PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
2013).
matematika masih dianggap pelajaran yang sulit dan sukar dipahami oleh
sebagian besar peserta didik karena karakteristik matematika yang memiliki objek
kajian yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini yang menjadi salah satu kendala bagi
1
matematika. Oleh karena itu materi matematika yang diberikan kepada peserta
didik SD perlu adanya pemilihan dan penyesuaian. Matematika yang telah dipilih
Salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran matematika yaitu
operasi hitung bilangan lainnya, Sehingga banyak peserta didik yang mengalami
peserta didik dalam mengoprasikan bilangan pecahan hal ini terlihat dari data nilai
matematika siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 1 Kaobula pada materi pecahan,
dari 17 siswa, ada 6 siswa yang nilainya tidak mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) dengan rentang nilai 40-64, 3 siswa yang dapat melebihi
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan rentang nilai 75-100, dan 8 lainnya
hanya mencapai KKM dengan rentang nilai 65-74. Guru kelas III Sekolah Dasar
70.
mengingat karakteristik anak SD yang masih senang bermain. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan memasukan materi pelajaran dalam suasana
2
permainan. Maka dari itu, kreativitas dalam mengajarkan matematika merupakan
salah satu faktor kunci agar matematika menjadi pelajaran yang menarik di SD
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan penggunaan
menarik perhatian dan minat belajar peserta didik. Kartun pecahan merupakan
sebuah kartu matematika yang didesain menyerupai kartu domino. Kartu-kartu ini
untuk melatih siswa dalam operasi hitung pecahan. Materi soal yang terdapat pada
kartu pecahan dapat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan (Sundayana,
2013).
yaitu pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan minimnya penggunaan
siswa menggunakan media pembelajaran kartu pecahan. Hal inilah yang menjadi
B. Rumusan Masalah
3
1) Apakah penggunaan media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar
konsep pecahan pada pelajaran matematika siswa kelas III sekolah dasar?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pernyataan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
4
mengatasi kesulitan belajar.
c. Bagi Sekolah
sekolah.
prestasi sekolah.
d. Bagi Peneliti
2. Manfaat Teoritis
penelitian selanjutnya.
5
BAB II
A. Kajian Teori
1) Pengertian
Kata "media" merupakan bentuk jamak dari kata "medium". Medium dapat
media yang digunakan sebagai alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran
pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat mengarahkan dan
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
6
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat
proses belajar mengajar yang diharapkan antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu yang
mendukung proses belajar mengajar yang diharapkan antara guru dan siswa.
Pengajaran dapat dikatakan efektif jika siswa memiliki pemahaman yang lebih
baik tentang materi pelajaran yang diajarkan oleh guru melalui media.
2) Manfaat
sebagai berikut: pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.
Sumber belajar dapat dipahami sebagai semua jenis sumber yang ada di luar
2) Fungsi Semantik
7
Yakni, kemampuan media untuk menambah kosakata (simbol verbal) yang
3) Fungsi Manipulatif
4) Fungsi Psikologis
Berupa fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif, dan
fungsi motivasi.
5) Fungsi Sosio-Kultural
pembelajaran
Kartu pecahan di sini bukanlah kartu yang biasa digunakan untuk berjudi,
digunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika. Menurut Niniek
(2009), media ini juga dapat digunakan untuk mengajarkan menulis dan membaca
penyebut yang sama. Media ini sangat sederhana dan berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
8
penelitian ini digunakan 2 jenis kartu pecahan, yaitu kartu pecahan untuk operasi
hitung dan kartu pecahan untuk pengenalan pecahan. Dengan menggunakan kartu
pecahan, siswa dapat dengan mudah mempelajari konsep pecahan. Selain itu,
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media kartu pecahan adalah
berupa kartu bergambar dan pecahan, yang digunakan untuk menarik minat dan
b) Bagikan kartu yang berisi pecahan kepada peserta, buka 1 kartu sebagai acuan
9
c) Mulailah memainkan kartu, cari kartu yang berisi jawaban yang sama dengan
kartu acuan.
e) Jika pemain tidak memiliki kartu dengan jawaban yang sama dengan kartu
f) Setiap jawaban yang benar bernilai 1 poin, tidak ada jawaban bernilai 0 poin.
c) Buka 1 kartu sebagai kartu acuan permainan, kartu ini memiliki 2 bagian, yaitu
d) Mulailah memainkan kartu, cari kartu yang berisi jawaban yang sama dengan
kartu acuan.
10
e) Begitu seterusnya hingga kartu terakhir
f) Jika seorang pemain tidak memiliki kartu dengan jawaban yang sama dengan
g) Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 poin, tidak ada jawaban diberi nilai 0
poin
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
"belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
Ada banyak contoh perubahan yang terjadi pada diri seseorang, namun tidak
semua perubahan pada diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
11
tidak termasuk dalam konsep belajar.
Selain itu, Briggs (dalam Sumiyati & Asra, 2008: 40) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu proses terintegrasi yang terjadi dalam diri individu dalam
upaya memperoleh pemahaman dan struktur kognitif yang baru atau mengubah
mengatakan bahwa belajar adalah proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.
Artinya, belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan
adalah suatu proses kehidupan yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan
lingkungannya.
1) Ciri-ciri Belajar
Slameto (2010), ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam hal belajar adalah
sebagai berikut:
12
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
faktor internal dan faktor eksternal. Slameto (2010: 54) menjelaskan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, baik faktor yang berasal dari dalam
diri pelajar (internal) maupun faktor yang berasal dari luar (eksternal), atau bisa
c. Faktor kelelahan
13
oleh siswa dalam menyelesaikan program belajar mengajar sesuai dengan tujuan
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan usaha
3. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pembelajaran
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi antara diri sendiri dengan lingkungannya
didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Crow & Crow
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses
14
perubahan perilaku untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Pengertian Matematika
pengetahuan atau belajar. Juga dari kata mathematikos, yang berarti kecintaan
terhadap belajar. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu
pasti, dan semua konsep ini terkait dengan penalaran. Ciri utama matematika
adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional
Sejauh ini, belum ada yang dapat memberikan definisi matematika yang
lengkap dalam satu kalimat. Budi Manfaat (2010), di bawah ini adalah beberapa
secara sistematik.
dengan angka.
15
6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
c. Pembelajaran Matematika
matematika dengan baik mulai dari konsep yang sederhana hingga konsep yang
kompleks.
16
d. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat untuk mempelajari matematika,
kegiatan-kegiatan matematik
a. Pengertian Pecahan
Kata "pecahan" berarti bagian dari keseluruhan dengan ukuran yang sama,
berasal dari bahasa Latin fractio, yang berarti membagi menjadi bagian yang lebih
17
kecil. Pecahan terdiri dari dua bagian, pembilang dan penyebut, yang dipisahkan
1 1
oleh garis lurus. Contoh, , , dan seterusnya.
2 4
bilangan-bilangan bulat koprim. (FPB dari pembilang dan penyebut adalah 1).
2 4 11
Contoh: , , , dst.
3 9 15
Pecahan murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebut.
1 1 3
Contoh: , , , dst.
2 3 4
Pecahan tidak murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih besar dari
penyebut.
7 12 4
Contoh: , , , dst.
5 10 3
1 1 1
Contoh: , , , dst.
2 3 4
1 1 4
Contoh: 4 , 2 , 6 , dst.
3 2 9
bagian dari yang utuh. Misalnya: kakak mempunyai sebuah apel yang akan
18
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan besarnya setiap bagian
dari keseluruhan. Sebagai contoh: Andi memiliki sebuah apel yang akan
dimakan bersama tiga orang temannya, sehingga apel tersebut harus dipotong
menjadi empat bagian yang sama besar. Sehingga masing-masing andi dan
1 1
temannya akan memperoleh bagian dari apel tersebut. Pecahan biasa
4 4
1
mewakili ukuran dari masing-masing potongan apel. Dalam lambang bilangan
4
(dibaca seperempat atau satu per empat), "4" menunjukkan jumlah bagian yang
sama dari keseluruhan atau bagian dari keseluruhan dan disebut "penyebut"
sedangkan "1" menunjukkan angka yang terkait dengan atau digunakan atau
bilangan yang lebih kecil atau lebih besar dari bilangan bulat, yang terdiri dari
pembilang dan penyebut dan merupakan bagian dari keseluruhan yang sama.
yang tepat dan sesuai dengan lingkungan belajar siswa sangat dibutuhkan. Alat
beberapa bagian. Alat peraga ini berguna untuk meningkatkan pemahaman siswa
tentang pecahan.
19
Kartu pecahan digunakan sebagai alat peraga dalam penelitian ini. Kartu-
kartu tersebut terbuat dari kertas karton yang dipotong dan diberi arsiran. Materi
Mengenal pecahan
Bilangan pecahan adalah angka yang mewakili bagian yang sama besar dari
keseluruhan.
Contoh: Pada gambar di bawah ini daerah yang diarsir menyatakan 2 bagian
Membandingkan pecahan
Contoh:
1
Dari gambar disamping dapat dibandingkan antara
2
1 1 1 1 1
, dan , menunjukkan lebih besar dari atau
3 2 3 2 3
1 1
dapat ditulis ¿ .
2 3
lebih kompleks dalam hal alat peraga, karena pecahan ini berurusan dengan
20
1 1
Contoh: mencari +¿ ¿....., dilakukan peragaan dengan kartu pecahan bentuk
3 3
(1) (3)
1 1 1
3 3 3
(2) 1
3
3 1
Contoh: −¿ ¿......, dilakukan peragaan dengan kartu pecahan sebagai
4 4
berikut:
(1) (3)
1 1 1 1 1
4 4 4 4 4
(2)
B. Kajian Emperis
21
Berdasarkan penelitian Yuliana susanti (2020), ia melakukan penelitian
pecahan.
Matematika Di Kelas IV Sekolah Dasar”. Dari penelitian ini hasil belajar dapat
pecahan.
mempengaruhi hasil belajar. Ketika alat peraga digunakan, peserta didik akan
lebih aktif dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara langsung dalam
22
Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada peningkatan hasil
belajar dalam konsep pecahan dengan menggunakan media kartu pecahan pada
C. Kerangka Berpikir
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika pada konsep pecahan.
pecahan. Media kartu pecahan adalah suatu benda yang digunakan menjadi
pecahan.
menjadi lebih jelas, siswa akan lebih tertarik dan terlibat langsung dalam proses
Penggunaan media kartu pecahan dilakukan dalam 2 siklus dengan indikator yang
bahwa penggunaan media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar konsep
23
Kerangka berpikir penelitian ini dapat diperjelas dengan bagan pada Gambar 2.4
berikut:
Siklus I
Penggunaan alat
peraga secara
Guru: menggunakan kelompok
Tindakan media kartu pecahan
dlm pembelajaran Siklus II
Penggunaan alat
peraga secara
individual
D. Hipotesis
konsep pecahan pada mata pelajaran matematika siswa kelas III SDN 1 Koabula
24
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian karena berhasil tidaknya dan tinggi rendahnya kualitas hasil penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri,
2009) Tujuan utama dari PTK adalah untuk mengatasi masalah yang muncul di
dalam kelas dan mencari jawaban ilmiah mengapa masalah tersebut dapat
bahwa PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja aktual guru dalam
25
pembelajaran di kelas.
spiral. Penelitian tindakan kelas dalam satu siklus terdiri dari empat langkah,
prosedur penelitian tindakan kelas meliputi empat kegiatan tiap siklus. Prosedur
penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan pada gambar 3.1 berikut:
Siklus I
a. Perencanaan
26
3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
27
Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi,
untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran
d. Refleksi
adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang diharapkan. Persentase
yaitu ≥ 80 % oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus II.
Siklus II
a. Perencanaan
refleksi siklus I
4) Menyiapkan soal-soal yang bervariasi dan sedikit lebih sulit sesuai dengan
28
6) Menyiapkan lembar penilaian
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran
29
terhadap guru yang menggunakan media dalam menyampaikan materi.
d. Refleksi
Setelah hasil dari siklus kedua dikumpulkan dan dianalisis oleh semua
pembelajaran berhasil atau tidak. Tujuan dari siklus kedua adalah setidaknya 80%
dari siswa akan mencapai KKM dalam memecahkan masalah (soal) pecahan.
Hasil penilaian pada siklus ini menunjukkan bahwa target telah tercapai dengan
tingkat ketuntasan 90%, sehingga penelitian ini dihentikan dan dianggap berhasil.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas III di SD Negeri. Ada
17 siswa di kelas III, terdiri dari 6 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Para
siswa memiliki tingkat kecerdasan, latar belakang sosial, dan kondisi keluarga
yang berbeda-beda. Namun, dari semua 17 siswa tersebut adalah anak normal atau
2023/2024 tepatnya pada bulan Juni di Kelas III SD Negeri 1 Kaobula, Kelurahan
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran matematika, serta data tentang aktivitas atau perilaku belajar siswa
30
sebagai hasil dari kegiatan dan tes untuk mengetahui kemampuan siswa. Data
pecahan.
Observasi aktivitas siswa dalam penelitian ini terdiri dari observasi aktivitas
3. Tes
materi yang telah mereka pelajari. Tes terdiri dari dua jenis, yaitu tes individu dan
tugas kelompok. Tes individu adalah tes yang diberikan untuk melihat
bantuan kartu pecahan. Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan di setiap
pelajaran.
E. Instrumen Penelitian
31
Sedangkan menurut Purwanto (2018), instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian berupa tes dan
pembelajaran.
3. Tes
pecahan, hasil belajar siswa mengacu pada indikator yang telah ditetapkan dalam
RPP. Tes yang dimaksud berupa soal-soal yang diberikan kepada siswa. Soal-soal
yang terdapat pada unit ini berbentuk essay dan terdapat lima soal.
Data dari penelitian ini kemudian dianalisis. Tujuan dari analisis data adalah
Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diisi selama proses
32
pembelajaran. Data aktivitas ini berguna untuk memperoleh informasi tentang
f
P= × 100%
N
NO Nilai Kategori
2 60 ≤ P < 80 Baik
3 40 ≤ P < 60 Cukup
4 0 ≤ P < 40 Kurang
Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang diisi selama
f
P= × 100%
N
NO Nilai Kategori
33
2 60 ≤ P < 80 Baik
3 40 ≤ P < 60 Cukup
4 0 ≤ P < 40 Kurang
siswa dengan penggunaan media kartu pada materi pecahan. Maka hasil tes siswa
harus dianalisis untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mencapai ketuntasan
Negeri 1 Koabula untuk ketuntasan individu adalah ≥70 pada mata pelajaran
Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara individu dapat digunakan
SS
KL = x 100%
SM
Keterangan: KL = Ketuntasan Individual, SS = Skor Siswa, SM = Skor
Maksimum
ST
KS = x 100%
N
Keterangan: KS = Ketuntasan Klasikal, ST = Jumlah Siswa yang tuntas, N =
34
Jumlah siswa keseluruhan
NO Nilai Kategori
2 60 ≤ P < 80 Baik
3 40 ≤ P < 60 Cukup
4 0 ≤ P < 40 Kurang
35