Anda di halaman 1dari 3

Anggota kelompok : Cut Neisa Salsabila-2006103020080

Siti Hayatul Husna-2006103020093

Tuntutan Pembelajaran Matematika

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia


yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknyauntuk memperoleh
hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal
tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat. Banyak
sekolah-sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik yaitu
meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik, pembelajaran matematika yang mudah dan
menyenangkan perlu terus dikembangkan. Perkembangan pembelajaran matematika di
Indonesia sangat memprihatinkan, karena rendahnya penguasaan teknologi dan kemampuan
sumber daya manusia Indonesia untuk berkompetensi secara global. Indonesia adalah sebuah
negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Namun masih rendahnya kemampuan anak
Indonesia di bidang matematika, mereka beranggapan bahwa pembelajaran matematika itu
sulit, serta kurangnya jumlah pengajar yang mengikuti perkembangan matematika.
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menjamin terlaksananya pembelajaran
bermakna para peserta didik, didorong membangun sendiri pemahamannya, dan guru
berperan sebagai fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan bagi peserta
didik. Sumber pengetahuan tersebut sesunguhnya demikian banyak dan semuanya berada
dalam lingkungan sekitar. Sehingga peserta didik dituntut lebih aktif dan kreatif dalam
belajar. Kreatifitas pembelajaran matematika di Indonesia ini perlu terus dikembangkan,
karena itu matematika mesti diajarkan secara menarik dan terhubung dengan dunia nyata
sehingga siswa senang dengan pembelajaran matematika.

Banyaknya tuntutan dalam merancang pembelajaran matematika, membuat sebagian


guru matematika tidak dapat melaksanakannya dengan baik. Bahkan sejumlah fakta
menunjukkan bahwa sebagian guru matematika hanya menggunakan produk jadi rencana
pembelajaran matematika untuk memenuhi tuntutan administrasi. Hal ini tentu saja sangat
memprihatinkan karena pada prinsipnya merancang pembelajaran matematika merupakan
salah satu kegiatan penting bagi guru matematika dalam melaksanakan proses pembelajaran
yang efektif. Hal ini tercermin dari langkah-langkah dalam merancang pembelajaran
matematika itu sendiri. Dalam merancang pembelajaran, guru harus menetapkan tujuan atau
kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi-materi yang berkaitan dengan kompetensi yang
harus dikuasai siswa, penjabaran dan urutan yang logis dari materimateri tersebut dengan
mempertimbangkan media, cara penyajian, dan cara mengevaluasinya. Dengan demikian
terlihat bahwa komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam merancang pembelajaran
adalah: (1) tujuan atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, (2) materi pembelajaran, (3)
metode pembelajaran, (4) media pembelajaran, dan (5) evaluasi pembelajaran (Nyimas
Aisyah, 2020).
Dalam teori belajar yang dikemukakan oleh Jerome S. Brunner, bahwa belajar
matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang
terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktur matematikanya (dalam Hudoyo:1990).
Dalam Hendi Suhendi (2017), Teori Brunner yang lain juga mengungkapkan bahwa
ada tiga macam proses kognitif dalam belajar. Pertama, proses perolehan informasi baru,
melalui kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan materi yang diajarkan oleh guru,
mendengarkan audiovisual, dan lain-lain. Kedua, proses mentransformasikan informasi yang
diterima, yakni bahwa pengetahuan yang diterima oleh peserta didik agar sesuai dengan
kebutuhan. Pengetahuan yang diterima akan dianalisis, diproses, dan diubah menjadi sebuah
konsep yang lebih nyata atau abstrak sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari. Ketiga, menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Hal ini untuk membuktikan
sejauhmana informasi yang telah diterima bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.

Dalam Aina Mulyana (2017) disebutkan bahwa pembelajaran abad 21 mencerminkan


pada empat hal, yakni :
1. Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk berpikir kritis. Peserta didik sering bertanya
dan mengeluarkan pendapat sebagai bentuk rasa ingin tahunya yang tinggi.
2. Creativity and Innovation
Peserta didik mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dan menyampaikan gagasan
baru kepada orang lain, bersikap terbuka untuk menerima perubahan, saran, dan kritik serta
responsif terhadap perspektif yang baru dan berbeda.
3. Communication
Peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan suatu komunikasi
yang efektif antar sesama baik dalam bentuk tulisan, lisan, dan multimedia.
4. Collaboration
Peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam kerja sama secara berkelompok dan
kepemimpinan, mampu beradaptasi dalam peran dan tanggung jawab, bekerja secara
produktif dalam kelompoknya, menghormati perspektif yang berbeda, serta bersikap
empati terhadap sesama.

Dari berbagai keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi era abad
21, sudah semestinya bahwa seorang guru harus mampu mengubah paradigma pembelajaran
konvensionalnya, terutama pada pembelajaran matematika. Berhasil atau tidaknya dalam suatu
pembelajaran ditentukan oleh manajemen guru. Oleh karena itu, diharapkan ada pola
perubahan gaya pembelajaran dalam matematika.

Masalah dalam Pembelajaran Matematika


1. Tidak suka pelajaran matematika
2. Asumsi pembelajaran matematika sangat sulit dimengerti

Saran
Masalah 1:
Guru harus memperbaiki dan berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi  permasalahan
tersebut setidaknya siswa merasa senang dan bergairah dalam pembelajaran matematika,
seperti:
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
b. Menggunakan  model pembelajaran yang tepat.
c. Memaksimalkan media pembelajaran.
d. Memberikan model pembelajaran yang memang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
Hal yang penting adalah menanamkan konsep matematika yang jelas  dari awal. Sehingga,
siswa paham mengenai definisinya, teorema, bahkan aksiomanya. 

Anda mungkin juga menyukai