Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2747-268X (online)

Vol. 1 No. 2, 2021

Penerapan Metode Reward And Punishment Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas
Lima Di Kabupaten Barru
The Application of Reward and Punishment Methods to Improve Learning Outcomes of Fifth
Grade Elementary School Students in Barru District

Nurhidaya Haris*, St. Maryam, Nurul Mukhlisa


Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Makassar, Parepare, Indonesia
*Penulis Koresponden: nurhidaya.haris28@gmail.com

ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika siswa kelas V UPTD SDN 178 Barru Kabupaten Barru belum mencapai SKBM.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses pembelajaran matematika tentang volume kubus dan balok melalui penerapan metode
pembelajaran reward and punishment di kelas V UPTD SDN 178 Barru Kabupaten Barru dan untuk mengetahui penerapan metode reward and
punishment dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pembelajaran matematika tentang volume kubus dan balok di kelas V
UPTD SDN 178 Barru Kabupaten Barru. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Penelitian Tindakan
Kelas. Fokus penelitian ini yaitu fokus proses dan hasil. Penelitian dilaksanakan di UPTD SDN 178 Barru Kabupaten Barru dengan subjek
penelitian adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah 12 orang. Data diperoleh melalui teknik observasi, tes dan dokumentasi. Kesimpulan
dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan metode reward and punishment dapat meningkatkan proses dan hasil belajar Matematika siswa
kelas V UPTD SDN 178 Barru Kabupaten Barru.

Kata Kunci: Reward and punishment, hasil belajar matematika, volume kubus dan balok

ABSTRACT
The problem in this research is Mathematics learning outcomes of students of class V UPTD SDN 178 Barru have not yet reached the SKBM. The
purpose of this study is to determine the learning process of mathematics about the volume of cubes and beams through the application of
learning methods of reward and punishment in class V UPTD SDN 178 Barru and to know the application of the method of punishment and
reward can improve student’s mathematics learning outcomes in mathematics learning about the volume of cubes and beams in the class V UPTD
SDN 178 Barru. This research approach is a qualitative approach with the type of research is Classroom Action Research. The focus of this research
is the focus of the process and the results. The research was conducted in UPTD SDN 178 Barru with the research subjects were teachers and
students of class V were 12 people. Data obtained through observation, test and documentation. Conclusion in this research is to apply the method
of reward and punishment can improve the process and results of learning Mathematics students of class V UPTD SDN 178 Barru.

Keywords: Reward and punishment, the result of learning mathematics, volume of cubes and beam

132
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

1. PENDAHULUAN siswa dalam proses belajar mengajar. Maka di sinilah


Pendidikan merupakan hal terpenting dalam pentingnya penggunaan metode yang tepat dalam
kehidupan manusia. Pendidikan juga dapat mengajar agar siswa bisa mengikuti pembelajaran
mewujudkan seseorang mencapai cita-cita yang dengan senang dan antusias. Sehingga, tujuan dari
dinginkan. Melalui pendidikan seseorang dapat pembelajaran yang diharapkan dapat terlaksana
dipandang terhormat, dapat mengembangkan potensi dengan baik.
diri, kecerdasan, memiliki karir yang baik serta
keterampilan untuk menjadikan dirinya berguna di Berdasarkan hasil tanya jawab yang dilakukan oleh
dalam masyarakat. Guru memiliki peranan ganda peneliti dengan guru wali kelas V UPTD SDN 178
dalam proses pembelajaran yaitu menyampaikan Barru pada saat observasi 5-6 Februari 2021. Guru wali
materi pelajaran dan sebagai manager dalam kelas mengatakan bahwa siswa kelas V kurang di mata
pengelolaan kelas. Dalam UUD 1945 disebutkan pelajaran matematika, siswa merasa jenuh dan
bahwa Negara kita ingin mewujudkan masyarakat bermain pada saat pembelajaran berlangsung, dan
yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, siswa sulit menghafalkan dan menerapkan rumus
harus terbentuk masyarakat belajar. pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari
nilai harian belajar siswa yang belum mencapai nilai
UU No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional ketuntasan 70 SKBM (Standar Ketuntasan Belajar
menjelaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi Minimal). Guru wali kelas mengatakan bahwa siswa
mengembangkan kemmpuan dan membentuk watak kurang memiliki minat dalam mata pelajaran
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam matematika dan mudah merasa jenuh saat sedang
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujun belajar matematika. Hal yang mempengaruhi
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar kurangnya minat siswa dalam pembelajaran
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Matematika yaitu faktor guru, kurangnya penggunaan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu metode pembelajaran dan kurang melibatkan siswa
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara dalam pembelajaran, adapun faktor siswa yaitu siswa
yang demokratis serta bertanggung jawab. merasa jenuh dan bermain pada saat pembelajaran
berlangsung, dan siswa sulit menghafalkan dan
Proses pembelajaran yang dikelola guru merupakan menerapkan rumus pembelajaran matematika.
suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Selama proses
pembelajaran itu berlangsung nilai edukatif akan Untuk menyampaikan pelajaran matematika bukanlah
selalu mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan hal yang mudah, karena pelajaran matematika tidak
siswa, interaksi edukatif itu terjadi karena proses hanya untuk diketahui saja, tetapi juga harus
pembelajaran dilakukan dan diarahkan untuk dibuktikan secara logika. Selain itu, penugasan materi
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan matematika tidak akan berhasil apabila tidak
sebelum proses pembelajaran itu berlangsung. Dalam didukung dengan metode pembelajaran yang sesuai
suatu lembaga pendidikan khususnya sekolah, agar dengan kondisi siswa dan lingkungan belajarnya.
tercapai tujuan harus ada kerja sama yang baik antar Maka sangat penting seorang guru hendaknya
anggotanya. Misalnya dalam kegiatan belajar berusaha semaksimal mungkin agar mengoptimalkan
mengajar, antara siswa dan guru haruslah bekerja metode yang sesuai sehingga dapat membangkitkan
sama supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan
hasilnya memuaskan. baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode pembelajaran yang digunakan hendaknya
Guru memiliki peran yang penting dalam proses mampu memberikan rangsangan kepada siswa agar
belajar di sekolah. Guru memiliki peranan ganda giat belajar dan mampu memberikan motivasi untuk
dalam proses pembelajaran yaitu menyampaikan memperoleh pengetahuan yang dapat dibuktikan
materi pelajaran dan sebagai manager dalam melalui hasil belajar yang telah tercapai.
pengelolaan kelas. Sehingga sebagai seorang guru
tidaklah hanya mampu menyampaikan materi Menurut Darmadi (2017) Metode pembelajaran
pelajaran dengan baik, tetapi ia harus mampu merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru
memotivasi siswanya, sebab motivasi ini merupakan untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran
salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual

133
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat bersaing yang sehat antara satu siswa dengan siswa
diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa yang lainnya, dalam memberikan reward, seorang
dengan baik. pendidik harus menyesuaikan dengan apa yang telah
dicapai oleh peserta didik, jangan sampai pemberian
Zakaria dan Arumsari (2018) menyatakan bahwa
reward tersebut menimbulkan sifat matearilistis pada
Metode reward dan punishment merupakan sebuah
metode yang bertujuan untuk memperkuat perilaku peserta didik.
dan karakter positif dan membuatnya menjadi
karakter yang melekat kuat pada anak dan menekan Menurut Sardiman (Ernata, 2017) menyebutkan reward
karakter negatif serta menghilangkannya dari diri dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
anak”. Pemberian angka atau nilai, angka sebagai simbol
kegiatan belajar, angka yang dimaksud adalah bonus
Dengan pemberian reward and punishment siswa akan nilai/tambahan nilai bagi peserta didik yang
merasa kemampuannya dalam belajar mendapatkan mengerjakan tugas dengan baik;
perhatian dan pengha rgaan dari guru serta terpacu
untuk melakukan yang terbaik agar tidak mendapat Pemberian hadiah, reward berbentuk hadiah di sini
punishment dari guru sehingga siswa akan berusaha adalah pemberian berupa barang. Reward berupa
untuk meningkatkan hasil belajarnya dan akan merasa pemberian barang ini disebut juga reward materil, yaitu
senang mengikuti pelajaran Matematika karena hadiah yang terdiri dari alat-alat keperluan sekolah,
usahanya dalam belajar dihargai oleh guru. seperti pensil, penggaris, buku dan lain sebagainya;
Penggunaan reward and punishment merupakan sarana Pemberian pujian akan memupuk suasana yang
untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta
siswa agar berperan aktif dalam pembelajaran terlebih sekaligus akan membangkitkan harga diri peserta
pada UPTD SDN 178 Barru yang belum pernah didik sehingga prestasi belajar peserta didik ikut
menerapkan metode reward and punishment. Maka meningkat.
penulis berasumsi penelitian ini sangat penting untuk
diteliti dengan judul "Penerapan Metode Reward And Reward memiliki tiga fungsi penting dalam mengajari
Punishment Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar anak untuk berperilaku yang disetujui secara sosial.
Matematika Siswa Kelas V UPTD SDN 178 Barru Fungsi yang pertama ialah memiliki nilai pendidikan,
Kabupaten Barru”. yang kedua, pemberian reward harus menjadi
motivasi bagi siswa untuk mengulangi perilaku yang
2. TINJAUAN PUSTAKA diharapkan oleh masyarakat. Melalui reward, siswa
2.1. Kajian Teori justru akan lebih termotivasi untuk mengulangi
perilaku yang memang diharapkan masyarakat.
2.1.1Metode Pembelajaran Reward and Punishment
Fungsi yang terakhir ialah untuk memperkuat
Menurut Budianingsih (Ernata, 2017) Reward dan perilaku yang disetujui secara sosial.
punishment merupakan suatu bentuk teori penguatan
positif yang bersumber dari teori behavioristik. B. Punishment (Hukuman)
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukuman
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi adalah peraturan yang dibuat oleh satu kekuasaan
atau adat yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang
antara stimulus dan respon.
banyak. Artinya bahwa ganjaran suatu aturan yang
A. Reward (Penghargaan)
dibuat untuk mengatur pergaulan hidup dalam hal ini
Menurut Rusdiana (Firdaus, 2020) Reward merupakan pergaulan hidup peserta didik yang berada di sekolah.
pemberian penghargaan ataupun hadiah kepada 1. Macam-macam Punishment
peserta didik yang memiliki sebuah prestasi atau Ahmadi (Faidy dan Arsana, 2014) menyatakan bila
kelebihan-kelebihan yang lain yang dimilikinya dan dilihat dari segi cara memberikan punishment, maka
tidak dimiliki oleh peserta didik yang lainnya, dalam punishment terbagi menjadi empat macam, yaitu:
a) Punishment dengan isyarat. Punishment semacam
dunia pendidikan reward dijadikan sebagai alat untuk
ini dijatuhkan kepada sesama atau siswa dengan cara
memberikan motivasi kepada siswa agar siswa
memberi isyarat melalui mimik dan juga pantomimik.
tersebut giat dalam belajar dan menimbulkan sifat

134
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

Misalnya dengan mata, raut muka, dan bahkan dan sebelumnya terbukti membuat kegaduhan, ia akan
ganjaran anggota tubuh. mendapat hukuman sesuai tingkat kesalahannya.
b) Punishment dengan perkataan. Punishment dengan f. Semakin banyak materi soal diberikan, hadiah yang
perkataan dimaksudkan sebagai punishment yang harus diberikan pun semakin banyak, begitupun
dijatuhkan kepada siswa dengan melalui perkataan. sebaliknya.
c) Punishment dengan perbuatan. Punishment ini
diberikan kepada siswa dengan memberikan tugas- A. Kelebihan dan Kekurangan Metode Reward And
tugas terhadap siswa yang bersalah. Misalnya dengan Punishment
memberi pekerjaan rumah yang jumlahnya tidak Menurut Muliawan (2016). Kelebihan dan kekurangan
sedikit. metode pembelajaran reward dan punishment adalah
d) Punishment (hukuman) badan. Punishment sebagai berikut:
(hukuman) badan adalah punishment yang dijatuhkan 1. Kelebihan
dengan cara menyakiti badan siswa baik dengan alat a) Memicu peserta didik untuk berkompetisi.
atau tidak. Misalnya memukul, mencubit, dan lain b) Memotivasi belajar peserta didik dapat tumbuh
sebagainya. dan berkembang secara maksimal.
2. Tujuan Punishment c) Kemampuan belajar peserta didik dapat bersifat
Zubaidi (Hasanah, 2015) Tujuan Punishment dalam menyebar dan menyeluruh.
pendidikan terbagi dua yaitu sebagai berikut:
d) Ikatan emosional peserta didik dengan guru
a) Alat Pendidikan Preventif, adalah alat pendidikan
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
yang bersifat mencegah, yaitu menjaga agar hal-hal
e) Bersifat mudah dan menyenangkan.
yang dapat mengganggu atau menghambat
f) Bagi peserta didik yang malas terpacu untuk
kelancaran proses pendidikan bisa dihindarkan.
Contohnya, tata tertib, anjuran dari perintah, larangan, berkompetisi.
paksaan dan disiplin. 2. Kekurangan
b) Alat Pendidikan Represif, disebut juga alat a) Membutuhkan biaya tambahan untuk
pendidikan kuratif atau korektif. Alat pendidikan yang menyediakan hadiah.
berfungsi ketika terjadi pelanggaran peraturan, maka b) Terkadang menjadi beban psikologis bagi peserta
alat tersebut penting untuk menyadarkan kembali didik malas yang memiliki mental lemah.
kepada hal-hal yang baik, benar dan tertib. Contohnya: c) Pada umumnya terfokus pada peserta didik yang
pemberian teguran, peringatan dan hukuman. aktif.

2.1.2 2. Langkah-langkah Metode Reward and B. Keterkaitan Reward (Penghargaan) dan


Punishment Punishment (Hukuman) dengan Hasil Belajar
Menurut Muliawan (2016), langkah-langkah metode Pemberian reward (penghargaan) dan punishment
pembelajaran reward dan punishment adalah sebagai
(hukuman) merupakan salah satu cara yang dapat
berikut :
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta
a. Guru menyiapkan materi pembelajaran yang akan
didik. Reward and punishment sangat mempunyai
diberikan kepada peserta didik.
pengaruh yang sangat besar dan meningkatkan hasil
b. Guru memberikan penjelasan materi pembelajaran
tersebut kepada peserta didik. peserta didik.
c. Ditengah-tengah penjelasan materi, guru
menyelipkan pertanyaan-pertanyaan latihan soal Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan
dengan materi pembelajaran yang sedang diberikan. sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik
d. Bagi peserta didik yang aktif menjawab dengan setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh
benar mendapatkan hadiah tertentu seperti alat tulis pendidik sehingga dapat mengaplikasikan
dan kebutuhan tulis lainnya. pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bagi peserta didik yang membuat keributan di kelas Pencapaian hasil belajar itu dapat diukur dan
atau malas belajar diberi kesempatan menjawab soal. diketahui dengan melakukan tes hasil belajar. Tes hasil
Jika ia bisa menjawab dengan benar, ia akan mendapat belajar itu diadakan untuk mengetahui sejauh mana
hadiah. Sebaliknya jika ia salah dalam menjawab soal kemampuan peserta didik setelah mengikuti pelajaran

135
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

yang diberikan oleh guru, seperti pemberian reward 3) Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan
and punishment. manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan,
maupun menganalisa komponen yang ada dalam
2.1.3 Pembelajaran Matematika pemecahan masalah dalam konteks matematika
A. Pengertian Matematika maupun di luar matematika yang meliputi
Menurut Syamsidah (2019) Matematika adalah ilmu kemampuan memahami masalah, membangun model
tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
dan prosedur operasional yang digunakan dalam solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka
menyelesaikan persoalan mengenai bilangan. memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta
Lebih lanjut, menurut Maryam (2012) Matematika mampu menyusun bukti matematika dengan
merupakan mata pelajaran yang melatih siswa untuk menggunakan kalimat lengkap simbol, tabel, diagram
berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
Pola pikir yang perlu dimiliki siswa sebagai bekal masalah.
dalam kehidupan sehari-hari akan dapat membantu 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
manusia dalam memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
kehidupan dalam berbagai kebutuhan. perhatian dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
Selaras dengan pendapat tersebut Yayuk (2019) masalah.
menyatakan bahwa matematika adalah suatu ilmu 6) Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan
yang mempelajari tentang perhitungan, pengkajian nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya,
dan penggunaan nalar atau kemampuan berpikir seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi
seseorang secara logika dan pikiran logis, kritis analitis kesepakatan, toleran, menghargai kesemestaan
dan sistematis. (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti,
cermat, bersikap luwes dan terbuka, memiliki
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang kemauan berbagi rasa dengan orang lain.
mempelajari tentang pengukuran, bilangan-bilangan, 7) Melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang
ide, struktur, konsep-konsep, teorema dan hubungan- menggunakan pengetahuan matematika.
hubungannya. 8) Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil
teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan
B. Tujuan Pembelajaran Matematika matematika.
Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika
adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep, C. Kubus dan Balok
keterkaitannya dengan konsep lain, dan mampu 1. Kubus
mengaplikasikan konsep matematika dalam Menurut Zainal dan Pasinggi (2017) Kubus adalah
pemecahan masalah. Siswa akan dianggap telah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah sisi
paham apabila siswa telah mampu memahami berbentuk persegi yang kongruen. Bangun berbentuk
indikator-indikator pencapaiannya. Begitu pula kubus dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
dengan pembelajaran matematika akan dianggap Kubus adalah bangun ruang yang terdiri atas 6 sisi
berhasil apabila siswa telah memahami konsep yang mempunyai bentuk bujur sangkar.
matematika serta mampu menerapkannya dalam
pemecahan masalahnya.
2. Balok
Menurut Deni (2019) menyatakan bahwa Balok adalah
Menurut Subchan, dkk (2016) Mata pelajaran
bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi
Matematika bertujuan agar siswa dapat:
berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya dimana
1) Memahami konsep matematika.
2) Menggunakan pola sebagai dugaan dalam setiap sisinya berbentuk persegi panjang. Setiap
penyelesaian masalah dan mampu membuat bidang sisi tersebut sejajar dan kongruen (sama dan
generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang sebangun). Lebih lanjut Zaid dan Pasinggi (2017)
ada. menyatakan bahwa balok adalah bangun ruang tiga
dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau

136
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

persegi panjang dengan paling tidak satu pasang di 2.2. Kerangka Konsep
antaranya berukuran berbeda. Setiap guru tentu menginginkan agar semua siswa
dapat menguasai materi pelajaran sehingga memiliki
2.1.4 Hasil Belajar hasil belajar yang baik. Akan tetapi keinginan atau
A. Pengertian Hasil Belajar harapan tersebut harus diikuti dengan kreativitas
Sudjana (Sudirman dan Maru, 2016) menyatakan guru, di antaranya menggunakan metode
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. pelajaran, dan karakteristik siswa sehingga semua
Oleh karena itu, hasil belajar diartikan pula sebagai siswa dapat mengikuti pelajaran dengan menekankan
hasil yang dicapai setelah terjadi proses belajar dan kepada keaktifan dalam belajar.
pembelajaran, yang menghasilkan perubahan tingkah
laku. Agar dalam penelitian ini memiliki alur yang jelas dan
memudahkan pembaca memahami bagaimana alur
B. Manfaat Hasil Belajar penelitian tentang “Penerapan Metode Reward and
Syahputra (2010) mengemukakan bahwa manfaat hasil Punishment sebagai upaya peningkatan hasil belajar
belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah Matematika siswa kelas V UPTD SDN 178 Barru
laku, seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, Kabupaten Barru”. Maka dibuatlah skema kerangka
afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti suatu konsep yang dapat dijadikan pedoman oleh peneliti
proses belajar mengajar tertentu. Hasil belajar harus dalam menjelaskan lebih lanjut tentang pembahasan
menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik, penelitian ini. Adapun skema kerangka konsep
sehingga bermanfaat untuk: digambarkan sebagai berikut:
a. Menambah pengetahuan
b. Lebih memahami sesuatu yang belum dipahami
sebelumnya
c. Lebih mengembangkan keterampilannya
d. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal
e. Lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar


Waslima (Susanto, 2016) menyatakan hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi,
baik faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut:
1. Faktor internal, faktor internal merupakan faktor
yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, 2.3. Hipotesis
serta kondisi fisik dan kesehatan. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu “Jika
2. Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri metode Reward and Punishment diterapkan dengan baik
peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu maka proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga Matematika tentang volume kubus dan balok di kelas
yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. V UPTD SDN 178 Barru Kabupaten Barru dapat
Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, meningkat.”
pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang
kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari
3. METODE PENELITIAN
berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam
kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam belajar 3.1. Jenis Penelitian
peserta didik. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Kunandar (Sudirman dan Maru, 2016)
penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk

137
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku 3. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
pendidikan dalam suatu situasi rasionalitas dan siswa adalah tes pilihan ganda terdiri dari 10 nomor
keadilan tentang praktik-praktik kependidikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
mereka dan pemahaman tentang praktik yang
divalidasi oleh validator ahli.
dilakukan serta situasi dimana praktik tersebut dapat
4. Lembar dokumentasi merupakan instrumen yang
dilakukan.
digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
3.2. Fokus Penelitian tentang keadaan siswa, guru, serta sebagai sumber
Pelaksanaan penelitian ini berfokus dilaksanakan di informasi dokumen berupa data awal siswa dan
dalam kelas. Desain penelitian tindakan dipilih beberapa foto data proses pembelajaran berlangsung
berkenaan dengan masalah yang ingin dipecahkan
berasal dari praktik pembelajaran di dalam kelas
3.6. Prosedur Penelitian
sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan
penerapan metode Reward and Punishment pada
pembelajaran Matematika, fokus yang diselidiki yaitu:
1. Proses, yaitu melihat pelaksanaan Metode Reward
and Punishment dalam pembelajaran Matematika
tentang volume kubus dan balok di kelas V UPTD SDN
178 Barru Kabupaten Barru.
2. Hasil, yaitu melihat hasil belajar siswa melalui
penerapan Metode Reward and Punishment dalam
pembelajaran Matematika tentang volume kubus dan
balok di kelas V UPTD SDN 178 Barru Kabupaten
Barru.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian


3.3.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di bulan April 2021 Semester
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Genap TP. 2020/2021.
3.7.1 Observasi
3.3.2 Tempat Penelitian Rahadi (2020) menyatakan bahwa Observasi
Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SDN 178 Barru merupakan bagian dari proses penelitian dan menjadi
Kabupaten Barru. bagian dari alat pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif berdasarkan tujuan riset dan pernyataan
3.4. Subjek Penelitian riset. Pada saat pengumpulan data, peneliti turun ke
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V UPTD lapangan untuk mengamati dan mengetahui hal-hal
SDN 178 Barru Kabupaten Barru yang berjumlah guru
yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,
1 orang dan 13 orang siswa, yang terdiri dari 10 laki-
kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.
laki dan 3 perempuan.

3.5. Instrumen Penelitian Peneliti melakukan pengamatan secara langsung


Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian terhadap objek penelitian untuk melihat dari dekat
ini adalah sebagai berikut : kegiatan yang dilakukan. Peneliti memilih observasi
1. Lembar observasi merupakan catatan yang dengan alasan bahwa observasi merupakan alat yang
menggambarkan catatan yang menggambarkan paling tepat untuk mendapatkan data proses,
aktivitas siswa dan guru, suasana serta situasi belajar pengamatan dilakukan secara langsung dengan
siswa selama pembelajaran berlangsung. mengamati tingkah laku siswa, dalam hal ini adalah
2. Lembar kerja kelompok merupakan instrumen yang partisipasi siswa dalam proses pembelajaran serta
digunakan untuk mendapatkan kedaan pembelajaran proses mengajar peneliti dalam menerapkan metode
siswa dengan kelompoknya. Reward and Punishment.

138
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

Dalam prosedur pengembangan, peneliti menentukan selama penelitian berlangsung. Makna dari kondensasi
tujuan observasi yaitu untuk mengetahui aktivitas mengacu pada penguatan data. Dalam model
guru dan siswa, serta aspek yang akan diamati dan sebelumnya menggunakan istilah reduksi yang berarti
diuraikan dalam lembar observasi beserta rubriknya. mengurangi data. Sedangkan dalam kondensasi data
Observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran tidak dihilangkan melainkan dirangkum, diparafrase,
maupun digabungkan dengan data lainnya.
berlangsung. Instrumen teknik observasi berupa
Kondensasi data dalam penelitian ini dilakukan
format observasi guru dan siswa.
melalui merangkum hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi sesuai dengan masing-masing aspek.
3.7.2 Tes
Data hasil rangkuman kemudian dipakai sebagai data
Tes adalah instrumen yang sangat sering digunakan penelitian.
dalam penelitian tindakan kelas. Kuntjojo (2009) b) Data Display (Penyajian Data)
mengemukakan bahwa tes adalah teknik Setelah data dikondensasi, maka langkah selanjutnya
pengumpulan data yang dilakukan dengan adalah menyajikan data. Teks yang bersifat naratif
memberikan serentetan soal atau tugas serta alat paling sering digunakan untuk untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif. Meskipun begitu untuk
lainnya kepada subjek yang diperlukan datanya.
mempermudah dalam penarikan penyajian data
Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes
diharapkan dapat dalam bentuk matriks, grafik,
dapat disebut sebagai pengukuran (measurement). diagram, maupun pemetaan. Dalam penelitian ini data
Alasan peneliti memilih teknik tes untuk mengukur disajikan dalam bentuk teks naratif, serta tabel pada
dan menilai hasil belajar siswa apakah meningkat atau salah satu aspek.
belum selama penerapan metode Reward and c) Conclution Drawing or Verification (Penarikan
Punishment. Tes yang digunakan dalam prosedur Kesimpulan dan Verifikasi)
penelitian ini yaitu tes tertulis dalam bentuk pilihan Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan
ganda.
kesimpulan diambil dari data yang terkumpul
3.7.3 Dokumentasi
kemudian diverifikasi secara terus menerus selama
Dokumentasi adalah kegiatan mencatat atau proses penelitian berlangsung agar data yang didapat
merekam suatu peristiwa dan objek yang dianggap terjamin keabsahan dan objektifitasnya, sehingga
penting, serta perolehan data-data awal siswa. kesimpulan terakhir dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Sugiyono (2014), dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ada dua
berbentuk tulisan, gambar atau data. Tujuan macam, yaitu indikator proses dan indikator hasil.
dokumentasi untuk memberikan gambaran yang lebih Keberhasilan indikator proses dapat dilihat dari
jelas tentang situasi yang dilakukan dalam proses ketercapaian kriteria-kriteria pada lembar observasi
pembelajaran berupa arsip-arsip belajar yang dapat pembelajaran, yaitu jika rata-rata nilai hasil observasi
memberikan informasi data keberhasilan siswa dan kegiatan siswa mencapai 76%. Adapun kriteria standar
dokumen berupa foto-foto yang menggambarkan keberhasilan dari segi indikator hasil dengan merujuk
situasi pembelajaran, sebagai pelengkap penelitian pada pendapat Djamarah (2014). Tingkat keberhasilan
yang disesuaikan dengan langkah-langkah penerapan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
metode Reward and Punishment.

a. Teknik Analisis Data dan Indikator


Keberhasilan
Menurut Miles dan Huberman (Herviani, dkk. 2018)
teknik analisis kualitatif model interaktif ini terdiri dari
Sesuai dengan teknik analisis data fokus penelitian,
tiga komponen kegiatan yang saling terkait, yaitu:
maka harus ditentukan indikator untuk mengukur
a) Data Condensation (Kondensasi Data)
keberhasilan penelitian, yakni indikator keberhasilan
Pada komponen ini merujuk pada proses memilih,
proses dan indikator keberhasilan hasil, sebagai
memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan,
berikut:
dan atau mentransformasikan data yang diperoleh

139
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

a. Indikator keberhasilan proses, penelitian kualifikasi baik (B) sehingga mencapai indikator
dikatakan berhasil jika siswa melaksanakan 76% keberhasilan yakni ≥76%.
langkah-langkah metode Reward and Punishment
dalam pembelajaran. Taraf keberhasilan 76% Sedangkan hasil observasi aspek siswa pada
sesuai tabel tingkat keberhasilan dikualifikasikan pertemuan I dalam menerapkan langkah-langkah
baik (B). Metode pembelajaran Reward and Punishment dalam
sebagai berikut:
b. Indikator keberhasilan hasil: penetapan
(1) Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan
keberhasilan hasil belajar siswa setelah mengikuti
materi pembelajaran, pada tahap ini guru
pembelajaran dapat dilihat apabila ≥ 76% siswa
menyampaikan materi yang akan diajarkan, 3 siswa
yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai
berada pada kategori baik (B) yang memenuhi 3
taraf keberhasilan minimal yakni memperoleh indikator, 4 siswa berada pada kategori cukup (C)
nilai standar SKBM ≥ 70 (ketentuan sekolah) ke yang memenuhi 2 indikator, dan 4 siswa berada pada
atas, maka proses pembelajaran dikatakan kategori kurang (K) yang hanya memenuhi 1
berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan ke indikator. Tahap ini berada pada kualifikasi cukup (C)
siklus berikutnya. (2) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang
diberikan, 3 siswa berada pada kategori baik (B) yang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN memenuhi 3 indikator, 3 siswa berada pada kategori
4.1. Hasil Penelitian cukup (C) yang memenuhi 2 indikator, dan 5 siswa
4.1.1. Siklus I berada pada kategori kurang (K) yang hanya
Hasil observasi guru terhadap peneliti dalam memenuhi 1 indikator. Tahap ini berada pada
menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran kualifikasi cukup (C)
Reward and Punishment dalam aspek guru pada siklus I (3) Siswa memperhatikan dan menjawab pertanyaan-
sebagai berikut: pertanyaan latihan soal, 4 siswa berada pada kategori
(1) Menyampaikan materi pembelajaran, terdapat 3 baik (B) yang memenuhi 3 indikator, 5 siswa berada
indikator yang tersedia. Indikator pada tahap ini yaitu pada kategori cukup (C) yang memenuhi 2 indikator,
guru menyebutkan tujuan pembelajaran, guru dan 2 siswa berada pada kategori kurang (K) yang
menyebutkan indikator pembelajaran, dan guru hanya memenuhi 1 indikator. Tahap ini berada pada
mengenalkan metode Reward and Punishment yang kualifikasi cukup (C)
akan digunakan. Satu indikator tidak terlaksana (4) Siswa aktif dalam pembelajaran sehingga
sehingga tergolong kualifikasi cukup (C). mendapat reward, 3 siswa berada pada kategori baik
(2) Memberikan penjelasan materi pembelajaran (B) yang memenuhi 3 indikator, 6 siswa berada pada
kepada peserta didik, terdapat 3 indikator yang kategori cukup (C) yang memenuhi 2 indikator, dan 2
tersedia. Seluruh indikator terlaksana sehingga siswa berada pada kategori kurang (K) yang hanya
tergolong kualifikasi cukup (B). memenuhi 1 indikator. Tahap ini berada pada
(3) Menyelipkan pertanyaan-pertanyaan latihan soal kualifikasi cukup (C)
dengan materi pembelajaran yang sedang diberikan, (5) Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik
seluruh indikator terlaksana sehingga tergolong sehingga tidak mendapat punishment, 3 siswa berada
kualifikasi baik (B) pada kategori baik (B) yang memenuhi 3 indikator, 4
(4) Memberi reward pada siswa yang aktif, terdapat 3 siswa berada pada kategori cukup (C) yang memenuhi
indikator yang tersedia. Seluruh indikator terlaksana 2 indikator, dan 4 siswa berada pada kategori kurang
sehingga tergolong kualifikasi baik (B) (K) yang hanya memenuhi 1 indikator. Tahap ini
(5) Memberi punishment pada siswa yang membuat berada pada kualifikasi cukup (C).
kegaduhan, seluruh indikator terlaksana sehingga
tergolong kualifikasi cukup (B) Berdasarkan observasi siswa, menunjukkan masih ada
Berdasarkan uraian tersebut, menunjukkan bahwa beberapa indikator yang belum dicapai siswa. Pada
pada proses pembelajaran diantara 5 langkah metode proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan
pembelajaran Reward and Punishment yang terdiri dari guru dan kurang bekerja sama dalam kelompok ketika
15 indikator yang telah ditetapkan, peneliti berdiskusi. Kualifikasi aktivitas siswa pada proses
melaksanakan 14 dari 15 indikator yang berarti pada pembelajaran pada siklus I yaitu berada pada

140
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

kualifikasi cukup (C) atau belum mencapai indikator (2) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang
keberhasilan yaitu ≥76%. diberikan, 7 siswa berada pada kategori baik (B) yang
memenuhi 3 indikator, 3 siswa berada pada kategori
4.1.2. Siklus II cukup (C) yang memenuhi 2 indikator, dan 1 siswa
Hasil observasi guru terhadap peneliti dalam berada pada kategori kurang (K) yang hanya
menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran memenuhi 1 indikator. Tahap ini berada pada
Reward and Punishment dalam aspek guru sebagai kualifikasi baik (B).
berikut: (3) Siswa memperhatikan dan menjawab pertanyaan-
(1) Menyampaikan materi pembelajaran, terdapat 3 pertanyaan latihan soal, 9 siswa berada pada kategori
indikator yang tersedia. Indikator pada tahap ini yaitu baik (B) yang memenuhi 3 indikator, 1 siswa berada
guru menyebutkan tujuan pembelajaran, guru pada kategori cukup (C) yang memenuhi 2 indikator,
menyebutkan indikator pembelajaran, dan guru dan 1 siswa berada pada kategori kurang (K) yang
mengenalkan metode Reward and Punishment yang hanya memenuhi 1 indikator. Tahap ini berada pada
akan digunakan. Semua indikator terlaksana sehingga kualifikasi baik (B).
tergolong kualifikasi baik (B). (4) Siswa aktif dalam pembelajaran sehingga
(2) Memberikan penjelasan materi pembelajaran mendapat reward, 7 siswa berada pada kategori baik
kepada peserta didik, terdapat 3 indikator yang (B) yang memenuhi 3 indikator, 4 siswa berada pada
tersedia dan seluruh indikator terlaksana sehingga kategori cukup (C) yang memenuhi 2 indikator, dan 0
tergolong kualifikasi baik (B). siswa berada pada kategori kurang (K) yang hanya
(3) Menyelipkan pertanyaan-pertanyaan latihan soal memenuhi 1 indikator. Tahap ini berada pada
dengan materi pembelajaran yang sedang diberikan, kualifikasi baik (B).
terdapat 3 indikator yang tersedia dan seluruh (5) Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik
indikator terlaksana sehingga tergolong kualifikasi sehingga tidak mendapat punishment, 6 siswa berada
baik (B). pada kategori baik (B) yang memenuhi 3 indikator, 5
(4) Memberi reward pada siswa yang aktif, terdapat siswa berada pada kategori cukup (C) yang memenuhi
3 indikator yang tersedia dan seluruh indikator 2 indikator, dan 0 siswa berada pada kategori kurang
terlaksana sehingga tergolong kualifikasi baik (B). (K) yang hanya memenuhi 1 indikator. Tahap ini
(5) Memberi punishment pada siswa yang membuat berada pada kualifikasi baik (B).
kegaduhan, terdapat 3 indikator dan seluruh indikator
terlaksana sehingga tergolong kualifikasi baik (B). Berdasarkan observasi siswa, menunjukkan masih ada
beberapa indikator yang belum dicapai siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, menunjukkan bahwa Kualifikasi aktivitas siswa pada proses pembelajaran
pada proses pembelajaran di antara 5 langkah metode pada siklus II berada pada kualifikasi baik (B) atau
pembelajaran Reward and Punishment yang terdiri sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥76%.
dari 15 indikator yang telah ditetapkan, peneliti
melaksanakan 15 dari 15 indikator yang berarti semua
indikator terlaksana dan tergolong pada kualifikasi 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
baik (B). sehingga taraf tersebut belum mencapai Kegiatan penerapan metode Reward and Punishment
indikator keberhasilan yakni ≥76%. Sedangkan hasil diperoleh hasil berdasarkan dari observasi aktivitas
observasi aspek siswa pada pertemuan II dalam guru dan siswa pada siklus I masih terdapat hal-hal
menerapkan langkah-langkah Metode pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik. Dari aspek guru
Reward and Punishment dalam sebagai berikut: yaitu guru tidak mengenalkan metode reward and
(1) Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan punishment pada siswa.
materi pembelajaran, pada tahap ini guru
menyampaikan materi yang akan diajarkan, 9 siswa Aspek siswa yaitu: (1) siswa belum menguasai materi
berada pada kategori baik (B) yang memenuhi 3 tentang volume kubus dan balok (2) siswa belum
indikator, 1 siswa berada pada kategori cukup (C) terbiasa mengikuti pembelajaran dengan metode
yang memenuhi 2 indikator, dan 1 siswa berada pada Reward and Punishment (3) siswa kurang mengikuti
kategori kurang (K) yang hanya memenuhi 1 pembelajaran dengan baik. Namun pada siklus II hal-
indikator. Tahap ini berada pada kualifikasi baik (B). hal tersebut telah mampu diperbaiki oleh peneliti

141
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

dengan kembali menerapkan metode Reward and I dikualifikasikan cukup (C) dan pada siklus II
Punishment. baik (B).
2. Penerapan metode pembelajaran Reward and
Adapun perubahan yang terjadi yaitu pada siklus II Punishment dapat meningkatkan hasil belajar
dari aspek guru, guru telah menjalankan seluruh siswa kelas V UPTD SDN 178 Barru Kabupaten
indikator pembelajaran dengan baik. Aspek siswa Barru pada mata pelajaran matematika tentang
yaitu (1) siswa sudah menguasai materi tentang volume kubus dan balok. Hal ini terlihat dengan
volume kubus dan balok, (2) siswa sudah terbiasa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari setiap
mengikuti pembelajaran dengan metode Reward and siklus, pada siklus I hasil belajar siswa
Punishment, (3) siswa mengikuti pembelajaran dengan dikualifikasikan cukup (C) dan pada siklus II baik
baik. (B).

Pada penelitian siklus II menunjukkan bahwa


observasi aktivitas guru siklus II dikategorikan baik DAFTAR PUSTAKA
(B). Data tersebut sudah mencapai 15 indikator dari 15 Darmadi, H. (2017). PENGEMBANGAN MODEL DAN
indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga METODE PEMBELAJARAN DALAM
tergolong dalam kualifikasi Baik (B) dan observasi DINAMIKA BELAJAR SISWA. Deepublish
aktivitas siswa dikategorikan Baik (B) karena telah Publisher.
memenuhi 5 langkah pelaksanaan pembelajaran Djamarah. (2014). Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka
dengan baik. Begitu pula dengan hasil belajar yang Cipta.
diperoleh dari tes evaluasi akhir siklus dikategorikan Ernata, Y. (2017). Analisis Motivasi Belajar Peserta
baik (B). Hal ini menunjukkan ada peningkatan dari Didik Melalui Pemberian Reward Dan
siklus I ke siklus II. Pada hasil observasi aktivitas siswa Punishment Di Sdn Ngaringan 05 Kec.Gandusari
pada siklus 1 dikategorikan cukup (C) sedangkan pada Kab.Blitar. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan
siklus II dikategorikan baik (B) Sekolah Dasar (JP2SD), 5(2), 781.
https://doi.org/10.22219/jp2sd.vol5.no2.781-790
Berdasarkan indikator keberhasilan yang diadaptasi Faidy, A. B., & Arsana, I. M. (2014). Hubungan
dari Djamarah (2014) penelitian ini dianggap berhasil Pemberian Reward Dan Punishment Dengan
karena telah memenuhi standar yang ditetapkan, Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
dilihat dari observasi dan hasil tes evaluasi akhir siklus Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Ambunten
II siswa mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan Kabupaten Sumenep. Kajian Moral Dan
adanya perbaikan-perbaikan kesalahan yang terjadi Kewarganegaraan, 2, 454–468.
pada siklus I. Firdaus, F. (2020). Esensi Reward dan Punishment
dalam Diskursus Pendidikan Agama Islam.
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah,
4. KESIMPULAN 5(1), 19–29. https://doi.org/10.25299/al-
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka dapat thariqah.2020.vol5(1).4882.
disimpulkan bahwa: Hasanah, M. (2015). Pengaruh pemberian reward dan
1. Proses pembelajaran matematika tentang volume punishment terhadap motivasi belajar mata
kubus dan balok melalui penerapan metode pelajaran ips siswa kelas vii smp nu pakis malang
pembelajaran Reward and Punishment di kelas V skripsi.
UPTD SDN 178 Barru Kabupaten Barru yaitu Herviani Kurnia Vivi, Istiana, Tri Budi Sasongko,
aktivitas pembelajaran berjalan baik sesuai Lingga, F. R. (2018). EVALUASI PESERTA DIDIK
dengan langkah-langkah metode pembelajaran SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Reward and Punishment. Proses observasi aspek INKLUSIF DI KOTA BONTANG. 1(70), 146–153.
guru pada siklus I dikualifikasikan cukup (B) dan Kuntjojo. (2009). Metodologi Penelitian. In Metodologi
pada siklus II baik (B). Selain terjadi peningkatan Penelitian.
pada proses pembelajaran pada aspek guru, https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/04/met
peningkatan juga terjadi pada proses odologi-penelitian.pdf
pembelajaran aspek siswa, yang mana pada siklus Muliawan, Ugguh, J. (n.d.). 45 Model Pembelajaran
Spektakuler. AR-RUZZ MEDIA.

142
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

Sudirman & Maru, R. (2016). Implementasi Model- Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di
Model Pembelajaran dalam Bingkai Penelitian Sekolah Dasar. Prenadamedia Group.
Tindakan Kelas. Yayuk, E. (2019). PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Syahputra, E. (2020). SNOWBALL THROWING SD. Universitas Muhammadiyah Malang.
TINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR Zainal, Zaid, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Drs. Y.S. Pasinggi, M.
SISWA. Haura Publishing. P. (2017). PENDIDIKAN MATEMATIKA II.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Badan Penerbit UNM.
dan R&D. Alfabeta.

143

Anda mungkin juga menyukai