PROPOSAL
(Penelitian Tindakan Kelas Peserta didik Kelas II SD Negeri 091 Cibeureum)
Oleh :
Hayani,S.Pd
NIP. 196902162008012006
B. Latar Belakang
sekarang ini terasa sekali pendidikan boleh dikatakan tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia. Kemampuan belajar yang tinggi menjadi syarat bagi setiap
memerlukan usaha dan dana yang cukup, diakui oleh semua orang atau suatu
harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa karena
dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
wajib diberikan kepada peserta didik sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
sebagai berikut :
1. Matematika selalu digunakan dalam segala sendi kehidupan.
cara.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak sekolah
dasar. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang
matematika yang tentu dikenal itu perlu dikembangkan secara sistematis dalam
dilain pihak prestasi belajar peserta didik dalam matematika masih jauh dari apa
yang kita harapkan. Hal tersebut karena metode pembelajaran yang dipakai kurang
Kota Bandung , tempat penulis melaksanakan tugas selama ini. Guru masih
dominasi dengan metode ceramah yang berlangsung hanya satu arah. Guru
menyampaikan pesan pada peserta didik hanya menekankan pada isi pesan, yaitu
materi pelajaran. Sedangkan peserta ddidik hanya sebagai pendengar materi yang
sehingga tidak mearik minat peserta didik untuk belajar yang akhirnya
menyebabkan peserta didik merasa jenuh. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap
prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Peserta didik yang merasa jenuh belajar
tidak akan mampu menyerap materi pelajaran dengan baik sehingga hasil tes
berorientasi pada kenyataan dan masalah yang sering dihadapi peserta didik dalam
tertanam dalam pemahaman peserta didik. Banyak peserta didik tidak dapat
tidak dapat merasakan bahwa materi pelajaran matematika yang dipelajari penting
bagi kehidupannya.
berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Oleh karena itu, peningkat
studi matematika, perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Mata pelajarn
matematika penting sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pembimbing pola
masalah. Salah satu pokok bahasan matematika kelas II Sekolah Dasar yang sulit
masalah.
yang tidak mudah dipahami oleh peserta didik sekolah dasar. Sehingga untuk
kemampuan professional guru, dan mempunyai dedikasi yang tinggi. Hal ini
ditunjukkan dengan rendahnya nilai ulangan peserta didik pada pokok bahasan
perkalian adalah hal yang tidak mudah, kesulitan tersebut disebabkan oleh
perkalian itu sendiri. Sehingga ketika guru menjelaskan cara menghitung bilangan
1-50 dengan langkah perkalian peserta didik mengikuti secara mekanik (tanpa
C. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar
prestasi belajar matematika untuk peserta didik pada pokok bahasan menghitung
bilangan 1-50 dengan cara perkalian di kelas II SD Negeri 091 Cibeureum Kota
Bandung?”.
D. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan tertentu memiliki tujuan, begitu pula dengan penelitian ini
secara umum yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
prestasi belajar peserta didik sekolah dasar terutama di SD Negeri 091 Cibeureun
didik.
E. Manfaat Penelitian
2. Guru
yang dilaksanakan.
3. Peserta Didik
F. Definisi Operational
G. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar
potensial),
2. Pembelajaran Matematika
didik dengan guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal
ini, interaksi mengisyarat adanya aktivitas setiap pihak, baik peserta didik yang
belajar maupun guru yang mengajar. Aktivitas kedua pihak terjalin dalam bentuk
interaksi belajar mengajar. Pada tahapan pembelajaran akan lebih efektif bila
peserta didik ikut berpartisipasi aktif. Oleh karena itu perlu di tekankan agar peserta
pernyataan di atas diharapkan peserta didik dapat menguasai materi tidak hanya
terbata pada tahap ingatan tanpa pengertian (rote learning) tetapi bahan pelajaran
tidak disajikan dalam bentuk jadi tetapi sebaliknya aturan-aturan tersebut sebaiknya
prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk menacapai
tujuan mengajar.
mengajarkan tiap bahan pelajaran misalnya metode ceramah, tanya jawab dan lain-
lain”. Proses pembelajaran seyogyanya bukan sekedar transfer gagasan dari guru
kepada peserta didik untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan. Dalam
matematika secara baik dalam kehidupan mereka. Dengan hal demikian diharapkan
matematika lebih memasyarakat dan tidak dianggap sebagai mata pelajaran yang
pembelajaran yang menempatkan realistk dan lingkungan peserta didik sebagai titik
awal pembelajaran. Masalah yang nyata atau yang telah dikuasai dapat dibayangkan
dengan baik oleh peserta didik dan digunakan sebagai sumber munculnya konsep
Education (RME) merupakan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang
nyata atau pernah di alami oleh peserta didik. Pembelajaran ini juga menekankan
karakteristik yaitu :
dan sebagai titik tolak dari matematika yang di inginkan dapat muncul).
skema, dan simbolis dari pada hanya menstransfer rumus atau matematika
standar).
sesama peserta didik dan guru adalah faktor penting dalam proses belajar
setiap guru untuk berperan aktif dalam mencari solusi pendekatan yang
konteks, melayani dua hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep
matematika.
2. Level and Models
ditetapkan sehingga pada tahap ini terlihat adanya tingkatkan bagi peserta
didik yang aktif dan pasif. Perhatian yang diberikan pada pengembangan
dari mengingat sendiri sampai pada proses penyampaian pada orang lain.
matematika formal.
berarti aktivitas sendiri akan tetapi sesuatu yang terjadi dalam suatu
kelompok dan ini berarti secara langsung dan merangsang hubungan pada
pembelajaran matematika.
5. Structuring and Interweaping
pengetahuan dan kemampuan yang tersusun rapi dari suatu structur yang
ada. Intertwinning (membuat jalinan) antar topik atau antar pokok bahasan.
kegiatan belajar.
H. Hipotesis Tindakan
belajar memecahkan yang rasional dan sistematis. Siswa sangat perlu memiliki
sehari-hari.
Peran guru dalam pembelajaran pendekatan Realistic Matematics Education
yang luas yakni membantu mereka untuk dapat memahami konteks masalah biasa
terus berkembang, selain itu guru juga berperan sebagai fasilitator dan motivator
siswa.
menghitung bilangan 1-50 dengan cara perkalian di SDN 091 Cibeureum dengan
penelitian, penelitian ini juga merupakan salah satu upaya meningkatkan prestasi
belajar peserta didik. Hasil dari pada penelitian ini juga diharapkan dapat
I. METODOLOGI PENELITIAN
Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian tindakan model Kemmis
dan Mc. Taggart ini menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan
Rencana 1
Refleksi
Tindakan Rencana 2
Rencana 2
Refleksi
Tindakan Rencana 3
Refleksi
Tindakan
dilanjutkan dengan observasi (obseving), dari tindakan yang telah dilakukan dan
yang terakhir refleksi (reflecting). Jika pada siklus pertama peneliti tersebut kurang
baik, maka peneliti melanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan
terhadap rencana penelitian yang pertama (rencana yang direvisi). Siklus tersebut
akan berhenti dengan penelitian yang dilakukan dirasa cukup. Pada penelitian ini,
III
Kesimpulan
Yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 091
3. Sumber Data
berikut :
2. Tahap Persiapan
matematika dikelas.
pelajaran matematika.
3. Tahap Pelaksanaan
dipilih peneliti adalah menghitung keliling dan luas persegi dan persegi
panjang.
adalah:
hasil diskusi antara peneliti dengan pengamat, data hasil observasi, jurnal
d. Tes Formatif
Tes formatif ini dilakukan setiap selesai siklus pertama, kedua, dan ketiga
prestasi siswa.
e. Tes Subsumatif
Tes ini dilakukan pada akhir siklus ketiga untuk mengetahui hasil akhir
f. Menyebarkan Angket
Hal ini dilakukan pada akhir ketiga untuk mengetahui tanggapan siswa
g. Wawancara
Tahap wawancara dengan guru dilakukan pada setiap akhir dari suatu
pembelajaran.
dikerjakan secara kelompok. Adapun tujuan diberikan LKS adalah untuk melihat
materi pembelajaran.
c. Angket
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh
data, mencatat data atau informasi, sikap dan pemahaman siswa yang dijawab
secara tertulis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket yang berisikan
yang diajarkan.
d. Lembar Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data yang dilakukan
terhadap suatu obyek untuk mengetahui tentang kejadian atau tingkah laku yang
terjadi pada proses pembelajaran baik yang terjadi pada guru dan siswa.
Matematics Education.
e. Lembar Wawancara
penelitian.
a. Kuantitatif
Data kuantitatif berasal dari tes formatif yang dilakukan setiap akhir siklus
pembelajaran dan tes subsumatif yang dilakukan pada akhir siklus. Hal ini
matematika.
∑ S ≥ 6,5
TB = x 100%
n
Keterangan :
∑ S ≥ 6,5 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan
6,5
n = banyak siswa
TB = ketuntasan belajar
perhitungan nilai rata-rata pada setiap siklus sehingga dapat dilihat perubahan yang
terjadi
kelebihan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis terhadap angket yang
telah diberikan pada setiap siswa dihitung, ditabulasikan, dan interprestasi dalam
kalimat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui gambaran terhadap pembelajaran
secara keseluruhan.
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Persentase suatu
Tabel 3.1
Kategori Persentase Angket
%R Kriteria
R=0 Tak seorang pun
0 < R ≤ 25 Sebagian kecil
25 < R < 50 Hampir setengahnya
R = 50 Setengahnya
50 < R ≤ 75 Sebagian besar
75 < R < 100 Hampir seluruhnya
R = 100 Seluruhnya
analisis terhadap lembar observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan untuk
K. DAFTAR PUSTAKA
Prabawanto, S. Dan Mujono. (2006). Analisis Data dan Peluang. (Edisi Kesatu).
Bandung: UPI Pres.