Anda di halaman 1dari 30

MATEMATIKA

LAPORAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS V SD NEGERI 01 PUNJUL AGUNG KECAMATAN
BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

OLEH :
NITA SEPTRIANA
NIM. 855728548

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA
BANDAR LAMPUNG
2021.2
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG PENGURANGAN PECAHAN PENYEBUT BEDA
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR SISWA
KELAS V SD NEGERI 01 PUNJUL AGUNG
KECAMATAN BUAY BAHUGA
KABUPATEN WAY KANAN

OLEH :
NITA SEPTRIANA
NIM. 855728548

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL


( PDGK 4501 )

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA
BANDAR LAMPUNG
2021.2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berisi misaal UU, Opini masarakat, kebijakan


pemerintah
Pendidikan Matematika memiliki peranan penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika juga difungsikan
untuk mengembangkan kamampuan menghitung ataupun mengukur baik
menggunakan rumus-rumus yang ada dalam pembelajaran maupun dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut James dan James (1976) bahwa Matematika adalah pola pikir,
terorganisir, bukti logis, Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah
yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasi dari simbol dan
padat, lebih bahasa simbol dari sebuah ide darMatematikada kedengarannya.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting, dari
jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah,
sampai ke perguruan tinggi. Menguasai Matematika dapat meningkatkan
kecerdasan intelektual siswa serta dapat membantu berfikir sistematis. Oleh
karena itu, pembelajaran Matematika menjadi penting dikuasai sehingga siswa
dapat menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengamatan peneliti saat mengajar di kelas V di SD Negeri 01
Punjul Agung ditemukan bahwa pelajaran Matematika masih menjadi
pelajaran yang kurang disukai oleh siswa-siswanya. Para siswa sebagian besar
masih kesulitan dalam pelajaran Matematika lantaran siswa masih banyak yang
ramai dan tidak memperhatikan pada saat guru menerangkan. Oleh karena itu
guru dituntut untuk menggunakan alat peraga gambar yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan, supaya pelajaran Matematika lebih menarik dan
tidak membosankan.
Guru menyajikan materi dengan mempergunakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi/benda tertentu
yang sedang di pelajari (Moelyani Soemantri dalam Roetiyah 2001:82)
sehingga siswa lebih mudah memahami hal yang bersifat abstrak, dimana
siswa dituntut untuk melihat dan mempraktikkan apa yang sudah dipraktekkan
guru.
Kebanyakan siswa kurang serius dalam menerima pelajaran
dikarenakan guru yang tidak jelas dalam menyampaikan materi dan kurang
memotivasi siswa dalam belajar, jadi agar siswa dapat serius dan mengikuti
pelajaran dengan baik, terlebih dahulu guru harus meningkatkan motivasi
belajar siswanya dengan menggunakan strategi yang bervariasi. Disini penulis
mencoba meneliti motivasi siswa dengan menggunakan alat Peraga gambar
dalam pembelajaran Pengurangan Pecahan Penyebut Beda, karena dengan alat
peraga gambar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran tersebut, sehingga setelah siswa termotivasi akan timbulah daya
fikir siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut secara lebih dalam
lagi.
Kelas V SD Negeri 01 Punjul Agung masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran Matematika pada materi Pengurangan Pecahan
Penyebut Beda. Berdasarkan pengamatan hasil evaluasi mata pelajaran
Matematika pada kompetensi Pengurangan Pecahan Penyebut Beda dasar
teridentifikasi masalah, yaitu nilai yang dicapai kelas V SD Negeri 01 Punjul
Agung Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan 2021/2022 masih
rendah. Siswa kurang tertarik pada mata pelajaran Matematika materi
Pengurangan Pecahan Penyebut Beda dikarenakan cara berfikir siswa masih
lemah sementara pembelajarannya yang disampaikan guru kurang menarik,
sehingga setiap ada pelajaran siswa enggan mengikutinya secara serius.
Seperti yang dialami penulis sendiri, setiap ulangan pada materi Pengurangan
Pecahan Penyebut Beda menunjukkan bahwa nilai rata-rata formatif hanya
62,9 dari 12 siswa kelas V dengan KKM 70 yang lulus tuntas 4 siswa atau 33,3
% % mendapatkan nilai diatas KKM atau ≥ 70 sedangkan tidak tuntas 8 siswa
atau 66,7 % masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau < 70.
Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk
mendalami dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran
Matematika, khususnya materi memahami Pengurangan Pecahan Penyebut
Beda melalui tindakan luring. Perbaikan yang peneliti lakukan mengenai
penerapan pada materi Pengurangan Pecahan Penyebut Beda dan
menggunakan alat peraga gambar. Harapan peneliti adalah terjadinya
pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan
adanya keberanian peserta didik tuntas untuk menyelesaikan masalah
kontektual dengan benar serta untuk lebih menguasai materi pelajaran.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut peneliti mengidentifikasi permasalahan yang
dialami oleh siswa. Dari beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran
yaitu :
a. Siswa kurang memahami materi pembelajaran Matematika. Kalimat ini
berada di alinea ke berapa
b. Penggunaan media dan alat peraga pembelajaran Matematika belum
optimal.
c. Siswa kurang termotivasi dalam belajar Matematika, sehingga prestasi
hasil belajar siswa rendah.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dianalisis bahwa:
a. Guru kurang menyajikan materi di perjelas dalam menyampaikan
pembelajaran.
b. Guru belum menggunakan alat peraga secara maksimal.
c. Siswa kurang senang dengan pelajaran Matematika sehingga
nilai Matematika lebih kecil dengan mata pelajaran lainnya.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang menjadi
alternatif dan prioritas pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah guru
perlu menggunakan alat peraga gambar untuk meningkatkan kaaktifan siswa
dalam pembelajaran Matematika tentang Pengurangan Pecahan Penyebut
Beda kelas V semester 1 di SD Negeri 01 Punjul Agung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Dilihat dari identifikasi masalah di atas maka dapat dibuat
rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 01 Punjul Agung menggunakan alat peraga gambar pada materi
Pengurangan Pecahan Penyebut Beda?

C. Tujuan Penelitian dibuat prolog


Untuk mengetahui penggunaan alat peraga gambar dalam
meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Pengurangan Pecahan
Penyebut Beda dengan menggunakan alat peraga gambar pada siswa kelas V
SD Negeri 01 Punjul Agung Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.

D. Manfaat Penelitian masuk pada tujuan


 Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti yaitu peneliti akan
menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar harus dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan sehingga diperlukan kreatifitas yang
tinggi yaitu dengan menggunakan alat peraga gambar yang sesuai dengan
pokok bahasan yang akan diajarkan.

 Bagi siswa
Dapat meningkatan minat belajar siswa sehingga dapat dicapai
hasil belajar yang lebih baik lagi dan dijadikan pedoman untuk
menumbuhkan rasa senang /tertarik dalam pelajaran Matematika.

 Bagi sekolah
Untuk meningkatkan mutu isi, masukan, proses dan hasil
pembelajaran dan pendidikan di sekolah dan tenaga kependidikan lainnya
dalam mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran di dalam dan
luar.
 Guru
Dapat mengermbangkan wawasan keilmuan serta meningkatkan
keterampilan, motivasi guru dalam proses pembelajaran hingga dapat
menghasilkan peserta didik yang memiliki hasil belajar yang lebih baik
dari sebelumnya serta bahan informasi dan referensi tentang metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Matematika

Kata Matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang


mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein
atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal
katanya, maka perkataan Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat
dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam
dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil
observasi Matematika terbentuk karena pikiran- pikiran manusia, yang
berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980 :
148).
Menurut Offirstson (2014:1), “Matematika sangat diperlukan baik
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Operasi hitung pecahan merupakan modal utama dalam
pembelajaran Matematika. Operasi hitung harus dikuasai siswa agar
pembelajaran Matematika dapat berjalan dengan baik. Operasi hitung
merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-
hari dan dapat menunjang cara berfikir yang cepat, tepat dan cermat.
Operasi hitung peacahan ini sangat mendukung siswa untuk memahami
simbol-simbol dalam Matematika.

