Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN

MELALUI MEDIA LIDI SISWA KELAS II SDN SEREWA

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu komponen penting dari serangkaian mata pelajaran
yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Menurut SUDjana (2000:11)
matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik
dan matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta dan masalah ruang dan
bentuk. Tak dapat dipungkiri bahwa matematika sangat diperlukan bagi siswa sebagai
generasi muda yang akan menerima tanggung jawab untuk meneruskan
pembangunan, maka prestasi belajar matematika perlu ditingkatkan. Dengan
meningkatkan prestasi belajar matematika berarti siswa sebagai generasi penerus
bangsa memiliki cara berpikir kritis dan logis, sehingga mereka terlatih untuk
menyelesaikan masalah di masa yang akan datang.
Namun sampai saat ini, banyak siswa yang merasa bahwa matematika itu
merupakan pelajaran yang sulit, membosankan, tidak menyenangkan, bahkan
pelajaran yang menakutkan. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang tidak memahami
konsep dasar matematika dan hanya mengandalkan hapalan saja. Ketika ditanya
mendapatkan jawaban dari mana mereka malah kebingungan. Salah satu cara untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah penerapan media konkrit dalam proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan materinya. Oleh karena itu, guru harus dapat
memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak Sekolah
Dasar khususnya anak kelas II.
Media meliputi segala sesuatu berupa sarana atau prasarana dan fasilitas yang
digunakan dalam pembelajaran (guru) di dalam menyampaikan pesan kepada subjek
(siswa) untuk memperjelas, memperlancar, merangsang, memotivasi, mempermudah
belajar siswa, dan meningkatkan efektivitas serta efisien proses pembelajaran dalam
mencapai tujuan instruksional secara optimal (Ngadino Yustinus, 2003:9).
Adapun media pembelajaran diharapkan dapat merangsang siswa agar selalu
berkeinginan untuk terus belajar dan mengembangkan apa yang telah didapatkannya
dalam proses pembelajaran yang telah dijalaninya. Selain itu, media pembelajaran
sebagai perantara dalam menyampaikan karya-karya yang telah dihasilkan seseorang
yang berkaitan dengan materi pembelajaran sebagai gambaran dan sarana kepada
siswa dalam proses belajarnya.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas dan data hasil belajar siswa kelas II SDN
Serewa, sebagian siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang tidak menarik, sulit, menjemukan, dan tidak menyenangkan.
Masalah ini timbul karena guru dalam proses pembelajaran tidak menggunakan
media. Oleh karena itu, sudah kewajiban bagi seorang guru untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan, menanamkan rasa senang mempelajari
matematika dengan memberikan rangsangan atau dorongan kepada mereka. Salah
satu caranya adalah penerapan media konkrit dalam proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan materinya. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih media
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar
khususnya anak kelas II.
Pembelajaran matematika yang menyenangkan, bervariasi, dan menggunakan alat
peraga dapat meningkatkan motivasi siswa ketika mempelajari matematika, sehingga
proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan akan meningkatkan hasil belajar
siswa. Salah satu materi pelajaran yang sulit dipahami oleh siwa adalah perkalian,
sedangkan perkalian merupakan salah satu konsep dasar yang harus dikuasai oleh
siswa. Oleh karena itu, dalam menyampaikan materi pelajaran guru harus
menggunakan media. Media yang akan digunakan adalah lidi.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul PTK “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Materi Perkalian Melalui Media Lidi Pada Siswa Kelas II
SDN Serewa Tahun Ajaran 2022/2023”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Serewa Tahun Ajaran
2022/2023 dalam mata pelajaran matematika materi perkalian dengan
menggunakan media lidi?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian
perbaikan pembelajaran ini adalah
1. Mendeskripsikan penerapan media lidi dalam meningkatkan hasil belajar siswa
kelas II SDN Serewa Tahun Ajaran 2022/2023 pada mata pelajaran matematika
materi perkalian.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya untuk
memajukan pendidikan di negeri ini. Adapun beberapa manfaat yang di dapat dari
penelitian ini antara lain:
1. Bagi siswa
Dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa serta meningkatkan
kemampuan penguasaan materi pelajaran dengan penggunaan media yang tepat.
2. Bagi guru
Dapat meningkatkan profesionalisme guru saat proses pembelajaran dan
meningkatkan kreatifitas guru.
3. Bagi sekolah
Manfaat untuk sekolah dapat meningkatkan mutu dan keberhasilan sekolah
4. Institusi pendidikan secara umum
Mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan ilmu pengetahuan di
Indonesia dan meningkatkan pemahaman serta mengembangkan kemampuan
yang dimiliki siswa dengan menerapkan media lidi sebagai media pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam
agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan
siswa (Suyitno, 2004:1). Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus
mampu mengorganisir semua komponen sedemikan rupa sehingga antara
komponen yang satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis
(Suhito, 2000:12). Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan
berbagai strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai
dengan materi, siswa, dan konteks pembelajaran (Depdiknas, 2003:1).
