Anda di halaman 1dari 35

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGURANGAN


MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA
KELAS I SEMESTER 1 SDIT TOYYIBAH KALIKEBO TRUCUK KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Penelitian Tindakan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian
Tindakan Kelas

Disusun Oleh :

ROMADHONI EVA NUR AINA


NIM 857828477

PROGRAM STUDI SIPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UPBJJ- SURAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus

dikuasai siswa, selain mata pelajaran lainnya. pada umumnya siswa

mengetahui pentingnya mata pelajaran matematika, namun banyak diantara

mereka yang tidak menyadari arti pentingnya belajar matematika. Asumsi

yang ada dibenak peserta didik adalah bahwa pelajaran matematika adalah

pelajaran yang sulit.1

Seringkali proses pembelajaran matematika menggunakan metode

hafalan, menghafal bukan suatu hal yang mudah karena butuh konsentrasi dan

daya ingat yang tinngi.2 Padahal daya ingat pada siswa terbatas. Metode

hafalan hanya akan membebani motoric otak dan membuat siswa enggan

belajar, sehingga motifasi belajar siswa semakin menurun menyebabkan

tujuan pembelajaran matematika sering tidak tercapai. Sebagai guru

profesional seharusnya dapat memberikan motivasi siswa agar senang belajar

memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran

serta dapat mengembangkan kemampuan siswa sehingga proses pembelajaran

1
Rosnani, Sugiyono, Budiman Tampubolon, PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALITA DI KELAS SATU SEKOLAH
DASAR, jurnal.untan.ac.id, 2014, 2
2
Zulfitria, UPAYA MENINGKATKAN HAFALAN PERKALIAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS 2 SD DI MUHAMMADIYAH 12 PAMULANG BANTEN,
jurnal.umj.ac.id, 2018, 1
berjalan sesuai apa yang telah diharapkan. Oleh karena itu guru harus dapat

menggunakan metode serta media yang tepat sehingga siswa dengan mudah

menerima pelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan metode hafalan juga terjadi di

SDIT Toyyibah Kalikebo Trucuk, di SD ini pembelajaran mata pelajaran

matematika khususnya materi pengurangan di kelas 1kurang kondusif , pada

saat guru memberikan penjelasan banyak anak yang masih bermain dengan

temannya, siswa masih belum memahami konsep pengurangan terutama pada

soal cerita, semangat belajar siswa masih rendah terlihat dari kurangnya

antusias siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Selain itu masih banyak

siswa yang masih mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimum

(KKM) sedangkan nilai KKM mata pelajaran matematika adalah 70. Dari

hasil evaluasi mata pelajaran matematika materi pengurangan kelas 1

diperoleh nilai rata-rata 69,5. Dari total 21 siswa terdapat 42,86 % atau 9

siswa yang memperoleh nilai ketuntasan dan 57,14 % atau 12 siswa yang

belum memenuhi kriteria ketuntasan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, kegagalan belajar matematika pada

materi pengurangan di kelas 1 disebabkan karena penggunaan metode

pembelajaran yang tidak sesuai denga tujuan mata pelajaran matematika.

Pelaksanaan pembelajaran yang diakukan oleh guru masih banyak

menggunakan metode ceramah dan hafalan, serta siswa belum memahami

konsep pengurangan. Hal tersebut mengakibatkan siswa jenuh dan merasa


kurang termotivasi terhadap matapelajaran matematika, hal tersebut

mengakibatkan berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar.

Agar tujuan pembelajaran matematika tentang pengurangan berjalan

sesuai yang diinginkan perlu adanya penggunaan media dan motode yang

tepat. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

dengan menggunakan metode jarimatika. Trivia Astuti mengatakan dengan

kelima jari kita , baik ditangan kiri maupun tangan kanan kita akan belajar

berhitung lebih cepat, sehingga kita tidak tergantung dengan kalkulator.3

Dengan menggunakan metode jarimatika tentunya dapat memberi

kesan yang berbeda dengan dengan metode ceramah, suasana pembelajaran

telihat lebih santai dan terkesan seperti bermain , sehingga siswa dapat lebih

mudah menerima pembelajaran. Diharapkan dengan menggunakan metode

jarimatika dalam materi pengurangan tujuan pembelajaran dapat tercapai

sesuai yang diharapkan.

B. Identifikasi masalah

Beberapa kondisi yata yangterdapat di SDIT Toyyibah kalikebo

Trucuk Klaten ternyata ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi

sebagai berikut. Bahwa proses pembelajaran di kelas 1 SDIT toyyibah masih

menggunakan sistem yang monoton sehingga menyebabkan kebosanan pada

siswa dan tidak konsentrasi dengan materi yang diajarkan. Dan masih
3
Trivia Astuti, Metode Berhitung Lebih Cepat jarimatika, LIGKAR MEDIA, 2013, 5
rendahnya hasil belajar atau nilai matematika siswa pada materi pengurangan.