Dari definisi-definisi di atas, peniliti dapat menyimpulkan bahwa


Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar
yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki
arti serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan
bilangan.

2. Proses Belajar Mengajar Matematika


Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara siswa
dengan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Isriani Hardini &
Dewi Puspitasari (2012:161) mengatakan bahwa salah satu tujuan mengajar
mata pelajaran Matematika adalah agar siswa memiliki sikap menghargai
kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Mengajar merupakan proses aktif guru untuk membimbing siswa
dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan
dalam proses belajar mengajar (Arifin;2003:8). Dari pendapat tersebut
mengajar merupakan suatu kegiatan atau proses yang menyediakan kondisi
yang merangsang kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap nilai-nilai tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
belajar Matematika haruslah diawali dengan mempelajari konsep-konsep
yang lebih mendalam dengan menggunakan konsep-konsep sebelumnya
atau dengan kata lain bahwa proses belajar Matematika adalah suatu
rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam interaksi hubungan timbal balik
antara siswa dengan guru yang berlangsung dalam lingkungan yang ada
disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu.

B. Materi Pelajaran Matematika untuk SD

1. SK-KD IPA Kelas V Materi Pengurangan Pecahan Penyebut Beda

a. Standar Kompetensi : Menjelaskan dan melakukan pengurangan


pecahan dengan penyebut berbeda.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pengurangan pecahan dengan penyebut berbeda.
b. Kompetensi Dasar : 3.1 Menjelaskan dan melakukan pengurangan
pecahan dengan penyebut berbeda.
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pengurangan pecahan dengan penyebut
berbeda.

2. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika untuk SD


Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
a. Bilangan.
b. Geometri dan pengukuran.
c. Pengolahan data.

3. Pengertian Operasi Hitung Pecahan (Pengurangan Pecahan Penyebut


Beda)

Cholis Sa’dijah (1998/1999: 146) mendefinisikan bilangan


pecahan yaitu bilangan yang dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua
bilangan pecahan a dan b. Pecahan yang dipelajari anak ketika di
SD, sebetulnya merupakan bilangan rasional yang dapat ditulis dalam
bentuk a dengan a dan b.
b
Merupakan bilangan bulat dan b tidak samadengan nol, a
disebut pembilang dan b disebut dengan penyebut dan b bukan faktor.
(Kennedy,1994:425-427).
𝑎
𝑏
a : sebagai pembilang
b : sebagai penyebut
Operasi hitung pecahan adalah pengerjaan hitung bilangan
pecahan yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian (Kennedy,1994:425-427).
Ada beberapa operasi hitung yang dapat dikenakan pada
bilangan. Operasi-operasi tersebut adalah:

a. Penjumlahan
b. Pengurangan
c. Perkalian
d. Pembagian.
Operasi-operasi tersebut memiliki kaitan yang sangat erat
sehingga pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi yang
satu akan mempengaruhi pemahaman konsep dan keterampilan operasi
yang lain (Muchtar A. Karim, 1996: 99).

4. Pengurangan Pecahan Penyebut Beda

Pengurangan pecahan berpenyebut berbeda dapat dilakukan


dengan cara menyamakan penyebut pecahan tersebut, selanjutnya
mengurangkan sebagaimana pengurangan pecahan berpenyebut sama yang
telah dibicarakan sebelumnya.

1 1 2 1 1

Contoh 2 4 = 4 4 = 4

Sehingga Pengurangan pecahan berpenyebut berbeda dapat


dilakukan dengan cara media alap peraga gmabar seperti dibawah ini:
Gambar 2.1 Alat Peraga Gambar penyebut beda

Penyebutnya berbeda, maka harus disamakan terlebih dahulu.