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah dengan
melibatkan guru sebagai fasilitator atau pengajar dan siswa sebagai subjek belajar
sehingga aktivitas dalam suatu proses pembelajaran meliputi belajar dan
mengajar.
Pembelajaran matematika bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat
mempelajari matematika sebagai pola piker dalam kehidupan sehari-hari dan
mateamtika sebagai ilmu. Diungkapkan dalam Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) matematika (Suherman, 2003:58), bahwa tujuan umum
diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, meliputi
dua hal, yaitu:
a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di
dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan
bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif
dan efisiensi.
b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola piker
matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan.
Secara rinci tujuan khusus pembelajaran matematika pada masing-masing
satuan pendidikan diungkapkan dalam masing-masing kurikulum matematika,
tujuan pembelajaran matematika di SD adalah agar:
a. Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan
matematika.
b. Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan
kependidikan menengah.
c. Siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan
perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis,
kritis, cermat dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika.
Moch Ichsan (2003:4) merumuskan tujuan pembelajaran matematika sebagai
berikut:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui
kegiatan matematika.
3) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai hasil belajar
lebih lanjut.
4) Membentuk sikap logis, krits, cermat, kreatif, dan disiplin
5) Tujuan tersebut dianggap telah tercapai apabila siswa memiliki sejumlah
kemampuan di bidang matematika.
Oleh karena itu guru sebagai tenaga pendidik harus memperhatikan
perkembangan siswa sebagai individu yang sedang berkembang. Guru dalam
melaksanakan pembelajaran matematika diharapkan mampu mendasari dengan
pendekatan-pendekatan pembelajaran yang tepat, antara lain:
a. Peserta didik harus menggunakan benda-benda konkrit dan membuat
abstaksinya dari konsep-konsep.
b. Materi ayang akan diajarkan harus ada hubungannya atau berkaitan
dengan yang sudah dipelajari.
c. Mengubah suasana abstrak ke dalam suasana konkrit menggunakan
simbol.
d. Matematika adalah ilmu kreatif oleh karena itu harus diajarkan dengan
seni.
2. Materi Perkalian dalam Pembelajaran Matematika
Pengertian perkalian adalah jika a dan b bilangan-bilangan cacah maka a x b
adalah penjumlahan berulang yang mempunyai a suku dan tiap suku sama dengan
b (ST. Negoro, 2003:263).
Operasi perkalian pada suatu baingan cacah pada hakikatnya adalah operasi
penjumlahan yang dilakukan secara berulang atau menjumlahkan secara tepat.
Karena itu untuk memahami konsep perkalian dalam bilangan cacah ini,
pengertian tentang konsep dan pengertian penjumlahan akan membantu dalam
keterampilan menghitungnya. Sebagaimana yang telah lazim dipergunakan,
lambang untuk menyatakan operasi perkalian antara dua bilangan atau lebih
adalah dengan tanda silang (x). dalam perkalian 4 x 3 pada hakikatnya adalah
menjumlahkan bilangan 3 sebanyak 4 kali, atau 3 + 3 + 3 + 3. Bersamaan dengan
menjelaskan perkalian sebagai penjumlahan, prosedur perkalian dapat dibantu
dengan memperagakan/menggunakan media benda konkrit yang dikelompokkan..
3. Media
Kata media berasala dari Bahasa Latin, yakni medium yang secara harafiah
berarti “tengah”, “pengantar”, atau “perantara”. Media pembelajaran merupakan
alat atau perantara yang membantu memudahkan setiap guru dalam
menyampaikan materi pada saat proses belajar mengajar (Zaifatul Rosyad, 2019:
1). Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk terus
melakukan penyesuaian-penyesuaian agar tidak tertinggal dari perkembangan
IPTEK, tentunya yang berkaitan dengan faktor-faktor pembelajaran di sekolah.
Adapun media pembelajaran diharapkan dapat merangsang siswa agar selalu
berkeinginan untuk terus belajar dan mengembangkan apa yang telah dijalaninya.
Media dapat dikatakan alat atau segala bentuk saluran sebagai perantara antara
pengantar pesan dari pengirim (guru atau pendidik) ke penerima pesan (siswa atau
peserta didik) yang bertujuan memberikan rangsangan kepada siswa dan menarik
minat siswa dalam belajar serta membantu guru dan siswa dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Asyar (2011:45) menjelaskan bahwa media dalam proses pembelajaran, dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yaitu:
1) Media Visual
Media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan
indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini,
pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada
kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual antara lain: (a) media
cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster, (b) model dan
prototipe seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam.
2) Media Audio
Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik.
Pengalaman belajar yang akan didapat adalah dengan mengandalkan
indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, media audio hanya
mampu memanipulasi kemampuan suara semata (Munadi,2008). Pesan
dan informasi yang diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa
lisan, kata-kata dan lain- lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam
bentuk bunyi- bunyian, musik, bunyi tiruan dan sebagainya. Contoh media
audio yang umum digunakan adalah tape recorder, radio, dan CD player.
3) Media Audio Visual
Media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus
dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat
disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal
yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa
contoh media audio visual dalah film, video, program tv dan lain-lain.
4) Multimedia
Multimedia yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan
peralatan secara terinteregrasi dalam suatu proses atau kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan
dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dan audio
serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan
informasi.
4. Media Lidi
Lidi merupakan media pembelajaran matematika yang dapat kita peroleh dari
lingkungan sekitar. Ldi dapat digunakan sebagai alat bantu hitung pada anak kelas
satu dan dua sekolah dasar. Pemanfataan lidi dapat diterapakan dalam
pembelajaran perkalian yaitu penjumlahan secara berulang.
Cara pembuatan alat bantu hitung dnegan bahan dasar lidi:
1) Pilih batang ldii yang besar dan kuat.
2) Bersihkan lidi yang telah dipilih.
3) Celupkan lidi pada cat dnegan warna yang diinginkan agar menarik.
4) Keringkan cat pada lidi sampai kering.
5) Potong batang lidi dengan panjang lidi 10 cm sebanyak 100 batang atau
sesuai dengan kebutuhan.
B. Kerangka Berfikir
Untuk mengatasi berbagai permasalahan kehidupan serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat diperlukan cara berpikir yang
sistematis, logis, krits, kreatif dan konsisten yang dapat dikembangkan melalui
pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, maka dengan mengoptimalkan
penggunakan media peraga khususnya benda konkret seperti lidi dapat memperkuat
ingatan siswa, sehingga pembelajaran tampak lebih menyenangkan dan menarik serta
lebih mudah untuk dipahami.

C. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikrian di atas dapat diajukan
hipotesis penelitan sebagai berikut. Penggunaan media lidi dalam proses pembelajaran
matematika materi lidi akan meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Serewa,
Kabupaten Praya Tengah, Tahun Pelajaran 2022/2023.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Serewa tahun pelajaran
2022/2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas II di Sekolah Dasar Negeri Serewa
Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Mata pelajaran yang akan diteliti adalah matematika materi perkalian.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023.
4. Pihak yang Membantu
Pada saat penelitian dilakukan, peneliti memerlukan bantuan dari guru lain
sebagai observer, guna melancarkan kegiatan penelitian,
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut
Kunandar (2008:45) penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu
penelitian (action research) yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai sebagai
peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan
merancang, melaksanakan dan mereflesikan tindakan secara kolaboratif dan
pastisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu
siklus.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengangkat permasalahan-
permasalahan yang dialami oleh guru di sekolah. Menurut Suharsimi Arikunto
(2009:17) tahap-tahap penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap yaitu 1)
perencanaan (planning), dalam tahap ini peneliti menjeskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2)
pelaksanaan tindakan (acting), merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas. 3) pengamatan (observing), kegiatan
pengamatan dilakukan oleh pengamat sambil mencatat sedikit demi sedikit agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya. 4) refleksi
(reflecting), kegiatan ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, kegiatan refleksi ini dilakukan ketiga guru pelaksana sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan.
C. Teknik Analisis Data
Wiratma (2014:103), analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah
tersedia kemudian diolah dengan statistic dan dapat digunakan untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian. Dengan demikian teknik analisis data dapat
diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah
data tersebut untuk menjawab rumusan masalah. Analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain dengan cara mengorganisasikan data kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan,
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri (Sugiono, 2012:244).
Data-data yang telah terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Tahap analisis data dilakukan
setelah penggalian data yang diperoleh dianggap cukup untuk memenuhi maksud dan
tujuan penelitian. Setelah data dianggap relevan dengan masalah yang diteliti,
kemudian dianalisis kembali secara lebih mendalam, setelah itu ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal dan sepanjang proses
berlangsung.
D.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Moch Ichsan. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika Di Sekolah Dasar. Semarang:
BPG.
Negoro, ST. 2003. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rosyid, Zaiful dkk. 2019. Ragam Media Pembelajaran. Malang: Literasi Nusantara.
Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman dkk. 2003. Startegi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suhito. 2000. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta Depdiknas.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang:
FMIPA UNNES.
Yustinus, Ngadino. 2003. Media Pembelajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai