Anda di halaman 1dari 33

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SATUAN PANJANG

MENGGUNAKAN MEDIA DAKON DI KELAS III


UPT SDN 13 PASIE LAWEH

JON FINALDI

NIM. 856260789

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ14-UNIVERSITAS TERBUKA PADANG

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Departemen Pendidikan
Nasional, 2006:20). Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh
mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat
mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang
dimaksud disini bukan bersifat nonformal melainkan bersifat formal,
meliputi proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan peserta didik.
Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua dan guru,
meskipun juga dipengaruhi faktor intern dari siswa itu sendiri.
Pendidikan terdiri dari berbagai jenjang,jenjang pendidikan yang paling
utama dan paling dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) adalah pendidikan sekolah dasar (SD). Sekolah Dasar merupakan
salah satu penyelenggara tingkat pendidikan yang mengembangkan potensi
siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara memuaskan guna
menghadapi tuntutan pendidikan dan guna meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Guru dalam pembelajaran menggunakan metode,
pendekatan dan teknik mengajar yang relevan. Selain itu guru juga
menggunakan alat peraga dan media pembelajaran sebagai penunjang dalam
proses belajar mengajar. Sehingga guru dapat kreatif, aktif dan inovatif
untuk menciptakan perkembangan baru di dunia pendidikan.
Mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
dasar mempunyai peran strategis dalam pembangunan IPTEK karena
mempelajari matematika sama halnya melatih siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Menurut ( Maria, 2020 : 67) Matematika dinyatakan
ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, yang
sangat mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan
daya pikir manusia. Pada siswa SD matematika adalah kegiatan konkret.
Siswa SD belum bisa diajari secara definisi. Untuk itu, guru perlu
menyiapkan strategi atau perencanaan mengajar secara matang agar
pembelajaran siswa SD bisa menyenangkan. Pembelajaran matematika
diharapkan mengembangkan potensi siswa, siswa diharapkan bisa
mengkonstruksikan pemahamannya sendiri dengan guru sebagai fasilitator
bukan sebagai sumber utama pembelajaran, masih banyak kita jumpai
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dengan cara konvensional, yang
kurang memberikan kesempatan siswa berpikir kritis, pembelajaran
matematika masih banyak hanya sebagai metode untuk menemukan jawaban
dari pertanyaan tertutup dan definisi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di di kelas III UPT SDN
13 Pasie Laweh Kecamatan Sungai Tarab dalam pembelajaran guru masih
banyak menggunakan metode ceramah dan masih jarang dalam
menggunakan media dalam menyampaikan pelajaran matematika sehingga
siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut
dibuktikan dengan minimnya antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu interaksi siswa dengan guru belum terlihat, siswa
belum aktif bertanya selama proses pembelajaran. Siswa juga mengalami
kesulitan di dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini terlihat
ketika dalam mengerjakan soal latihan masih banyak siswa yang tidak
selesai.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas III UPT SDN 13
Pasie Laweh Kecamatan Sungai Tarab pada mata pelajaran matematika nilai
rata-rata siswa paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Hal ini terlihat dari ulangan harian matematika siswa kelas III UPT SDN 13
Pasie Laweh materi satuan panjang dari 10 siswa, ada 7 siswa yag nilainya
tidak mencapai KKM, 3 siswa yang dapat melebihi KKM.
Hal ini terjadi karena setiap pembelajaran guru hanya mengajarkan
materi langsung pada tahap abstrak tanpa mengawali dengan pembelajaran
secara konkret, sehingga siswa tidak paham dengan dasar pelajaran yang
mereka pelajari. Dengan kondisi ini mendorong guru sebagai peneliti untuk
berinovasi menciptakan suatu media untuk mempermudah siswa dalam
memahami suatu materi khususnya materi satuan panjang mata pelajaran
matematika.
Menurut (Gatot Muhsetyo,2010: 2.3) Media adalah alat bantu
pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan
guru untuk mempresentasikan dan/ atau menjelaskan bahan pelajaran, serta
digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran
matematik. Media pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika
akan memusatkan perhatian siswa. Media pembelajaran yang dapat diamati
atau dipegang ketika melakukan aktivitas belajar dapat meningkatkan minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi satuan panjang maka peneliti
berupaya menggunakan media konkret berupa media dakon.
Dakon alat bantu dalam proses pembelajaran khususnya materi
mengubah satuan panjang yang terbuat dari sebuah papan, bisa terbuat dari
bahan melamin, triplek, kayu, gabus, atau kertas. Urutan satuan panjang
tertulis berurutan dari km sampai mm dalam sebuah kotak, satuan panjang
ditulis dengan tulisan yang bersifat permanen. Di bawah kotak urutan satuan
panjang terdapat beberapa kotak-kotak tempat menuliskan atau
menempelkan angka untuk mengkonversikan satuan panjang yang bersifat
non permanen (bisa dihapus/ bisa diganti) agar media belajar bersifat tidak
hanya sekali pakai (Rahmawati, 2022: 33).
Dari uraian di atas, penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan
meningkatkan nilai hasil belajar siswa kelas III UPT SDN 13 Pasie Laweh
dengan pemanfaatan media pembelajaran. Hal ini karena anak usia Sekolah
Dasar berada pada tahap perkembangan berpikir operasional konkret,
sehingga pembelajaran sebaiknya menggunakan alat bantu atau media
pembelajaran. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Satuan Panjang Menggunakan
Media Dakon Di Kelas III UPT SDN 13 Pasie Laweh”

B. Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat peneliti menemukan
beberapa masalah pembelajaran diantaranya:
1) Kurangnya motivasi dan semangat siswa dalam pembelajaran
matematika
2) Siswa sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru
3) Nilai siswa kelas III khususnya Matematika masih rendah

C. Analisis Masalah
Dari temuan masalah di atas peneliti menganalisis masalah yang
terjadi pada saat pembelajaran :
1) Pengelolaan kelas kurang, sehingga kurangnya motivasi dan
keingintahuan siswa dalam pembelajaran matematika
2) Siswa sulit memahami materi yang disampaikan guru karena guru tidak
menggunakan media
3) Cara mengajar guru yang mengunakan metode ceramah sehingga
membuat siswa kurang aktif dan termotifasi dalam belajar.
D. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah diatas peneliti melakukan berbagai
alternative pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan media dakon
agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan hasil belajarnya optimal.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan
materi satuan panjang menggunakan media dakon ?
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan materi satuan panjang
melalui media dakon siswa kelas III UPT SDN 13 Pasie Laweh.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a) Siswa lebih aktif dan berkerjasama karena mengunakan media
konkret dalam proses pembelajaran
b) Membuat siswa lebih mandiri dan percaya diri karena mengunakan
media dakon dalam proses pembelajaran
c) Membuat siswa lebih terampil karena mengunakan media dakon
dalam proses pembelajaran
2. Bagi Guru
a) Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik,
b) Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran terhadap
permasalahan yang terjadi di kelasnya,
c) Mengembangkan keterampilan dan kreativitas guru dalam memilih
dan membuat media,
d) Memunculkan budaya meneliti di kalangan guru dan peneliti
sendiri.
3. Bagi sekolah
a) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang berimplikasi pada
meningkatnya
b) Dengan pembelajaran pemahaman yang baik diharapkan dapat
menumbuhkan siswa untuk berprestasi dan memberikan nama baik
bagi sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep dalam
belajar. Apabila telah terjadi perubahan tingkah laku pada diri seseorang,
maka seseorang sudah dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar.
Sebagaimana dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2008:21) hasil belajar
adalah tingkah laku yang timbul, dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya
pertanyaan-pertanyan baru, perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan,
kesanggupan menghargai, perkembangan sifat sosial, emosional dan
pertumbuhan jasmani.
Hasil belajar ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan eksternal (Slameto, 2010 dalam Karomah). Pertama, faktor internal
merupakan faktor yang datang dari kemampuan diri peserta didik itu sendiri
seperti faktor jasmaniah, psikologis (misalnya kecerdasan, minat, bakat dan
kesiapan seseorang dalam belajar) dan fakor kelelahan. Kedua, faktor
ekternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik seperti
faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sudijono (2012:32) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki
oleh siswaa dalam menerima pengalaman belajarnya baik dari segi kognitif,
afektif maupun psikomotor. Penjabaran dari setiap aspeknya adalah sebagai
berikut :
1. Ranah Kognitif. Pada ranah kognitif memiliki enam taraf, yaitu:
a) Pengetahuan, mencakup ingatan tentang hal-hal khusus dan hal-hal
umum, metode-metode, atau pola struktur.
b) Pemahaman, mencakup pemahaman yang menunjukkan bahwa siswa
mengetahui yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan
bahan pengetahuan atau ide tertentu tanpa perlu menghubungkannya
dengan bahan yang lain.
c) Aplikasi, mencakup penggunaan abstark dalam stuasi yang khusus
dan kongkrit.
d) Analisis, mencakup penguraian suatu ide dalam unsur-unsur
pokoknya sehingga menjadi jelas.
e) Sintesis, mencakup kemampuan menyatukan unsur-unsur dan bagian-
bagian sehingga merupakan suatu keseluruhan.
f) Evaluasi, menyangkut penilaian bahan atau metode untuk mencapai
tujuan tertentu
2. Ranah Efektif di bagi menjadi lima taraf,yaitu
a) Menerima, berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa
untuk ikut dalam fenomena atau stimulus khusus (kegiatan dalam
kelas, musik, baca, dan lain lain)
b) Memperhatikan, mengenal kepekaan siswa terhadap fenomenaa-
fenomena dan perangsang - perangsang tertentu, yaitu menyangkut
kesediaan siswa untuk menerima dan memperhatikannya.
c) Merespon, tahap ini siswa sudah lebih dari memperhatikan fenomena
dan sudah memiliki motivasi sehingga bukan hanya mau
memperhatikan malainkan sudah memberikan respon.
d) Mengahayati nilai, pada taraf ini nampak bahwa siswa menghayati
nilai tertentu dimana prilaku siswa sudah konsisten dalam situasi-
situasi sehingga ia sudah dipandang sebagai orang yang telah
menghayati nilai-nilai yang bersangkutan.
e) Mengorganisasikan, yaitu dalam mempelajari nilai-nilai siswa perlu
mengorganisaiakan nilai-nilai tersebut menjadi suatu sitem yang
memberikan pengarahan kepadanya.
3. Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yaitu:
a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
c) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan.
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
kepada keterampilan yang kompleks.
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan ekspersif dan interpretatif.
Pada kurikilum 2013, penilaian pada proses pembelajaran diatur
dalam permendikbud no 23 tahun 2016 dimana penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi
aspek: sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada penelitian ini peneliti
memfokuskan penelitian pada pengetahuan.