Dengan cara mencari melalui media alat peraga dari kedua penyebut
tersebut, kemudian bagi dengan penyebut bilangan tersebut, hasil
pembagian tersebut kalikan dengan pembilang dari bilangan tersebut. Hal
itu dilakukan pada kedua bilangan tersebut.

C. Model pembelajaran Media Alat Peraga


1. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dan segala
macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran.
Menurut Siti Adha dkk, (2014: 19) alat peraga adalah Satu di antara
beberapa cara untuk untuk mengaktifkan siswa berinteraksi dengan materi
ajar diperlukan suatu alat bantu yang disebut alat peraga. Dalam interaksi
ini siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk
mencintai proses pembelajaran. Pemanfaatan alat peraga dalam
pembelajaran Matematika sangatdiperlukan karena dengan menggunakan
alat peraga siswa berpikir abstrak sehingga penggunaan alat peraga sangat
diperlukan dalam menjelaskan dan menanamkan konsep pembelajaran
Matematika.
2. Tujuan Dari Alat Peraga
a. Alat peraga dalam pendidikan memiliki tujuan supaya proses
pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar
para siswa.
b. Alat peraga pendidikan dapat memungkinkan lebih sesuai dengan
perorangan, dimana siswa belajar dengan banyak sekali kemungkinan
sehingga belajar dapat berlangsung sangat menyenangkan bagi
masing-masing individu.
c. Alat peraga pendidikan mempunyai manfaat supaya belajar lebih
cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, alat peraga
dapat memungkinkan mengajar lebih sistematis dan juga teratur.

3. Kelebihan Penggunaan Alat Peraga


Kelebihan penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut :
a. Menumbuhkan minat siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik.
b. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahaminya.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan
mudah bosan.
d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti:
mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

4. Kekurangan Penggunaan Alat Peraga


Kekurangan penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut :
a. Memerlukan alat peraga yang cukup banyak. Dalam proses
pembelajaran membutuhkan berbagai alat penunjang dalam
penggunaan alat peragaa
b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.Dalam kegiatan
proses belajar mengajar banyak waktu yang diperlukan guru untuk
mempersiapkan terlebih dahulu.
c. Membutuhkan perencanaan yang cukup matang.
D. Alat Peraga Gambar
Penggunaan alat peraga gambar dalam pembelajaran Matematika
merupakan bagian komponen dari metode analisis yang merupakan upaya
untuk memungkinkan proses belajar yang menggabungkan fakta dan ide-ide
untuk menjelaskan materi dalam Matematika. Dalam Matematika, alat peraga
gambar berfungsi memfasilitasi proses belajar dengan bantuan alat peraga
gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai tujuan
pmbelajaran Matematika. Dengan penggunaan alat peraga gambar diharapkan
pengetahuan dan pemahaman siswa tentang konsep-konsep Matematika,
semakin baik dan dapat menumbuhkan minat dan motivasi bagi siswa untuk
belajar Matematika.
Media Pembelajaran dalam pembelajaran tingkat dasar adalah alat
bantu pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan,
menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang
mana alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang
diberikan. Alat peraga dapat berupa benda sesungguhnya , model atau tiruan
benda , gambar dan alat-alat elektronika yang dapat dilihat, didengar maupun
dilihat dan bahwa Matematika harus di pelajari untuk keperluan orang lain.

E. Hasil Belajar Matematika


Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya
derajat perubahan tingkah laku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil
belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Sudjana (2011: 22) menyatakan hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor. Berikut ini uraian hasil belajar tersebut:
1. Domain Kognitif
1) Domain kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi
dan kreativitas. Berikuti ini indikator domain kognitif dalam penelitian
ini: Mendefinisikan pengertian operasi hitung pecahan
2) Menjelaskan operasi hitung pecahan.
3) Menjelaskan maksud/arti dari operasi hitung pecahan.
4) Terampil berhitung mengoperasikan hitung pecahan.

2. Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek,
yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Berikut ini indikator domain afektif dalam penelitian ini:
a) Mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran;
b) Memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru;
c) Mendengarkan penjelaskan guru;
d) Aktif bekerja sama dalam diskusi;
e) Menghormati teman yang mendemonstrasikan hasil diskusi;
f) Sungguh-sungguh mengerjakan tugas dari guru;
g) Tertib selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Domain Psikomotor
Domain psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yaitu:
a) Gerakan refleks;
b) Keterampilan gerakan dasar;
c) Kemampuan perseptual;
d) Keharmonisan;
e) Gerakan kompleks;
f) Gerakan ekspresif dan interpretatif.
Berikuti ini indikator domain psikomotorik dalam penelitian ini:
1) Menanggapi apersepsi dari guru;
2) Mengerjakan lembar kerja siswa yang dilengkapi alat peraga gambar
3) Mendemonstrasikan hasil diskusi di depan kelas;
4) Menanggapi hasil diskusi kelompok lain;
5) Siswa aktif bertanya mengenai materi yang belum dipahami;
6) Siswa menyimpulkan hasil diskusi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa


hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya
sebagian aspek potensi kemanusiaan saja. Hasil pembelajaran tersebut tidak
dilihat secara terpisah, melainkan secara keseluruhan yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotor. Hasil belajar kognitif akan diukur menggunakan soal
evaluasi tertulis berbentuk uraian dan hasil pembelajaran ranah afektif serta
psikomotor akan diamati melalui lembar pengamatan aktivitas siswa oleh
kolaborator selama tindakan penelitian.

Bahwa hasil belajar Matematika merupakan hasil yang diperoleh


siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai
tes oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran. Aktivitas belajar
siswa yaitu menggunakan alat peraga gambar pada mata pelajaran
Matematika. Melalui aktivitas tersebut pembelajar akan lebih mengenal
pada siswa. Selain itu siswa juga perlu berinteraksi dengan siswa yang lain
untuk membuat simpulan dengan benar.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
a. Lokasi
: SD Negeri 01 Punjul Agung Kec. Buay
Nama Sekolah
Bahuga Kab. Way Kanan
: V SD yang berjumlah 12 siswa ( 7 Laki-
Kelas Tempat Mengajar
laki dan 5 perempuan).
Tema : Operasi Hitung Pecahan
Sub Tema : Pengurangan Pecahan Penyebut Beda
Waktu : 2 x 35 Menit

b. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2021/2022, waktu pembelajaran setiap 1 x pertemuan yaitu, 2 x 35 menit.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021. Penelitian ini
dilaksanakan pada Prasiklus tanggal 01 November 2021, Siklus I pada
tanggal 08 November 2021, Siklus II pada tanggal 15 November 2021,
masing-masing siklus memiliki rentang waktu 1 minggu.
Adapun jadwal penelitiannya dapat dibuat sebagai beikut :
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksaan Perbaikan Pembelajran

No Hari/Tanggal Materi Pelajaran Kelas Siklus


1 Senin, 01 Pengurangan Pecahan
V Pra Siklus
November 2021 Penyebut Beda
2 Senin, 08 Pengurangan Pecahan
V Siklus 1
November 2021 Penyebut Beda
3 Senin, 15 Pengurangan Pecahan
V Siklus 2
November 2021 Penyebut Beda

B. DESKRIPSI PER SIKLUS

Rencana penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan


dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK bertujuan untuk meneliti dan
menelusuri akar persoalan yang muncul dikelas, setelah itu mencari solusi
dan jalan keluar terbaik yang dilakukan untuk menyelesaikannya. Penelitian
ini terdiri dari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2.

