Anda di halaman 1dari 22

TUGAS TUTORIAL 2

MK : Penelitian Tindakan Kelas


Pokok Bahasan : 1. Merancang Penelitian Tindakan Kelas
2. Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran
Nama Tutor : Farida Hanim, S.Pd.SD., M.Pd
Nama Mahasiswa : TIKA MAULIYA
NIM : 856099572
Jenis Tugas : Tertulis

Membuat PTK sesuai dengan permasalahan yang dhadapi di dalam kelas.


Tugas unjuk kerja No 1, 2 dan 3 dibawah saling berkaitan. Silahkan anda kerjakan sesuai
dengan perintah dibawah ini ! Menjawab pertanyaan sesuai dengan Modul PTK IDIK 4008

1. Buatlah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta
tujuan dan manfaat penelitian !

2. Buatlah kajian pustaka !

3. Buatlah pelaksanaan penelitian yang digunakan !

Tutor,

Farida Hanim, S.Pd.SD., M.Pd


PENYELESAIAN:

1. Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan dan
manfaat penelitian, yaitu :
A. Latar Belakang Masalah
Suatau proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah upaya yang dilakukan secara
sistematis dan dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif
dan efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Dalam proses
pembelajaran di sekolah Dasar terdapat beberapa mata pelajaran, diantaranya yaitu ada mata
pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan PKn yang merupakan mata pelajaran
pokok yang harus dipelajari dan ditempuh oleh siswa.
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di berikan
mulai dari jenjang sekolah dasar sampai tingkat pendidikan atas. Matematika merupakan suatu
bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan di bangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep yang diperoleh sebagai akibat logis dan kebenaran sebelumnya sudah
diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas
(Heruman, 2008:1). Dalam hal ini berarti suatu konsep matematika disusun berdasarkan konsep
sebelumnya dan akan menjadi dasar bagi konsep selanjutnya. Maka pada pembelajaran
matematika jika konsep sebelumnya sulit di pahami oleh siswa maka akan sulit memahami
konsep selanjutnya.
Berdasarkan video pembelajaran dari GPO, saya melihat beberapa masalah yang timbul
di dalamnya, sama dengan apa yang saya alami sewaktu saya mengajar di kelas. Dalam
penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran sangat membantu guru dalam
penyampaian materi pembelajaran dan pembelajaran akan mudah dipahami oleh peserta didik.
Salah satunya masalah yang timbul pada saat pembelajaran berlangsung yaitu kurangnya
pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika yang disebabkan kurangnya penggunaan
media dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, siswa juga
menganggap matematika pelajaran yang sulit, dan siswa merasakan tidak mampu menjawab
kumpulan dari soal-soal Lembar Kerja Siswa.
Proses pemahaman siswa pada materi pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran
seorang guru. Metode pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam
mengajar sangat penting dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Pitadjeng (2006:49) menyampaikan salah satu cara agar matematika tidak dianggap
sulit oleh siswa yaitu dengan pemakaian media pembelajaran yang mempermudah pemahaman
anak. Maka dari itu guru mempunyai tugas yang sangat berat untuk membimbing dan memberi
pembelajaran bagi peserta didik. Maka hal tersebut diperlukan suatu media pembelajaran yang
mampu memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa.
Berdasarkan Menurut Latuheru (1988:14) media pembelajaran adalah semua alat (bantu)
atau benda yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan
pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima
(peserta didik). Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa pada
pembelajaran matematika yaitu media Pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan. Sedotan
dan Kantong bilangan disebut sebagai alat sederhana yang ditunjukkan agar mempermudahkan
siswa saat memahami materi pembagian bilangan. Dalam penggunaan media Sedotan dan
Kantong bilangan ini diharapkan siswa dapat memahami materi dengan lebih jelas dan paham.
Ketika guru menggunakan media dengan tepat, maka materi yang di berikan kepada siswa akan
lebih diterima dengan jelas. Siswa yang menerima materi pembelajaran secara jelas tentu saja
mendapatkan hasil belajar yang baik atau yang diinginkan.
Dari latar belakang masalah tersebut maka identifikasi permasalahannya, yaitu:
“Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa Menggunakan Alat Peraga Sedotan Dan
Kantong Bilangan Pada Materi Pembagian Pada Kelas Iv Sd Negeri 25 Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2022/2023”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang
akan diteliti adalah: “Apakah penerapan Alat Peraga Sedotan dan Kantong Bilangan dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada materi pembagian pada kelas IV SD Negeri
25 Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2022/2023?”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memperbaiki pembelajaran matematika dalam menggunakan alat peraga Sedotan dan
Kantong Bilangan pada materi pembagian pada kelas IV SD Negeri 25 Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2022/2023.
2. Untuk mengetahui penerapan alat peraga Sedotan dan Kantong Bilangan dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman siswa pada materi pembagian pada kelas IV SD Negeri 25 Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan memberikan manfaat:
1. Bagi Sekolah: sebagai gambaran dan informasi dalam meningkatkan pemahaman mutu,
kualitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media
pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan.
2. Bagi Guru: sebagai bahan pertimbangan atau masukan dan sebagai umpan balik dalam
memperbaiki pembelajaran matematika serta mengembangkan proses pembelajaran
matematika dengan menggunakan media Sedotan dan Kantong Bilangan.
3. Bagi Siswa: untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui media pembelajaran Sedotan
dan Kantong Bilangan dalam pembelajaran Matematika.
2. Kajian pustaka :
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan dimana sangat penting
dalam kehidupan. Pada pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola
pikir dalam pemahaman suatu pengertian-pengertian. Menurut Idris Harta dalam Tapantoko
(2011:16) mengatakan bahwa pembalajaran matematika ditujukan untuk membina kemampuan
siswa diantaranya terdapad dalam memahami konsep matematika, menggunakan penalaran,
menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai terhadap
matematika. Pembelajaran matematika diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
matematis, yang meliputi pemahaman, pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, koreksi
matematis, kritis serta sikap yang terbuka dan objektif.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran matematika
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan matematika
yang melibatkan pendidik dan peserta didik secara aktif dalam menciptakan perubahan pada
kemampuan seseorang. Pembelajaran matematika juga merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan serta pemahaman matematika siswa dan berkembang secara optimal untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, maka selama proses pembelajaran matematika berlangsung siswa dituntut aktif,
memiliki kemandirian, serta bertanggungjawab. Diman seorang guru yang menjadi sebagai
fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Dengan demikian, pembelajaran matematika merupakan
suatu upaya dalam membantu siswa untuk membangun suatu konsep atau prinsip matematika
dengan kemampuannya sendiri melalui proses interaksi tersebut sehingga konsep atau prinsipnya
tersebut terbangun oleh sendirinya.
Menurut Heruman (2007:2-3) mengatakan guru perlu menyajikan pembelajaran yang
efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum dan pola piker siswa. Dalam mengajarkan pelajaran
matematika, guru harus memahami kemampuan setiap siswa yang cenderung berbeda-beda.
Konsep-konsep kurikulum matematika Sekolah Dasar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, serta pembinaan keterampilan. Dimana seorang
peserta didik diberikan kesempatan untuk menggali pengalaman belajar melalui kegiatan-
kegiatan yang difasilitasi oleh seorang guru untuk memperoleh belajar bermakna. Pada
pembelajaran matematika sangat diperhatikan kemampuan pemahaman siswa dalam
keberhasilan pembelajarannya.

B. Kemampuan Pemahaman Siswa


1. Pengertian Kemampuan Pemahaman
Pemahaman merupakan suatu kemampuan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kepahaman terhadap suatu hal, dimana yang dimaksud adalah meningkatkan kepahaman siswa
terhadap suatu materi atau topik pembelajaran. Pemahaman juga merupakan kesanggupan untuk
menafsirkan dari suatu teori atau melihat konsekwensi atau implikasi, meramalkan kemungkinan
atau akibat sesuatu.
Menurut Benyamin S. Bloom mengemukakan pemahaman merupakan kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Seorang siswa dikatakan dapat memahami sesuatu jika siswa tersebut mampu memberikan
uraian dan penjelasan yang lebih rinci tentang hal tersebut dengan menggunakan bahasa.
Menurut Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa pemahaman atau komprehensi adalah
tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta
faktor yang diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut testee bukan hanya hafal cara verbalistis,
melainkan memahami konsep dari masalah atau fakta yang telah dinyatakan.
Berdasarkan dari teori para ahli yang mengemukakan tentang kemampuan pemahaman
siswa dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman siswa adalah kemampuan atau
kesanggupan siswa dalam mendefenisikan sesuatu yang terkandung dalam suatu teori maupun
konsep-konsep yang telah dipelajari dan menguasai suatu hal tersebut dengan memahami makna
dari suatu materi/teori tersebut.

2. Faktor-faktor Kemampuan Pemahaman Siswa


Dalam kemampuan pemahaman siswa terdapat factor-faktor yang mempengaruhi
pemahamannya, yaitu
1. Faktor Internal
Faktor Internalnya yaitu intelegensi, dimana orang berfikir dengan menggunakan
inteleknya.Cepat atau tidaknya sesuatu masalah tergantung kepada kemampuan
intelegensinya. Berdasarkan dari intelegensinya, kita dapat mengatakan seseorang pandai
atau tidaknya, pandai sekali atau cerdas (jenius) atau idiot. Berpikir merupakan salah satu
dari kreaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu
tujuan.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal yaitu merupakan berupa factor dari orang yang menyampaikan, karena
dalam setiap penyampaiannya akan berpengaruh besar terhadap pemahamannya. Jika bagus
dalam penyampaiannya maka seseorang akan lebih mudah memahami dengan apa yang kita
sampaikan, dan begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan kategorinya pemahaman siswa dapat dibedakan ke dalam tiga tingkatan
yaitu:
1) Pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di
dalamnya.
2) Pemahaman penafsiran, misalnya membedakan dua konsep yang berbeda.
3) Pemahaman estra polasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat dan
tersurat, meramalkan sesuatu dan memperluaskan wawasan.

3. Ciri-ciri Kemampuan Pemahaman Siswa


Menurut Wina Sanjaya mengatakan pemahaman memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Pemahaman lebih tinggi tingkatnya dari pengetahuan.
2) Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan
menjelaskan makna atau suatu konsep.
3) Dapat mendeskripsikan, mampu menerjemahkan.
4) Mampu menafsirkan, mendeskripsikan secara variable.
5) Pemahaman eksplorasi, mampu membuat estimasi.
Berdasarkan indikator/ciri-ciri pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman
mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Pengetahuan seseorang belum
tentu memahami sesuatu yang dimaksud dengan secara mendalam, jika hanya sekedar
mengetahui tanpa bisa menangkapmakna dari sesuatu yang telah dipelajari. Sedangkan
pemahaman, seseorang jika tidak hanya bias menghafal sesuatu yang dipelajari, melainkan juga
memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang telah dipelajari juga mampu
dalam memahami konsep dari suatu pelajaran tersebut.
C. Media Pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan
1. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran matematika, agar bahan pengajaran yang disampaikan menjadi lebih
mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alam bantu pembelajaran yang disebut media
pembelajaran. Menurut Azhar (1996:3) bahwa pengertian media adalah semua bentuk perantara
yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat
sehingga dapat sampai kepada penerima yang akan dituju. Alat yang secara fisik dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar disebut media pembelajaran (Arief S.
Sadiman 2009:6). Sedangkan menurut wina Sanjaya (2011:205) mengatakan bahwa media
merupakan komponen dalam komunikasi yaitu pembawa pesan (isi/materi pelajaran) dari
komunikator menuju komunikan.dimana dalam hal ini komunikator yang dimaksud sebagai guru
sedangkan komunikan yang dimaksud sebagai siswa. Pembelajaran disebut komunikasi yang
dalam pelaksanaannya tidak dapat optimal jika tidak ada media karena media merupakan bagian
yang penting dalam komunikasi. Berdasarkan pendapat ahli mengenai media pembelajaran maka
dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan-
pesan pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima
pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat
sesuai dengan tujuannya.
Media pembelajaran juga merupakan sebagai alat bantu pembelajaran yang secara
sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan/atau
menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan
pembelajaran matematika. Media pembelajaran berfungsi untuk sebahai meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pembelajaran. Media pembelajaran juga meningkatkan kualitas dalam
pembelajaran.

2. Ciri-ciri Media Pembelajaran


Pada media pembelajaran memiliki ciri utama yaitu dapat membawa pesan atau informasi
kepada siswa sebagai penerima. Menurut Wina Sanjaya (2011:211) terdapat tiga jenis media
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengar, atau media yang hanya memiliki unsur
suara seperti radio atau rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak termasuk unsur suara. Media
yang hanya memperlihatkan rupa dan bentuk. Media visual terbagi atas 2 yaitu visual 2
dimensi dan visual 3 dimensi. Contoh dari media yang termasuk ke dalam media visual ini
meliputi film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan cetak.
c. Media audiovisual, merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur ambar yang dapat dilihat.
Dalam pemilihan media yang tepat dapat membantu proses belajar mengajar khususnya
dalam pembelajaran matematika pada materi pembagian. Media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran pembagian salah satunya yaitu media sedotan dan kantong
bilangan.Pada media sedotan dan kantong bilangan ini termasuk kedalam jenis media visual
yaitu visual 3 dimensi. Dalam penggunaan media pembelajaran Sedotan Dan Kantong Bilangan
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa juga dapat
meningkat.

3. Pengertian Media Pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan


Menurut Dwi Yuniarto (2012) mengatakan Kantong Bilangan merupakan suatu alat yang
sederhana yang ditunjukkan untuk mempermudahkan siswa dalam memahami materi operasi
matematika. Dalam media ini berbentuk segi empat dengan beberapa kotak yang menempel atau
yang disebut dengan kantong bilangan.Sedangkan pada sedotan media ini digunakan sebagai
penentu jumlah atau pembagian dari suatu bilangan. Apabila satu atau lebih sedotan diletakkan
pada suatu kantong bilangan maka hasil pembagian tersebut dilihat dari berapa jumlah kantong
bilangan yang berisikan sedotan.
Pada penjelasan tersebut sejalan dengan pernyataan menurut Heruman (2007:08)
menjelaskan bahwa kantong bilangan dibuat berbentuk kantong-kantong sebagai tempat
penyimpanan dan menempel pada selembar kain atau kertas. Kantong ini menyimbolkan nilai
tempat suatu hasil pembagian. Sedangkan sedotan sendiri digunakan sebagai pengisi kantong-
kantong yang tersedia sebagai indikator-indikator jumlah bilangan yang akan di bagi. Kantong
bilangan ini dirancang untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika, khususnya
pada pembagian bilangan. Media ini dapat membantu siswa kelas IV dalam menkonkretkan
konsep pembagian dalam materi pembagian ini.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa media kantong bilangan
merupakan sebuah alat pembelajaran yang memanfaatkan prinsip nilai tempat untuk
mengajarkan materi pembagian bilangan yang berbentuk kantong bilangan. Maka, dengan kata
lain kantong bilangan merupakan sebuah media pembelajaran matematika yang berupa bentuk
kantong-kantong yang menunjukkan suatu hasil dari pembagian. Media tersebut dibuat
berdasarkan dari aqua dan karton yang digunakan sebagai kantong bilangan.Sedangkan pada
sedotan digunakan sebagai angka atau bilangan dari soal pembagian tersebut. Dengan
menggunakan sedotan dan kantong bilangan sebagai media pembelajaran matematika dalam
materi pembagian yang dapat mempermudahkan siswa dalam menguasai konsep serta dapat
mempermudahkan guru dalam menyampaikan materi pembagian.

4. Fungsi Media Pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan


Menurut Heruman (2007:19) mengatakan fungsi dari penggunaan sedotan dan kantong
bilangan yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai media dalam pembelajaran matematika, khususnya pada operasi hitung
matematika.
2) Sebagai salah satu sumber belajar matematika pada operasi bilangan.
3) Sebagai motivasi belajar bagi siswa karena ditampilkan dengan media yang sederhana
tetapi menarik.

Dengan kata lain manfaat penggunaan media sedotan dan kantong bilangan dalam suatu
pembelajaran sangat bermanfaat yaitu untuk meningkatkan minat dan mendorong siswa lebih
memperhatikan pelajaran, lebih memusatkan perhatian siswa. Dengan menggunakan media
pembelajaran sedotan dan kantong bilangan dan melalui penyampaian materi yang menarik dari
guru, diharapkan peserta didik lebih dapat termotivasi dalam suatu proses pembelajaran dan
lebih jelas memberikan pelajaran sehingga tidak terjadinya pengetahuan yang verbalisme.

5. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan


Menurut Dwi Yuniarto (2012) menyampaikan kelebihan dari penggunaan media kantong
bilangan yaitu sebagai berikut:
a. Membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih menarik.
b. Membantu guru untuk bisa menyampaikan suatu konsep pembelajaran yang abstrak menjadi
sebuah situasi yang nyata.
c. Membantu siswa menyelesaikan masalah operasi hitung dengan cara yang sistematis.
Kekurangan atau kelemahan dari media pembelajaran sedotan dan kantong bilangan yaitu
tidak bisa digunakan dalam pembelajaran operasi hitung yang melibatkan bilangan negatif
maupun desimal.

6. Sintaks Pemberian Tugas dengan Media Pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan
Setelah diperolehnya media pembelajaran yang berupa sedotan dan kantong bilangan
diharapkan siswa mampu belajar dengan mudah dan cepat, maka dari itu siswa diberikan media
konkret, agar bisa membantu dalam proses belajar pembagian dengan baik.
Dalam proses pembelajaran ini, media pembelajaran sedotan dan kantong bilangan lebih
dikolaborasikan dengan metode pemberian tugas. Menurut Chanan (2010) terdapat sintaks
metode pemberian tugas yaitu sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tugas tersebut.
2) Guru memberikan tugas kepada siswa.
3) Siswa mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil pekerjaannya.
4) Guru bersama siswa menilai hasil yang dicapai.

D. Materi Pembelajaran Pembagian Bilangan


Pembelajaran matematik, dimana pada satuan pendidikan SD yang meliputi aspek-aspek
yaitu bilangan, terdapat salah satu pembelajaran matematika yang diajarkan pada kelas IV adalah
operasi hitung pembagian.
Table 2.1 Standar Isi Materi Pembagian Kelas IV
Standar Kompetensi Dasar Indikator
Kompetensi
Memahami dan Melakukan operasi 1. Menghafal perkalian dan
menggunakan sifat- perkalian dan pembagian sampai 100
sifat operasi hitung pembagian 2. Melakukan perkalian dan
bilangan dalam pembagian
pemecahan masalah. 3. Melakukan perkalian dan
pembagian secara tersusun
4. Menentukan hasil bagi suatu
bilangan.

Pembagian bilangan merupakan membagi bilangan satu angka, dua, tiga angka atau
seterusnya, yaitu yang terdapat pada nilai satuan, puluhan dan ratusan. Memiliki aturan yang
didalam penyelesaiannya yaitu dengan pengurangan berulang. Dimana bilangan dengan nilai
tempat sama dikurangi dengan cara bersusun pendek. Apabila bilangan dengan nilai tempat sama
tidak dapat dikurangi, maka diambil bilangan yang tepat disebelah kirinya dengan merubahnya.
Pada pembagian dengan bilangan nol untuk sembarang bilangan bulat a, maka a : 0 tidak
terdefenisikan 0 : a = 0. Maka setiap pembagian bilangan antara pembilang dan penyebut,
penyebut tidak boleh nol (0) karena dapat memperoleh hasil bagi yang tidak terdefenisikan.
Pembagian atau membagi adalah hal yang lazim ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
dan membagi dapat diselesaikan dengan baik jika peserta didik telah mahir dalam operasi hitung
pengurangan karena membagi termasuk mengurang berulang dengan pengurangan tetap. Dimana
pengurang yang tetap dimaksud sebagai pembagi. Jadi pembagi adalah pengurangan yang
dilakukan secara berulang.
1. Pembagian sebagai pengurangan berulang
Contohnya:
18 : 3 = 6
Pengurangan berulang oleh 3 sebanyak 6 kali.
18 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0
maka 18 : 3 = 6
2. Pembagian sebagai lawan dari perkalian
Contohnya:
69 : 3 = 23 23 x 3 = 69
3. Pembagian bilangan tiga angka dengan cara bersusun panjang
Contohnya:
296 : 4 = …
50 + 20 + 4 = 74
4 √296
200 (50 x 4 = 200)
96
80 (20 x 4 = 80)
16
16 (4 x 4 = 16)
0
Jadi 296 : 4 = 74
4. Pembagian bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek
245 : 5 = …
74
4 √296
28
16
16
0
5. Menyelesaikan soal cerita
Contohnya:
Seorang petani memanen buah melon sebanyak 855 buah. Melon tersebut akan dimasukkan
ke dalam keranjang. Jika sebuah keranjang dapat diisi sebanyak 45 buah melon, berapa
keranjangkah yang diperlukan petani tersebut?
Jawab: diketahui : panen buah melon = 855
Sebuah keranjang diisi = 45 buah melon
Ditanya: banyak keranjang yang diperlukan?
19
Kalimat matematika: 855 : 45 45 √855
45
405
405
0
Jadi, banyak keranjang yang diperlukan adalah sebanyak 19 buah.
3. Pelaksanaan penelitian yang digunakan :
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Informasi Subjek Penelitian


1. Lokasi Pelaksanaan Perbaikan
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 25 Rantau Utara, Kabupaten
Labuhanbatu. Sekolah ini terletak di kecamatan Rantau Utara kabupaten Labuhanbatu Provinsi
Sumatera Utara.
2. Waktu Pelaksanaan Perbaikan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus pada semester ganjil tahun
pelajaran 2022/2023. Dalam pengambilan data penelitian diambil dalam dua siklus, adapun hari
dan tanggal pelaksanaannya direncanakan sesuai yang tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1. Waktu Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Hari dan Tanggal Pelaksanaan
Mata Pelajaran
Siklus I Siklus II
Matematika Kamis Rabu

3. Kelas Pelaksanaan Perbaikan


Penelitian perbaikan pembelajaran ini akan dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 25
Rantau Utara tahun pelajaran 2022/2023 dengan menggunakan media pembelajaran Sedotan dan
Kantong Bilangan pada mata pelajaran Matematika materi Pembagian.

B. Deskripsi Per Siklus


Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan
penelitian, yaitu kegiatan refleksi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di
laman gurupintar.ut.ac.id, Perencanaan pembelajaran, Pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Pelaksanaan PTK dilakukan sebanyak 2 siklus. Siklus kedua dilakukan apabila siklus
pertama belum
mencapai hasil maksimal. Siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dapat
digambarkan seperti bagan dibawah ini:
Perencanaan

Refleksi Siklus Pelaksanaan


I

Pengamatan

Has Perencanaan
il

Refleksi Siklus Pelaksanaan


II

Pengamatan

Gambar 3.1. Desain Penelitian Kelas (Arikunto 2015:137)


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa setelah
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Sedotan dan
Kantong Bilangan dalam pembelajaran matematika pada materi pembagiandi kelas IV SD
Negeri 25 Rantau Utara Tahun Pembelajaran 2022/2023.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam perencanaan adalah:
1) Berkonsultasi dengan Supervisor 1 mengenai masalah pembelajaran ingin diperbaiki.
2) Menentukan alternatif tindakan pemecahan masalah yang diharapkan akan memperbaiki
masalah yaitu dengan penggunaan media pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP Perbaikan Pembelajaran Siklus 1)
Matematika dengan menyusun langkah-langkah penerapan sesuai media pembelajaran
Sedotan dan Kantong Bilangan.
4) Membuat media pembelajaran yang ingin digunakan.
5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan selama perbaikan
pembelajaran.
6) Menyusun tes evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP Perbaikan Pembelajaran Siklus 1). Langkah-langkah pada tahap ini, yaitu:
Kegiatan Awal : 1. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tugas.
 Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan
mengkondisikan kelas siap untuk belajar.
 Guru memotivasi siswa untuk belajar.
 Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa
yang berkaitan dengan pembagian bilangan.
Misalnya: Apa yang dimaksud dengan pembagian?
 Menyampaikan topik materi yang akan dipelajari dalam
pembelajaran
 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang dilakukan dengan media
pembelajaran yang akan diterapkan yaitu media pembelajaran
Sedotan dan Kantong Bilangan serta guru menjelaskan tentang
tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tugas pada pembelajaran
Kegiatan Inti : 1. Memberikan tugas kepada siswa.
2. Siswa mempelajari dan melaksanakan tugas.
3. Mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil pekerjaannya
 Memberikan penjelasan materi pembagian bilangan dengan
menggunakan media pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan.
 Memberikan tugas/latihan kepada siswa yaitu tentang pembagian
dengan pengurangan berulang sampai habis dan pembagian sebagai
lawan dari perkalian.
 Memperhatikan dan membimbing siswa dalam mengerjakan tugas.
 Guru meminta kepada siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya
dengan menggunakan media pembelajaran Sedotan dan Kantong
Bilangan.
 Membantu siswa dalam menyajikan hasil kerjanya dengan
menggunakan media sedotan dan kantong bilangan.
Kegiatan Penutup : 1. Guru bersama siswa menilai hasil yang telah dicapai
 Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang mengerjakan soal
dengan benar.
 Guru memberikan Lembar Kerja Siswa/Lembar Evaluasi untuk
dikerjakan oleh siswa agar guru dapat melihat seberapa pemahaman
siswa terhadap pembelajaran
 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah .
 Guru memberi kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.
 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Tahapan pengamatan simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 yang dilakukan sebagai
berikut:
1) Teknik pengamatan dilakukan 2 kali, yaitu:
 Pengamatan secara langsung oleh pendamping
 Pengamatan melalui video simulasi yang akan dikirimkan kepada Supervisor 1.
2) Alat pengamatan yang dipakai oleh pendamping dan supervisor 1 pada penelitian ini adalah:
Table 3.2. Lembar Observasi Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
KESESUAIAN
DENGAN RPP* SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI
TIDAK
SESUAI REFLEKSI
SESUAI

A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/
AWAL
1. Memotivasi siswa
2. Memberi acuan
3. Memberikan apersepsi
B. KEGIATAN INITI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan
konsep/materi/contoh/ilu
strasi
2. Pemberian penguatan
3. Penggunaan media
4. Pemberian tugas/latihan
5. Umpan balik
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN
PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum
2. Evaluasi
3. Pemberian Tugas

KEPANTASAN
SARAN/HASIL
PENAMPILAN YANG
PANTAS
TIDAK DISKUSI
DIAMATI PANTAS REFLEKSI
1. Pakaian yang digunakan
2. Alas kaki yang digunakan
3. Ekspresi/mimik wajah

3) Menunggu penilaian tutor tentang video pembelajaran yang dirancang dengan format
terlampir.
d. Refleksi
Tahapan refleksi simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 yang dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan oleh pendamping.
2) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan yang dikirimkan oleh supervisor 1.
3) Melakukan refleksi mandiri untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari pelaksanaan dari
simulasi 1 melalui lembar refleksi berikut:
INSTRUMEN REFLEKSI SIMULASI PERBAIKAN
PEMBELAJARAN SIKLUS 1/2
MATA
NAMA MAHASISWA : :
PELAJARAN/TEMA
NIM : WAKTU (JAM) :
TEMPAT MENGAJAR : HARI, TANGGAL :
KELAS : UPBJJ-UT :
LINK VIDIO :

1. Bagaimana reaksi anak/siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru?
2. Secara keseluruhan apa saja kelemahan guru dalam melakukan
pembelajaran?
3. Secara keseluruhan apa saja kelebihan guru dalam melakukan
pembelajaran?
4. Hal-hal unik apa saja yang ditemukan dalam video tersebut dari guru saat
melaksanakan pembelajaran?
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan dari guru yang ada amati
dari tayangan video, upaya apa saja yang dapat diusulkan untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran berikutnya? (digunakan pula
oleh kelompok mahasiswa yang tidak bisa mengakses internet sama
sekali)

Dokumenstasi dalam mengakses vidio:

Gambar 3.2. Lembar Refleksi Mandiri Pelaksanaan Simulasi Siklus I

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II


a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam perencanaan adalah:
1) Berkonsultasi dengan Supervisor 1 untuk membahas hasil pengamatan oleh pendamping dan
supervisor 1 terhadap pelaksanaan simulasi 1.
2) Menentukan perbaikan tindakan berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi dari simulasi 1.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP Perbaikan Pembelajaran Siklus 2)
Matematika dengan menyusun langkah-langkah penerapan sesuai media pembelajaran
Sedotan dan Kantong Bilangan.
4) Membuat media pembelajaran yang ingin digunakan.
5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan selama perbaikan
pembelajaran.
6) Menyusun tes evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP Perbaikan Pembelajaran Siklus 2). Langkah-langkah pada tahap ini, yaitu:
Kegiatan Awal : 1. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tugas.
 Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar, mengecek kehadiran dan mengkondisikan
kelas siap untuk belajar.
 Guru memotivasi siswa untuk belajar.
 Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang materi
yang lalu.
 Menyampaikan topik materi yang akan dipelajari dalam
pembelajaran.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang dilakukan dengan media
pembelajaran yang akan diterapkan yaitu media pembelajaran
Sedotan dan Kantong Bilangan serta guru menjelaskan tentang
tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tugas pada pembelajaran.
Kegiatan Inti : 1. Memberikan tugas kepada siswa.
2. Siswa mempelajari dan melaksanakan tugas.
3. Mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil pekerjaannya
 Memberikan penjelasan materi pembagian bilangan dengan
menggunakan media pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan.
 Memberikan tugas/latihan kepada siswa yaitu tentang pembagian
pada soal cerita dengan menggunakan penyelesaian bersusun pendek.
 Memperhatikan dan membimbing siswa dalam mengerjakan tugas.
 Guru meminta kepada siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya
dengan menggunakan media pembelajaran Sedotan dan Kantong
Bilangan.
 Membantu siswa dalam menyajikan hasil kerjanya dengan
menggunakan media sedotan dan kantong bilangan.
Kegiatan Penutup : 1. Guru bersama siswa menilai hasil yang telah dicapai
 Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang mengerjakan soal
dengan benar.
 Guru memberikan Lembar Kerja Siswa/Lembar Evaluasi untuk
dikerjakan oleh siswa agar guru dapat melihat seberapa pemahaman
siswa terhadap pembelajaran
 Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
 Guru memberi kesimpulan dari materi pembelajaran.
 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Tahapan pengamatan simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2 yang dilakukan sebagai
berikut:
1) Teknik pengamatan dilakukan 2 kali, yaitu:
 Pengamatan secara langsung oleh Pendamping
 Pengamatan melalui video simulasi yang akan di kirimkan kepada Supervisor 1
2) Alat pengamatan yang di pakai oleh pendamping dan supervisor 1 pada penelitian ini adalah:
Table 3.3. Lembar Observasi Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
KESESUAIAN
DENGAN RPP*
SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI
TIDAK
SESUAI REFLEKSI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/
AWAL
1. Memotivasi siswa
2. Memberi acuan
3. Memberikan apersepsi
B. KEGIATAN INITI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan
konsep/materi/contoh/ilu
strasi
2. Pemberian penguatan
3. Penggunaan media
4. Pemberian tugas/latihan
5. Umpan balik
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN
PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum
2. Evaluasi
3. Pemberian Tugas

KEPANTASAN SARAN/HASIL
PENAMPILAN YANG
PANTAS
TIDAK DISKUSI
DIAMATI PANTAS REFLEKSI
1. Pakaian yang digunakan
2. Alas kaki yang digunakan
3. Ekspresi/mimik wajah

3) Menunggu penilaian tutor tentang video pembelajaran yang dirancang dengan format
terlampir.
d. Refleksi
Tahapan refleksi simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2 yang dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan oleh pendamping.
2) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan yang dikirimkan oleh supervisor 1.
3) Melakukan refleksi mandiri untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari pelaksanaan pada
simulasi 1 melalui lembar refleksi berikut:
INSTRUMEN REFLEKSI SIMULASI PERBAIKAN
PEMBELAJARAN SIKLUS 1/2
MATA
NAMA MAHASISWA : :
PELAJARAN/TEMA
NIM : WAKTU (JAM) :
TEMPAT MENGAJAR : HARI, TANGGAL :
KELAS : UPBJJ-UT :
LINK VIDIO :

1. Bagaimana reaksi anak/siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru?
2. Secara keseluruhan apa saja kelemahan guru dalam melakukan
pembelajaran?
3. Secara keseluruhan apa saja kelebihan guru dalam melakukan
pembelajaran?
4. Hal-hal unik apa saja yang ditemukan dalam video tersebut dari guru saat
melaksanakan pembelajaran?
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan dari guru yang ada amati
dari tayangan video, upaya apa saja yang dapat diusulkan untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran berikutnya? (digunakan pula
oleh kelompok mahasiswa yang tidak bisa mengakses internet sama
sekali)

Dokumenstasi dalam mengakses vidio:

Gambar 3.3. Lembar Refleksi Mandiri Pelaksanaan Simulasi Siklus II

Anda mungkin juga menyukai