E-mail : sitizubaidah130174@gmail.com
Program S1 PGSD Universitas Terbuka, UPBJJ-UT Surakarta
Tahun 2016
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini pada siswa kelas II SDN 1 Rawoh Kecamatan
Karagrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017 ketika mengikuti
pembelajaran Matematika materi mengurutkan bilangan 1 - 500 siswa yang tuntas
ada 6 atau 40% siswa dan yang tidak tuntas ada 9 atau 60% siswa. Rendahnya hasil
hasil belajar siswa tersebut dilatar belakangi oleh kualitas proses pembelajaran yang
kurang baik. Perbaikan pembelajaran perlu dilakukan agar hasil belajar siswa
meningkat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode
game puzzle mampu meningkatkan hasil belajar Matematika siswa materi
mengurutkan bilangan 1 - 500. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai hasil tes
formatif siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (66) dari masing-masing siklus,
yang mulanya pada tahap pra siklus hanya ada 6 atau 40% siswa dari 15 siswa yang
mendapatkan nilai di atas batas standar KKM, pada tahap perbaikan pembelajaran
siklus I menjadi 10 atau 66,7% siswa dan meningkat lagi menjadi 13 atau 86,7%
siswa pada tahap perbaikan pembelajaran siklus II. Dengan demikian penerapan
metode game puzzle dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas II SDN
1 Rawoh materi mengurutkan bilangan 1 - 500 semester I Tahun Pelajaran
2016/2017.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003, pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.Salah satu bentuk dari pendidikan dasar adalah
sekolah dasar. Pengetahuan dasar yang diperoleh peserta didik di sekolah dasar
menjadi landasan pengetahuan yang ada akan dikembangkan dijenjang
selanjutnya.
Pembelajaran matematika didominasi oleh paradigma absolut yang
memandang bahwa matematika sebagai suatu ilmu pengetahuan yang sempurna
dan kebenaran yang objektif. Matematika adalah pelajaran yang membutuhkan
jawaban yang pasti. Di sisi lain, matematika dikenal sebagai konstruksi sosial
yang bisa keliru, maka matematika adalah proses inkuiry (proses penyelidikan)
dan proses coming to know (proses mencari tahu), lapangan berkreasi dan temuan
manusia yang secara terus-menerus meluas dan bukan produk yang telah selesai.
Berdasarkan observasi pengamatan yang peneliti lakukan di kelas II SDN
1 Rawoh Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan menunjukkan adanya
permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Masalah yang muncul
tersebut diantaranya bahwa siswa pada saat pembelajaran masih pasif, tidak
semangat, mengantuk, dan tidak konsentrasi.Mereka merasa tidak mampu
menyelesaikan soal-soal matematika sebelum mencoba mengerjakan soal-soal
tersebut terlebih dahulu. Bahkan tidak sedikit siswa yang mengerjakan soal
matematika secara asal-asalan karena mereka malas mengerjakan dan berasumsi
bahwa matematika adalah pelajaran yang paling sulit.Sebagian besar siswa kelas
II SDN 1 Rawoh tidak menyukai pelajaran matematika. Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya motivasi siswa dalam belajar matematika.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas maka hasil evaluasi belajar
siswa belum optimal. Rata-rata nilai matematika Kompetensi Dasar Mengurutkan
Bilangan 1 – 500 adalah 6.4 sehingga belum mencapai KKM. KKM matematika
kelas II SDN 1 Rawoh adalah 66. Siswa yang sudah tuntas ada 6 siswa atau 40%
sedangkan yang belum tuntas ada 9 siswa atau 60% dari 15 siswa.
Teori Gagne mengemukakan bahwa peningkatan motivasi belajar
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Beberapa faktor eksternal yang
3
c. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk penyempurnaan model
pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran
Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian
demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik
berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Hal ini tentu berbeda
dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar
itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).
Faktor-faktor eksternal yang perlu direncanakan agar dapat
meningkatkan hasil belajar, antara lain:
a. Mengaktifkan motivasi
b. Mengarahkan perhatian
c. Menstimulasi ingatan
d. Menyediakan bimbingan pembelajaran.
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa Pembelajaran pada
hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan,
sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru
adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik.
2. Hasil Belajar Matematika
a. Hasil Belajar
Mulyasa (2008:31) menyatakan hasil belajar merupakan prestasi
belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan
derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus
dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai
wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
5
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yang diperlukan
dalam penelitian ini diperoleh dari nilai prestasi belajar siswa dan hasil
observasi selama pembelajaran secara langsung.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian selalu terjadi pengumpulan data. Dalam proses
pengumpulan data tersebut akan menggunakan satu atau beberapa metode.
Menurut Yatim riyanto (2010: 82), ada lima metode pengumpulan data dalam
suatu penelitian, yaitu: interview (wawancara), angket (kuesioner), pengamatan
(observasi), tes, dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data,
antara lain:
1. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan berperan serta ikut ambil bagian
dalam kehidupan orang yang diobservasi(participation observation). Menurut
Yatim Riyanto (2010:96), “Observasi merupakan metode pengumpulan data
yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.” Observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Observasi langsung
merupakan observasi yang dilakukan terhadap obyek yang diteliti tanpa
melalui perantara. Observasi ini dilakukan pada peserta didik kelas II SDN 1
Rawoh yang seluruhnya berjumlah 15 siswa.
2.Tes
Dalam penelitian ini tes dilakukan setelah proses pembelajaran selesai.
Tes dilakukan oleh guru bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman,
keaktifan dan motivasi belajar siswa kelas II SD Negeri 1 Rawoh pada
pelajaran matematika setelah dilakukan tindakan. Tes yang digunakan untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa adalah soal-soal evaluasi yang diberikan
oleh guru. Sedangkan tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan
dan motivasi belajar siswa adalah dengan melihat keaktifan siswa dalam
bertanya dan keaktifan dalam diskusi kelompok.
13
3. Wawancara
Instrumen yang digunakan pada saat wawancara berupa daftar
pertanyaan yang terdapat dalam lampiran.
4. Dokumentasi
Dokumentasiyang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah berupa: silabus, RPP, arsip, lembar kerja, nilai ulangan harian
matematika, dan lain-lain.
F. Analisis Data
Analisis data yang peneliti gunakan adalah yang dikemukakan oleh Milles
dan Huberman dalam Joko Suwandi (2011: 30), yaitu analisis data kualitatif
model interaktif melalui tiga tahap, yakni:
1. Reduksi data. Reduksi data merupakan suatu proses menyeleksi data,
menentukan fokus data, menyederhanakan, dan meringkas data.
2. Paparan data.Setelah direduksi data siap dipaparkan dalam bentuk narasi plus
matriks, grafik, tabel, dan/ atau diagram yang sesuai dengan kondisi data,
selanjutnya peneliti akan mengetahui apa yang terjadi dan apa yang perlu
ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
3. Penarikan kesimpulan.Pada siklus pertama sampai terakhir, kegiatan yang
dilakukan dalam penelitian selalu terkait.
G. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode game puzzle dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika siswa kelas II SDN 1 Rawoh Kecamatan Karangrayung
Kabupaten Grobogan semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan indikator
sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran matematika
melalui metode game puzzle, dengan kriteria sekurang-kurangnya baik
2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
melalui metode game puzzle,dengan kriteria sekurang-kurangnya baik
3. Siswa mengalami ketuntasan belajar individu sebesar ≥ 66 dan ketuntasan
klasikal minimum sebesar 85%.
14
1) Perilaku Guru
a) Guru mempersiapkan materi dengan baik
b) Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik
c) Guru mampu memberikan petunjuk dan pengarahan dengan baik
d) Pembelajaran mengurutkan bilangan 1 – 500 dengan metode game
puzzle menggunakan kartu bilangan berlangsung cukup baik, namun ada
beberapa siswa yang tidak fokus.
e) Guru cukup mampu mengelola kelas
f) Pengelolaan waktu sudah baik
g) Evaluasi baik, namun belum memuaskan.
2) Perilaku Siswa
a) Keaktifan siswa pada saat pembelajaran masih kurang
b) Siswa dapat berdiskusi dengan baik
c) Siswa masih ada yang pasif dalam pembelajaran
d) Siswa cukup tenang dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil perencanaan, hasil pelaksanaan dan hasil pengamatan
perbaikan pembelajaran siklus I dan hasil diskusi dengan teman sejawat, kami
berhasil mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan pada siklus yaitu
sebagai berikut :
1) Prosentase hasil belajar meningkat dari 40 % yang belum mencapai KKM
menjadi 66,7 % yang sudah mencapai KKM
2) Orientasi yang dilaksanakan guru sudah sesuai rencana perbaikan
pembelajaran atau scenario pembelajaran
3) Guru sudah beruasaha membuat siswa aktif dalam kelompoknya
4) Guru mampu mengelola kelas dan terdapat efisiensi waktu.
Adapun kekurangannya ialah :
1) Dalam menggunakan alat peraga kartu bilangan masih kurang maksimal
2) Saat proses pembelajaran siswa belum aktif, perhatian terdapat penggunaan
alat peraga.
Secara umum dari siklus I dapat diperoleh gambaran terdapat peningkatan
ketuntasan belajar dari 15 siswa ada 10 siswa yang tuntas atau di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari kegiatan
17
sebelumnya, yaitu pada siklus atau sebelum diadakan perbaikan, hanya 6 siswa
yang tuntas KKM yakni ≥ 66.
2. Siklus II
a. Perencanaaan
Berdasarkan perbaikan pembelajaran siklus I yang telah dilakukan
terhadap peserta didik kelas II SDN 1 Rawoh Kecamatan Karangrayung
Kabupaten Grobogan mata pelajaran matematika tentang mengurutkan
bilangan 1 – 500, diperoleh hasil yang masih kurang memuaskan, maka
peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II. Perncanaan yang
peneliti susun memiliki langkah-langkah yang sama dengan siklus
sebelumnya yaitu :
1) Mengidentifikasi masalah
2) Analisis masalah dan perumusan masalah
3) Menyusunskenario pembelajaran yang ditulis dalam rencana perbaikan
pembelajaran
4) Menyususun lembar observasi
5) Menyusun soal tes formatif
6) Menyusun lembar kerja peserta didik
7) Menyususn kriteria penilaian dan menyiapkan media yang menunjang
proses pembelajaran.
8) Pelaksanaan
Perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 10 Oktober 2016 materi
dalam perbaikan adalah matematika tentang mengurutkan bilangan 1-500
menggunakan kartu bilangan. Pelaksanaan kegiatan meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup sebagaimana dirumuskan dalam Rencana
Perbaikan Pembelajaran.
Dapat dilihat bahwa nilai terendah diperoleh oleh siswa pada rentang 51 –
60 sebanyak 2 siswa, pada rentang 61 – 70 sebanyak 1 siswa, pada rentang 71
– 80 sebanyak 6 siswa, pada rentang 81 – 90 sebanyak 3 orang, dan pada
rentang 91 – 100 sebanyak 3 siswa. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
terdapat peningkatan perolehan nilai rat-rata (mean) yang dicapai siswa adalah
86,7.
18
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press
Fathani, Abdul Halim. 2012. Matematika: Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-. Ruz
Media.
Gagne, dalam Dimyanti dan Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta.
Juwadi, Imam. 2013. Penerapan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajr
Matematika pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas I di SLB/C TPA
Jember. Jurnal Pendidikan UNESA.
Mulyasa E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Rosda Karya, 2008.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung:
PT. Ramaja Rosdakarya.
Suwandi, Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta : Universitas.
Muhammadiyah Surarta.