Serta siswa belum memahami konsep pengurangan.

C. Rumusan masalah

Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika

materi pengurangan melalui metode jarimatika pada siswa kelas 1 semester 1

SDIT Toyyibah Kalikebo Trucuk Klaten Tahun 2021/2022?

D. Tujuan penelitian

berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas tujuan

penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi

pengurangan melalui metode jarimatika pada siswa kelas 1 SDIT Toyyibah

Kalikebo Trucuk Klaten Tahun Pelajaran 2021/2022.

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian perbaikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber untuk

kepentingan penelitian selanjutnya pada kompetensi yang sama.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

1. Meningkatkan aktivitas belajarsiswa.

2. Menngkatkan motivasi belajar siswa.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa.


b. Bagi Guru
1. Hasil penelitian ini dapat menjadikan pertimbangan bagi guru

dalam membelajarkan matematika dengan metode jarimatika.

2. Meningkatkan performansi guru dalam mengelola pembelajaran

matematika pada materi pengurangan menggunakan metode

jarimatika.

c. Bagi Sekolah

1. Meningkatkan kwalitas proses dan hasil pembelajaran.

2. Hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil –hasil

penelitian yang dilakukan guru lain.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Upaya

Pengertian upaya menurut tim penyusun Departemen Pendidikaan

Nasional (2008:1787), “ upaya adalah usaha, akal atau ikhtiar untuk

mencapai suatu maksud , memecahkan persoalan, mencari jalan keluar

dan sebagainya “ selanjutnya menurut Tim Penyusun departemen

Pendidikan Nasional (2008:1787), “ mengupayakan adalah

mengusahakan, mengikhtiarkan, melakukan, sesuatu untuk mencari akal

( jalan keluar) dan sebagainya”. Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa upaya adalah suatu usaha yang dilakukan dengan

maksud tertentu agar semua permasalahanyang ada dapat terselesaikan

dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.1

2. Pembelajaran Matematika

Menurut skinner , “ learning is a process of progrresif behavior

adaptation.” Bahwa belajar adalah proses adaptasi ( penyesuaian tigkah

laku) yang berlangsung secara progresif. 2 Menurut chaplin ( 1972 0 dalam

Dictionary of Psikology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan

1
Novita sari Indah devi, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Keberanian Siswa untuk Bertanya Pada
pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan, (http://eperints.ums.ac.id>NAS, 2014) hal. 5, diunduh
pada tanggal 30 april 2021
2
Muhibbin Syah, psikology belajar, (Jakarta : pt raja grafindo persada, 2006) hal.64
pertama berbunyi “learning is acquisition of any relatively permanen

cange in behavior as a result of practice and axpariance” belajar adalah

perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat

latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya yaitu “proses of acquiring

responses as a result of special pactice.” Belajar adalah proses

memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya sebagai latihan khusus.

Menurut Hintzman (1978) dalam bukunya the psicology of

learning and memory berpendapat bahwa “learning is change in organism

due to experience which cant affect the organism’s behavior “. Belajar

adalah suatu perubahan yang terdiri dalam diri organisme, manusia atau

hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah

laku organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman perubahan yang

ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar

apabila mempengaruhi organisme.

Dari gambaran beberapa devinisi diatas penulis memehami bahwa

belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu melalui iteraksi

dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian diatas, pada hakekatnya belajar merujuk

ke perubahan tingkah laku subyek dalam situasi tertentu berkat

pengalamannya yang berulang-ulang dan perubahan tingkah laku tersebut


tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respon

bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subyek.3

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

prilaku sebagai akibat interaksi individu dengan lingkungannya.

Perubahan-perubahan ini merupakan hasil belajar yang mencakup ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik.4

Erman suherman (2003: 298) mengatakan bahwa pembelajaran

matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam

pemahaman dalam suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu

hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran

matematika para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari

kumpulan objek (abstrak) . siswa diberi pengalaman menggunakan

matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi

misalnya melalui persamaan-persamaan ,atau tabel-tabel dalam model-

model matematika yeng merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita

atau soal-soal uraian matematika lainnya. NCTM ( National Council of

Teacher of Mhatematics) merecomendasikan 4 prinsip belajar matematika,

yaitu :

1. Matematika sebagaipemecahan masalah.


3
Hamalik, kurikulum dan pembelajaran,….., hal. 48
4
Zainal Aqib, Membengun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah, ( Bandung ; Yrama Widya,
2007), hal. 58
2. Matematika sebagai penalaran.

3. Matematika sebagai komunikasi.

4. Matematika sebagai hubungan.5

Kemampuan pemahaman adalah salah satu tujuan penting dalam

pembelajaran matematika ,materi yang diajarkan kepada siswa bukan

hanya sebagai hapalan, melainkan untuk dipahami agar siswa dapat lebih

mengerti konsep materi yang diberikan. Matematika merupakan mata

pelajaran yang trdiri dari materi yang saling berkaitan antara satu sama

lain, untuk mempelajari suatu materi dibutuhkan pemahaman mengenai

materi sebelumnya atau materi prasyarat. 6

3. Pengajaran Matematika

Mengajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan pengajar dan

peserta didik. Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam

kegiatan belajar. Adapun pengertian mengajar diantaranya menurut

Herman Hujodo ( 2005:107) adalah proses interaksi antara guru dan siswa

dimana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru.7 Mengajar

merupakan seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh guru untuk

5
Tutik , Pembelajaran matematika 1…, ( https://eprints.uny.ac.id>BAB II TUTIK-08), hal. 15, diunduh
30 april 2021
6
Novitasari Dian, Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif terhadap Kemampuan pemahaman
Konsep Matematis Siswa, ( Tangerang : UMT 2016), hal. 3
7
Herman Hujono, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pembelajaran Matematika, (Malang :
UNM, 2005), hal. 107
terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Mengajar

pada hakekatnya adalah suatu proses mengatur , mengorganisasi,

lingkungan yang ada diekitar sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan

dan mendorong siswa melakukan proses belajar. 8 Uzer Usman (2004:6)

berpendapat bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasikan

lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran

yang menimbulkan proses belajar.9

Dari pengertian diatas berarti dalam pelaksanaannya pembelajaran

matematika melibatkan peran guru dan siswa disini guru berperan sebagai

organisator dalam kegiatan belajar siswa dan hendaknya guru mampu

memanfaatkan lingkungan yang baik yang ada dikelas maupun yang ada

diluar kelas , yang menunjang kegiatan belajar mengajar.

Hal yang penting bagi guru matematika adalah penguasaan guru

terhadap matematika , kemampuan guru merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran matematika dengan baik, dalam arti peserta didik benar –

benar memahami matematika sesuai dengan jenjang sekolahnya. 10 Tujuan

diberikannya matematika dijenjang pendidikan adalah:

1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan

keadaan didalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang,

8
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008), hal.
29
9
Uzer Usman, Menjadi Guru Proesional ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004) hal. 6
10
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika,…, hal. 101
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional,

kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.

2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari berbagai

pengetahuan.

Tugas guru mendorong berkembangnya pemahaman dan

penghayatan terhadap prinsip, nilai dan proses matematika serta

menumbuhkan daya nalar,berfikir logis, sistematis, kritik, kreatif, cerdas,

rasa keindahan, terbuka dan rasa ingin tahu pada peserta didik. 11 Dengan

kata lain tugas guru matematika adalah membimbing peserta didik

memiliki pengetahuan dan nilai matematika, melaksanakan proses

matematika (Doing Mathematics) serta menumbuhkan rasa senang dan

cinta belajar dan matematika dikalangan peserta didik.

Jadi mengajar matematika diartikan sebagi upaya memberikan

bimbingan, pengarahan tentang pembelajaran matematika kepada siswa

agar terjadi proses belajar mengajar yang baik sehingga mampu

mengantarkan siswa kepada keberhasilan pembelajaran matematika.

4. Proses Belajar Mengajar Matematika

kegiatan belajar dan mengajar merupakan konsep yang berbeda

akantetapi terdapat hubungan yang erat sekali bahkan terjadi kaitan dan

interaksi satu sama lain. Mengajar merupakan suatu upaya yang dilakukan
11
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika,…, hal. 159
guru agar siswa belajar. Perpaduan antara konsep belajar dan konsep

mengajar melahirkan konsep baru yaitu proses belajar mengajar atau

proses pembelajaran. Arti dari pembelajaran dalam kamus lengkap bahasa

Indonesia adalah “ proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar”.12 Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku

kearah yang lebih baik.13 Guru professional harus mampu

mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan sistematis,

karena disamping untuk melaksanakan pembelajaran, persiapan

mengemban “ Profesional accountability “, sehingga guru dapat

mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan.14

Daripengertian diatas jelas bahwa pendekatan atau cara yang

digunakan sangat berperan dalam keberhasilan siswa dalam belajar.

Menurut Usman proses belajar mengajar adalah suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai

tujuan tertentu.15 Jadi dalam pembelajaran matemtika memerlukan

pendekatan yang bersifat proses artinya dalam pembelajaran matematika

memerlukan pendekatan yang berkesinambungan karena dalam proses

12
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia , ( Jakarta : Balai Pustaka, 1989), hal. 723
13
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi ( Bandung : Remja Rosdakarya, 2003), hal. 100
14
E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, ( Bandung : Remaja
Rosdaka, 2004), hal. 82
15
Usman, Menjadi Guru Profesional, …, hal. 4
belajar matematka terjadikomunikasi antara guru dan murid sekaligus

memberikan stimulus bagi siswa untuk membentuk suatu konsep baru.

konsep baru yang terbentuk pada akhirnya akan berkolaborasi dengan

pemahaman konsep sebelumnya sehingga pada akhirnya trsusun secara

heirarki.

Sehubungan denganhal itu rangkaian tujuan dan hasil yang harus

dicapai guru ialahmembengkitkan kegiatan belajar siswa, yang diharapkan

siswa berhasil mengubah tingkah lakunya sendiri kearah yang lebih maju

dan positif.16 Sehingga persiapan mengajar yang dikembangkan guru

memiliki kegiatan yang bukan cuma rutinitas untuk emenuhi kelengkapan

admistratif, tetapi merupakan cermin dari pandangan, sikap dan keyakinan

professional guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta didiknya.

5. Metode Jarimatika

Pada pembelajaran pengurangan mata pelajaran matematika

banyak cara yang bisa digunakan. Salah satunya adalah dengan

menggunakan metode jarimatika. Dengan menggunakan metode

jarimatika ini akan mempermudah pembelajaran pengurangan.

Perhitungan dengan metode jarimatika dapat dipakai untuk menumbuhkan

motovasi bagi kebanyakan siswa.

16
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
2004), hal. 250
Jarimatika adalah singkatan dari jari dan aritmatika adalah metode

berhitung dengan menggunakan jari tangan. Metode ini dikembangkan

kembali oleh Septi Peni Wulandari sekitar tahun 2004, beliau lahir dan

dibesarkan di salatiga sebuah kota kecil dikaki gunung merbabu, pada

tanggal 21 september 1974. Meskipun hanya menggunakan jaritangan ,

tetapi dengan metode jarimatika mampu melakukan operasi bilangan

KaBaTaKu ( Kali, Bagi, Tambah, Kurang sampai degan ribuan atau

mungkin lebih.17

Jarimtika adalah metode pembelajaran matematika dengan

memanfaatkan sepuluh jari yang dimliki manusia. Dengan memanfaatkan

jari, ada trik untuk menghitung penjumlahan, pembagian, perkalian,

maupun pengurangan. Jari tangan kanan untuk bilangan satuan sedangkan

jari tangan kiri untuk bilangan puluhan. Untuk operasi penambahan

dengan istilah “ buka “ sedangkan pengurangan bilangan dengan

menggunakan istilah “ tutup”.

Metode jarimatika tidak menghilangkan konsep operasi matematis

tatapi proses berhitung dapat diupayakan lebih mudah dan cepat. Metode

ini mungkin bersifat primitive, akan tetapi metode ini akan mudah

diterima dan dipahami oleh siswa, selain itu metode ini juga cukup

menarik , praktis, sederhana, ekonomis, karena hanya menggunakan

17
Warman Joni, Penggunaan Jarimatika Dalam Operasi Penjumlahan dan pengurangan, ( padang :
2011), https://joniwarman.wordpress.com, diunduh tanggal 1 Mei 2021.
sepuluh jari tangan kita. Karena itu, metode ini dapat diberikan pada siswa

yang daya tangkapnya lemah atau daya kecerdasanya lemah.18

Keunggulan metode jarimatika :

1. Cepat hasil berhitungnya.

2. Nyata hasilnya langsung bisa dilihat dijari kita.

3. Simple tidak banyakmenghafalrumus.

4. Memberikan visualisasi proses berhitung.

5. Menggembirakan anak saat digunakan

6. Tidak memberatkan memori otak

7. Tidak memerlukan alat hitun, karena sudah diangrahi oleh Allah

SWT.

8. Praktis dan selalu dibawa kemana-mana.19

9. Bersifat universal, semuaorang, dimana saja, kapan saja bisa

dipraktekkan.

10. Alatnya gratis, selalu terbawa dan tidak dapat disita.20

6. Tinjauan Materi

Mengenai strategi pengurangan , Thomson (1999) menyatakan

bahwa ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pengurangan

antara lain pengurangan invers penjumlahan, pengurangan double, dan

strategi pengurangan melalui puluhan. Menurut Wahyono selisih antara


18
http://chore,student.umm.ac.id/2010/07/09/15/, diunduh pada tanggal 1 Mei 2021
19
Ama. Jarimatika dalam www.jarimatika.com, diakses pada tanggal 1 mei 2021
20
M.Fajar Aulia, Jarimagic : Perkalian dan pembagian,( Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2009), hal. 4
dua bilangan positif ( +a) dan (+b) adalah bilangan positif (+c) jika nilai a

lebih besar dari nilai b, atau bilangan negative (- d) nilai a lebih kecil dari

nilai b.21

a. Mamahami konsep pengurangan

Mari kita pahami konsep pengurangan berikut 4 ikan dikurangi

1ikan sama dengan 3 ikan,22 maka dapat di lihat seperti berikut:

Gambar 2.1

b. Mengenal lambang bilangan pada metode jarimatika

Gambaran teknik dasar pada jarimatika adalah :

1. Tangan kanan menunjukkan satuan dari bilangan 1 hingga

bilangan 9.23 ( gambar 2.2)

21
Muslimin, dkk, Desain Pembelajaran Pengurangan ( Semarang : UNNES, 2012), hal.102,
https://journal.unnes.ac.id, diakses pada tanggal 1 Mei 2021
22
Astuti Trivia, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, ( Jakarta : LINGKAR MEDIA, 2013), hal. 7
23
Astuti Trivia, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, ( Jakarta : LINGKAR MEDIA, 2013), hal. 8
Gambar 2.2

Keterangan :

a. Telunjuk dibuka = 1

b. Telunjuk + jaritengah dibuka = 2

c. Telunjuk + jari tengah + jari manis dibuka = 3

d. Telunjuk + jari tengah + jari manis + jari kelingking

dibuka = 4

e. Telunjuk + jari tengah + jari manis + jari kelingking

ditutup + jempol dibuka = 5

f. Jempol + telunjuk dibuka = 6

g. Jempol + telunjuk + jari tengah dibuka = 7

h. Jempol + telunjuk + jari tengah +jari manis dibuka =8

i. Jempol + telunjuk + jari tengah +jari manis + jari

kelingking dibuka = 924

24
Warman Joni, Penggunaan Jarimatika Dalam Operasi Penjumlahan dan pengurangan, ( padang :
2011), https : //joniwarman.wordpress.com, diunduh tanggal 1 Mei 2021.
2. Tangan kiri menunjukkan puluhan dari bilangan 10 hingga

bilangan 90.25 ( gambar 2.3)

Gambar 2.3

Keterangan

a. Telunjuk dibuka = 10

b. Telunjuk + jaritengah dibuka = 20

c. Telunjuk + jari tengah + jari manis dibuka = 30

d. Telunjuk + jari tengah + jari manis + jari kelingking

dibuka = 40

e. Telunjuk + jari tengah + jari manis + jari kelingking

ditutup + jempol dibuka = 50

f. Jempol + telunjuk dibuka = 60

g. Jempol + telunjuk + jari tengah dibuka = 70

h. Jempol + telunjuk + jari tengah +jari manis dibuka =80

i. Jempol + telunjuk + jari tengah +jari manis + jari

kelingking dibuka = 9026


25
Astuti Trivia, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, ( Jakarta : LINGKAR MEDIA, 2013), hal. 9
Contoh cara melambangkan angka

Gambar 2.4

c. Formasi jari-jari bilangan pada metode jarimatika

1. Membuka semua jari tangan kanan, kemudian menutup jari

kelingking maka hasilnya adalah 8

Gambar 2.5

2. Dari formasi angka 8 kemudian tutup jari manis maka hasilnya

adalah 7

26
Warman Joni, Penggunaan Jarimatika Dalam Operasi Penjumlahan dan pengurangan, ( padang :
2011), https : //joniwarman.wordpress.com, diunduh tanggal 1 Mei 2021.
Gambar 2.6

3. Dari formasi angka 7 kemudian tutup jari tengah maka

hasilnya adalah 6

Gambar 2.7

4. Dari formasi angka 6 kemudian tutup jari telunjuk maka

hasilnya adalah 5

Gambar 2.8
7. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

belajar merupakan kegiatan setiap orang. Pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, kegemaran, sikap seseorang terbentuk,

dimodifikasi dan berkembang disebabkan oleh belajar. Seseorang

dikatakan belajar apabila seseorang tersebut mengalami suatu proses

kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Perubahan

tingkah laku tersebut diamati dan berlaku dalam waktu yang relative

lama. Perubahan tingkah laku tersebut dari yang tidak mampu

mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakan sesuatu.

Untuk memperoleh pengertian yang obyektif mengenai belajar,

sekolah perlu merumuskan secara jelas mengenai pengertian belajar.

Menurut Oemar Hamalik (2007:106) belajar adalah ( learning )

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan

pengalaman.27

Dalam buku menejemen pembelajaran menurut Rohman

menjelaskan bahwa belajar adalah merupakan perubahan kelakuan

berkat pengalaman dan latihan.28 Berdasarkan definisi diatas dapat

dikatakan bahwa , belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

27
Oemar Hamalik, Dasar- dasar Pengembangan Kurrikulum, ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007),
hal.106
28
Rohman Saiful Yoto, Menejemen Pembelajaran, ( Surabaya : Yanizar Group , 2001), hal.2
individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai

pengalaman individu itu sendiri.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Telah dikatakan bahwa, belajar adalah suatu proses yang

menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam

tingkah laku dana tau kecakapan. Belajar adalah suatu perubahan,

dalam hal ini belajar berarti berusaha mengubah tingkah laku.29

Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada faktor –faktor

belajar yaitu sebagai berikut:

a. Kegiatan belajar

Belajar memerlukan banyak kegiatan , agar anak

memperoleh pengalaman guna mengembangkan pengetahuan

dan pemahaman sikap dan nilai serta pengembangan

keretampilan.

b. Latihan dan ulangan

Karena terlatih dan sering mengulangi sesuatuseseorang akan

dapat timbul minatnyakepada sesuatu tersebut, semakin besar

minat makin besar pula perhatiannya sehingga hasrat untuk

mempelajari sesuatu tersebut makin besar.

c. Kepuasan dan kesenangan

29
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,( Jakarta : C.V. Rajawali,1986), hal. 23
Dorongan belajar akan bertambah besar jika belajar tersebut

memberikan kepuasan kepada siswa. Karena itu kurikulum

harus disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan para

siswa dalam melakukan kegiatan belajar.

d. Asosiasi dan transfer

Pengalaman dari suatusituasi perlu diasosiasikan dengan

pengalaman dari situasi lain, sehingga memudahkan transfer

hasil belajar.

e. Pengalaman masa lampau dan pengertian

Berbgai pengalaman dan pengertian yang telah dimiliki siswa

akan memudahkan menerima pengalaman baru, pengalaman

masa lampau tersebut menjadi dasar serta pengalaman

apresiasi

f. Kesiapan dan kesediaan belajar

Kesiapan mental, social, emosional, dan fisik akan

mempermudah siswa belajar mencapai keberhasilan.

g. Minat dan usaha

Kegiatan belajar siswa yang didasari dengan penuh akan

minat , akan lebih mendorong siswa belajar lebih baik lagi

sehingga tigkat hasil belajar akan meningkat.

h. Fisiologis
Kesehatan dan keseimbangan jasmani siswa perlu mendapat

perhatian sepenuhnya, karena kondisi fisiologis ini sangat

berpengaruh terhadap konsentrasi, kegiatan dan hasil belajar

i. Intelegensi dan kecerdasan

Kemajuan belajar juga ditentukan oleh tingkat perkembangan

intelegensia siswa seperti cerdas, kurang cerdas, dan lamban.

c. Faktor yang mempengaruhi hasil proses dan hasil belajar

Belajar merupakan hal yang kompleks. Apabila dikaitkan dengan

hasil belajar siswa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar yang

berlangsung

B. KERANGKA BERFIKIR

Kerangk pemikiran dalam upaya perbaikan pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar pengurangan menggunakan metode jarimatika

pada kelas 1 SDIT Toyyibah Kelurahan Kalikebo Kecamatan Trucuk

Kabupaten Klaten Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022

Bertitik tolak dari permasalahan pembelajaran di atas guru melakukan

PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ). Pada siklus I guru melaksanakan

pembelajaran matematika materi pengurangan menggunakan metode

jarimatika, hasil belajar siswa sudah meningkat tetapi belum menunjukkan

hasil belajar siswa yang maksimal. Belum semua siswa memenuhi kriteria

nilai standar yang ditentukan oleh guru yaitu rata-rata 70.


Selanjutnya guru melakukan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) siklus

II. Pada siklus II ini guru menggunakan metode jarimatika sehingga hasil

belajar siswa menunjukkan banyak peningkatan. Akirnya guru mengambil

kesimpulan pembelajaran siklus II sudah berhasil.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

materi pengurangan, maka hipotesis tindakan yang akan diuji kebenaranya

dalam penelitian ini adalah melalui penerapan metode jarimatika dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDIT Toyyibah Kelurahan Kalikebo

Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2021/2022.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek, Tempet dan Waktu Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SDIT Toyyibah Kelurahan

Kalikebo Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran

2021/2022 dengan jumlah kelas 1 SDIT Toyyibah sebanyak 22 siswa yang

terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 1 SDIT Toyyibah Kelurahan

Kalikebo Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten.

3. Waktu penelitian

Setelah melalui refleksi pembelajaran yang dilakukan, guru

merencanakan pelaksanaan penelitian selama 1 bulan yaitu pada bulan

agustus 2021, siklus I pada tanggal 4 agustus 2021, siklus II pada tanggal 12

agustus 2021, serta siklus lanjutan hingga tercapai hasil yang di rencanakan.

B. Jenis dan Strategi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika materi pengurangan di kelas I SDIT

Toyyibah Kalikebo Trucuk Klaten dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).
Jenis Penilitian ini adalah tindakan kelas (PTK) atau classroom action

research. Rancangan penelitian tindakan kelas dipilih karena masalah yang

akan dipecahkan berasal dari praktik pembelajaran dan meningkatkan

kemampuan siswa. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan

kelas.

