Oleh :
NEVI YANA
NIM. 850273868
neviyana107@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil belajar Matematika materi perkalian pada
siswa kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat. Masih banyak siswa mendapat nilai di
bawah KKM yang ditentukan. Penelitian ini bertujuan Meningkkatkan hasil belajar
Matematika materi perkalian dengan metode Contextual Teaching and Learning pada
siswa kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat. Berdasarkan latar belakang, maka
dilakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika materi perkalian
dengan metode contextual teaching and learning. Penelitian ini dilakukan dalam 2
siklus, masing-masing siklus meliputi, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
refleksi. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode contextual
teaching and learning. Kemampuan peserta didik kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta
Pusat dimana pada awal perbaikan (prasiklus) dari 32 peserta didik hanya 12 peserta
didik (36,66%) yang mendapat nilai diatas KKM, pada siklus 1 meningkat menjadi 70%
atau 22 peserta didik yang mencapai KKM. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode contextual teaching and learning dapat membuat peserta didik
pada pembelajaran Matematika materi perkalian kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta
Pusat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
banyak berperan sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa
sebagai penerima pengetahuan yang pasif.
Dengan adanya hal tersebut maka dalam pembelajaran, khususnya
pembelajaran Matematika yang membutuhkan partisipasi aktif dari siswa
sepenuhnya, prestasi belajar siswa menjadi kurang memuaskan.
Siswa cenderung malas dan bosan dengan model pembelajaran yang
pasif. Tidak menuntut siswa mengeksplorasikan segala ide dan
kreativitas yang dimilikinya sesuai dengan tingkatan umur mereka
sehingga membuat prestasi belajar Matematikanya menurun.
Hal tersebut dapat dilihat pada prestasi belajar Matematika
materi perkalian Siswa Kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat dengan
Kompetensi Dasar Perkalian Dua Bilangan dan dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal yang harus dicapai adalah 70. Prestasi belajar
perkalian yang dicapai rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Dari 32 siswa yang ada, hanya 12 siswa yang
memperoleh nilai tuntas. Temuan ini yang kemudian mendasari
penulis untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan prestasi belajar
perkalian siswa kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat.
Untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar perkalian dalam
Matematika tersebut maka sebaiknya guru memilih dan menggunakan
model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang
tepat akan memberikan dorongan pada guru dalam menyampaikan
pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan sehingga siswa lebih
termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Maka pada
penelitian ini ditekankan upaya untuk melihat hasil penerapan model
pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk meningkatkan peran
aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran aktual sehingga pada akhirnya
prestasi belajar khusunya operasi hitung perkalian Matematikanya akan
meningkat.
Guna menunjang efisiensi dan efektivitas penggunaan pendekatan
pembelajaran yang dimaksud, maka dalam penelitian akan diterapkan model
pendekatan Contextual Teaching and Learning. Suatu pendekatan
pengajaran
yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran
yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi
3
pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
halnya membuat hubungan yang bermakna, melakukan pengerjaan yang
berarti, dan melakukan pembelajaran yang diatur sendiri.
Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning memberikan
peluang pada siswa untuk aktif mengkonstruksikan pengetahuan
Matematika, sehingga di dalam menyelesaikan suatu masalah
Matematika siswa benar- benar dibimbing untuk berada dalam kehidupan
nyata sehingga lebih mudah untuk dapat menemukan pemecahan masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, agar siswa
mempunyai prestasi belajar optimal, maka akan digunakan model
pendekatan Contextual Teaching and Learning. Untuk itu peneliti akan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan dengan
judul “ Meningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian
Dengan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) Siswa Kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat”.
Penulis ingin mencoba amengubah kebiasaan lama kearah yang lebih
baru agar proses pembelajaran lebih kondusif dan komunikatif.
1. Intifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut :
a. Rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran
matematika
b. Pemahaman konsep dasar perkalian dalam pembelajaran
matematika masih belum maksimal
c. Penyampaian materi berlangsung satu arah atau hanya
berpusat pada guru
d. Rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
1. Analisis Masalah
Setelah diadakan diadakan refleksi diri dan diskusi
dengan teman sejawat, maka ada beberapa faktor yang
menyebabkan siswa tidak berhasil dalam pembelajaran,
diantaranya:
a. Guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materi
pembelajaran
b. Guru kurang memberi ruang untuk siswa bertanya
tentang materi yang belum dipahami
c. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran
4
d. Kurangnya guru dalam memberi siswa latihan soal
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana meningkatkan hasil belajar Matematika materi Perkalian
melalui penggunaan metode Contextual Teaching and Learning pada siswa
kelas II SDN Johar Baru 10.
2. Bagi guru
5
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pelajaran
Matematika materi Perkalian.
b. Meningkatkan profesionalisme guru.
c. Memberikan pengalaman, menambah wawasan, pengetahuan
dan keterampilan merancang metode yang tepat dan menarik
serta mempermudah proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah
a. Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kemampuas hasil
pembelajaran di sekolah.
b. Meningkatkan kemampuan belajar siswa agar menjadi
berprestasi di sekolah.
c. Meningkatkan profesionalisme guru agar menjadi inovatif dan
kreatif dalam pembelejaran di kelas.
d. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HASIL BELAJAR
Sudjana (2009:22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar ini digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelum siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Setiap guru
pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
dibimbingnya.
Oleh karena itu guru harus memiliki hubungan dengan siswa yang dapat terjadi
melalui proses belajar mengajar. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya
diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa.
Dimiyati dan Mujiono (2009:20) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
suatu pencapaian akhir dari suatu proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar ini
didapatkan dari evalusai yang dilakukan oleh guru dan hasilnya dapat berupa
dampak pengiring dan dampak pengajaran yang saling berkaitan. Kedua dampak
6
tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dan guru.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas bahwa hasil belajar adalah adanya
perubahan pada diri siswa yang dapat diukur maupun diamati dalam perubahan
pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Hasil belajar yang penulis amati berupa
nilai evaluasi disetiap akhir pembelajaran, sehingga siswa dikatakan berhasil apabila
hasil tes diatas KKM atau sama dengan KKM yang telah ditentukan.. Perubahan
tersebut mencakup semua perubahan yang bersifat progresif yang diharapkan kearah
yang lebih baik. Bagi seorang siswa hasil belajar ini dapat dilihat melalui perubahan
yang terjadi pada seorang siswa mulai dari belum pandai setelah belajar maka
menjadi pandai. Perubahan ini tentunya setelah siswa berinteraksi dengan
lingkungannya yang diukur melalui tes, tugas, pengamatan, atau evaluasi.
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta
didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi: kecerdasan, kebiasaan belajar, motivasi belajar, ketekunan, minat
dan perhatian, sikap, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
A. MATEMATIKA
1. Pengertian Matematika
7
pure mathematician to solve problems and also, by posing questions from rhe real
world, inspires the creation of new mathematics. Gail A. Williams (1983: 171)
berpendapat bahwa penerapan ilmu matematika untuk menyelesaikan masalah dan
juga menyikapi suatu pertanyaan yang ada di dunia nyata bias menciptakan ilmu
matematika baru. Sedangkan Ariyanti (http://ariyanti.freehostia.com/ wordpress/?
p=31-) menambahkan bahwa matematika adalah ilmu yang berkembang sejak
ribuan tahun lalu dan masih tumbuh subur hingga kini. Daniel Muijs dan David
Reynolds (2008: 333) matematika adalah kendaraan utama untuk mengembangkan
kemampuan berpikir logis dan kemampuan kognitif yang lebih tinggi pada anak-
anak.
8
dan mengaplikasikan konsep algoritme
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari
MATERI PERKALIAN
Perkalian adalah konsep matematika utama yang harus dipelajari oleh seorang
Secara konseptual, 4 x 3 tidak sama dengan 3 x 4, tetapi jika dilihat hasilnya saja
pertukaran.27
Operasi perkalian memenuhi sifat identitas. Ada sebuah bilangan yang jika
dikalikan dengan setiap bilangan, maka hasilnya tetap bilangan itu sendiri.
sifat-sifat tersebut, operasi perkalian masih mempunyai satu sifat yang berkaitan
9
dengan operasi penjumlahan. Sifat ini menyatakan untuk bilangan a, b, dan c
atau distributif.29
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa perkalian adalah
penjumlahan dari suatu bilangan yang sama secara berulang, yaitu bilangan terkali
dijumlahkan secara berulang-ulang sebanyak pengalinya. Untuk memudahkan seorang
siswa dalam memahami perkalian, dapat ditempuh dengan langkah sederhana dan mudah.
B. KARAKTERISTIK SISWA
Pesertadidik sekolah dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun
sampai 12 atau 13 tahun, mereka berada pada fase operasional konkret (Heruman,
2013:1). Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses
berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat
dengan objek yang bersifat konkret. Objek konkret tersebut yang dapat ditangkap
oleh pancaindra.
Piaget dalam Susanto (2015:77) menyatakan bahwa setiap tahapan
perkembangan kognitif pada anak, mempunyai karakteristik berbeda. Secara garis
besar dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahapsensori motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini anak belum memasuki usia
sekolah;
2. Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan kognitifnya
masih terbatas. Anak masih suka meniru perilaku orang lain (khususnya orang
tua dan guru) yang pernah ia lihat dan anak mulai mampu menggunakan kata-
kata yang benar dan mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara
efektif;
3. Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), pada tahap ini anak sudah mulai
memahami aspek-aspek komulatif materi, mempunyai kemampuan memahami
cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya,
selain itu anak sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan
peristiwa yang konkret;
4. Tahap operasional formal (usia 11-15 tahun), pada tahap ini anak sudah
menginjak usia remaja, perkembangan kognitif peserta didik pada tahap ini telah
memiliki kemampuan mengkordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara
simultan (serentak) maupun berurutan.
C. PTK
10
Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action Research
adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang
dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil
belajar yang lebih baik daris ebelumnya. Penelitian tindakan kelas dapat dipakai
sebagai implementasi berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji
berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada
siswa atau keberhasilan proses dan hasil implementasi berbagai program sekolah.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru,
perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran,
dan atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar
oleh guru tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam
menangani proses pembelajaran.
Langkah-langkahPenelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan (Planning), yaitupersiapan yang
dilakukanuntukpelaksanaanPenellitian Tindakan Kelas, seperti:
menyusunRencanaPelaksanaanPembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitudeskripsitindakan yang akandilakukan,
skenariokerjatindakanperbaikan yang akandikerjakansertaprosedurtindakan yang
akanditerapkan.
3. Observasi (Observe),
Observasiinidilakukanuntukmelihatpelaksanaansemuarencana yang
telahdibuatdenganbaik, tidakadapenyimpangan-penyimpangan yang
dapatmemberikanhasil yang kurangmaksimaldalammeningkatkanhasilbelajarsiswa.
Kegiatanobservasidapatdilakukandengancaramemberikanlembarobservasiataudenga
ncara lain yang sesuaidengan data yang dibutuhkan.
4. Refleksi (Reflecting), yaitukegiatanevaluasitentangperubahan yang terjadiatauhasil
yang diperolehatas yang terhimpunsebagaibentukdampaktindakan yang
telahdirancang. Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi.
Bagaimana dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan
atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu
perbaikan tindaka ndalam bentuk replanning dapat dilakukan.
11
BAB III
1. Subjek Penelitian
12
Gedung SDN Johar Baru
13
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
14
a. Guru memberikansalam dan mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dan
keyakinan masing-masing. (Religius)
b. Guru mengecekkesiapandiridenganmengisilembarkehadiran dan
memeriksakerapihanpakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikandengankegiatanpembelajaran.
c. Menginformasikantema yang akandibelajarkanyaitutentang ”TugaskuSehari-
Hari”. (Mandiri)
d. Guru menyampaikantahapankegiatan yang meliputikegiatanmengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan.
( Communication )
2) Kegiatan inti
a. Guru menyampaikankompetensi yang ingindicapai
b. Guru menyajikanmaterisebagaipengantar
c. Siswadiberikesempatanmengamati dan menganalisisgambarsecaracermat
d. Guru mengenalkan berbagai bentuk contoh perkalian dengan menggunakan
media pembelajaran( Communication )
e. Siswasecarabergantianmelihat dan memperhatikan contoh perkalian dan
menyebutkan hasilnya. ( Critical Thinking and Problem Solving )
f. Guru mintabeberapasiswauntukmenuliskan contoh perkalian dan hasilnya
yang disebutkan oleh guru di papantulis. (Mandiri)
g. Setelahmemahamisemua perkalian dasar, siswa membandingkannya dengan
soal yang terdapat pada buku ajar ( Critical Thinking and Problem Solving )
3) Kegiatanakhir
a. Bersama-samasiswamembuatkesimpulan / rangkumanhasilbelajarselamasehari
b. Bertanyajawabtentangmateri yang telahdipelajari
(untukmengetahuihasilketercapaianmateri)
c. Guru
memberikesempatankepadasiswauntukmenyampaikanpendapatnyatentangpem
belajaran yang telahdiikuti.
d. Melakukanpenilaianhasilbelajar
e. Mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dan keyakinan masing- masing
(untukmengakhirikegiatanpembelajaran) (Religius)
b. Pengamatan
Selama proses pembelajaranberlangsung guru mengamatikeaktifan dan
ketertarikansiswaterhadapmateri yang disampaikan.
c. Refleksi
14
Berdasarkanrefleksimengenaikeaktifan dan ketertarikansiswaterhadap media
gambarmasihkurangsignifikandikarenakan media gambar yang
digunakanmasihbelumberwarnasehinggasiswakurangtertarik dan
merasakurangjelasterhadap media gambar.
1. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkanhasilrefleksisikluspertamamakadiambillangkah-langkahberikut :
1) Mengadakankoordinasi dan kolaborasidenganKepalaSekolah, Supervisor dam
Pembimbinguntukmenentukanperbaikan-perbaikan.
2) Menyusun RPP Siklus II.
3) Mempersiapkansarana, media dan fasilitas yang diperlukan.
4) Memilihmetode yang tepatyaitu Contextual Teaching and Learning.
5) Membuat scenario pembelajaran yang berisikanlangkah-langkahdalam proses
pembelajaran.
6) Selengkapnya RPP terdapat pada lampiran.
b. Pelaksanaan
Pada siklus II ini guru berusaha menyempurnakan pembelajaran menggunakan
metode CTL dan menggunakan media gambar yang lebihberwarna dan menarik.
1) Kegiatanawal
a. Guru memberikansalam dan mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dan
keyakinan masing-masing. (Religius)
b. Guru mengecekkesiapandiridenganmengisilembarkehadiran dan
memeriksakerapihanpakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikandengankegiatanpembelajaran.
c. Menginformasikantema yang akandibelajarkanyaitutentang ”TugaskuSehari-
Hari”. (Mandiri)
d. Guru menyampaikantahapankegiatan yang meliputikegiatanmengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan.
( Communication )
2) Kegiatan inti
a. Guru menyampaikankompetensi yang ingindicapai
b. Guru menyajikanmaterisebagaipengantar
c. Siswadiberikesempatanmengamati dan menganalisisgambarsecaracermat
d. Guru mengenalkanberbagai gambar contoh perkalian ( Communication )
14
e. Siswasecarabergantianmelihatatau memperhatikan dan menyebutkan
hasilnya. ( Critical Thinking and Problem Solving )
f. Guru mintabeberapasiswauntukmenuliskan soal perkalian dan hasilnya yang
disebutkan oleh guru di papantulis. (Mandiri)
g. Setelahmemahamisemua perkalian dasar, siswamembandingkannyadengansoal
yang terdapat pada buku ajar ( Critical Thinking and Problem Solving )
3) Kegiatanakhir
a. Bersama-samasiswamembuatkesimpulan / rangkumanhasilbelajarselamasehari
b. Bertanyajawabtentangmateri yang telahdipelajari
(untukmengetahuihasilketercapaianmateri)
c. Guru
memberikesempatankepadasiswauntukmenyampaikanpendapatnyatentangpem
belajaran yang telahdiikuti.
d. Melakukanpenilaianhasilbelajar
e. Mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dan keyakinan masing- masing
(untukmengakhirikegiatanpembelajaran) (Religius)
c. Pengamatan
Dalam proses pembelajaransiswanampakterlihatlebihsemangat, lebihaktif dan
lebihtertarik pada materi yang disampaikan guru
d. Refleksi
Berdasarkanpengamatandalampembelajaransiklus II inisiswa Nampak lebihaktif,
lebihbersemangat dan lebihtertarik pada materi yang disampaikan. Hal
tersebutdapatdilihatdariantusiassiswadalammelakukanserangkaianpembelajaran pada
siklus II ini. Penggunaanmetode picture and picture membawadampak yang
signifikandalampelajaranMatematikamateri Nilai Mata Uang.
C. TehnikAnalisis Data
1. Kuantitatif
Kuantitatifadalahsuatupendekatan yang juga
disebutpendekataninvestigasikarenabiasanyapenelitinyamengumpulkan data
dengancarabertatapmukalangsung dan berinteraksidengan orang-orang
ditempatpenelitian.
Penilaianhasilbelajarsiswadiperolehdarisoal-soal Latihan yang diberikan pada
pelaksanaanperbaikansetiapsiklus. Soal-soal Latihan yang
diberikankepadasiswaberupatestertulis. Dari hasilpenilaianterhadapsoal-soal Latihan
14
testertulistersebutmakaakandiketahui data ketuntasanhasilbelajarsiswa.
Ketuntasanhasilbelajarsiswadiperolehdenganrumus :
2. Kualitatif
Pada penelitianiniterdapat data kualitatifberupahasilobservasiaktifitassiswa dan
hasilobservasikinerja guru
dalampembelajaranMatematikasertahasilbelajarsiswadenganmenggunakananalisis
deksriptifkualitatif. Melaluiobservasiterhadapaktivitassiswadilaksanakan pada
saatpembelajaran, untukmengetahuiketerlibatansiswadalampembelajaran,
sedangkanobservasiterhadapkinerja guru dapatdiperoleh data melaluikelebihan
dan kekurangan guru dalam proses pembelajaran. Data
kualitatifmenunjukkanadanyapeningkatankeaktifansiswadalampembelajaran,
ketertarikansiswadalampembelajaran, sertaketerampilan guru dalammenggunakan
media Contextual Teaching and Learning.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Hasil Perolehan Nilai PraSiklus
14
11. DHIMAS MAULANA 80 Tuntas
IBRAHIM
14
ALFATIH
Jumlah 2200
Rata-rata 68,75
Nilai Max 80
Nilai Min 30
14
2. Siklus 1
Tabel 4.4
Hasil Perolehan Nilai Siklus 1
14
19. Neisha Atika 90 Tuntas
Jumlah 2570
Rata-rata 80,31
Nilai Max 90
Nilai Min 50
14
3. Siklus 2
Tabel 4.8
Nilai PerbandinganSiklus 1 &Siklus 2
14
21. Olive 70 80 Tuntas
Denganhasil rata-rata hasil belajar siswa yang telah mencapai 93,75 % ,peneliti
memutuskan untuk mengakhiri penelitian karena hasil yang didapat sudah baik dan
memenuhi target yang diinginkan. Namun begitu pada siklus 2 ini masih ada
kekurangan dengan adanya 2 siswa atau 6,25 % dari keseluruhan siswa yang belum
dapat mencapai KKM, akan tetapi ia mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Hal tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Nilai PerbandinganSiklus 1 &Siklus 2
14
5. Bianka Salsabila 80 90 Tuntas
14
31. Zeyki Bizzaraldin 80 85 Tuntas
Grafik 4.3
Hasil Perolehan Nilai pada Siklus 1 dan Siklus 2
a. Siklus 1
Sebelumdilakukan Tindakan, dari 32 siswakelas II terdapat 17 siswa (53,12 %)
yang nilainyadibawah KKM. Setelahdiadakan Tindakan pada siklus 1 diperoleh
data bahwadari 32 siswakelas II diketahuibahwa 6 siswaatausekitar (18,75 %)
yang mendapatnilairendahataudibawah KKM dan 26 siswa (81,25 %) yang
mendapatnilaidiatas KKM.
b. Siklus 2
Dari hasil data yang diperolehdarisiklus 2 terjadipeningkatan yang sangat
berartidari 32 siswa, sudah hamper seluruhnyayaitu 30 siswa (93,75 %) yang
sudahmemenuhisyaratketuntasan minimal (KKM), sementaradua orang sisanya
(6,25 %) belumdapattuntas.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
14
A. Simpulan
Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian Tindakan kelasini, dapat
disimpulkan bahwan penerapan metode Contextual Teaching and Learnig pada materi
Perkalian dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran
Matematika di kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat peningkatan partisipasi
peserta terhadap data hasil penelitian dalam proses pembelajaran Matematika ini
terlihat sebagai berikut :
B. Saran TindakLanjut
1. Saran bagipesertadidik
Diharapkan peserta didik lebih bersemangat lagi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan guru dikelas. Siswa juga harus lebih rajin lagi
dalam kegiatan belajar dan lebih focus dengan memberikan perhatian kepada
materi yang diberikan guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil yang
diperoleh akan maksimal. Siswa juga diharapkan untuk berperan aktif, baik itu
14
dalam mencari sumber belajar ataupun mencari atau menciptakan alat peraga guna
menunjang kegiatan pembelajaran sehingga daya kreatifitas para siswa semakin
meningkat.
3. Saran bagisekolah
Sekolah merupakan tempat ataupun sarana bagi siswa dalam menumbuh
kembangkan berbagai keterampilan dan kemampuan yang dimiliki siswa,
sehingga pemahaman materi siswa dalam pembelajaran semakin meningkat maka
sekolah hendaknya dapat memberikan atau menyediakan serta memudahkan siswa
dalam pembelajaran dengan menyediakan pelayanan Pendidikan dan fasilitas
media/alat pembelajaran yang mampu meningkatkan gairah dan semangat belajar
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
14
q=Sudjana+hasil+belajar&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart
14