Menurut Arikunto (2016:16) secara garis besar ada beberapa tahap


yang dilalui dengan melaksanakan penelitian tindakan yaitu :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
SIKLUS PENELITIAN

Gambar 3.1 Tahap-tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


Berikut adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran dari setiap siklus,
sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap pra siklus, dilakukan penyusunan rancangan tindakan


yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan nilai siswa terhadap
materi pemahaman pembelajaran Matematika tentang Pengurangan
Pecahan Penyebut Beda melalui alat peraga gambar. Berdasarkan hasil
observasi mata pelajaran Matematika dianggap menjenuhkan, karena
metode serta model pembelajaran yang digunakan masih belum sesuai.
Sehingga pencapaian hasil nilai siswa banyak yang kurang dari kriteria
yang diharapkan.

Maka dari itu peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I


pada hari Senin 08 November 2021. Dalam tahap ini peneliti dibantu
supervisor dua selaku penilai 1 dan teman sejawat membuat rencana
perbaikan pembelajaran yang terdiri sebagai berikut :
1. Menentukan alat peraga gambar dalam kegiatan
perbaikan pembelajaran.
2. Membuat rencana perbaikan siklus I.
3. Mempersiapkan dan menambah media pembelajaran yang akan
digunakan.
4. Menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Perencanaan perbaikan pembelajaran pada Siklus II oleh peneliti


akan dilaksanakan pada hari Senin 15 November 2021. Dengan dibantu
supervisor dua dan teman sejawat serta kritik dan saran dari kepala
sekolah. Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran antara lain
sebagai berikut :
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus II.

2. Mempersiapkan skenario pembelajaran.

3. Menyediakan tambahan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam


menyampaikan materi.
4. Merubah strategi pembelajaran menjadi lebih bermakna dan
menyenangkan bagi siswa.
Tabel 3.2
Rencana Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2
Rencana pada siklus 1 Rencana pada siklus 2
 Guru menentukan sub pokok bahasan  Mempersiapkan bahan yang
yang akan diajarkan yaitu digunakan untuk mengajar.
Pengurangan Pecahan Penyebut Beda.  Mempersiapkan
 Menyiapkan Rencana Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran.
sebagai pedoman dalam kegiatan  Mempersiapkan sumber
belajar mengajar. belajar seperti buku dan
 Menyiapkan alat dan bahan yang gambar.

diperlukan dalam kegiatan belajar  Mempersiapkan alat peraga


mengajar. yang akan digunakan.

 Menyiapkan lembar observasi untuk  Mempersiapkan lembar

mengetahui kemampuan siswa berupa penilaian tugas yang akan

soal-soal evaluasi. diberikan.

 Menyiapkan lembar
observasi/pengamatan untuk guru guna
mengetahui kekurangan dari
pelaksanaan pembelajaran dan saran
untuk memperbaiki dan
mengembangkan pelaksanaan
pembelajaran selanjutnya.

2. Pelaksanaan

Kegiatan peneliti pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada mata


pelajaran Matematika tentang Pengurangan Pecahan Penyebut Beda di kelas V
SD Negeri 01 Punjul Agung Kec. Buay Bahuga Kab. Way Kanan. Dilakukan
beberapa tahap yaitu, siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan secara bertahap dalam
selang waktu 1 minggu dari masing-masing kegiatan. Pembelajaran tersebut
dilaksanakan mulai tanggal 01 November 2021 sampai 08 November 2021 dan
siklus II dilaksanakan tanggal 15 November 2021, sesuai dengan jadwal yang
telah di buat oleh peneliti, serta susunan dan langkah – langkah yang sesuai
dengan RPP yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan Perencanaan
2. Kegiatan Pelaksanaan
 Kegiatan Awal / Pembuka
 Kegiatan Inti
 Kegiatan Akhir / Penutup
3. Kegiatan Pengamatan
4. Kegiatan Refleksi

Kegiatan tersebut dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2, dan


kegiatan pelaksanaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan RPP yang
telah di buat oleh peneliti untuk meningkatkan hasil pembelajaran pada
mata pelajaran Matematika tentang Pengurangan Pecahan Penyebut Beda
di kelas V SD Negeri 01 Punjul Agung Kec. Buay Bahuga Kab. Way
Kanan, dan kegiatan tersebut diakhiri dengan pengambilan nilai terhadap
siswa kelas V SD Negeri 01 Punjul Agung Kec. Buay Bahuga Kab. Way
Kanan dengan cara memberi soal evaluasi untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
sedang dilakukan oleh peneliti.

3. Pengamatan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan
dan keberhasilan siswa dalam menerima serta memahami materi
pembelajaran. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
pengamatan secara kognitif, pesikomotor, maupun sikap.

a) Penilaian Kognitif Siklus

Tabel 1.3
Tabel Penilaian Kognitif Siklus

Nilai Keterangan
No Nama KKM
Siklus 1 Tuntas Tidak Tuntas
1 Adam Gio Ramadani 70 65 Tidak Tuntas
2 Adil Ferdiansah 70 65 Tidak Tuntas
3 Anggi Hikmah 70 85 Tuntas
4 Chindy Amelia Putri 70 80 Tuntas
5 Dicki Marviansyah 70 75 Tuntas
6 Dinda Dewi 70 75 Tuntas
7 Firman Abdulah 70 90 Tuntas
8 Muhamad Dani Afriandi 70 75 Tuntas
9 Rahmat Irwansah 70 60 Tidak Tuntas
10 Sistya Adinda Faradina 70 65 Tidak Tuntas
11 Syifa Adriana Jusun 70 75 Tuntas
12 Yongki Adi Saputra 70 65 Tidak Tuntas
Jumlah 875 7 5
Rata-rata 72,9  
Presentase Ketuntasan 58,3 %
Presentase Tidak Tuntas 41,7 %
Nilai Max 90  
Nilai Min 60  

Apakah saudara sudah melakukan pengamatan

b) Penilaian Pesikomotor Siklus


Penilaian psikomotor yaitu penilaian untuk mengukur atau menilai tingkah
laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi, serta partisMatematikasi
peserta didik dalam pembelajaran.

Tabel 1.4
Tabel Penilaian Pesikomotor Siklus
Siklus
No. Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4
1 Siswa aktif dalam belajar. √
2 Keaktifan siswa pada saat menjawab pertanyaan dari
guru. √
3 Siswa berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa lain
pada saat diskusi kelompok . √

4 Siswa mengikuti pelajaran dengan baik. √


5 Siswa memahami tujuan pelajaran dengan menggunakan
alat peraga gambar. √

6 Berani mempersentasikan hasil diskusi kelompok



didepan kelas.
Jumlah Skor 32
c) Penilaian Sikap Siklus 1 dan Siklus 2
Penilaian sikap yaitu suatu penilaian terhadap perilaku peserta
didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Tabel 1.5
Data Keaktifan Sikap siswa Kelas V
Pembelajaran Matematika

Keaktifan Sikap Siswa


No Nama Siswa Siklus 1 Siklus 2
TA TP TT TA TP TT
1 Adam Gio Ramadani √ √
2 Adil Ferdiansah √ √
3 Anggi Hikmah √ √
4 Chindy Amelia Putri √ √
5 Dicki Marviansyah √ √
6 Dinda Dewi √ √
7 Firman Abdulah √ √
8 Muhamad Dani Afriandi √ √
9 Rahmat Irwansah √ √
10 Sistya Adinda Faradina √ √
11 Syifa Adriana Jusun √ √
12 Yongki Adi Saputra √ √
Jumlah 7 1 4 12 - -

Keterangan:
TA : Terlibat Aktif
TP : Terlibat Pasif
TT : Tidak Terlibat

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


a. Untuk menghitung presentase ketuntasan hasil belajar digunakan rumus yang
dikemukakan Arikunto (2001), yaitu:
R
S= x 100
N
Keterangan :
𝑆 = Nilai yang diharapkan (dicari)
𝑅 = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
𝑁 = Skor maksimum dari tes tersebut
b. Analisis data rata-rata kelas

Menurut Nana Sudjana (2013 : 109) “Mean atau rata-rata


diperoleh dengan menjumlahkan skor dibagi dengan banyaknya siswa”.
Untuk menghitung nilai rata-rata kelas pada setiap siklus, digunakan
rumus:
ΣΧ
𝑋=
Ν
Keterangan :
𝑋 = Rata-rata hitung yang dicari
𝛴𝑋 = Jumlah skor
𝑁 = Jumlah siswa

Dengan meggunakan rumus tersebut, maka peneliti lebih mudah


mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi yang telah di
sampaikan oleh peneliti, sehingga peneliti dapat memutuskan bahwa
kegiatan perbaikan pembelajaran sudah tuntas atau belum tuntas. Jika
dirasa belum tuntas harus dilakukan perbaikan pembelajaran, kegiatan
dilanjutkan sebanyak beberapa kali atau cukup dilakukan dua kali yaitu
siklus 1 dan siklus 2.

4. Refleksi

Sebagai tahap terakhir dalam penelitian perbaikan pembelajaran


terutama siklus 1 dan siklus 2 pada mata pelajaran Matematika tentang
Pengurangan Pecahan Penyebut Beda di Kelas V SD Negeri 01 Pujul Agung
Kec. Buay Bahuga Kab. Way Kanan yakni kegiatan refleksi. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui apa penyebab terjadinya kegagalan atau
keberhasilan serta kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti, tahap refleksi ini
dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada peneliti untuk
dijadikan renungan dan di cari jawaban nya oleh peneliti, adapun daftar
pertanyaan yang di ajukan yakni sebagai berikut :
1. Apakah kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan sesuai
dengan RPP yang telah di buat.
2. Apakah kegiatan perencanaan yang di laksanakan telah di persiapkan
sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan dalam perbaikan pembelajaran
3. Apakah metode yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran telah
sesuai dengan materi yang di sampaikan.

Apakah penilaian yang dilakukan oleh peneliti terlalu sulit untuk


dilaksanakan oleh peserta didik yang sedang di teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bell-Gredler (1986). Pengertian Belajar. Dalam Winataputra S. Putra. Teori

Belajar dan Pembelajaran. Hlm. 5. Jakarta: Universitas Terbuka.

Faizal, 2010. Manfaat Semangka. http://klmmicro.com/blog/air

%20minum/manfaat-semangka.15 November2021 (12.15).

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.,

2008.Metode Diskusi.

Hakim, Nasution. (1980). Landasan Matematika. Jakarta : Bharata Aksara.

Herman Hudojo. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Hudoyo (1988), Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di

Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari.2012. Strategi Pembelajaran

Tepadu.Yogyakarta: FAMILIA.

James and James, Van. 1976. Mathematic Dictionary. Nostrand Rienhold.

Kennedy. 1994. Guiding Childrens Learning of Mathematics. California:

Wadsworth Publishing Company.

Mudjijana, Romanus.(2002). Hubungan Antara Iklim Sekolah dan

Kecerdasan Emosional Siswa dengan Prestasi Belajar.

Mulyani Sumantri, dalam Roestiyah (2001: 82), Roestiyah N.K (2001: 83), Udin Nana

Sudjana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo.

Bandung.
Nasution, 2006, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta:

Bumi Aksara).

Suaedy (2011). http://www. Metode Demonstrasi dalam pembelajaran,

Kompasiana.com.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajer. Bandung :

CV Maulana.

Rosdakarya. Ruseffendi, ET, Pengajaran Matematika Modern, Bandung: Tarsito,

1980.

Winataputra, Udin S. dkk. 200. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Tim FKIP-UT. 1987. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta: FKIP-
UT.Terbuka.

Tim FKIP-UT. 2020. Pemantapan Kemampuan Profesional, Tangerang: Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai