penelitian juga terdapat peningkatan suatu partisipasi siswa dalam
matematika yang berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah aktivitas manusia
dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-
hari siswa ke pengalaman belajar yang berorientasi pada hal-hal yang real (nyata)
menunjukkan prestasi belajar siswa dan kualitas proses pembelajaran yang ditandai
realistik.
C. Kerangka Teoritik
Dalam kemampuan penalaran matematis, siswa dituntut untuk mampu melihat dan
mengembangkan pemahaman pada materi penjumlahan bilangan caca. Siswa yang memiliki
dapat menarik sebuah kesimpulan dari beberapa pertanyaan dan benar atau salahnya suatu
kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil bernalar, didasarkan pada pengamatan
yang ‘real’ bagi siswa. Pembelajaran ini bertujuan untuk mendekatkan pemikiran siswa
terhadap pembelajaran yang dipelajarinya agar materi ajar tersebut tidak terlalu abstrak
baginya. Pada pembelajaran matematika realistik ini peran seorang guru tidak lebih dari
sekedar seorang fasilitator, moderator atau evaluator bagi siswa sementara siswa itu sendiri
yang berfikir, mengkomunikasikan ide dan gagasan, serta melatih nuansa demokrasi dengan
menghargai berbagai pendapat orang lain terhadap konsep matematika itu. Dalam
siswa agar dapat memberikan ide dan gagasan dari daya nalar siswa terhadap materi yang
diajarkan.
menarik sebuah kesimpulan dari beberapa pertanyaan dan benar atau salahnya suatu
kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil bernalar, didasarkan pada pengamatan
yang ‘real’ bagi siswa. Pembelajaran ini bertujuan untuk mendekatkan pemikiran siswa
terhadap pembelajaran yang dipelajarinya agar materi ajar tersebut tidak terlalu abstrak
baginya. Pada pembelajaran matematika realistik ini peran seorang guru tidak lebih dari
sekedar seorang fasilitator, moderator atau evaluator bagi siswa sementara siswa itu sendiri
yang berfikir, mengkomunikasikan ide dan gagasan, serta melatih nuansa demokrasi
dengan menghargai berbagai pendapat orang lain terhadap konsep matematika itu. Dalam
penalaran siswa agar dapat memberikan ide dan gagasan dari daya nalar siswa terhadap
titik awal dalam blajar matematika. Siswa di beri kesempatan untuk mengorganisasi
masalah dan mencoba mengidentifikasi aspek mtematika yang ada pada masalah tersebut.
konvensional. Hasil observasi menunjukkan, metode yang digunakan guru sebagian besar
adalah metode ceramah kenyataannya yang dapat di jumpai di sekolah selama ini adalah
pembelajaran berpusat pada guru yang eletakkan guru sebagai pemberi pengetahuan
kepada siswa, dan cara penyampaian pengetahuan cenderung masi di dominasi metode
Dengan pembelajaran yang seperti ini maka dapat di katakana perolehan hasil belajar
masih sangat jauh yang di harapkan, sehingga dapat di katakana tujuan pembelajaran
belum tercapai. Walapun demikian bukan berarti metode ceramah tidak cocok di gunakan
untuk pembelajaran matematika. Agar hasil belajar yang dapat di peroleh menjadi lebih
baik, perlu di coba pembelajaran yang mengunakan metode cerama yang di kombinasikan
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kejian teori dan kerangka berfikir seperti yang dikemukakan diatas, maka
konvrsional.
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian ini di lakukan di SD Negeri 47 Kota Ternate tepatnya di jln Cakalang, dufa-
Kegiatan penelitian yang dapat di lakukan pada Semester 1 Tahun pelajaran 2022/2023,
penempatan waktu penelitian dapat di tetapkan dan di sesuaikan dengan jadwal yang
telah di tetapkan oleh kepala sekolah. Dan adapun materi pembelajaran yang di pilih oleh
merupakan materi yang ada pada silabus Kelas 1 SD Negeri 47 Kota Ternate yang belum
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen , penelitian ini mengunakan pendekatan
penelitian ini terdapat pembagian dua kelompok penelitian yaitu kelas penelitian
realistic (PMR) dan kelas control yang tidak mengunakan pendekatan matematika
realistik atau tidak mendapat perlakuan. Kedua kelompok yang terlibat dalam penelitian
ini di pilih secara rendom oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian.adapun kelas
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objel/subjek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan setelah itu
di tarik kesimpulannya. Secara singkat populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi dari hasil
penelitian. Generalisasi tersebut bisa saja di lakukan terhadap objek penelitian dan bisa di
lakukan terhadap subjek penelitian. Objek penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi
bahan perhatian penelitian kita. Sedangkan subjek penelitian merupakan di mana objek
penelitian tersebut melekat atau menjadi sumber dari objek penelitian, yang biasanya dalam
penelitian pendidikan terdapat peerta didik, guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan semua
elemen pada pendidikan yang menghasilkan karakteristik-karakteristik atau salah satu sifat yang
menjadi perhatian peneliti. Adapun menurut (Sugiyono, 2016) populasi merupakan wilayah
umum yang terbagi atas subjek dan objek yang memiliki kerakteristik dan kualitas tertentu yang
generalisasi yang meliputi subjek maupun objek penelitian, mengakibatkan populasi penelitian
a. Populasi Fisik
Populasi fisik merupakan populasi di mana objek penelitian bersumber, ini dapat di
katakana juga wilaya generalisasi yang berhubungan dengan subjek penelitian. Populasi fisik
1. Finite population
mempunyai elemen atau angota yang dapat di hitung atau dapat di ketahui berapa
jumlahnya.
2. Infinite population
Populasi non fisik adalah populasi yang berbentuk objek penelitian kita sendiri.
batas yang jelas secara kuantitatif. Yang menjadi populasi pada penelitian ini
adalah seluru siswa Kelas 1 SD N 47 Kota Ternate yang terdiri dari 47 siswa,
yang terdiri dari 2 Kelas dengan masing- masing jumlah siswa kelas 1A 28 siswa
Tabel 3.1
Jumlah 47
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi
tersebut.apabila pengambilan sampel terjadi apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
ialah yang di gunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan di teliti atau sumber data
yang luas. Misalnya kita akan melakukan terhadap kondisi belajar siswa Kelas 1. Maka
Berdasarkan teknik pengambilan sampel dan definisi pengambilan sampel yang di jelaskan di
atas bahwasanya sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1A yang
menjadi kelas eksperimen atau yang mendapat perlakuan dan kelas 1B Yang menjadi kelas
control yang tidak mendapat perlakuan. Pemilihan kelas tersebut di lakukan dengan pengundian
D. Variabel Penelitian
variabel riset yang merupakan sifat, atau atribut, atau nilai dari seorang individu kegiatan
atau objek, atau orang yang memiliki variabel tertentu yang telah di tetapkan oleh pengamat dan
Berdasarkan korelasi di antara variabel satu dengan variabel lainnya, sehinga macam-macam
1. Variabel bebas atau yang di katakanan dengan variabel dependen adalah variabel yang
2. Variabel terikat variabel ini yang juga di katakana dengan variabel dependen yaitu
variabel yang menjadi akibat atau di pengaruhi karena terdapatnya variabel independen
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik obserfasi dan tes. Teknik tes ini
kemampuan penalaran matematika siswa pada kelas eksperimen (kelas yang mengikuti model
pembelejaran matematika realistik) dan kelas kontrol (kelas yang mengikuti model pembelejaran
konvensional). Teknik pengambilan data berupa pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk cerita dan
media pada materi penjumlahan bilangan caca sebanyak 10 butir soal, 10 soal dalam post-test 10
1. Observasi yang di gunakan pada saat mengidentifikasi masalah yang ada pada
3. Melakukan analisis data pos-tes dan pre-tes yaitu uji normalitas, uji
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Menghitung nilai rata-rata dari variabel X( bebas) dan Y(terikat) dengan menggunakan
Rumus:
X=
∑ ❑ Xi
n
Dimana :
X = rata-rata skor
∑X i= jumlah skor
n = jumlah sampel
b. menghitung standar deviasi(s) varias (s 2) dengan rumus
s = √ n ∑ X i 2−¿ ¿ ¿