1. Buatlah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta
tujuan dan manfaat penelitian !
Tutor,
1. Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan dan
manfaat penelitian, yaitu :
A. Latar Belakang Masalah
Suatau proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah upaya yang dilakukan secara
sistematis dan dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif
dan efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Dalam proses
pembelajaran di sekolah Dasar terdapat beberapa mata pelajaran, diantaranya yaitu ada mata
pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan PKn yang merupakan mata pelajaran
pokok yang harus dipelajari dan ditempuh oleh siswa.
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di berikan
mulai dari jenjang sekolah dasar sampai tingkat pendidikan atas. Matematika merupakan suatu
bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan di bangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep yang diperoleh sebagai akibat logis dan kebenaran sebelumnya sudah
diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas
(Heruman, 2008:1). Dalam hal ini berarti suatu konsep matematika disusun berdasarkan konsep
sebelumnya dan akan menjadi dasar bagi konsep selanjutnya. Maka pada pembelajaran
matematika jika konsep sebelumnya sulit di pahami oleh siswa maka akan sulit memahami
konsep selanjutnya.
Berdasarkan video pembelajaran dari GPO, saya melihat beberapa masalah yang timbul
di dalamnya, sama dengan apa yang saya alami sewaktu saya mengajar di kelas. Dalam
penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran sangat membantu guru dalam
penyampaian materi pembelajaran dan pembelajaran akan mudah dipahami oleh peserta didik.
Salah satunya masalah yang timbul pada saat pembelajaran berlangsung yaitu kurangnya
pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika yang disebabkan kurangnya penggunaan
media dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, siswa juga
menganggap matematika pelajaran yang sulit, dan siswa merasakan tidak mampu menjawab
kumpulan dari soal-soal Lembar Kerja Siswa.
Proses pemahaman siswa pada materi pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran
seorang guru. Metode pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam
mengajar sangat penting dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Pitadjeng (2006:49) menyampaikan salah satu cara agar matematika tidak dianggap
sulit oleh siswa yaitu dengan pemakaian media pembelajaran yang mempermudah pemahaman
anak. Maka dari itu guru mempunyai tugas yang sangat berat untuk membimbing dan memberi
pembelajaran bagi peserta didik. Maka hal tersebut diperlukan suatu media pembelajaran yang
mampu memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa.
Berdasarkan Menurut Latuheru (1988:14) media pembelajaran adalah semua alat (bantu)
atau benda yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan
pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima
(peserta didik). Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa pada
pembelajaran matematika yaitu media Pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan. Sedotan
dan Kantong bilangan disebut sebagai alat sederhana yang ditunjukkan agar mempermudahkan
siswa saat memahami materi pembagian bilangan. Dalam penggunaan media Sedotan dan
Kantong bilangan ini diharapkan siswa dapat memahami materi dengan lebih jelas dan paham.
Ketika guru menggunakan media dengan tepat, maka materi yang di berikan kepada siswa akan
lebih diterima dengan jelas. Siswa yang menerima materi pembelajaran secara jelas tentu saja
mendapatkan hasil belajar yang baik atau yang diinginkan.
Dari latar belakang masalah tersebut maka identifikasi permasalahannya, yaitu:
“Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa Menggunakan Alat Peraga Sedotan Dan
Kantong Bilangan Pada Materi Pembagian Pada Kelas Iv Sd Negeri 25 Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2022/2023”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang
akan diteliti adalah: “Apakah penerapan Alat Peraga Sedotan dan Kantong Bilangan dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada materi pembagian pada kelas IV SD Negeri
25 Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2022/2023?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memperbaiki pembelajaran matematika dalam menggunakan alat peraga Sedotan dan
Kantong Bilangan pada materi pembagian pada kelas IV SD Negeri 25 Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2022/2023.
2. Untuk mengetahui penerapan alat peraga Sedotan dan Kantong Bilangan dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman siswa pada materi pembagian pada kelas IV SD Negeri 25 Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2022/2023.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan memberikan manfaat:
1. Bagi Sekolah: sebagai gambaran dan informasi dalam meningkatkan pemahaman mutu,
kualitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media
pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan.
2. Bagi Guru: sebagai bahan pertimbangan atau masukan dan sebagai umpan balik dalam
memperbaiki pembelajaran matematika serta mengembangkan proses pembelajaran
matematika dengan menggunakan media Sedotan dan Kantong Bilangan.
