Anda di halaman 1dari 33

I .

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses kehidupan manusia bagi perkembangan individu guna menjalani

kehidupan. Artinya, membentuk individu yang berpendidikan sangat lah penting.

Seseorang yang dididik diharapkan bisa berguna bagi negara, tanah air, dan

bangsa.

Guru di sekolah dasar ialah pendidik pada jenjang formal pertama yang

dapat mengarahkan perkembangan potensi pada siswa. Di sekolah dasar perlu

dikembangkan karakter disiplin siswa secara optimal yang diharapkan mampu

membuat siswa memiliki bekal perilaku disiplin yang kuat, mengembangkan

sikap dan potensi serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang

bisa digunakan dalam kehidupan bermasyarakat dan mempersiapkan siswa

menuju pendidikan selanjutnya.

Mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah bagi seorang pendidik.

Dalam mengajar, guru akan berinteraksi secara langsung dengan siswa yang

merupakan sekelompok mahluk hidup yang membutuhkan bimbingan dan

pelatihan guna menuju kehidupan selanjutnya. Siswa akan menjalani suatu proses

pendidikan yang diharapkan mampu menjadikan mereka dewasa, sadar akan

tanggung jawab terhadap diri sendiri, berkepribadian, dan bermoral Mukmin

(2018)
2

Pembelajaran tematik ialah pembelajaran yang menyatukan tema untuk

beberapa mata pelajaran sehingga guru dapat membagikan pengalaman yang

signifikan kepada siswa. Pembelajaran terintegrasi dijelaskan sebagai

pembelajaran yang menghubungkan ide, konsep, keterampilan, sikap dan nilai-

nilai, baik antara materi atau satu materi. Menurut Permendikbud No.57 Tahun

2014 dalam Kadarwati & Malawi (2017) Pembelajaran tematik memfokuskan

tema yang spesifik terhadap materi, dengan mengajarkan beberapa konsep yang

menggabungkan berbagai informasi.

Strategi pembelajaran ialah cara-cara yang akan dipilih guru dan akan

digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa merasa

nyaman dalam belajar. Sementara metode pengajaran adalah upaya interaksi

guru dengan siswa dalam aktivitas mengajar dan belajar. Maka yang harus

dihitung strategi yang akurat dalam pengajaran dan metode yang digunakan

untuk mencapai tujuan, jenis, sifat materi, dan kapasitas guru didalam memahami

dan menempatkan dalam pekerjaan metode ini. Guna meningkatkan intelektual

dan kematangan sosial yang mampu memengaruhi kognitif, emosional, dan

psikomotor siswa untuk beralih ke arah yang lebih positif. Perlu adanya ada

metode pembelajaran yang inovatif. Tujuannya ialah guna mengetahui sejauh

mana tingkat keberhasilan belajar siswa. Semenarik apapun suatu metode jika

tidak ada dukungan dari siswa dan suasana yang mengasyikkan yaitu akan

menimbulkan rasa malas bagi siswa saat diajak belajar.

Banyak strategi dan metode pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil

belajar siswa, tetapi metode pembelajaran sangat jarang diterapkan oleh guru saat

pembelajaran. Biasanya guru hanya menggunakan metode konvensional atau


3

metode ceramah. Metode konvensional ini tidak berperan aktif dalam

mengembangkan kemampuan berpikir bagi siswa, khususnya untuk

menyelesaikan masalah.

Dari hasil observasi melihat pembelajaran yang ada didalam kelas III

Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama terlihat dampak dari metode konvensional

ini tercermin dalam proses pembelajaran yang kurang menyenangkan bagi siswa,

menyebabkan siswa bosan dalam mengikuti pelajaran berlangsung, cepat lelah,

mengantuk selama pembelajaran, yang membuat siswa malas untuk berpartisipasi

dalam pembelajaran dan kurangnya minat siswa dalam mendengarkan materi yang

disampaikan oleh guru yaitu, seorang guru harus memilih metode yang tepat guna

mengukur keberhasilan pembelajaran tematik untuk mencapai tujuan atau tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Standar Kompensi kelulusan.

Menurut data nilai akhir semester kelas III tahun pelajararan 2022 daya

tangkap siswa kepada mata pelajaran tematik masih di bawah kriteria ketuntasan

minimal, yaitu 70. Berikut data nilai ujian akhir semester mata pelajaran tematik

di kelas III di Sekolah Dasar Negeri 1 pungguk lama tahun pelajaran 2022.

Banyak
KkM jumlah
Kelas siswa Nilai rata-rata kelas
kelas
III 30 66,5 70 15 15 30

Jumlah presentase % 100 %

Tabel 1.1
Data Nilai Ulangan Akhir Semester Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1
Pungguk Lama.
4

Dari hasil wawancara dengan wali kelas III ibu Rosita S.Pd pada tanggal

18 oktober 2022 terdapat beberapa siswa kurang paham materi pelajaran yang

dijelaskan guru, hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa saat

mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di sekolah.

Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memiliki kapasitas untuk

membuat suasana pengajaran dan pembelajaran yang efektif sehingga siswa

mudah menerima pelajaran dengan menggunakan metode pengajaran. Kita tahu

bahwa metode pengajaran ialah alat interaksi guru dengan siswa dalam aktivitas

pengajaran dan pembelajaran.

Dari permasalah yang sudah diuraikan di atas, yaitu hasil diskusi dengan

guru wali kelas III disepakati bahwa untuk meningkatkan hasil belajar dan

aktivitas belajar pembelajaran tematik perlu dilakukan tindakan, yaitu mengubah

strategi pembelajaran dari yang bersifat menoton kepada kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan dan melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan beralih

pada metode pembelajaran, yaitu dengan metode fun teching.

Peneliti memilih menggunakan metode fun teaching. yang dianggap sangat

cocok dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tematik kelas III di Sekolah

Dasar Negeri 1 Pungguk Lama tahun 2022/2023, fun memiliki makna

menyenangkan. Sedangkan teaching yaitu pembelajaran. Maka dapat disimpulkan

bahwa fun teaching merupakan suatu metode pembelajaran, dengan kondisi

belajar yang gembira dan menyenangkan. Bukan berarti menciptakan suasana

glamour dan hura-hura.

Penelitian yang relevan ialah hasil peneliti terdahulu terkait hal yang akan

dikaji. Hasil dari Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
5

menggunakan metode fun teaching seperti penelitian:

Oktavia, H.(2017) Penggunaan Metode Fun Teaching Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran IPS.

Menyebutkan bahwa hasil penelitian tentang penggunaan metode Fun Teaching

dengan teknik tebak kata dan teknik tebak gambar terhadap hasil belajar

menunjukkan respon yang positif, selain itu pada aktivitas belajar siswa

mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II dan suasana belajar pun

menyenangkan, belajar IPS lebih mudah dipahami, menarik minat siswa, dan

memotivasi siswa untuk belajar IPS. Sehingga siswa tidak bosan, jenuh dan

merasa tertekan dalam belajar IPS

Muhaemin (2011) Pengaruh penggunaan metode fun teaching terhadap

hasil belajar matematika, dari hasil analisis data tentang pengaruh penggunaan

metode fun teaching terhadap hasil belajar matematika, dengan penggunaan

metode fun teaching memiliki peningkatan daripada siswa yang belajar

menggunakan metode konvensional.

Diketahui bahwa metode pengajaran yang menyenangkan ini mampu

menaikan intelektual, kedewasaan, dan emosional yang berpengaruh terhadap

psikomotorik, kognitif, dan emosional siswa guna kearah yang lebih positif yaitu,

pendidik harus dapat membuat kesan bahwa belajar ialah sesuatu yang menarik

karena belajar dengan cara yang menarik siswa akan memahami subjek lebih

cepat. Kesenangan adalah prinsip pembelajaran yang lucu, guru dengan

mengundang siswa untuk belajar. Dengan demikian, upaya ini dapat memberikan

motivasi sesuai dengan peralatan yang diajarkan.


6

Dengan demikian, para peneliti dapat menyimpulkan bahwa seorang guru

adalah fasilitator yang berperan aktif dalam belajar menggunakan kerangka kerja.

Guru harus memotivasi siswa agar siswa kreatif sebagai strategi untuk memiliki

efek bahagia, berharap untuk membuat lingkungan belajar yang menyenangkan

dan tidak bosan dengan siswa, untuk dapat meningkatkan keterampilan refleksi

siswa, serta usaha guru dan orang tua yang berpartisipasi aktif dalam

mendapatkan prestasi tinggi dalam hasil pembelajaran mereka.

Belajar bukanlah tekanan jiwa, pembelajaran yang menyenangkan

membuat masing-masing siswa tulus melaksanakan proses pembelajaran, selain

membuat siswa lebih nyaman menunjukkan bakat mereka. Berdasarkan hasil

pengamatan penelitian di bidang metode pengajaran yang menyenangkan, itu

sebenarnya diterapkan di Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama. Untuk

menilai dengan antusiasme belajar dan cara guru memberikan materi, ada siswa

yang terlihat tertidur, lemah untuk memperhatikan guru dalam mengajar dan hasil

belajar siswa, terdapat beberapa siswa meraih nilai di bawah KKM, selain itu

masih ada siswa yang lambat memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik mengangkat

judul, “Penerapan Metode Fun Teaching dalam Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Pada Tema Benda di Sekitarku Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 1

Pungguk Lama Tahun 2022/2023”.


7

1.2. Identifikasi Masalah

Dari hasil permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Metode apakah yang digunakan guru sehingga menyebabkan pengajaran

kurang menarik sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran ?

2. Apakah masih ada siswa kurang paham tentang materi yang dijelaskan oleh

guru ?

3. Apakah penerapan metode konvensional sangat efektif digunakan guru dalam

pembelajaran ?

4. Penerapan Metode apakah yang dapat digunakan dalam Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk

Lama Tahun 2022/2023 ?

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, adapun yang menjadi batasan

masalah pada penelitian ini, agar masalah yang diteliti penulis tidak meluas maka

penulis membatasi permasalahan yaitu “Penerapan Metode Fun Teaching dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada tema benda di sekitarku Kelas III di

Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama Tahun 2022/2023”.

1.4. Rumusan Masalah

Dari penjelasan di atas yang telah penulis jelaskan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini sebagai berikut: “ Apakah penerapan metode fun teaching

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Tema Benda di Sekitarku kelas
8

III di Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama tahun pelajaran 2022/2023?”

1.5. Tujuan Penelitian

Dari penjelasan rumusan masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran IPA

tema benda di sekitarku siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama.

1.6 Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi siswa bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tematik melalui

penerapan metode Fun Teaching. Siswa diharapkan lebih cepat memahami

ide-ide dalam pembelajaran tematik.

b. Bagi guru, hasil penelitian dapat berkontribusi dalam pemikiran tentang cara

terbaik memanfaatkan metode Fun Teaching untuk pembelajaran tematik.

c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna dalam

peningkatan mutu sekolah dan mutu pembelajaran.

d. Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang penerapan metode Fun

Teaching dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.


II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Belajar Tematik

Menurut Nawawi dalam Linggarsari (2021). menyebutkan bahwa hasil

belajar bisa diukur saat siswa telah mampu memahami pelajaran di sekolah, bisa

kita lihat dari hasil tes mengenai materi pembelajaran tertentu. Menurut Hamalik

dalam Linggarsari (2021). mengemukakan hasil belajar ialah pola tingkah laku,

nilai, serta apersepsi.

Hamalik dalam Agustin (2013) mendefinisikan bahwa hasil belajar bila

individu melakukan proses belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada

individu tersebut, misalnya saat proses belajar individu tersebut tidak tahu

menjadi tahu dan tidak paham menjadi paham.

Menurut Dimyati dalam Tri Hartoto (2016), hasil belajar ialah hasil dari

interaksi aktivitas belajar dan aktivitas mengajar. Dari bagian guru, aktivitas

mengajar diselesaikan menggunakan penilaian hasil belajar. Dari bagian siswa,

hasil belajar ialah berakhirnya suatu belajar. Abdurrahman dalam mengartikan

hasil belajar sebagai pencapaian nyata yang ditampilkan oleh siswa.

Menurut Riyanti, Wahyudi dan Suhartono, di dalam Hidayatullah (2021)

menuturkan ada dua jenis aspek yang berperngaruh terhadap hasil belajar, yaitu

eksternal ialah aspek berasal dari luar diri siswa, seperti lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, dan aspek internal muncul dari
10

dalam diri siswa itu sendiri, yaitu kecerdasan, kemampuan berpikir kritis,

cara belajar, motivasi, kesehatan, serta kemandirian belajar.

Hasil belajar menurut Bloom dalam Wahyuni, dkk.(2022) dapat digolongkan

kedalam dua yaitu:

a) Hasil belajar kognitif

Hasil belajar konitif ialah hasil belajar yang berkaitan dengan kemam3W

puan berpikir serta ingatan. Hasil belajar terdiri atas enam tingkatan yang

sifatnya tersusun. Keenam hasil belajar ranah kognitif ini, seperti

pengetahuan, analisis, sintesis, pemahaman, aplikasi, evaluasi, dan

kreativitas.

b) Hasil belajar afektif

Hasil belajar ranah afektif ialah mengarah pada kepekaan atau emosi.

Jenis hasil belajar ranah ini terdiri atas lima jenis. Kelima jenis ranah afektif,

meliputi kepekaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi.

2.2. Metode Fun Teaching

Menurut Tsuroyya (2022) menyatakan bahwa Fun Teaching ialah sebuah

metode belajar siswa dengan memunculkan rasa kenyamanan, kesenangan, tidak

merasa dipaksakan saat belajar. Metode Fun Teaching ialah metode mengajar

seorang guru dalam menciptakan situasi belajar yang hangat dan mengasikan

sehingga cepat dalam beradaptasi. hal ini menyebabkan siswa dengan mudah

melakukan suatu perubahan. Fun mempunyai makna bahwa sesuatu hal yang

menyenangkan, sedangkan teaching ialah pembelajaran. Sehingga bisa

disimpulkan, fun teaching ialah sebuah metode yang dibuat guna membuat situasi
11

belajar yang tenang dan menyenangkan bagi siswa.

Metode Fun Teaching dapat dilihat berdasarkan jenis-jenis gaya

belajarnya. Menurut Utami dalam Tsuroyya (2022). Mengatakan Metode Fun

Teaching dapat dilakukan dengan bermacam gaya belajar yaitu dengan cara visual

sepeti penggunaan video, audio dengan menggunakan LCD proyektor, lalu gaya

belajar sosial ialah diskusi antar kelompok, gaya belajar dapat dilakukan dengan

alat peraga.

Menurut Astrian dalam Tsuroyya (2022). Metode Fun Teaching

mempunyai ilustrasi pembelajaran yang difokuskan terhadap siswa dengan

memiliki sifat gembira dalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa

berperan penting dan aktif. Kedua unsur tersebut penting dalam metode

pembelajaran agar bisa memberi motivasi terhadap siswa untuk dapat belajar

mandiri dan mempunyai keinginan untuk mengetahui berbagai hal.

Menurut Oktavia (2017), Fun teaching adalah metode belajar yang

menyebabkan siswa memiliki rasa senang, tenang, nyaman, memiliki rasa ingin

tahu terhadap sesuatu, dan guru ataupun siswa tidak merasa ada paksaan baik

secara mental dan fisik. Fun teaching yaitu suatu proses yang bertujuan

menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan menggembirakan, tidak

menumbuhkan rasa malas atau bosan ketika belajar, membangkitkan semangat

belajar dan motivasi, merangsang keterlibatan siswa atas materi yang dipelajari.

Dalam pengertian ini bukan berarti menciptakan situasi yang hura-hura,

melainkan Fun sebagai prinsip belajar yang menarik dan Teaching sebagai proses

belajar. Oleh karena itu, fun teaching yaitu proses membimbing siswa untuk

belajar menggunakan prinsip yang menarik.


12

Dengan demikian aktivitas belajar dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

Semenarik apapun sebuah metode disampaikan jika tidak didukung oleh suasana

kelas yang menyenangkan maka akan menimbulkan rasa malas bagi siswa untuk

belajar. Untuk menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan, kita bisa

menerapkan pembelajaran sambil bermain, bercerita, seperti menceritakan tokoh-

tokoh, legenda, mitos, atau pengalaman diri, serta menyanyi sebagai ungkapan

ekspresi hati sedih, senang, bahagia, gembira, tawa, dan semangat hidup yang

menggebu-gebu. Kenyamanan yang didapat ketika tertawa akan memberikan

kesempatan otak menerima informasi dengan emosi akan memudahkan dalam

mengingat kembali atau memori otak untuk menyimpan informasi lebih lama.

Menurut Heywood di dalam Tsuroyya (2022) prinsip metode Fun

Teaching ialah metode pendekatan riang sehingga siswa merasa senang belajar,

melalui permainan atau quiz. Siswa otomatis akan terlibat sebagai subjek

pembelajaran saat merasa senang dalam proses belajar. Selain itu melalui

permainan rekreasi, edukatif, dan menarik minat akan menimbulkan perasaan

senan, kreatif dan aktif agar siswa tidak merasa tegang saat belajar.

2.3. Jenis-jenis Pembelajaran Fun Teaching

Adapun macam-macam pembelajaran fun teaching sebagai berikut:

1. Game atau Permainan

Game atau permainan ialah suatu hal yang sangat disukai anak usia

sekolah, berdasarkan pengamatan dilapangan, terbukti paling efektif

dan efisien diabandingkan aktivitas yang lainnya. Menurut Muliawan

(2017) menyebutkan dengan permainan, kemampuan belajar


13

mengingat siswa menjadi lebih cepat, banyak, dan siswa tidak mudah

jenuh.

Menurut Muliawan (2017). Game atau permainan bisa membantu

proses belajar dan menjadi teknik mengajar yang efektif dan efisien.

Kelebihan dalam teknik ini yaitu menyenangkan, siswa tidak merasa

tertekan, pengetahuan yang didapat tahan lama.

a) Langkah-langkah Teknik Permainan

Safitri et al. (2021) berikut langkah-langkah teknik

permainan adalah sebagai berikut;

1) Guru bersama siswa memberikan dan menentukan ide pokok

pesan atau masalah yang disampaikan dalam permainan.

2) Guru bersama siswa menyusun dan menentukan aturan

permainan yang mudah, sederhana dan jelas bagi siswa .

3) Guru membantu siswa dalam mempersiapkan tempat, fasilitas

dan alat-alat yang diperlukan.

4) Guru membantu siswa dalam melaksanakan permainan.

b) Jenis-jenis Permainan

1) Permainan gerak, permainan yang mengutamakan gerak dalam

pembelajaran yang menyenangkan.

2) Permainan destruktif, siswa diajak bermain memecahkan

rahasia didalam permainan itu, dengan menyusun kembali

bagian-bagian dari alat permainan yang telah diacak .

3) Permainan peran atau ilustri, dalam permainan siswa berperan


14

sebagai seseorang yang penting, contoh elsa yang main masak-

masakan maka elsa yang berperan sebagai chef.

2. Bercerita

Menurut Nurul (2021) Bercerita ialah salah satu teknik guna

menyalurkan informasi kepada orang lain. Teknik ini memfokuskan

pada cerita kisah lampau yang mengandung pesan moral kehidupan,

orang yang menyampaikan cerita disebut pendongeng.

Keutamaan dari teknik ini ialah mudah, sederhana, yang dapat di

jadikan sarana dan wahana penghibur hati siswa,mampu menarik

perhatian, minat belajar siswa, dan menyampaikan pesan-pesan moral

yang diharapkan dapat melekat cukup lama dipikiran siswa.

3. Bernyanyi

Bernyanyi ialah teknik pembelajaran dengan menggunakan suara

siswa. Dengan nyanyian diharapkan dapat berpengaruh besar dalam

perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter siswa.

Menurut Said dalam Tsuroyya (2022) menjelaskan bahwa

bernyanyi ialah salah satu instrumen. Bernyanyi ialah rencana

sederhana untuk menyampaikan informasi penting kepada siswa.

Berbagai informasi baru bisa diperoleh dari lagu-lagu yang siswa

nyanyikan. Menyanyi dianggap sebagai tehnik untuk melatih daya

ingat siswa selain itu menciptakan suasana menyenangkan.


15

4. Humor

Humor dapat diartikan sebuah kemampuan dalam menampilkan

sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur. Humor memiliki kelebihan

dan kekurangan menurut Darmansyah dalam Tsuroyya (2022),

kelebihan humor, yaitu menarik minat siswa, membantu

menghilangkan kebosanan pada siswa dalam belajar,membantu

mencairkan suasana kelas, dan memudahkan guru berinteraksi kepada

siswa. Selain itu terdapat kelemahan humor yaitu guru yang tidak

mampu mengendalikan kelas dengan baik, maka akan terjadinya kelas

yang tidak kondusif.

5. Tebak Kata

Menurut Nurul (2021) Tebak Kata ialah metode belajar dengan cara

menebak kata dengan cara menyebutkan kata-kata tertentu sampai kata

yang disebutkan siswa tersebut benar. Contoh pembelajaran menggunakan

tebak kata ini pernah ditayangkan pada salah satu saluran televisi. Pada

permainan ini digunakan guru untuk mengetes pemahaman siswa dan

diberikan batas waktu dalam menebak kata.

Dalam pembelajaran menggunakan permainan tebak kata ini tentunya

memiliki kelebihan yaitu membuat siswa akan mempunyai kemampuan

kekayaan bahasa, permainan ini menarik minat siswa untuk memiliki rasa

ingin mencoba, dapat mempermudah siswa dalam mengingatkan materi.

Sedangkan kekurangan pada permainan ini membutuhkan waktu lama

sehingga materi kurang tersampaikan, dan jika siswa menjawab salah,


16

maka tidak seluruh siswa dapat maju karena waktu terbatas.

6. Tebak Gambar

Oktavia (2017) Mendeskripsikan bahwa teknik ini merupakan

suatu kemampuan dalam menebak menggunakan firasat seperti

menduga objek yang ditebak didasarkan dari ciri-ciri, kriteria tertentu.

Menciptakan Fun Teaching. Berikut kegiatan yang dilakukan agar

pembelajaran menjadi menyenangkan seperti menumbuhkan rasa

senang belajar, memberikan penghargaan atas usaha belajar, mengajak

siswa secara langsung dalam berkarya, memilih materi, metode dan

media yang menarik.

2.4. Kekurangan dan Kelebihan Metode Fun Teaching

Menurut Alfianti dalam Tsuroyya (2022) kelebihan metode Fun Teaching ialah

kondisi belajar santai dan menyenangkan, siswa dapat berperan aktif dalam

mengembangkan dirinya agar tidak bosan dengan pembelajaran di kelas, guru

penyampaian materi pembelajaran lebih bervariasi. Sehingga membangkitkan

semangat dan motivasi belajar siswa dalam meraih prestasi. Selain itu terdapat

juga kekurangan didalam metode Fun Teaching yaitu guru kurang memvariasi

metode pada proses pembelajaran, sehingga guru cenderung malas untuk

melakukan pembelajaran yang inovatif. Maka seorang guru harus menyediakan

strategi pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran tidak sekedar

ceramah, bermain perlu didukung oleh alat peraga, menyediakan media, dan

sumber belajar lainnya yang dikemas secara menarik guna mendapatkan respon

positif dari siswa.


17

2.5. Ciri -ciri Metode Fun Teaching

Ciri-ciri metode Fun Teaching menurut Rose and Nicholl dalam Tsuroyya

(2022), diantaranya, menumbuhkan suasana belajar dimana siswa tidak merasakan

tekanan dalam belajar, aman untuk menumbuhkan harapan meraih prestasi,

meyakinkan bahan ajar ini sangat efektif untuk digunakan, meyakinkan bahwa

belajar dengan dorongan semangat, waktu dan jeda teratur serta mendapat dukung

dari siswa, dan adanya situasi belajar yang memicu tarik bagi siswa untuk

berpikir kritis dan mendalami materi yang sedang dipelajari.

2.6. Langkah-langkah Metode Fun Teaching

Berdasarkan pendekatan Joyfull Learning menurut Setiawan (2021). Langkah-

langkah metode Fun Teaching adalah sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan

Tahap ini berisi aktivitas awal dalam memulai pembelajaran yaitu

kemampuan seorang guru mempersiapkan fisik dan psikis siswa

dengan memberikan sapaan atau ice breaking sehingga membuat siswa

tertarik, bersemangat dan tidak tertekanan dalam belajar. Dengan

tujuan mengajak siswa keluar dari mental yang pasif menjadi aktif

untuk tergugah untuk berfikir kritis dalam tahapan ini guru berperan

untuk memotivasi

2) Tahap Penyampaian

Peran aktif guru dalam tahap ini ialah menyediakan sumber bahan

belajar yang bisa memunculkan minat siswa agar dapat melakukan

aktivitas penemuan. Pendekatan pembelajaran kontekstual difokuskan


18

dengan materi ini. Maksudnya, peristiwa nyata dalam kehidupan

sehari-hari siswa selalu dikaitkan demgan materi pembelajaran.

3) Tahap Pelatihan

Terdapat aktivitas latihan yang menarik dalam tahap ini, yaitu

menyangkut materi yang sudah dipaparkan, seperti permainan atau

pelatihan pembelajaran yang menarik. Memanfaatkan media

pembelajaran yang dapat mendukung kuis, permainan, atau proses

pembelajaran dapat menjadi contohnya. Guru memiliki berperan

sebatas pendamping belajar pada fase ini.

4) Tahap Penutup

Aktivitas menyimpulkan pembelajaran, memperkuat materi yang

diterima siswa dan akitivitas penutupan seperti permainan, tebak-

tebakan atau nyanyian merupakan serangkaian kegiatan penutup dalam

pembelajaran.

2.7. Aktivitas Pembelajaran

Sebelum melakukan aktivitas pembelajaran seorang guru harus mengetahui

karakter masing-masing siswa agar mempermudah guru dalam melakukan

pembelajaran. Menurut Afandi dalam Mahendra, Yasinta (2019) menyatakan

bahwa karakter ialah tabiat, akhlak, watak atau suatu kepribadian seseorang yang

mendasari cara sudut pandang, sikap, berpikir dan cara bertindak orang tersebut

karakter akan tampak pada apa yang dikehendaki, dirasakan, dipikirkan,

dibicarakan, dan diperbuatnya.


19

Menurut Ningsih dalam Novera & Daharnis (2021) menyatakan bahwa aktivitas

pembelajaran ialah kegiatan belajar yang mendorong atau munculnya keinginan

atau minat dari dalam diri siswa untuk belajar, walaupun dorongan dari luar

sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya. Aktivitas belajar siswa selama

proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa

untuk belajar.

Dengan adanya aktivitas pembelajaran menggunakan fun teaching

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mencapai suatu

keberhasilan belajar. Maka dalam aktivitas pembelajaran dapat dibagi menjadi 2

aktivitas yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa.

a. Aktivitas Guru

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran seorang guru diharapakan mampu

menyiapkan psikis siswa sebelum pembelajaran dimulai, dengan cara menyapa

siswa menanyakan kabar atau menggunakan ice breaking, lalu guru memilih

teknik pembelajaran yang lebih menarik, sehingga tercipta pembelajaran yang

menyenangkan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi

pembelajaran sehingga mampu mengajak siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran secara individu maupun kelompok, terjadinya interaksi antara guru

dan siswa saat melakukan quiz, atau tanya jawab dengan cara siswa respon dari

pertanyaan guru sebagai tanda adanya aktivitas pembelajaran.

b. Aktivitas Siswa

Saat pembelajaran berlangsung siswa mendengarkan dan memperhatikan saat

guru menyampaikan meteri pembelajaran, setelah guru menjelaskan siswa

memberi tanggapan atas materi yang telah disampaikan dengan tanya jawab
20

dengan guru, siswa menyampaikan pendapat atau menanggapi pendapat lain yang

masuk secara individu ataupun kelompok.

Wiratini dalam Sudana (2020). Menyatakan ciri-ciri aktivitas belajar bisa

dilihat dari semangat siswa saat mengikuti pembelajaran, adanya diskusi tanya

jawab dari guru dan siswa, adanya hubungan antara siswa dengan siswa dilihat

dengan adanya perilaku diskusi memecahkan suatu masalah dan menjawab

pertanyaan satu kelompok atau kelompok lain dengan menyampaikan pendapat,

merespon pertanyaan teman sebaya, menyelesaikan tugas kelompok, dan

menyimpulkan hasilnya.

2.8. Pembelajaran Tematik

Menurut Rahayu Fitri (2020) pembelajaran tematik ialah pembelajaran

terpadu yang memokuskan terhadap peran aktif siswa saat berlangsungnya

pembelajaran, sehingga siswa secara langsung mendapatkan pengalaman dan

pelajaran. Siswa dapat memahami konsep-konsep yang dipelajari dan

menggabungkan dengan beberapa konsep yang sudah dimengertinya melalui

pengalaman secara langsung.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan pembelajaran tematik sebagai

pendekatan dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan satu pelajaran

dengan mata pelajaran lainnya yang setema guna memberi pengalaman

bermanfaat untuk siswa. Dalam penelitian, peneliti dan guru kelas III

menggunakan teori tematik tema 3 benda di sekitarku dengan sub-tema 3

perubahan wujud benda yaitu siswa akan mengetahui wujud benda dan

mengelompokan benda apa saja yang wujud nya dapat kembali dan tidak dapat

kembali.
21

Kompetensi Dasar:

 Mencari informasi dalam kehidupan sehari-hari mengenai perubahan wujud

benda yang disediakan dalam bentuk tulisan, lisan, visual, dan eksplorasi

lingkungan;

 Menyediakan hasil informasi dalam kehidupan sehari-hari mengenai

perubahan wujud benda dalam bentuk tulisan, lisan, visual memakai

kosakata atau kalimat efektif.

Standar Kompetensi:

 Mengerti bermacam sifat dan perubahan wujud benda juga berbagai cara

pemakaian benda dilandaskan oleh sifatnya

 Memahami pengelompokan perubahan wujud benda yang dapat kembali dan

tidak dapat kembali

Indikator Materi

 Mengetahui perubahan wujud benda yang bisa berubah ke wujud semula

 Memaparkan faktor yang memengaruhi perubahan

 Memberikan contoh perubahan wujud pada benda

2.9. Kerangka Berpikir

Dalam dunia pendidikan, siswa selalu dipertemukan dengan berbagai

masalah cara pengajaran guru yang monoton sehingga menjadikan siswa cepat

merasakan bosan, sulit untuk menerima dengan baik apa yang sedang dipelajari,

kurang memiliki dorongan belajar, kurang mampu untuk menyelesaikan evaluasi


22

yang disajikan oleh guru, dan kurang mampu memerhatikan pada saat guru

melakukan penjelasan, Hal tersebut menjadikan siswa tidak dapat dengan baik

untuk memahami apa yang sedang dipelajarinya, mengakibatkan menurunnya

hasil belajar. Tolak ukur dari hasil belajar yang optimal bentuk tindak lanjut dari

belajar mengajar yang dapat dilihat melalui hasil evaluasi yang guru berikan yaitu,

Ketuntasan belajar siswa, keterampulan mengerjakan tugas, dan mengapresiasi

pembelajaran dengan baik, untuk mencapai pembelajaran dengan proses dan hasil

yang optimal, sudah seharusnya guru memerhatikan tahap dan prinsip yang ada

dalam pembelajaran. Arifin (2014).

Banyak aspek menyebabkan kurangnya hasil belajar siswa, di antaranya

kurang siapmya siswa saat belajar, siswa yang memiliki sikap pasif, dorongan

belajar yang kurang dimiliki siswa, dan kurangnya kreativitas guru saat

menciptakan metode pembelajaran. Sehingga dalam penelitian ini penerapan

metode fun teaching yaitu menghasilan situasi belajar yang menyenangkan dan

menggembirakan guna menumbuhkan keinginan dan motivasi untuk belajar,

mendorong pemahaman dan keterlibatan siswa terhadap materi yang sedang

dipelajari. Metode fun teaching diharapkan dapat memberi dampak positif guna

menyelesaikan permasalahan kesulitan belajar dan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa.

Hasil belajar siswa diharapkan mampu meningkat ketika penerapan metode

fun teaching dalam teknik bernyanyi dan tebak gambar. Selain itu, diharapkan

mampu memotivasi siswa agar bisa dapat berperan aktif dalam menghasilkan

situasi belajar yang menggembirakan agar tidak sulit memahami materi yang

sedang dipelajari, dan seluruh tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan hasil yang
23

meningkat.

Pembelajaran Tematik:
pembelajaran terpadu yang menekankan pada
peran aktif siswa dalam proses belajar melalui
pembelajaran tema 3 subtema 3 perubahan wujud
benda.
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Indikator materi

Metode Aktivitas Pembelajaran:

Aktivitas Guru
Fun Teaching:
Aktivitas siswa
Pengertian fun
teaching
Jenis-jenis fun
teaching
Ciri-ciri fun
teaching Hasil Belajar :
Kelemahan dan Hasil belajar kognitif
kelebihan fun
teaching Hasil belajar afektif

Langkah-langkah
fun teaching

Gambar 1.2
Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian diatas, maka hipotesis penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas yaitu penerapan metode Fun Teaching dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tematik Kelas III di Sekolah Dasar

Negeri 1 Pungguk Lama Tahun 2022.


III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Peneliatian

Menurut Kunandar dalam Dini et al (2016), PTK adalah bentuk penelitian

tindakan yang diperankan guru, selain itu juga digunakan oleh peneliti di kelas

atau digunakan bersama orang lain (kolaborasi) demgan membuat kerangka,

merefleksikan dan melakukan tindakan partisipatif dan koloboratif dengan tujusn

agar dapat meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran melalui

suatu siklus dan tindakan tertentu di dalam kelas.

Guru harus memiliki kemampuan untuk membimbing siswa, di antaranya

usaha yang bisa digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan dengan

melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bisa memberi saran dan nilai

tambah untuk memperbaiki kualitas dan mutu guru di sekolah ataupun kelas.

Sedangkan, penelitian tindakan kelas secara global bisa memberikan masukan

pada permasalahan bangsa, terutama menurunya mutu guru nasional.

Penelitian tidakan kelas ini merupakan penelitian yang didalam nya terdapat

beberapa siklus ada siklus I, siklus II dan siklus selanjutnya, jenis siklusnya terdiri

atas dua kali pertemuan dan satu kali uji siklus. Setiap siklus meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.


25

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini ialah meningkatkan program

guru di dalam sekolah. Dari definisi penelitian tindakan kelas yang diatas, ada

empat tema dasar yaitu pemberdayaan peserta, kolaborasi melalui partisipasi,

perolehan pengetahuan dan perubahan sosial.

Hasil refleksi siklus sebelumnya menjadi dasar perbaikan pada siklus

selanjutnya. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara kolaborasi dengan salah satu

guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama Tahun Pelajaran 2022.

Desain penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 2 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Selanjutnya

Gambar 1.1
Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas Dari Arikunto Dalam
(Dadang Iskandar & Narsim 2015)
26

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus

yang akan berlangsung lebih dari satu siklus, berdasarkan tingkat keberhasilan

dari target yang akan dicapai. Menurut Arikunto dalam Agustin, Vivin Nurul

(2013) menyebutkan bahwa ada 4 tahapan dalam PTK yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi.

Pada tahap perencanaan, peneliti mengidentifikasi dan menganalisis masalah,

menentukan alasan mengapa melakukan penelitian, merumuskan masalah,

menentukan cara yang akan digunakan untuk mengatasi masalah, membuat secara

rinci rancangan tindakan yaitu menyusun (RPP) sesuai strategi yang digunakan,

merancang media dan alat peraga, menentukan indikator keberhasilan, dan

membuat instrumen pengumpul data. Aktivitas pembelajaran pada penelitian ini

terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas empat aktivitas yaitu tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus I memakai tehnik

bernyanyi dikemudian ke tahap siklus II yaitu dengan tehnik tebak gambar.

Fungsi pada tahapan siklus tersebut adalah sebagai berikut:

a. Siklus I

Pada penelitian tindakan kelas terdiri dari dua kali pertemuan mulai tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi sebagai berikut:

1. Perencanaan ialah kesiapan pertama yang dipakai guru guna menyiapkan

penelitian tindakan guna menyelesaikan masalah.

2. Pelaksanaan ialah melaksanakan rencana yang sudah disiapkan pada tahap

perencanan.

3. Observasi ialah salah satu cara peneliti dalam mengamati atau pengambilan
27

data guna mengukur tingkat perubahan apakah tindakan telah memperoleh

target yang telah ditentukan. Kegiatan pengamatan ini dilakukan dengan guru

guna mengamati aktivitas dan keaktifan siswa dengan penggunaan metode

pembelajaran fun teaching.

4. Refleksi ialah metode penilaian gagal atau berhasilnya suatu aktivitas

sebelumnya. Guna mengolah dan menganalisis kelebihan dan kekurangan

serta permasalahan-permasalahan yang ada pada proses pembelajaran.

Refleksi dilaksanakan dari mendapatkan hasil observasi dan tes. Refleksi

dilaksanakan guna menghindari terulangnya kesalahan pada siklus

berikutnya, sehingga bisa berjalan dengan baik.

b. Siklus II

Terdapat dua kali pertemuan dalam siklus II, melalui tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :

1. Perencanaan, peneliti membuat rencana pembelajaran atas dasar hasil refleksi

pada siklus I.

2. Pelaksanaan, aktivitas guru dalam melakukan rencana pembelajaran atas

dasar hasil refleksi atas dasar siklus I pembelajaran tematik menggunakan

metode fun teaching.

3. Observasi, peneliti melaksanakan observasi terhadap keaktifan belajar siswa .

4. Refleksi ialah usaha yang dilakukan untuk menganalisis kembali, dan menilai

kembali hal yang telah dilakukan.

3.3 Setting Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakssiswaan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk

Lama, Lampung Utara pada tahun pelajaran 2022. Penelitian ini hanya dibatasi
Hasil belajar siswa:

28

penggunaan metode fun teaching siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 1

Pungguk Lama.

3.4 Subjek Penelitian

Orang yang akan diteliti dalam tindakan ini menggunakan siswa-siswi

kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama yang terdiri atas 30 siswa

sebagai subjek penelitian yaitu, 15 perempuan dan 15 laki-laki.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu sebutan yang bentuknya dapat diberi nilai angka

(kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel dari suatu penelitian merupakan

kegiatan menguji hipotesis (kesimpulan atau dugaan sementara). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini ialah aktivitas dan hasil belajar siswa dengan

metode fun teaching dalam hal ini akan ditunjukkan apakah aktivitas dan hasil

belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan metode fun Teaching.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Observasi penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi

berupa data aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa dan analisis hasil

observasi dengan menggunakan metode fun teaching tahap I, II, dan III di

kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama.


29

2. Teknik Wawancara

Menurut Rahayu Fitri (2020) wawancara ialah sebuah alat

pengumpulan data guna membuktikan informasi atau keterangan yang didapat

sebelumnya. Wawancara ialah sebuah percakapan yang dilakukan penanya

yaitu peneliti dan orang yang bersangkutan yaitu wali kelas III ibu Rosita

S.Pd, baik langsung atau tidak guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Tehnik wawancara yang dipakai, seperti pertanyaan-pertanyaan telah

disiapkan sebelumnya.

3. Teknik Tes

Tes adalah sarana yang dipakai guna mendapatkan informasi berupa

data yang sudah disusun khusus, alat untuk melakukan pengumpulan data

yang sudah direncanakan dengan khusus dan dapat dilihat melalui susunan

soal yang digunakan.

4. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan sebagai salah satu cara agar

mendapatkan informasi berupa data lembaga, misalnya informasi singkat

terdahulu mengenai Sekolah Dasar Negeri 1 Pungguk Lama, di antaranya

profil sekolah, jumlah guru, sarana dan prasarana sekolah, dan kondisi gedung

sekolah.

3.7 Instrumen penelitian

Yusup (2018) menyatakan instrumen penelitian sebagai suatu cara yang

digunakan dalam menghasilkan berbagai informasi berupa data atau mengukur

objek dari suatu variabel penelitian. Instrumen yang tidak tepat dapat
30

menyebabkan penelitian menjadi tidak sesuai dengan hal yang diharapkan.

Terdapat banyak instrumen yang bisa dipakai untuk mengumpulkan informasi

atau data, tetapi dalam penggunaannya sangat bergantung pada setiap hal yang

akan diteliti.

Dari pengertian yang sudah dipaparkan disimpulkan bahwa instrumen

adalah suatu cara yang dipakai guna membantu peneliti memeroleh informasi atau

data dengan praktis dan sistematis. Instrumen dalam penelitian merupakan hal

penting untuk menentukan bagaimana dan apa yang harus dilakukan guna

memeroleh suatu hal. Penelitian ini menggunakan instrumen lembar observasi dan

tes tertulis yang diberikan saat akhir tahap data di lapangan.

ASPEK INDIKATOR
1.Guru memastikan kehadiran siswa
2.Guru memberikan apersepsi
Melakukan kegiatan 3.Guru memaparkan tujuan
pendahuluan 4.pembelajaran dan indikator keberhasilan .
5.Guru memaparkan rencana kegiatan dalam
pertemuan hari ini
6. Guru memaparkan materi pelajaran.
7. Guru mengklasifikasikan kelas menjadi
beberapa kelompok yang heterogen.
8. Guru memaparkan maksud pembelajaran
dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
9. Guru memanggil ketua-ketua kelompok
untuk membagi materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
10. Masing-masing kelompok
mendiskusikan materi tugas secara kooperatif
Eksplorasi, Elaborasi,
dalam kelompoknya.
Konfirmasi
11. Setelah selesai, kelompok masing-
masing yang diwakili ketua kelompok atau
salah satu anggota mempresentasikan hasil
diskusinya.
12. Kelompok lain dapat memberikan
tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
13. Guru memberikan pemaparan singkat
(klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep
dan memberikan kesimpulan.
31

14. Guru dan siswa membentuk penegasan


atau simpulan pembelajaran dengan
difokuskan terhadap hasil pembelajaran fun
Melakukan kegiatan teaching
penutup 15. Siswa menyelesaikan tugas yang
diberikan guru sebagai proses penilaian
pembelajaran
16. Guru melaksanakan evaluasi.

TABEL 1.2
INSTRUMEN PENELITIAN.

3.8 Indikator Tindakan

Penelitian ini menggunakan indikator keberhasilan, yaitu hasil belajar

siswa. Hasil belajar adalah nilai yang didapatkan sesudah tes dilakukan melalui

proses pengerjaan soal dan catatan lapangan dengan menggunakan metode fun

teaching.

3.9 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan statistik

deskriptif kuantitatif.

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis kualitatif digunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa.

a. Reduksi data

Data yang didapatkan dari lapangan berjumlah cukup banyak, maka perlu

dicatat secara rinci, teliti, dan langsung dilaksanakan proses analisis melalui

reduksi data. Mereduksi data artinya memilih hal-hal pokok, memokuskan padaa

hal penting, mencari tema dan polanya, serta merangkumnya. Berdasarkan hal

tersebut data yang direduksi akan memberikan iilustrasi atau gambaran yang lebih
32

jelas dan memudahkan peneliti mengumpulkan data.

Kategori ini akan digunakan dalam penyusunan penelitian dalam

meningkatkan kegiatan dan capaian belajar dengan memakai perkodean berikut:

CL= Catatan Lapangan ; H= halaman; A= alenia ;P= pengamatan; W=

wawancara; dan D= dokumentasi

b. Penyajian data

Setelah reduksi data yaitu, dilanjutkan dengan penyajian data. Penyajian

ini dilakukan dengan melihat hasil ilustrasi dari observasi secara keseluruhan,

selanjutnya akan disajikan dalam bentuk laporan yang praktis dan sistematis.

c. Verifikasi

Langkah berikutnya yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan

kesimpulan dan verifikasi memiliki tujuan untuk menyelusuri makna data yang

telah dikumpulkan melalui proses observasi.

Proses analisis data kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut:

Data
Data
Display
collectio
n

Data Verifikas
Reductio i
collection
n n

3.10 Teknik statistik deskriptif kuantitatif

Untuk menilai tes, peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh

peserta didik, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta didik yang ada di
33

kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes yang dapat dirumuskan sebagai

berikut. Mencari nilai rata-rata:

Keterangan :

: rata-rata nilai (mean)

𝞢 x1 : jumlah nilai semua peserta didik

N : jumlah peserta didik.

Nilai rata-rata peserta didik kemudian dikategorikan dalam dua kategori

tuntas belajar dan belum tuntas belajar. Peserta didik dikatakan tuntas belajar

apabila nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik minimal mencapai 70.

Sebaliknya peserta didik dikatakan belum tuntas belajar apabila nilai rata-rata

yang diperoleh peserta didik di bawah 70.

Anda mungkin juga menyukai