B. Satuan Panjang
Pengukuran merupakan suatu prosedur membandingkan antara
atribut yang akan di ukur dengan alat ukurnya. Salah satunya adalah
pengukuran satuan panjang. Terdapat beberapa pengukuran dalam
pelajaran matematika di SD diantaranya: pengukuran sudut, pengukuran
satuan waktu, pengukuran satuan panjang, pengukuran satuan berat, dan
pengukuran satuan kuantitas. Di dalam pembahasan pengukuran tersebut
membahas bagaimana cara membandingkan suatu besar pengukuran,
bagaimana cara menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan satuan
tersebut, dan menentukan hubungan antar satuan pengukuran. Dalam
penelitian ini, peneliti hanya membahas mengenai pengukuran satuan
panjang. ( Sukarwati, 2017 : 35)
Menurut (Rahmawati, 2022 : 34) Pengukuran (satuan panjang)
dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan satuan panjang
misalnya mengukur panjang meja, mengukur panjang buku dan lain
sebagainya.
1. Mengenal alat ukur satuan panjang. Untuk mengukur panjang suatu
benda di butuhkan alat ukur. Misalnya mengukur panjang buku,
mengukur panjang meja, bahkan mengukur panjang jalan
membutuhkan alat ukur yaitu misalnya mistar, meteran.
2. Hubungan antar satuan panjang. Dalam mengukur panjang suatu
benda, dapat menggunakan dua macam satuan yaitu menggunakan
satuan panjang tidak baku dan satuan panjang baku.
a. Satuan panjang tidak baku.
Satuan tidak baku merupakan sebuah pengukuran yang
memungkinkan perbedaan hasil karena menggunakan alat ukur
yang tidak standar. Beberapa contoh pengukuran dengan
menggunakan satuan tidak baku untuk mengukur panjang antara
lain sebagai berikut :
- Jengkal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan jarak
paling panjang antara ujung ibu jari tangan dengan ujung jari
kelingking.
- Hasta adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
sepanjang lengan bawah dari siku sampai ujung jari tengah.
- Depa adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
sepanjang kedua belah tangan dari ujung jari tengah kiri
sampai ujung jari tengah kanan.
- Kaki adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
panjang sebuah kaki.
- Tapak adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
panjang sebuah tapak.
- Langkah adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran
panjang sebuah langkah
b. Satuan panjang baku
Satuan ukuran panjang baku di tetapkan melalui
perjanjian internasional dan sifatnya tetap. Satuan ukuran
panjang baku standar internasional adalah kilometer (km),
hektometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm),
sentimeter (cm), milimeter (mm)
Untuk mengetahui satuan ukur pada panjang, ada sebuah
tanga satuan yang digunakan untuk mempermudah dalam
melakukan konversi atau perubahan satuan panjang.Untuk
perhitungannya, setiap perubahan naik ke atas satu tangga dikali
dengan 10. Sedangkan setiap turun satu tangga dibagi dengan
10.

C. Media Dakon
Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar. Menurut
Sadiman ( dalam Rahmawati, 2022: 33) bahwa, “Media adalah perantara
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam belajar diartikan dalam proses belajar mengajar
yang cenderung sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.
Media sebagai instrumen audio maupun visual yang dapat
digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik
dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi. Melalui
penggunaan media pembelajaran, guru dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki oleh para siswa.Media
pembelajaran juga memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya, dan memberikan pengalaman yang
integral atau menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Jenis-
jenis media pembelajaran sangatlah beragam. Ada yang berbentu visual,
audio, media proyeksi tetap, media proyeksi bergerak, dan media cetak
(Rizkiani, 2020 : 142)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah alat atau media yang dapat digunakan untuk
membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas
makna pesan yang disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Media pembelajaran berfungsi dalam kegiatan belajar mengajar
memiliki pengaruh besar terhadap alat-alat indera, selain itu media
pembelajaran dapat membantu pembelajaran jauh lebih efektif dan dapat
diterapkan secara baik sesuai dengan materi pembelajaran yang akan
disampaikan.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika ialah Dakon merupakan sebuah produk untuk
membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan dan kemampuan
berhitung siswa (Sulkhana,2022: 11). Dakon alat bantu dalam proses
pembelajaran matematika khususnya materi mengubah satuan panjang,
dakon terbuat dari sebuah papan, bisa terbuat dari bahan melamin,
triplek, kayu, gabus, atau kertas. Urutan satuan panjang tertulis berurutan
dari km sampai mm dalam sebuah kotak, satuan panjang ditulis dengan
tulisan yang bersifat permanen. Di bawah kotak urutan satuan panjang
terdapat beberapa kotak-kotak tempat menuliskan atau menempelkan
angka untuk mengkonversikan satuan panjang yang bersifat non
permanen (bisa dihapus/ bisa diganti) agar media belajar bersifat tidak
hanya sekali pakai ( Rahmawati, 2022: 33)
Media dakon dilihat dalam dua versi, yaitu dalam ukuran jumbo
dibuat sebagai media guru menjelaskan di depan kelas, sehingga dakon
terlihat oleh anak yang duduk di bangku paling belakang sekalipun.
Sedangkan dakotar mini dibuat sebagai media yang akan langsung
dipakai praktik oleh siswa. Jika dalam tangga konversi setiap lompatan
dikalikan atau dibagikan dengan kelipatan 10, pada media dakon untuk
mengubah satuan adalah memindahkan tanda koma (decimal) bilangan
yang akan dikonversikan.
Cara penggunaan media pembelajaran dakotar ini adalah sebagai
berikut :
b. Siswa harus mengetahui terlebih dahulu satuan panjang (km-hm-
dam-m-dm-cm-mm)
c. Sisipkan materi cara penulisan bilangan sesuai dengan nilai tempat,
termasuk bilangan desimal. Siswa diberikan penjelasan mengenai
jika bilangan 30 dapat pula ditulis dengan 30,00 atau bilangan 15,0
dapat ditulis 15. Pada bilangan 24,5 angka yang menempati tempat
satuan yaitu angka 4, bukan angka 5. Dalam penggunaan media
dakon satuan ini, dapat diberikan konsep “tanda koma selalu
menempel pada angka satuan”
d. Demonstrasi cara penggunaan dakotar untuk mengubah satuan
panjang.
e. Siswa berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan media
masing-masing
Bedasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, media
dakotan ini dapat membantu siswa dalam mengubah satuan panjang
dengan mudah. Selain itu media dakotar juga dapat membuat suasana
belajar lebih menyenang.
Menurut ( Adamsyah,2023 : 30) Kelebihan dari media dakon yaitu :
1) Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik dan lebih menghemat waktu dan tenaga karena guru tidak
harus menjelaskan materi pelajaran secara berulang-ulang, sebab dengan
sekali sajian menggunakan media peserta didik akan lebih mudah
memahami pelajaran.
2) Dapat melatih peserta didik pandai dalam berhitung
3) Dapat mengembangkan kemampuan berpikir sistematis peserta didik
sehingga mampu mendorong peserta didik menggunakan konsep materi
yang dimiliki
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Sebagai subjeknya adalah siswa kelas III UPT SD Negeri 13 Pasie
Laweh Kecamatan Sungai Tarab, dengan jumlah siswa sebanyak 10
orang. Terdiri dari 6 Laki-laki dan 4 Perempuan.
2. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas III UPT SD Negeri 13 Pasie Laweh
Kecamatan Sungai Tarab.
3. Waktu Penelitian
Hari/Tanggal
No Siklus Mata Pelajaran Waktu
Pelaksana

MATEMATIK
1 Siklus 1 Sabtu, 4 November 3 x 35
A
2023 Menit

MATEMATIK
2 Siklus 2 Kamis,9 November 3 x 35
A
2023 Menit

4. Pihak yang membantu


Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat menyelesaikan penelitian
ini sendiri. Oleh sebab itu banyak yang memberi bantuan,
diantaranya :
1. Bapak/ Ibu Majalis guru UPT SD Negeri 13 Pasie Laweh
2. Rekan-rekan seperjuangan di PGSD UT UPBJJ Padang Pokjar
Lima Kaum yang telah memberi dukungan, saran dan semangat
3. Siswa kelas III UPT SD Negeri 13 Pasie Laweh
B. Desain Prosedur Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research dengan
kajian berdaur ulang yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
tindakan, melaksanakan tindakan, mengamati dan merefleksi. Berikut adalah
alur dalam penelitian tindakan kelas yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto
dalam Pretty (2015:22):