Menurut kemmis Penelitian Tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri

reflektif yang dilakuakan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu (

termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a).

kegiatan praktik social atau pendidikan mereka , b). pemahaman mereka

tentang kegiatan-kegiatan praktik pendidikan, c). situasi yang memungkinkan

terlaksananya kegiatan praktik ini.1

Penelitian tidakan kelas ( PTK) adalah proses investigasi terkendali

untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses

pemecahan masalah tersebut dilakukan bersiklus, dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas tertentu.2

Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas ( PTK ) yaitu : (1)

aninquiri of practice from within ( penelitian berawal dari kerisauan guru

akan kinerjanya). (2). Self – reflective inquiry ( penelitian melalui refleksi diri.

(3). Fokus penelitian berupa kegiatan. (4). Bertujuan untuk memperbaiki

1
Rochiati Wariaatmajda, Metode penelitian tindakan kelas, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2008), hal.12
2
Sa’dun Akbar, Penelitian Tindakan Kelas,…, hal. 28
pembelajaran.3 Proses pelaksanaan peneltian tindakan kelas ini bisa dirujuk

dari beberapa model, diantaranya kemmis taggrat yang meliputi : (1)

menyusun perencanaan (2). Melaksanakan tidakan (3). Observasi (4). Refleksi

tidakan.4 Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses

yang memiliki siklus yang bersifat spiral mulai dari perencanaan,

melaksanakan tindakan, observasi/pengamatan, ( penemuan fakta-fakta untuk

melakukan penilaian atau memodifikasi perencanaan penelitian), dan refleksi.

Proses pelaksanaan penelitian, bersifat kolaboratif partisipatori dengan teman

sejawat yang dimulai dari mencari fakta pembelajaran secara berdaur ulang.

C. Prosedur penelitian

Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan

dalam penelitian ini berbentuk siklus. Setiap siklus ada 4 kegiatan yang

dilaksanakan antara lain : perencanaan, pelaksanan, pengamatan , dan refleksi.

Penelitian tindakan secara garis besar , peneliti pada umumnya mengenal

adanya empat langkah penting, yaitu pengembangan plan (perencanaan), Act

(tindakan), observe (pengamatan), yang dilakukan secara intensif dan

sistematis atas seorang yang menggerakkan pekerjaan sehari-hari.5

Dalam hal ini kegiatan dibagi menjadi 2 tahap yaitu : tahap

perencanaan dan tahap pelaksanaan kegiatan penelitian. Dalam tahap

3
Ibid, hal. 28
4
Ibid, hal. 29-30
5
Sukardi, metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan prekteknya,(Jakarta:PT Bumi Aksara,
2005) hal. 212
pelaksanaan kegiatan penelitian meliputi 4 tahap seperti yang dikemukakan

Kemmis dan M.C Taggart yaitu :

a. Tahap perencanaan.

b. Tahap pelaksanaan tindakan.

c. Tahap observasi.

d. Tahap refleksi

Berikut rincian pelaksanaan tindakan pada setiap siklus:

a. Tahap perencanaan kegiatan, yang dilakukan peneliti adalah:

1. Menyusun rencana pembelajaran yang mengacu pada

pembelajaran jarimatika.

2. Menentukan tujuan pembelajaran.

3. Menyiapkan materi yang akan disajikan

4. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi

pembelajaran di kelas ketika metode jarimatika tersebut

diaplikasikan.

5. Menyusun tes dalam proses pembelajaran.

6. Mengkoordinasi program kerja dalam pelaksanaan tindakan

dengan guru kelas.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan yang dimaksud adalah melakukan pembelajaran

materi operasi pengurangan dengan rancangan pembelajaran.

Tindakan pembelajaran ini direncanakan dilaksanakan pada hari selasa


tanggal 4 agustus 2021 di kelas 1 SDIT Toyyibah Kalikebo Trucuk

Kleten. Waktu yang disediakan untuk pelaksanan tindakan adalah 1 x

35 menit atau 1 jam pelajaran . bertindak sebagai pelaksana

pembelajaran adalah peneliti sendiri. Kegiatan pembelajaran lebih

menekankan pembelajaran kreatif secara individu dalam mengerjakan.

1. Kegiatan awal

a. Mengucap salam dan mengajak berdo’a

b. Mengecek absensi dan kerapian siswa

c. Menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan

d. Menyampaikan tahapan kegiatan

e. Melakukan apersepsi dengan pemberian kuis tentang

materi sebelumnya.

2. Kegiatan inti

a. Mengamati

Menjelaskan kepada siswa mengenai merawat benda

yang dimiliki.

b. Menanya

Meminta siswa melihat gambar kemudian siswa

mendiskripsikan gambar yang dilihatnya.

c. Mengkomunikasikan
Menghubungkan isi teks bacaan pada gambar yang diamati

dengan menjelaskan metode hitung jarimatika pada materi

pengurangan.

mengajak siswa menyelesaikan soal cerita pada teks bacaan

dengan metode jarimatika.

d. Mengeksplorasi

Memberikan beberapa soal cerita pada siswa, meminta

siswa untuk menyelesaikan soal dengan metode jarimatika,

untuk siswa yang telah mampu melakukan operasi hitung

jarimatika diminta membentu siswa yang lain.

e. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru mengulang kembali kegiatan

yang telah dilakukan, memberikan kesimpulan, kemudian

memberikan tugas rumah.

c. Tahap Observasi pengamatan

Pengamatan dilakukan selama melakukan kegiatan

pembelajaran pada kelas 1 SDIT Toyyibah Kalikebo Trucuk Klaten .

pengamatan ini mencakup aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, kendala-kendala siswa dalam pembelajaran dan

mengamati kegiatan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran

menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode jarimatika

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selain itu,


peneliti juga mengobservasi dan menilai hasil kerja siswa. ( Tes akhir

tindakan).

d. Tahap refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan diskusi dengan teman

sejawat mengenai hasil observasi dan catatan lapangan dengan

menganalisis, memehami, menjelaskan dan menyimpulkan hasil

observasi. Peneliti menganalisis merenungkan hasil tindakan sebagai

bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah diterapkan sudah

tercapai.

Pada tahap ini hasil yang didapatkan dalam tindakan serta

observasi dikumpulkan. Dalam refleksi peneliti menganalisa hasil

tindakan agar dapat memperbaiki serta menentukan tindakan

selanjutnya, dengan tujuan meningkatkan keaktifan proses dan hasil

belajar matematika.
DAFTAR PUSTAKA

Rosnani, Sugiyono, Budiman Tampubolon, 2014, PENINGKATAN HASIL BELAJAR


SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT
PERAGA REALITA DI KELAS SATU SEKOLAH DASAR, jurnal.untan.ac.id.

Zulfitria, 2018, UPAYA MENINGKATKAN HAFALAN PERKALIAN MATEMATIKA


DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS 2
SD DI MUHAMMADIYAH 12 PAMULANG BANTEN, jurnal.umj.ac.id.

Trivia Astuti, 2013, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, LINGKAR MEDIA.

Novita sari Indah devi, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Keberanian Siswa untuk
Bertanya Pada pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan,
(http://eperints.ums.ac.id>NAS, 2014)
Muhibbin Syah, 2006 psikology belajar, Jakarta : pt raja grafindo persada

Hamalik, kurikulum dan pembelajaran, …,

Zainal Aqib, 2007 Membengun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah,


Bandung ; Yrama Widya.

Tutik , Pembelajaran matematika 1…, ( https://eprints.uny.ac.id>BAB II TUTIK-08),


diunduh 30 april 2021.

Novitasari Dian, 2016, Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif terhadap


Kemampuan pemahaman Konsep Matematis Siswa, ( Tangerang : UMT).

Herman Hujono, 2005, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pembelajaran


Matematika, (Malang : UNM).

Nana Sudjana, 2008, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Sinar Baru
Algensindo)

Uzer Usman, 2004, Menjadi Guru Proesional ( Bandung : Remaja Rosda Karya).

Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika,…,

Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika,…,

Tim Penyusun, 1989 Kamus Besar Bahasa Indonesia , ( Jakarta : Balai Pustaka
E.Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi ( Bandung : Remja Rosdakarya)

E.Mulyasa, 2004 Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (


Bandung : Remaja Rosdaka)

Usman, Menjadi Guru Profesional, …,

Muhibin Syah, 2004, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ( Bandung :


Remaja Rosdakarya)

Warman Joni, 2011, Penggunaan Jarimatika Dalam Operasi Penjumlahan dan


pengurangan, ( padang ), https : //joniwarman.wordpress.com, diunduh
tanggal 1 Mei 2021.
http://chore,student.umm.ac.id/2010/07/09/15/, diunduh pada tanggal 1 Mei 2021
Ama. Jarimatika dalam www.jarimatika.com, diakses pada tanggal 1 mei 2021
M.Fajar Aulia, 2009, Jarimagic : Perkalian dan pembagian,( Yogyakarta : Pustaka
Widyatama)

Muslimin, dkk, 2012, Desain Pembelajaran Pengurangan ( Semarang : UNNES),


https://journal.unnes.ac.id, diakses pada tanggal 1 Mei 2021
Astuti Trivia, 2013, Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, ( Jakarta : LINGKAR
MEDIA)

Oemar Hamalik, 2007, Dasar- dasar Pengembangan Kurrikulum, ( Bandung :


Remaja Rosda Karya)

Rohman Saiful Yoto, 2001 Menejemen Pembelajaran, ( Surabaya : Yanizar Group)

Sardiman, 1986, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,( Jakarta : C.V. Rajawali)

Rochiati Wariaatmajda, 2008, Metode penelitian tindakan kelas, ( Bandung : PT


Remaja Rosdakarya)

Sukardi, 2005, metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan


prekteknya,(Jakarta:PT Bumi Aksara)

Anda mungkin juga menyukai