3. Bagi Siswa: untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui media pembelajaran Sedotan
dan Kantong Bilangan dalam pembelajaran Matematika.
2. Kajian pustaka :
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan dimana sangat penting
dalam kehidupan. Pada pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola
pikir dalam pemahaman suatu pengertian-pengertian. Menurut Idris Harta dalam Tapantoko
(2011:16) mengatakan bahwa pembalajaran matematika ditujukan untuk membina kemampuan
siswa diantaranya terdapad dalam memahami konsep matematika, menggunakan penalaran,
menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai terhadap
matematika. Pembelajaran matematika diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
matematis, yang meliputi pemahaman, pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, koreksi
matematis, kritis serta sikap yang terbuka dan objektif.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran matematika
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan matematika
yang melibatkan pendidik dan peserta didik secara aktif dalam menciptakan perubahan pada
kemampuan seseorang. Pembelajaran matematika juga merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan serta pemahaman matematika siswa dan berkembang secara optimal untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, maka selama proses pembelajaran matematika berlangsung siswa dituntut aktif,
memiliki kemandirian, serta bertanggungjawab. Diman seorang guru yang menjadi sebagai
fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Dengan demikian, pembelajaran matematika merupakan
suatu upaya dalam membantu siswa untuk membangun suatu konsep atau prinsip matematika
dengan kemampuannya sendiri melalui proses interaksi tersebut sehingga konsep atau prinsipnya
tersebut terbangun oleh sendirinya.
Menurut Heruman (2007:2-3) mengatakan guru perlu menyajikan pembelajaran yang
efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum dan pola piker siswa. Dalam mengajarkan pelajaran
matematika, guru harus memahami kemampuan setiap siswa yang cenderung berbeda-beda.
Konsep-konsep kurikulum matematika Sekolah Dasar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, serta pembinaan keterampilan. Dimana seorang
peserta didik diberikan kesempatan untuk menggali pengalaman belajar melalui kegiatan-
kegiatan yang difasilitasi oleh seorang guru untuk memperoleh belajar bermakna. Pada
pembelajaran matematika sangat diperhatikan kemampuan pemahaman siswa dalam
keberhasilan pembelajarannya.
Dengan kata lain manfaat penggunaan media sedotan dan kantong bilangan dalam suatu
pembelajaran sangat bermanfaat yaitu untuk meningkatkan minat dan mendorong siswa lebih
memperhatikan pelajaran, lebih memusatkan perhatian siswa. Dengan menggunakan media
pembelajaran sedotan dan kantong bilangan dan melalui penyampaian materi yang menarik dari
guru, diharapkan peserta didik lebih dapat termotivasi dalam suatu proses pembelajaran dan
lebih jelas memberikan pelajaran sehingga tidak terjadinya pengetahuan yang verbalisme.
6. Sintaks Pemberian Tugas dengan Media Pembelajaran Sedotan dan Kantong Bilangan
Setelah diperolehnya media pembelajaran yang berupa sedotan dan kantong bilangan
diharapkan siswa mampu belajar dengan mudah dan cepat, maka dari itu siswa diberikan media
konkret, agar bisa membantu dalam proses belajar pembagian dengan baik.
Dalam proses pembelajaran ini, media pembelajaran sedotan dan kantong bilangan lebih
dikolaborasikan dengan metode pemberian tugas. Menurut Chanan (2010) terdapat sintaks
metode pemberian tugas yaitu sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari pemberian tugas tersebut.
2) Guru memberikan tugas kepada siswa.
3) Siswa mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil pekerjaannya.
4) Guru bersama siswa menilai hasil yang dicapai.
Pembagian bilangan merupakan membagi bilangan satu angka, dua, tiga angka atau
seterusnya, yaitu yang terdapat pada nilai satuan, puluhan dan ratusan. Memiliki aturan yang
didalam penyelesaiannya yaitu dengan pengurangan berulang. Dimana bilangan dengan nilai
tempat sama dikurangi dengan cara bersusun pendek. Apabila bilangan dengan nilai tempat sama
tidak dapat dikurangi, maka diambil bilangan yang tepat disebelah kirinya dengan merubahnya.
Pada pembagian dengan bilangan nol untuk sembarang bilangan bulat a, maka a : 0 tidak
terdefenisikan 0 : a = 0. Maka setiap pembagian bilangan antara pembilang dan penyebut,
penyebut tidak boleh nol (0) karena dapat memperoleh hasil bagi yang tidak terdefenisikan.
Pembagian atau membagi adalah hal yang lazim ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
dan membagi dapat diselesaikan dengan baik jika peserta didik telah mahir dalam operasi hitung
pengurangan karena membagi termasuk mengurang berulang dengan pengurangan tetap. Dimana
pengurang yang tetap dimaksud sebagai pembagi. Jadi pembagi adalah pengurangan yang
dilakukan secara berulang.
1. Pembagian sebagai pengurangan berulang
Contohnya:
18 : 3 = 6
Pengurangan berulang oleh 3 sebanyak 6 kali.
18 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0
maka 18 : 3 = 6
2. Pembagian sebagai lawan dari perkalian
Contohnya:
69 : 3 = 23 23 x 3 = 69
3. Pembagian bilangan tiga angka dengan cara bersusun panjang
Contohnya:
296 : 4 = …
50 + 20 + 4 = 74
4 √296
200 (50 x 4 = 200)
96
80 (20 x 4 = 80)
16
16 (4 x 4 = 16)
0
Jadi 296 : 4 = 74
4. Pembagian bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek
245 : 5 = …
74
4 √296
28
16
16
0
5. Menyelesaikan soal cerita
Contohnya:
Seorang petani memanen buah melon sebanyak 855 buah. Melon tersebut akan dimasukkan
ke dalam keranjang. Jika sebuah keranjang dapat diisi sebanyak 45 buah melon, berapa
keranjangkah yang diperlukan petani tersebut?
Jawab: diketahui : panen buah melon = 855
Sebuah keranjang diisi = 45 buah melon
Ditanya: banyak keranjang yang diperlukan?
19
Kalimat matematika: 855 : 45 45 √855
45
405
405
0
Jadi, banyak keranjang yang diperlukan adalah sebanyak 19 buah.
3. Pelaksanaan penelitian yang digunakan :
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Pengamatan
Has Perencanaan
il
Pengamatan
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/
AWAL
1. Memotivasi siswa
2. Memberi acuan
3. Memberikan apersepsi
B. KEGIATAN INITI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan
konsep/materi/contoh/ilu
strasi
2. Pemberian penguatan
3. Penggunaan media
4. Pemberian tugas/latihan
5. Umpan balik
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN
PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum
2. Evaluasi
3. Pemberian Tugas
KEPANTASAN
SARAN/HASIL
PENAMPILAN YANG
PANTAS
TIDAK DISKUSI
DIAMATI PANTAS REFLEKSI
1. Pakaian yang digunakan
2. Alas kaki yang digunakan
3. Ekspresi/mimik wajah
3) Menunggu penilaian tutor tentang video pembelajaran yang dirancang dengan format
terlampir.
d. Refleksi
Tahapan refleksi simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 yang dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan oleh pendamping.
2) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan yang dikirimkan oleh supervisor 1.
3) Melakukan refleksi mandiri untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari pelaksanaan dari
simulasi 1 melalui lembar refleksi berikut:
INSTRUMEN REFLEKSI SIMULASI PERBAIKAN
PEMBELAJARAN SIKLUS 1/2
MATA
NAMA MAHASISWA : :
PELAJARAN/TEMA
NIM : WAKTU (JAM) :
TEMPAT MENGAJAR : HARI, TANGGAL :
KELAS : UPBJJ-UT :
LINK VIDIO :
KEPANTASAN SARAN/HASIL
PENAMPILAN YANG
PANTAS
TIDAK DISKUSI
DIAMATI PANTAS REFLEKSI
1. Pakaian yang digunakan
2. Alas kaki yang digunakan
3. Ekspresi/mimik wajah
3) Menunggu penilaian tutor tentang video pembelajaran yang dirancang dengan format
terlampir.
d. Refleksi
Tahapan refleksi simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2 yang dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan oleh pendamping.
2) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan yang dikirimkan oleh supervisor 1.
3) Melakukan refleksi mandiri untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari pelaksanaan pada
simulasi 1 melalui lembar refleksi berikut:
INSTRUMEN REFLEKSI SIMULASI PERBAIKAN
PEMBELAJARAN SIKLUS 1/2
MATA
NAMA MAHASISWA : :
PELAJARAN/TEMA
NIM : WAKTU (JAM) :
TEMPAT MENGAJAR : HARI, TANGGAL :
KELAS : UPBJJ-UT :
LINK VIDIO :