Gambar 3.1 Model Penelitian Kelas

Berdasarkan alur di atas maka langkah-langkah yang dilakukan


pada setiap siklus adalah merencanakan perbaikan pembelajaran,
melaksanakan tindakan, mengamati tindakan yang dilakukan, dan
merefleksikan hasil pembelajaran sehingga dapat melakukan
perencanaan yang lebih baik lagi pada pelaksanaan berikutnya.
Tahap-tahap tersebut dapat dilanjutkan kesiklus berikutnya
secara ulang sampai masalah yang dihadapi dianggap telah teratasi.
Namun dalam penelitian ini peneliti merencanakan untuk melaksanakan
dua siklus saja untuk mengatasi masalah Pemahaman konsep pada mata
pelajaran matematika pada siswa kelas III UPT SDN 13 Pasie Laweh,
Dalam tindakan ini peneliti menyusun perencanaan yang akan dilakukan
pada kegiatan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Kegiatan pelaksanaan
penelitian ini terdiri dari tahapan pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi 2 siklus yaitu pelaksanaan, perencanaan, pengamatan dan
refleksi.
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran materi
Matematika adalah sebagai berikut :
a) Siklus I
1. Perencanaan
a. Refleksi awal, peneliti dengan kepala sekolah
mengidentifikasi masalah yang selama ini ada dalam
pembelajaran Matematika dengan lebih seksama.
b. Permasalahan yang telah digali dalam refleksi awal
selanjutnya dirumuskan peneliti dengan lebih operasional dan
menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan penelitian.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran ini dilakukan pengamatan
terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika
Pada kegiatan ini, media dakon telah direncanakan. Dalam
hal ini, pembelajaran Matematika dilaksanakan sesuai dengan
rencana, skenario, dan setting pembelajaran serta alokasi
waktu yang telah ditetapkan.
b. Post test
Post test dilaksanakn pada akhir pembelajaran, dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang
telah dilakukan oleh guru.
3. Pengamatan
a. Melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan kolaborator
dengan menggunakan lembar observasi.
b. Mencatat semua aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan
mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
c. Mengobservasi dan mencatat aktivitas siswa sebagai anggota
kelompok.
4. Refleksi I (Reflecting)
a. Melaksanakan evaluasi siswa dalam pembelajaran siklus I .
b. Melakukan analisis terhadap hasil tes yang dilaksanakan .
c. Evaluasi terhadap capaian yang diperoleh pada siklus I
didasarkan pada tingkat hasil belajar. Apabila jumlah siswa
yang melaksanakan tes rata-ratahasil tes kurang dari KKM
yang ditentukan yaitu 70 tindakan dilanjutkan ke siklus 2.
b) Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
a. Menyiapkan RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran )
pada topik yang disiapkan untuk penelitian.
b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan
penggunaan media pembelajaran langsung
c. Menyusun soal-soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar
siswa.
2. Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas disesuaikan dengan siklus yang
direncanakan.
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan jadwal.
b. Guru membuka pelajaran
c. Guru menjelaskan materi matematika dengan mengunakan
media
d. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok yang heterogen
e. Guru membagikan media dakon kepada setiap kelompok
f. Siswa mengerjakan LKK di dalam kelompok dan berdiskusi
g. Siswa menyampaikan hasil diskusi pada LKK nya ke depan
kelas dengan menggunakan media dakon
h. Guru memberikan soal berupa tes tertulis yang berkaitan
dengan materi matematika
3. Pengamatan
a. Melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan kolaborator
dengan menggunakan lembar observasi.
b. Mencatat semua aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan
mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
c. Mengobservasi dan mencatat aktivitas siswa sebagai anggota
kelompok.
4. Refleksi I (Reflecting)
a. Melaksanakan evaluasi dan analisis terhadap hasil observasi
melalui catatan pada lembar observasi tentang aktivitas siswa
dalam pembelajaran siklus II.
b. Melakukan analisis terhadap hasil tes yang dilaksanakan .
c. Evaluasi terhadap capaian yang diperoleh pada siklus II
Sudah diatas KKM Maka penelitian dihentikan sampai disini
C. Teknis Analisis Data
Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dengan cara
membandingkan skor individu siswa pada siklus I dan II yang diperoleh
setelah mengikuti pelajaran. Analisis data hasil belajar diperoleh melalui
hasil tes. Pada setiap siklus dilakukan 1 kali tes evaluasi. Skor maksimal
yang diperoleh siswa adalah 100 dan KKM nya adalah 70. Tes
dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran yang diberikan pada akhir
siklus I dan II, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil
belajar matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh
materi yang diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi PTK.Setelah
diadakan evaluasi, maka dapat diambil klasifikasi nilai ketuntasan
sebagai berikut :

Jumlah siswa yang mencapai tuntas


x 100 %
Jumlah semua siswa

Sedangkan persentase jumlah siswa yang tidak mencapai KKM adalah

Jumlah siswa yang tidak mencapai tuntas


x 10
Jumlah semua siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan 1
Perencanaan dimulai dengan terlebih dahulu menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar pengamatan siswa

selama proses pembelajaran. RPP disusun berdasarkan program

semester satu kelas III dengan kompetensi dasar yaitu

Mendeskripsikan dan menentukan hubungan antar satuan baku

untuk panjang, berat, dan waktu yang umumnya digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan indikator yaitu mengkonversi satuan

p anjang

Guru berdiri didepan kelas untuk menjelaskan materi. Untuk

mencapai kompetensi dasar ini perencanaan pembelajaran dibagi

dalam tiga tahap yaitu tahap kegiatan awal, tahap kegiatan inti, dan

tahap kegiatan akhir.

