Anda di halaman 1dari 30

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PADA MATERI PERKALIAN DENGAN METODE CONTEXTUAL


TEACHING AND LEARNING
PADA SISWA KELAS II SDN JOHAR
BARU 10 JAKARTA PUSAT

Oleh :
NEVI YANA
NIM. 850273868
neviyana107@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil belajar Matematika materi perkalian pada
siswa kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat. Masih banyak siswa mendapat nilai di
bawah KKM yang ditentukan. Penelitian ini bertujuan Meningkkatkan hasil belajar
Matematika materi perkalian dengan metode Contextual Teaching and Learning pada
siswa kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat. Berdasarkan latar belakang, maka
dilakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika materi perkalian
dengan metode contextual teaching and learning. Penelitian ini dilakukan dalam 2
siklus, masing-masing siklus meliputi, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
refleksi. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode contextual
teaching and learning. Kemampuan peserta didik kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta
Pusat dimana pada awal perbaikan (prasiklus) dari 32 peserta didik hanya 12 peserta
didik (36,66%) yang mendapat nilai diatas KKM, pada siklus 1 meningkat menjadi 70%
atau 22 peserta didik yang mencapai KKM. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode contextual teaching and learning dapat membuat peserta didik
pada pembelajaran Matematika materi perkalian kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta
Pusat.

Kata Kunci : Hasil belajar Matematika, Metode contextual teaching

and learning, Materi perkalian

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana


tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2007
(Depdiknas, 2007:64) adalah agar dapat menggunakan Matematika dan
pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
mempelajari ilmu pengetahuan secara logis, rational, kritis, cermat, jujur
dan efektif. Sehingga apa yang telah diperoleh dari hasil belajar
Matematika diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi
berbagai permasalahan kehidupan yang dialaminya.

Dalam dunia pendidikan, Matematika dijadikan sebagai salah


satu bidang studi yang menduduki peranan penting. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya jam pelajaran Matematika di sekolah. Pelajaran
Matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari
pendidikan dasar sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi.
Hal tersebut merupakan tantangan terhadap guru untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru dituntut untuk aktif dan kreatif
menciptakan suasana pembelajaran efektif agar tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan dapat tercapai secara optimal. Ia juga harus
dapat menerapkan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Namun pada kenyataannya, dalam proses belajar mengajar,
masih banyak ditemui seorang guru masih menggunakan model-model
pembelajaran konvensional dalam menanamkan konsep pada siswa,
sehingga pada akhirnya prestasi belajar yang didapat siswa kurang
memuaskan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tidak dapat
tercapai optimal.
Dalam proses pembelajaran konvensional dimulai dari
penyusunan
materi bidang studi dilakukan oleh guru sendiri, diikuti dengan
merancang kegiatan pembelajaran, mengajar, belajar dan melakukan
evaluasi dilakukan dengan monoton. Guru dan sekolah merupakan
faktor utama dalam merancang proses pembelajaran. Uraian materi
dan rencana kegiatan dirancang di awal kegiatan oleh guru. Guru lebih

2
banyak berperan sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa
sebagai penerima pengetahuan yang pasif.
Dengan adanya hal tersebut maka dalam pembelajaran, khususnya
pembelajaran Matematika yang membutuhkan partisipasi aktif dari siswa
sepenuhnya, prestasi belajar siswa menjadi kurang memuaskan.
Siswa cenderung malas dan bosan dengan model pembelajaran yang
pasif. Tidak menuntut siswa mengeksplorasikan segala ide dan
kreativitas yang dimilikinya sesuai dengan tingkatan umur mereka
sehingga membuat prestasi belajar Matematikanya menurun.
Hal tersebut dapat dilihat pada prestasi belajar Matematika
materi perkalian Siswa Kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat dengan
Kompetensi Dasar Perkalian Dua Bilangan dan dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal yang harus dicapai adalah 70. Prestasi belajar
perkalian yang dicapai rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Dari 32 siswa yang ada, hanya 12 siswa yang
memperoleh nilai tuntas. Temuan ini yang kemudian mendasari
penulis untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan prestasi belajar
perkalian siswa kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat.
Untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar perkalian dalam
Matematika tersebut maka sebaiknya guru memilih dan menggunakan
model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang
tepat akan memberikan dorongan pada guru dalam menyampaikan
pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan sehingga siswa lebih
termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Maka pada
penelitian ini ditekankan upaya untuk melihat hasil penerapan model
pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk meningkatkan peran
aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran aktual sehingga pada akhirnya
prestasi belajar khusunya operasi hitung perkalian Matematikanya akan
meningkat.
Guna menunjang efisiensi dan efektivitas penggunaan pendekatan
pembelajaran yang dimaksud, maka dalam penelitian akan diterapkan model
pendekatan Contextual Teaching and Learning. Suatu pendekatan
pengajaran
yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran
yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi
3
pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
halnya membuat hubungan yang bermakna, melakukan pengerjaan yang
berarti, dan melakukan pembelajaran yang diatur sendiri.
Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning memberikan
peluang pada siswa untuk aktif mengkonstruksikan pengetahuan
Matematika, sehingga di dalam menyelesaikan suatu masalah
Matematika siswa benar- benar dibimbing untuk berada dalam kehidupan
nyata sehingga lebih mudah untuk dapat menemukan pemecahan masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, agar siswa
mempunyai prestasi belajar optimal, maka akan digunakan model
pendekatan Contextual Teaching and Learning. Untuk itu peneliti akan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan dengan
judul “ Meningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian
Dengan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) Siswa Kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat”.
Penulis ingin mencoba amengubah kebiasaan lama kearah yang lebih
baru agar proses pembelajaran lebih kondusif dan komunikatif.
1. Intifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut :
a. Rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran
matematika
b. Pemahaman konsep dasar perkalian dalam pembelajaran
matematika masih belum maksimal
c. Penyampaian materi berlangsung satu arah atau hanya
berpusat pada guru
d. Rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

1. Analisis Masalah
Setelah diadakan diadakan refleksi diri dan diskusi
dengan teman sejawat, maka ada beberapa faktor yang
menyebabkan siswa tidak berhasil dalam pembelajaran,
diantaranya:
a. Guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materi
pembelajaran
b. Guru kurang memberi ruang untuk siswa bertanya
tentang materi yang belum dipahami
c. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran
4
d. Kurangnya guru dalam memberi siswa latihan soal

2. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisis diatas, penulis memberikan
alternatif dalam pemecahan masalah dengan tujuan tindakan
perbaikan yaitu : “Upaya Meningkatkan hasil belajar
Matematika Materi Perkalian melalui metode Contextual
Teaching and Learning Pada Siswa Kelas II SDN Johar Baru 10
Jakarta Pusat.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana meningkatkan hasil belajar Matematika materi Perkalian
melalui penggunaan metode Contextual Teaching and Learning pada siswa
kelas II SDN Johar Baru 10.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dari rumusan masalah diatas, merupakan tu8juan penellitian yang
ingin dicapai yaitu:
1. Mendeskripsikan proses penerapan metode contextual teaching
and learning yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pembelajaran Matematika materi perkalian pada siswa kelas II
SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat.
2. Menganalisis peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkan
metode contextual teaching and learning pembelajaran Matematika
pada siswa kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Bagi peserta didik


a. Penulis dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
Matematika materi perkalian melalui metode contextual
teaching and learning.
b. Dapat menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran
berlangsung.
c. Dapat mempermudah penguasaan konsep, sehingga
meningkarkan hasil belajar.

2. Bagi guru

5
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pelajaran
Matematika materi Perkalian.
b. Meningkatkan profesionalisme guru.
c. Memberikan pengalaman, menambah wawasan, pengetahuan
dan keterampilan merancang metode yang tepat dan menarik
serta mempermudah proses pembelajaran.

3. Bagi sekolah
a. Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kemampuas hasil
pembelajaran di sekolah.
b. Meningkatkan kemampuan belajar siswa agar menjadi
berprestasi di sekolah.
c. Meningkatkan profesionalisme guru agar menjadi inovatif dan
kreatif dalam pembelejaran di kelas.
d. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. HASIL BELAJAR
Sudjana (2009:22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar ini digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelum siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Setiap guru
pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
dibimbingnya.
Oleh karena itu guru harus memiliki hubungan dengan siswa yang dapat terjadi
melalui proses belajar mengajar. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya
diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa.
Dimiyati dan Mujiono (2009:20) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
suatu pencapaian akhir dari suatu proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar ini
didapatkan dari evalusai yang dilakukan oleh guru dan hasilnya dapat berupa
dampak pengiring dan dampak pengajaran yang saling berkaitan. Kedua dampak

6
tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dan guru.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas bahwa hasil belajar adalah adanya
perubahan pada diri siswa yang dapat diukur maupun diamati dalam perubahan
pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Hasil belajar yang penulis amati berupa
nilai evaluasi disetiap akhir pembelajaran, sehingga siswa dikatakan berhasil apabila
hasil tes diatas KKM atau sama dengan KKM yang telah ditentukan.. Perubahan
tersebut mencakup semua perubahan yang bersifat progresif yang diharapkan kearah
yang lebih baik. Bagi seorang siswa hasil belajar ini dapat dilihat melalui perubahan
yang terjadi pada seorang siswa mulai dari belum pandai setelah belajar maka
menjadi pandai. Perubahan ini tentunya setelah siswa berinteraksi dengan
lingkungannya yang diukur melalui tes, tugas, pengamatan, atau evaluasi.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, menurut


Wasliman (2007:158) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik adalah hasil
interaksi dari berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Berikut uraian
dari masing-masing kelompok faktor tersebut.

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta
didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi: kecerdasan, kebiasaan belajar, motivasi belajar, ketekunan, minat
dan perhatian, sikap, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

A. MATEMATIKA
1. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein


yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan
kata Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau
intelegensi (Andika dalam Endyah Murniati, 2008: 45).Definisi dari matematika
makin lama makin sukar untuk dibuat, karena cabang-cabang matematika semakin
bertambah dan makin bercampur satu sama lain (E.T. Ruseffendi, 1992: 27). Gail
A. Williams (1983: 171) An applied mathematician uses the mathematics of the

7
pure mathematician to solve problems and also, by posing questions from rhe real
world, inspires the creation of new mathematics. Gail A. Williams (1983: 171)
berpendapat bahwa penerapan ilmu matematika untuk menyelesaikan masalah dan
juga menyikapi suatu pertanyaan yang ada di dunia nyata bias menciptakan ilmu
matematika baru. Sedangkan Ariyanti (http://ariyanti.freehostia.com/ wordpress/?
p=31-) menambahkan bahwa matematika adalah ilmu yang berkembang sejak
ribuan tahun lalu dan masih tumbuh subur hingga kini. Daniel Muijs dan David
Reynolds (2008: 333) matematika adalah kendaraan utama untuk mengembangkan
kemampuan berpikir logis dan kemampuan kognitif yang lebih tinggi pada anak-
anak.

2. Pengertian Pembelajaran Matematika


Matematika diartikan oleh Johnson dan Rising (Erman Suherman, 2003: 19)
sebagai pola berpikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logik, bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat
representasinya dengan simbol dan padat. Matematika menurut Erman Suherman
(2003:253) adalah disiplin ilmu tentang tata cara berfikir dan mengolah logika,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Johnson dan Myklebust yang
dikutip olah Mulyono Abdurrahman (2002:252) matematika adalah bahasa
simbiolis yang fungsi praktisnya untuk mengungkapkan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan
berfikir.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika
adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan
pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja
dibuat oleh guru dengan berbagai metode agar belajar matematika tumbuh dan
berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien.

3. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD

Menurut Ahmad Susanto (2013 :189) Tujuan umum pendidikan matematika


di SD adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Adapun
tujuan matematika di SD secara khusus menurut Depdiknas (Ahmad Susanto,
2013:190) sebagai berikut,

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,

8
dan mengaplikasikan konsep algoritme
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari

MATERI PERKALIAN

Perkalian adalah konsep matematika utama yang harus dipelajari oleh seorang

siswa setelah mereka mempelajari operasi penambahan dan pengurangan. Yasin

Matika & Abraham dalam artikelnya menyatakan bahwa, “Perkalian adalah

penjumlahan berulang, atau penjumlahan dari beberapa bilangan yang sama.”

Sedangkan steve slavin berpendapat bahwa “Perkalian adalah penjumlahan yang

sangat cepat”.26Menurut Muchtar, Operasi perkalian dapat didefinisikan sebagai

penjumlahan berulang. Misalkan pada perkalian 4 x 3 dapat didefinisikan sebagai

3 + 3 + 3 + 3 = 12 sedangkan 3 x 4 dapat didefinisikan sebagai 4 + 4 + 4 = 12.

Secara konseptual, 4 x 3 tidak sama dengan 3 x 4, tetapi jika dilihat hasilnya saja

maka 4 x 3 = 3 x 4. Dengan demikian operasi perkalian memenuhi sifat

pertukaran.27

Operasi perkalian memenuhi sifat identitas. Ada sebuah bilangan yang jika

dikalikan dengan setiap bilangan, maka hasilnya tetap bilangan itu sendiri.

Bilangan tersebut adalah 1. Jadi jika a x 1 = a. 28 Operasi perkalian juga memenuhi

sifat pengelompokan. Untuk setiap bilangan a, b, dan c berlaku: (a x b) x c = a x

(b x c). Misalkan untuk operasi bilangan cacah (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4). Selain

sifat-sifat tersebut, operasi perkalian masih mempunyai satu sifat yang berkaitan
9
dengan operasi penjumlahan. Sifat ini menyatakan untuk bilangan a, b, dan c

berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c). Sifat ini disebut dengan sifat penyebaran

atau distributif.29

Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa perkalian adalah
penjumlahan dari suatu bilangan yang sama secara berulang, yaitu bilangan terkali
dijumlahkan secara berulang-ulang sebanyak pengalinya. Untuk memudahkan seorang
siswa dalam memahami perkalian, dapat ditempuh dengan langkah sederhana dan mudah.

B. KARAKTERISTIK SISWA
Pesertadidik sekolah dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun
sampai 12 atau 13 tahun, mereka berada pada fase operasional konkret (Heruman,
2013:1). Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses
berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat
dengan objek yang bersifat konkret. Objek konkret tersebut yang dapat ditangkap
oleh pancaindra.
Piaget dalam Susanto (2015:77) menyatakan bahwa setiap tahapan
perkembangan kognitif pada anak, mempunyai karakteristik berbeda. Secara garis
besar dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahapsensori motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini anak belum memasuki usia
sekolah;
2. Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan kognitifnya
masih terbatas. Anak masih suka meniru perilaku orang lain (khususnya orang
tua dan guru) yang pernah ia lihat dan anak mulai mampu menggunakan kata-
kata yang benar dan mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara
efektif;
3. Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), pada tahap ini anak sudah mulai
memahami aspek-aspek komulatif materi, mempunyai kemampuan memahami
cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya,
selain itu anak sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan
peristiwa yang konkret;
4. Tahap operasional formal (usia 11-15 tahun), pada tahap ini anak sudah
menginjak usia remaja, perkembangan kognitif peserta didik pada tahap ini telah
memiliki kemampuan mengkordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara
simultan (serentak) maupun berurutan.

C. PTK
10
Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action Research
adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang
dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil
belajar yang lebih baik daris ebelumnya. Penelitian tindakan kelas dapat dipakai
sebagai implementasi berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji
berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada
siswa atau keberhasilan proses dan hasil implementasi berbagai program sekolah.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru,
perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran,
dan atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar
oleh guru tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam
menangani proses pembelajaran.
Langkah-langkahPenelitian Tindakan Kelas 
1. Perencanaan (Planning), yaitupersiapan yang
dilakukanuntukpelaksanaanPenellitian Tindakan Kelas, seperti:
menyusunRencanaPelaksanaanPembelajaran dan pembuatan media pembelajaran. 
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitudeskripsitindakan yang akandilakukan,
skenariokerjatindakanperbaikan yang akandikerjakansertaprosedurtindakan yang
akanditerapkan. 
3. Observasi (Observe),
Observasiinidilakukanuntukmelihatpelaksanaansemuarencana yang
telahdibuatdenganbaik, tidakadapenyimpangan-penyimpangan yang
dapatmemberikanhasil yang kurangmaksimaldalammeningkatkanhasilbelajarsiswa.
Kegiatanobservasidapatdilakukandengancaramemberikanlembarobservasiataudenga
ncara lain yang sesuaidengan data yang dibutuhkan. 
4. Refleksi (Reflecting), yaitukegiatanevaluasitentangperubahan yang terjadiatauhasil
yang diperolehatas yang terhimpunsebagaibentukdampaktindakan yang
telahdirancang. Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi.
Bagaimana dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan
atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu
perbaikan tindaka ndalam bentuk replanning dapat dilakukan.

11
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan waktu Penelitian Serta Pihak Yang Membantu

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian perbaikan pembelajaran adalah para peserta didik kelas II


SDN Johar baru Johar Baru 10 dengan jumlah pesetrta didik 32 peserta didik dengan
rincian 20 peserta didik permpuan dan 12 peserta didik laki-laki. Perbaikan
pembelajaran yaitu pelajaran Matematika materi Perkalian.
2. Lokasi/Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SDN Johar Baru 10 yang berlokasi di


Jl. Mardani Raya No.12A Kec. Johar Baru Jakarta Pusat.

12
Gedung SDN Johar Baru

13
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika tentang Perkalian


dilaksanakan dengan menggunakan tiga siklus pada semester genap tahun 2021/2022.
Waktu pelaksanaan prasilkus yaitu tanggal 13 April 2022, siklus I tanggal 19 April,
sedangkan siklus II dilaksanakan tanggal 25 April 2022.
4. Pihak Yang Membantu

Pihak yang turut membantu dalam penelitian ini adalah :


1. Drs. Hartono, M.Pd selaku supervisor 1 merangkap sebagai tutor mata kuliah
PKP.
2. Eme Kama Suhanda S.Pd sebagai Kepala Sekolah SDN Johar Baru 10 Jakarta
Pusat.
3. Hadi, S.Pd sebagai supervisor 2 yang telah membimbing, mengamati,
mencatat, dan membantu proses peraikan pembelajaran.

B. Desain Prosedur perbaikan Pembelajaran


DESAIN PRASIKLUS
1. Siklus I
a. Perencanaan
Setelahmelihatkenyataanbahwadalam proses pembelajarankelas II di SDI Hidayatul
Islamiyah khususnya pada pelajaranMatematikamateri Nilai Mata Uang
kurangsemangatnyasiswa dan kurangmenariknyapenyampaianmateri,
makapenulismengambillangkah-langkahsebagaiberikut :
1) Mengadakankoordinasi dan kolaborasidenganKepalaSekolah, Supervisor dam
Pembimbinguntukmenentukanperbaikan-perbaikan.
2) MembuatRencanaPerbaikanPembelajaran (RPP) yang sesuaidenganmateri.
3) Mempersiapkansarana, media dan fasilitas yang diperlukan.
4) Memilihmetode yang tepatyaitu Contextual Teaching and Learning.
5) Membuat scenario pembelajaran yang berisikanlangkah-langkahdalam proses
pembelajaran.
6) Selengkapnya RPP terdapat pada lampiran.
a. Pelaksanaan
Pada kegiatanpembelajaranini guru dibantu oleh supervisor untukmengamatijalannya
proses belajarmengajar. Adapun pelaksanaannyaadalahsebagaiberikut :
1) Kegiatanawal

14
a. Guru memberikansalam dan mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dan
keyakinan masing-masing. (Religius)
b. Guru mengecekkesiapandiridenganmengisilembarkehadiran dan
memeriksakerapihanpakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikandengankegiatanpembelajaran.
c. Menginformasikantema yang akandibelajarkanyaitutentang ”TugaskuSehari-
Hari”. (Mandiri)
d. Guru menyampaikantahapankegiatan yang meliputikegiatanmengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan.
( Communication )
2) Kegiatan inti
a. Guru menyampaikankompetensi yang ingindicapai
b. Guru menyajikanmaterisebagaipengantar
c. Siswadiberikesempatanmengamati dan menganalisisgambarsecaracermat
d. Guru mengenalkan berbagai bentuk contoh perkalian dengan menggunakan
media pembelajaran( Communication )
e. Siswasecarabergantianmelihat dan memperhatikan contoh perkalian dan
menyebutkan hasilnya. ( Critical Thinking and Problem Solving )
f. Guru mintabeberapasiswauntukmenuliskan contoh perkalian dan hasilnya
yang disebutkan oleh guru di papantulis. (Mandiri)
g. Setelahmemahamisemua perkalian dasar, siswa membandingkannya dengan
soal yang terdapat pada buku ajar ( Critical Thinking and Problem Solving )
3) Kegiatanakhir
a. Bersama-samasiswamembuatkesimpulan / rangkumanhasilbelajarselamasehari
b. Bertanyajawabtentangmateri yang telahdipelajari
(untukmengetahuihasilketercapaianmateri)
c. Guru
memberikesempatankepadasiswauntukmenyampaikanpendapatnyatentangpem
belajaran yang telahdiikuti.
d. Melakukanpenilaianhasilbelajar
e. Mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dan keyakinan masing- masing
(untukmengakhirikegiatanpembelajaran) (Religius)
b. Pengamatan
Selama proses pembelajaranberlangsung guru mengamatikeaktifan dan
ketertarikansiswaterhadapmateri yang disampaikan.
c. Refleksi

14
Berdasarkanrefleksimengenaikeaktifan dan ketertarikansiswaterhadap media
gambarmasihkurangsignifikandikarenakan media gambar yang
digunakanmasihbelumberwarnasehinggasiswakurangtertarik dan
merasakurangjelasterhadap media gambar.

1. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkanhasilrefleksisikluspertamamakadiambillangkah-langkahberikut :
1) Mengadakankoordinasi dan kolaborasidenganKepalaSekolah, Supervisor dam
Pembimbinguntukmenentukanperbaikan-perbaikan.
2) Menyusun RPP Siklus II.
3) Mempersiapkansarana, media dan fasilitas yang diperlukan.
4) Memilihmetode yang tepatyaitu Contextual Teaching and Learning.
5) Membuat scenario pembelajaran yang berisikanlangkah-langkahdalam proses
pembelajaran.
6) Selengkapnya RPP terdapat pada lampiran.

b. Pelaksanaan
Pada siklus II ini guru berusaha menyempurnakan pembelajaran menggunakan
metode CTL dan menggunakan media gambar yang lebihberwarna dan menarik.
1) Kegiatanawal
a. Guru memberikansalam dan mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dan
keyakinan masing-masing. (Religius)
b. Guru mengecekkesiapandiridenganmengisilembarkehadiran dan
memeriksakerapihanpakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikandengankegiatanpembelajaran.
c. Menginformasikantema yang akandibelajarkanyaitutentang ”TugaskuSehari-
Hari”. (Mandiri)
d. Guru menyampaikantahapankegiatan yang meliputikegiatanmengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan.
( Communication )
2) Kegiatan inti
a. Guru menyampaikankompetensi yang ingindicapai
b. Guru menyajikanmaterisebagaipengantar
c. Siswadiberikesempatanmengamati dan menganalisisgambarsecaracermat
d. Guru mengenalkanberbagai gambar contoh perkalian ( Communication )

14
e. Siswasecarabergantianmelihatatau memperhatikan dan menyebutkan
hasilnya. ( Critical Thinking and Problem Solving )
f. Guru mintabeberapasiswauntukmenuliskan soal perkalian dan hasilnya yang
disebutkan oleh guru di papantulis. (Mandiri)
g. Setelahmemahamisemua perkalian dasar, siswamembandingkannyadengansoal
yang terdapat pada buku ajar ( Critical Thinking and Problem Solving )

3) Kegiatanakhir
a. Bersama-samasiswamembuatkesimpulan / rangkumanhasilbelajarselamasehari
b. Bertanyajawabtentangmateri yang telahdipelajari
(untukmengetahuihasilketercapaianmateri)
c. Guru
memberikesempatankepadasiswauntukmenyampaikanpendapatnyatentangpem
belajaran yang telahdiikuti.
d. Melakukanpenilaianhasilbelajar
e. Mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dan keyakinan masing- masing
(untukmengakhirikegiatanpembelajaran) (Religius)

c. Pengamatan
Dalam proses pembelajaransiswanampakterlihatlebihsemangat, lebihaktif dan
lebihtertarik pada materi yang disampaikan guru

d. Refleksi
Berdasarkanpengamatandalampembelajaransiklus II inisiswa Nampak lebihaktif,
lebihbersemangat dan lebihtertarik pada materi yang disampaikan. Hal
tersebutdapatdilihatdariantusiassiswadalammelakukanserangkaianpembelajaran pada
siklus II ini. Penggunaanmetode picture and picture membawadampak yang
signifikandalampelajaranMatematikamateri Nilai Mata Uang.

C. TehnikAnalisis Data
1. Kuantitatif
Kuantitatifadalahsuatupendekatan yang juga
disebutpendekataninvestigasikarenabiasanyapenelitinyamengumpulkan data
dengancarabertatapmukalangsung dan berinteraksidengan orang-orang
ditempatpenelitian.
Penilaianhasilbelajarsiswadiperolehdarisoal-soal Latihan yang diberikan pada
pelaksanaanperbaikansetiapsiklus. Soal-soal Latihan yang
diberikankepadasiswaberupatestertulis. Dari hasilpenilaianterhadapsoal-soal Latihan

14
testertulistersebutmakaakandiketahui data ketuntasanhasilbelajarsiswa.
Ketuntasanhasilbelajarsiswadiperolehdenganrumus :

Nilai Akhir = Jumlahskor yang diperolehsiswa x 100%


Jumlahskormaksimum

2. Kualitatif
Pada penelitianiniterdapat data kualitatifberupahasilobservasiaktifitassiswa dan
hasilobservasikinerja guru
dalampembelajaranMatematikasertahasilbelajarsiswadenganmenggunakananalisis
deksriptifkualitatif. Melaluiobservasiterhadapaktivitassiswadilaksanakan pada
saatpembelajaran, untukmengetahuiketerlibatansiswadalampembelajaran,
sedangkanobservasiterhadapkinerja guru dapatdiperoleh data melaluikelebihan
dan kekurangan guru dalam proses pembelajaran. Data
kualitatifmenunjukkanadanyapeningkatankeaktifansiswadalampembelajaran,
ketertarikansiswadalampembelajaran, sertaketerampilan guru dalammenggunakan
media Contextual Teaching and Learning.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil PenelitianPerbaikanPembelajaran


1. Temuan Awal
Dari fakta yang didapatkandarimulaiprasiklus yang
dilakukanseminggusebelumsiklus 1 dimulai,
diketahuibahwanilaiulanganmatapelajaranMatematikasiswakelas II yang
berjumlah 32 orang, terdiridari 14 siswalaki-laki dan 18 siswiperempuan yang
belummaksimalkarenamasihbanyaknilaisiswa yang jauhdibawah KKM. Adapun
hasilbelajar yang diperoleh pada awalpembelajaranadalahsebagaiberikutini :

Tabel 4.1
Hasil Perolehan Nilai PraSiklus

No Nama Nilai PraSiklus Keterangan

1. ABQORI DHAMAR 80 Tuntas


YUDHISTIRA

2. ABYAN SYAUQI 70 Belum Tuntas


FIRMANSYAH

3. AFIQAH FRANDA DAMIA 60 Belum Tuntas

4. AIKO AURELIA PUTRI 80 Tuntas


PRASETYO

5. AISYAH AQILAH BORU 70 Belum Tuntas


GINTING

6. ALLENA NOOR ADYBA 60 Belum Tuntas

7. AMIRA GENDIS 50 Belum Tuntas


RAMADHANI

8. ANTARIKSA TRIRESPATI 30 Belum Tuntas


BAGASKORO

9. ARJUNA WIRYA DJATI 50 Belum Tuntas

10. ATHIFAH NURAINI 80 Tuntas

14
11. DHIMAS MAULANA 80 Tuntas
IBRAHIM

12. EDGAR KAMIL 40 Belum Tuntas

13. FADILAH ARIQ PRANAJA 80 Tuntas

14. FHREYZZA 80 Tuntas


MEYDHELLINNE

15. GHAITS ARI DHIAULHAQ 70 Belum Tuntas

16. KHALID EMIR FATTAH 80 Tuntas

17. LUTHFIA ZAHRA TALITA 70 Belum Tuntas

18. MAULIDI HASBI 80 Tuntas

19. MISHA NAZILA RAFIFA 80 Tuntas

20. MUHAMMAD FAYADHI 80 Tuntas


ABRAR

21. MUHAMMAD NASA 60 Belum Tuntas


HASIBUAN

22. MUHAMMAD REYZA 80 Tuntas


ABADI

23. NABILA KHAIRINA PUTRI 70 Belum Tuntas

24. NUR ZARA ARISSA 80 Tuntas


QAIRINA

25. RAFFAEL ZAFRAN 80 Tuntas


ARYASATYA

26. RAIHANA YASMIN 70 Belum Tuntas


AZZAHRA

27. RAINNA REZKIA MECCA 80 Tuntas


FIRMANSYAH

28. ROSYID NURMANTO 80 Tuntas

29. SHANUM ABYUNA 60 Belum Tuntas


RAMADHANI

30. SULTHAN DANISH 70 Belum Tuntas

14
ALFATIH

31. ZHARIFA MALYA 60 Belum Tuntas


AYUNIDYA

32. CEYSA ISNAENI 70 Belum Tuntas

Jumlah 2200

Rata-rata 68,75

Persentase 46,88 % KKM : 72

Nilai Max 80

Nilai Min 30

Dari tabeltersebutdapatdiketahuibahwa pada pembelajaranprasiklus, hanya 15 siswa yang


sudah mencapai nilai KKM dan 17 siswa yang belum mencapai KKM. Dari data hasil nilai
prasiklus di atas dapat disimpulkan kedalam sebuah tabel perolehan nilai hasil belajar sebagai
berikut :
Grafik 4.3

Distribusi Hasil BelajarPraSiklus

14
2. Siklus 1
Tabel 4.4
Hasil Perolehan Nilai Siklus 1

No Nama Nilai Siklus 1 Keterangan

1. Adelia Azzura 90 Tuntas

2. Ardan Pratama 80 Tuntas

3. Bela Khairun Nisa 80 Tuntas

4. Bayez Aji Pangestu 90 Tuntas

5. Bianka Salsabila 80 Tuntas

6. Devandra Aziyatna 90 Tuntas

7. Diozi Septian 80 Tuntas

8. Delia Apryanti 50 Belum Tuntas

9. Eriza Gutama 70 Belum Tuntas

10. Friski Natomo 90 Tuntas

11. Khairun azzahra 80 Tuntas

12. Kusuma Adyatha 60 Belum Tuntas

13. Lyly 90 Tuntas

14. Leksamana raditya putra 50 Belum Tuntas

15. Muhammad Jeffran Dion 90 Tuntas

16. Meliandy Pratias 90 Tuntas

17. Mesya Abimanyu 80 Tuntas

18. Nabila Anindya Putri 80 Tuntas

14
19. Neisha Atika 90 Tuntas

20. Ozan Bryamto 80 Tuntas

21. Olive 70 Belum Tuntas

22. Ordgando Pranoto 90 Tuntas

23. Permana Edgar 80 Tuntas

24. Putri Almahyra 80 Tuntas

25. Raisa Lazhiamsyi 90 Tuntas

26. Sovia Andriyanshah 80 Tuntas

27. Tiara 90 Tuntas

28. Ulfa al maratus 90 Tuntas

29. Vinceria Septiasa 70 Belum Tuntas

30. Zaidan Abida putra 80 Tuntas

31. Zeyki Bizzaraldin 80 Tuntas

32. Zelva Arinda Tama 80 Tuntas

Jumlah 2570

Rata-rata 80,31

Persentase 81,25 % KKM : 72

Nilai Max 90

Nilai Min 50

Jika dilihatdarihasilnilaiberdasarkananalisistelahterjadipeningkatanhasil dan


ketuntasanhasilbelajardariprasiklus dan siklus 1.
Diketahuibahwasecarastatistikterjadipeningkatanhasilbelajarsiswadarisebelumnyayaitu 46,88
% menjadi 81,25 % . Berdasarkantabeltersebut, dapatdibuatgrafikmenjadisebagaiberikut :
GrafikPerbandingan Nilai PraSiklus dan Siklus 1

14
3. Siklus 2

Tabel 4.8
Nilai PerbandinganSiklus 1 &Siklus 2

No Nama Nilai Nilai Keterangan


Siklus 1 Siklus 2

1. Adelia Azzura 90 100 Tuntas

2. Ardan Pratama 80 90 Tuntas

3. Bela Khairun Nisa 80 85 Tuntas

4. Bayez Aji Pangestu 90 95 Tuntas

5. Bianka Salsabila 80 90 Tuntas

6. Devandra Aziyatna 90 90 Tuntas

7. Diozi Septian 80 95 Tuntas

8. Delia Apryanti 50 60 Belum Tuntas

9. Eriza Gutama 70 85 Tuntas

10. Friski Natomo 90 100 Tuntas

11. Khairun azzahra 80 85 Tuntas

12. Kusuma Adyatha 60 70 Belum Tuntas

13. Lyly 90 100 Tuntas

14. Leksamana raditya putra 50 75 Tuntas

15. Muhammad Jeffran Dion 90 90 Tuntas

16. Meliandy Pratias 90 95 Tuntas

17. Mesya Abimanyu 80 85 Tuntas

18. Nabila Anindya Putri 80 90 Tuntas

19. Neisha Atika 90 90 Tuntas

20. Ozan Bryamto 80 90 Tuntas

14
21. Olive 70 80 Tuntas

22. Ordgando Pranoto 90 95 Tuntas

23. Permana Edgar 80 85 Tuntas

24. Putri Almahyra 80 90 Tuntas

25. Raisa Lazhiamsyi 90 90 Tuntas

26. Sovia Andriyanshah 80 90 Tuntas

27. Tiara 90 95 Tuntas

28. Ulfa al maratus 90 100 Tuntas

29. Vinceria Septiasa 70 85 Tuntas

30. Zaidan Abida putra 80 90 Tuntas

31. Zeyki Bizzaraldin 80 85 Tuntas

32. Zelva Arinda Tama 80 90 Tuntas

Denganhasil rata-rata hasil belajar siswa yang telah mencapai 93,75 % ,peneliti
memutuskan untuk mengakhiri penelitian karena hasil yang didapat sudah baik dan
memenuhi target yang diinginkan. Namun begitu pada siklus 2 ini masih ada
kekurangan dengan adanya 2 siswa atau 6,25 % dari keseluruhan siswa yang belum
dapat mencapai KKM, akan tetapi ia mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Hal tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.8
Nilai PerbandinganSiklus 1 &Siklus 2

No Nama Nilai Nilai Keterangan


Siklus 1 Siklus 2

1. Adelia Azzura 90 100 Tuntas

2. Ardan Pratama 80 90 Tuntas

3. Bela Khairun Nisa 80 85 Tuntas

4. Bayez Aji Pangestu 90 95 Tuntas

14
5. Bianka Salsabila 80 90 Tuntas

6. Devandra Aziyatna 90 90 Tuntas

7. Diozi Septian 80 95 Tuntas

8. Delia Apryanti 50 60 Belum Tuntas

9. Eriza Gutama 70 85 Tuntas

10. Friski Natomo 90 100 Tuntas

11. Khairun azzahra 80 85 Tuntas

12. Kusuma Adyatha 60 70 Belum Tuntas

13. Lyly 90 100 Tuntas

14. Leksamana raditya putra 50 75 Tuntas

15. Muhammad Jeffran Dion 90 90 Tuntas

16. Meliandy Pratias 90 95 Tuntas

17. Mesya Abimanyu 80 85 Tuntas

18. Nabila Anindya Putri 80 90 Tuntas

19. Neisha Atika 90 90 Tuntas

20. Ozan Bryamto 80 90 Tuntas

21. Olive 70 80 Tuntas

22. Ordgando Pranoto 90 95 Tuntas

23. Permana Edgar 80 85 Tuntas

24. Putri Almahyra 80 90 Tuntas

25. Raisa Lazhiamsyi 90 90 Tuntas

26. Sovia Andriyanshah 80 90 Tuntas

27. Tiara 90 95 Tuntas

28. Ulfa al maratus 90 100 Tuntas

29. Vinceria Septiasa 70 85 Tuntas

30. Zaidan Abida putra 80 90 Tuntas

14
31. Zeyki Bizzaraldin 80 85 Tuntas

32. Zelva Arinda Tama 80 90 Tuntas

Grafik 4.3
Hasil Perolehan Nilai pada Siklus 1 dan Siklus 2

a. Siklus 1
Sebelumdilakukan Tindakan, dari 32 siswakelas II terdapat 17 siswa (53,12 %)
yang nilainyadibawah KKM. Setelahdiadakan Tindakan pada siklus 1 diperoleh
data bahwadari 32 siswakelas II diketahuibahwa 6 siswaatausekitar (18,75 %)
yang mendapatnilairendahataudibawah KKM dan 26 siswa (81,25 %) yang
mendapatnilaidiatas KKM.

b. Siklus 2
Dari hasil data yang diperolehdarisiklus 2 terjadipeningkatan yang sangat
berartidari 32 siswa, sudah hamper seluruhnyayaitu 30 siswa (93,75 %) yang
sudahmemenuhisyaratketuntasan minimal (KKM), sementaradua orang sisanya
(6,25 %) belumdapattuntas.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

14
A. Simpulan
Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian Tindakan kelasini, dapat
disimpulkan bahwan penerapan metode Contextual Teaching and Learnig pada materi
Perkalian dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran
Matematika di kelas II SDN Johar Baru 10 Jakarta Pusat peningkatan partisipasi
peserta terhadap data hasil penelitian dalam proses pembelajaran Matematika ini
terlihat sebagai berikut :

1. Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran meningkat.


2. Dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning hasil belajar
Matematika Perkalian meningkat. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata peserta didik
siklus 1 dan siklus 2.
3. Dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning dapat membantu
peserta didik untuk mengingat materi Perkalian.
4. Kinerja kelompok tinggi, karena sangat kompak dapat menyelesaikan tugas tepat
waktu.
5. Interaksi antara guru dan peserta didik sangat berperan penting dalam kegiatan
pembelajaran.

B. Saran TindakLanjut

Setelah meneliti, mengamati, merefleksi kegiatan perbaikan pembelajaran ini, perlu


dilakukan tindak lanjut, baik oleh guru maupun sekolah dalam bidang pendidikan.
Tindak lanjut tersebut bisa berupa apresiasi bagi guru yang segenap kemampuannya
melakukan penelitian Tindakan kelas dalam rangka perbaikan pembelajaran.
Beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh siswa, guru, sekolah dalam
meningkatkan hasil belajar siswa antara lain :

1. Saran bagipesertadidik
Diharapkan peserta didik lebih bersemangat lagi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan guru dikelas. Siswa juga harus lebih rajin lagi
dalam kegiatan belajar dan lebih focus dengan memberikan perhatian kepada
materi yang diberikan guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil yang
diperoleh akan maksimal. Siswa juga diharapkan untuk berperan aktif, baik itu

14
dalam mencari sumber belajar ataupun mencari atau menciptakan alat peraga guna
menunjang kegiatan pembelajaran sehingga daya kreatifitas para siswa semakin
meningkat.

2. Saran bagi guru


Para guru hendaknya mempersiapkan segala keperluan untuk mengajar
sebelum melakukan proses pembelajaran. Mulai membuat RPP, menentukan
metode yang akan digunakan siswa pada saat penyampaian materi, penyusunan
lembar kerja untuk siswa, sampai menentukan alat peraga apa yang perlu
digunakan Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Karena dengan adanya alat
peraga yang bervariasi, yang dibuat lebih menarik, dan disesuaikan dengan
karakteristik materi yang akan disampaikan, akan dengan mudah para siswa
menyerap materi yang disampaikan guru.

3. Saran bagisekolah
Sekolah merupakan tempat ataupun sarana bagi siswa dalam menumbuh
kembangkan berbagai keterampilan dan kemampuan yang dimiliki siswa,
sehingga pemahaman materi siswa dalam pembelajaran semakin meningkat maka
sekolah hendaknya dapat memberikan atau menyediakan serta memudahkan siswa
dalam pembelajaran dengan menyediakan pelayanan Pendidikan dan fasilitas
media/alat pembelajaran yang mampu meningkatkan gairah dan semangat belajar
siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Amir. 2007. Dasar-dasarPenulisanKaryaIlmiah. Surakarta: UNS Press.

Benjamin Bloom, dalam (Nana Sudjana, 2009: 22-23). hasilbelajar. Dari


https://eprints.uny.ac.id/7832/3/bab%202%20-%2008108244129.pdf

Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. 06 Mei 2022


darihttps://scholar.google.co.id/scholar?

14
q=Sudjana+hasil+belajar&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart

Darhim, dkk. 1991. Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


KebudayaanProyekPembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

MurniatiEndyah, 2008. KesiapanBelajarMatematika di Sekolah Dasar. Surabaya: Surabaya


Intelectual Club (SIC).

Williams, G.A. 1983. The Mathematics Teacher: My Changing PercertionOf Mathematics.

Vol 76. No.3.p-p170-173. Amerika: An Official Journal Of The National Council Of


Theachers Of Mathematic.

AgusSuprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar

Mills, G. E. (2000). Action Research: a guide for teacher researcher. London:Printice-Hall


International (UK) Limited.

14

Anda mungkin juga menyukai