b. Pelaksanaan

Pada pertemuan siklus satu pertemuan satu dilaksanakan pada

hari Sabtu, 4 November 2023 pembelajaran berlangsung selama 70

menit. Siswa yang hadir sebanyak 10 orang siswa. Berdasarkan RPP

yang sudah disusun kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga tahap

sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal berlangsung kurang lebih 10 menit, pada

kegiatan awal guru mengucapkan salam, dan menyuruh siswa

berdoa. Lalu guru meminta siswa merapikan tempat duduknya.

Setelah itu guru mengecek kehadiran siswa dan menyiapkan

materi ajar serta media pembelajaran. Guru melakukan

aperserpsi, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti berlangsung lebih kurang 40 menit. Kegiatan

pembelajaran dimulai dengan guru menjelaskan satuan yang tertera

pada penggaris. Kemudian Guru membimbing siswa memahami

mengkonversikan satuan panjang dengan mengunakan media dakon

pada siswa. Guru membimbing dan meminta salah seorang siswa

untuk menemukan mengkonversikan satuan panjang dengan

mengunakan media tersebut. Guru menguatkan materi dengan cara

memberikan contoh lainnya yang berkaitan dengan

mengkonversikan satuan panjang.

c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini siswa mengerjakan latihan sesuai dengan

materi. Guru bersama-sama dengan siswa membuat

rangkuman/simpulan pelajaran dengan cara tanya jawab. Kemudian

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya dan mengakhiri pelajaran dengan membaca doa.


c. Observasi 1

Observasi atau pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan

terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pada tahap ini peneliti

melakukan analisis data yang telah terkumpul dari hasil observasi

guru dan analisis hasil evaluasi pembelajaran siswa. Setelah

dilaksanakan ulangan pada akhir pembelajaran maka diperloleh hasil

belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus 1


No Nama KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 Jelita 70 100 √
2 Azam 70 100 √
3 Hafiz 70 80 √
4 Zafran 70 60 √
5 Hanin 70 60 √
6 Zifa 70 80 √
7 Habib 70 40 √
8 Irfan 70 40 √
9. Nita 70 60 √
10 Daffa √
70 40
.
Jumlah 660
Rata – rata 66
(Sumber : Data hasil Penelitian, 2023)
Dari tabel hasil belajar di atas, terlihat hasil belajar siswa pada
Siklus I memiliki rata-rata hasil belajar 66. Dari 10 orang siswa 4
orang siswa yang mencapai ketuntasan belajar sedangkan 6 orang siswa
tidak mencapai nilai ketuntasan belajar. dengan persentase ketuntasan
yang didapat adalah 40 % dan persentase ketidak tuntasannya 60 %
d. Refleksi I
Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan atau pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan observer. Dari hasi
paparan siklus I pertemuan 1 dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran
matematika satuan panjang dengan menggunakan media dakon belum
membuahkan hasil yang baik. Terlihat dari hasil tes siswa, banyak
nilainya siswa yang masih di bawah KKM.
Saat sedang melakukan pembelajaran belum seluruh siswa bisa
menggunakan media. Hal itu di sebabkan oleh karena ketersediaan
media yang terbatas. Media cuma satu dengan jumlah siswa 10 orang.
Sehingga tidak semua siswa bisa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran.

2. Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan 1
RPP yang digunakan masih memakai KD yang sama namun
dengan indikator yaitu mengkonversi satuan panjang .Pembelajaran
dirancang dengan mengubah formasi tempat duduk. Direncanakan
siswa belajar menggunakan kelompok .
b. Pelaksanaan
Sementara itu pertemuan kedua untuk siklus II dilaksanakan pada
hari Kamis, 9 November 2023. Pada siklus II ini, siswa yang hadir
sebanyak 10 orang. Indikator pembelajarannya adalah mengkonversi
satuan panjang. Berdasarkan RPP yang telah disusun pembelajaran
tetap dibagi dalam tiga tahap kegiatan , yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir, Untuk lebih rinci sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Kegiatan awal berlangsung lebih kurang 10 menit, siswa
berdoa dan setelah itu guru menyiapkan kondisi kelas melihat
kebersihan disekitar siswa, serta guru mengecek kehadiran siswa.
Dan guru memberikan apserpsi kepada siswa dengan melakukan
tanya jawab terkait dengan materi yang telah dipelajari
sebelummya. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan di capai pada proses pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Kegiatan ini dimulai dari guru meminta siswa untuk
duduk berkelompok, dimana terdapat 2 kelompok dengan
anggota kelompok 5 orang. Kemudian guru menyampaikan
informasi terkait kegiatan apa yang akan dilakukan selama
proses pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan media dakon
yang akan digunakan untuk mengkonversi satuan panjang dan
membagikan media tersebut pada masing – masing kelompok.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan terhadap materi yang tidak dimengerti.
Siswa memahami lembar kerja kelompok (LKK) yang
diberikan guru. Dan meminta siswa untuk menyelesaikan LKK
dengan menggunaakan media Dakon Kemudian masing –
masing kelompok mempresenasikan hasil pekerjaan mereka
secara bergiliran. Selanjutnya, guru memberikan masukan dan
pembenaran dari yang disampikan kelompok
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru melaksanakan evaluasi dengan
memberikan latihan soal terkait dengan materi yang telah
dipelajari. Kemudian guru bersama siswa membuat kesimpulan
pelajaran dengan cara tanya jawab. Setelah itu guru
menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya serta menutup pembelajaran dengan membaca doa.
c. Observasi 1I
Pembelajaran dengan menggunakan media Dakon pada sisklus II
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pelajaran,
perhatiannya bisa terfokuskan karena siswa merasa poses
pembelajarannya menarik dengan adanya media, dan hasil
belajarnya pun meningkat. Hal ini dibuktikan dengan lebih
banyaknya siswa yang aktif dalam pembelajaran.
Namun ditengah peningkatan tersebut masih ada 2 orang siswa
yang nilainya masih di bawah KKM yang telah ditetapkan. Guru
telah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami siswa, guru membimbing siswa dalam
kelompok ataupun individu yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran. Dan siswa juga di minta untuk mempresentasikan
jawaban kelompoknya kedepan kelas, kemudian guru memberikan
reward kepada kelompok atau siswa yang tampil kedepan kelas.
Dengan adanya reward terebut maka akan membuat siswa merasa
termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran. Adapun hasil
belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Belajar Silklus II
No Nama KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 Jelita 70 100 √
2 Azam 70 100 √
3 Hafiz 70 100 √
4 Zafran 70 80 √
5 Hanin 70 80 √
6 Zifa 70 100 √
7 Habib 70 60 √
8 Irfan 70 60 √
9 Nita 70 80 √
10 Daffa 70 80 √
Jumlah 840
Rata – rata 84
Dari tabel hasil belajar di atas, terlihat rata-rata hasil belajar
siswa pada Siklus I adalah 65 sedangkan pada siklus II telah meningkat
menjadi 84. Pada siklus II ini 10 siswa telah mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditetapkan dan 2 siswa belum mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimal, dengan persentase ketuntasan yang
didapat adalah 80 %
Mengingat hasil rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II telah
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu rata-rata 70, maka
peneliti dan teman sejawat sepakat bahwa penelitian tindakan dihentikan
pada siklus II.
d. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis simulasi
pembelajaran yang berhubungan dengan proses, masalah, hambatan
yang ditemukan, dan dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
Berdasarkan hasil analisis kegiatan guru dan hasil belajar siswa,
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada simulasi siklus I telah
diperbaiki pada siklus II ini.
3. Perbandingan Persiklus
Dalam pembelajaran, seorang guru harus mampu memvariasikan media
dan metode dalam setiap pertemuan sehingga siswa merasa semangat dalam
belajar. Dari dua siklus yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik hasil
perbandingan antara siklus I dan siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat
pada tabel dan diagram berikut.
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siklus 1 dan Siklus 2

Nilai
No Nama
Siklus I Siklus II
1 Jelita 100 100
2 Azam 100 100
3 Hafiz 80 100
4 Zafran 60 80
5 Hanin 60 80
6 Zifa 80 100
7 Habib 40 60
8 Irfan 40 60
9. Nita 60 80
10. Daffa 40 80
Jumlah 660 840
Rata-rata 66 84
(Sumber : Data hasil Penelitian, 2023)

Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada


Siklus I dan Siklus II
120
100
80
Nilai Siswa

Siklus I
60 Siklus II
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa

(Sumber : Data hasil Penelitian, 2023)


Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media Dakon
yang dilaksanakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat dari 66
menjadi 84. Adapun persentase ketuntasan yang didapat pada siklus 2 sudah
meningkat juga dari 40 % menjadi 80 %. Dari hasil siklus II ini didapatkan
bahwa hasil belajar siswa kelas IV UPT SDN 13 Pasir Lawas sudah
mencapai rata-rata yang ditetapkan.

B. Pembahasan
1. Pembahasan Siklus I
Hasil belajar merupakan penentu keberhasilan siswa dalam

proses pembelajaran. Dari hasil analisis siklus I hasil belajar siswa belum

tuntas, hal tersebut terlihat pada nilai ketuntasan siswa. Nilai rata-rata pada

siklus I adalah 66. Ketuntasan secara klasikal baru mencapai angka 40%.

Siswa dalam mengerjakan evaluasi terlihat kurang serius dan saling

kerjasama dalam mengerjakan tes. Pada siklus 1, keaktifan siswa belum

terlihat, karena hanya sebagian kecil siswa yang bisa mencobakan media.

Hal ini disebabkan karena media yang di gunakan hanya satu sementara

anak berjumlah 10 orang.

2. Pembahasan Siklus II

Pada pertemuan pertama di siklus 2 ini peneliti membagi kelas

menjadi tiga kelompok. Masing masing kelompok di beri satu media.

Sehingga mereka bisa mencobakan media itu secara bergiliran. Masing –

masing kelompok beranggota 5 orang. Sehingga masing- masing siswa

bisa mencobakan media dengan lebih leluasa karena waktu yang di

berikan sudah lebih memadai dari pertemuan sebelumnya.

Dengan hal itu, peningkatan hasil penilaian pada siklus 2 ini dapat

terjadi dengan rata – rata 84 ketuntasan klasikal sebesar 80%


3. Peningkatan Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di prasiklus, siklus
1 dan siklus II bahwa terdapat peningkatkan hasi belajar siswa tentang
satuan baku kelas III UPT SDN 13 Pasir Lawas. Hal ini dapat terlihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4 Perbandingan Rata – Rata Hasil Belajar Siswa

No KKM Siklus 1 Siklus II


1 70 66 84
(Sumber : Data hasil Penelitian, 2023)

Gambar 4.2. Peningkatan Persiklus


90
80
70
60
50 Series 1

40
30
20
10
0
siklus 1 silkus 2

(Sumber : Data hasil Penelitian, 2023)


Dari tabel dan diagram tersebut tampak terlihat bahwa dengan media
Dakon dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mengembangkan
kemampuan siswa dengan mengalami sendiri, sedangkan dari hasil
yang diperoleh pada siklus II maka telah terlaksana dengan baik guru
telah berhasil dalam menerapkan media Dakon dalam pembelajaran
satuan panjang di kelas III UPT SD Negeri 13 Pasie Laweh .
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media Dakon pada
siswa kelas III UPT SD Negeri 13 Pasie Laweh dapat meningkatkan hasil
belajar. Peningkatan tersebut disebabkan karena media Dakon digunakan
guru sebagai alat bantu pada saat mengenalkan satuan panjang.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Diharapkan bagi guru hendaknya terus berusaha dalam menyiapkan
media pembelajaran yang kreatif dan inovatif supaya pembelajaran
lebih bervariasi dan tidak monoton menggunakan paradigma lama
sehingga anak tidak bosan.
2. Diharapkan guru lebih kreatif mendesain proses pembelajaran
seperti tempat duduk, formasi tempat duduk, jumlah penggunaan
media yang sesuai dengan jumlah siswa.
3. Diharapkan guru selalu memotivasi siswa untuk berbuat dan bekerja
sama dalam kelompok, karena biasanya di dalam kelompok yang
aktif itu kebanyakan siswa pintar saja.
DAFTAR PUSTAKA

Adimsyah, Fatma Amah dkk. “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran


Dakon Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik”. Jurnal
Chalim Journal of Teaching and Learning, Volume 3, Issue. 1, 2023, pp.
28-34
Depdiknas.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta : Depdiknas
Gatot, Muhsetyo, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Hamalik, Oemar.2008. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi Aksara
Karomah,Syifa Fatkhatul . Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Melalui Media Dakon Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Karang Jengkol
03. Jurnal Pancar Vol. 5 No. 1 (2021) e -ISSN : 2550-0619 p-ISSN : 2721-
6748
Kustandi, C. dan Sujipto B. 2016. Media Pembelajaran: Manual dan Digital.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Maria, Kolekta. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Ii Dengan
Menggunakan Media Congklak Di Sd Katolik Wetakara. Jurnal Ekonomi,
Sosial & Humaniora E-ISSN 2686 5661 VOL.01 NO. 12. JULI 2020
Pretty Y. 2015. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Mejing 2 Melalui Model
Pembelajaran Creative Problem Solving Tahun Ajaran 2014/2015.
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta.
Prihandoko.2006.Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika secara benar
dan menarik. Jakarta : Dediknas
Rahmawati, Handayani, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT (Number Head Together) Berbantuan Media Dakon Satuan
Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis pada Materi Satuan
Panjang Volume I, No 1, 30 July 2022
Rizkiani,Mutia Intan dkk. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Satuan
Panjang Melalui Media Flash Card Pada Siswa Kelas Iib Sdn
Kayuringin Jaya Vi Bekasi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Vol. 4 No. 2 Agustus 2020: 141-148 ISSN. 2615-1960
Sudijono, A.2012. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Sukarwati,Nanik.Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pengukuran. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 3 No. 1 Maret 2017
Sulkhana, Sayyidah Irma, Dkk. 2022. Pengembangan Media Dakotar (Dakon
Matematika Pintar) Materi Satuan Panjang dan Satuan Berat untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Berhitung (Siswa Kelas IV di
SDN Gogodeso 01. Vol 2 Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai