Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU KE -1

Tugas ini susun dalam rangka memenuhi tugas

Tugas Akhir Program (TAP) (IDIK 4500)

yang dibina oleh Bapak Dr. Zulkarnain

Di susun oleh :

Nama : YESSICA NOVALIA


NIM : 858774156
POKJAR : KEDIRI
SEMESTER : IX
UPBJJ : MALANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS TERBUKA NEGERI MALANG
PROGRAM S1 PGSD
2023.2
KASUS 1

Pengajaran, pada dasarnya adalah menstransfer pengetahuan, baik yang


dimiliki oleh guru maupun pengetahuan yang telah ada dan telah dimiliki oleh siswa
(Winarno Surahmad, tanpa penerbit:69). Belajar dan mengajar merupakan dua
konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan kepada apa
yang harus dilakukan seseorang sebagai penerima pelajaran (siswa), sedangkan
mengajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang
menjadi pengajar. Jadi belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan
siswa pada saat proses pengajaran. Proses pengajaran akan berhasil selain ditentukan
oleh kemampuan guru dalam menentukan metode dan alat yang digunakan dalam
pengajaran, juga ditentukan oleh minat belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran matematika dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor guru, faktor murid, dan juga
faktor lingkungan. Dari faktor guru kemungkinan dikarenakan guru dalam
menerangkan materi matematika kurang jelas dan kurang menarik perhatian siswa,
guru terlalu cepat dalam menerangkan materi pelajaran. Di samping itu penggunaan
metode pengajaran yang kurang susuai dengan materi pelajaran karena alasan teknis,
waktu, dan tenaga. Jika hal ini terjadi maka tindakan guru ini sangat bertentangan
dengan kodrat siswa, karena tidak bisa diingkari bahwa secara psikologis,”… anak-
anak mempunyai tanggapan yang berbeda-beda (motoris, auditif, visual), dan
campuran dari ketiganya itu (Sahertian dan Mataheru, 1974:69). Oleh karena itu,
sebaiknya dalam mengajar, guru tidak hanya aktif sendiri, tetapi seyogyanya selalu
melibatkan siswa sebagai subyek bukan sebagai obyek agar siswa bisa lebih aktif
lagi dalam pembelajaran.
Masalah-masalah di atas merupakan masalah-masalah pendekatan
pembelajaran, belum lagi masalah-masalah dari siswa itu sendiri. Terutama pada
pelajaran matematika, mengingat pelajaran matematika merupakan mata pelajaran
yang terkenal sulit dan memerlukan logika berpikir yang tinggi, selain itu juga
dikhawatirkan aktivitas belajar matematika terganggu, jika suasana pembelajaran
matematika tidak menyenangkan. Pelajaran matematika bagi sebagian besar siswa
adalah mata pelajaran yang sulit, ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh
para guru matematika. Rendahnya hasil belajar matematika karena adanya berbagai
cap negatif telah melekat di benak siswa berkenaan dengan pelajaran matematika,
yang bisa jadi itu semua dimunculkan dari guru baik secara langsung maupun tidak
langsung, disadari atau tidak disadari.
Dari hasil Ujian Tengah Semester II kelas IV SDN Tlogosari 01 kecamatan
Tirtoyudo Kabupaten Malang tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan daya serap
siswa dalam mata pelajaran matematika hanya mencapai 50%. Keadaan tersebut
masih dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 60%. Jika dibandingkan dengan
pelajaran lainnya seperti PKn yang mencapai 73% ,Bahasa Indonesia 72 %,IPA 71
% dan IPS 70 %. Mata pelajaran matematika menduduki rangking terbawah dalam
pencapaian KKM. Sedangkan dari 44 siswa hanya 25 siswa yang mampu mencapai
nilai di atas KKM dari seluruh jumlah siswa kelas IV. Sedangkan 19 siswa lainya
dibawah KKM yang telah di tentukan.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika adalah melalui pendekatan Contextual Teching Learning ( CTL ).
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan contextual
teching learning maka diperlukan adanya kerja sama antara guru matematika dan
peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan
kesempatan kepada peneliti dan guru matematika untuk mengidentifikasi masalah-
masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan
dituntaskan.
Dalam pembelajaran matematika menurut Karso (2001:2.16) bahwa materi
dimulai dari konsep sederhana menuju konsep yang sukar. Pembelajaran
matematika harus dimulai dari yang kongkret ke semi kongkret baru ke abstrak.
Maka dari itu penyampaian materi harus diberikan contoh yang kongkret yang
dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari sebelum masuk pada materi pokok.
Menurut Fruedenthal, …mathematics as a human activity. Education should given
students the “guided” opportunity to “reinvent” mathematics by doing it. Ini sesuai
dengan pilar-pilar belajar yang ada dalam kurikulum pendidikan kita, salah satu
pilar belajar adalah belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (lampiran
Permendiknas no 22 th 2006). Untuk itu, dalam pembelajaran matematika harus
mampu mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan mengurangi
kecenderungan guru untuk mendominasi proses pembelajaran tersebut, sehingga
ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika yaitu pembelajaran yang
berpusat pada guru sudah sewajarnya diubah menjadi berpusat pasa siswa.

Tugas yang harus dikerjakan:


a. Identifikasi masalah
b. Analsis masalah
c. Susun rumusan masalah
d. Tujuan perbaikan, dan
e. Langkah perbaikan. Untuk langkah perbaikannya disusun
pembelajaran dengan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Susunlah penyelesaian kasus pembelajaran berdasarkan 8
kerangkan berpikir untuk memecahkan kasus pembelajaran?
1. RANCANGAN PEMBELAJARAN UNTUK MEMPERBAIKI
PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN
Rencana perbaikan

a. Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi pada kasus diatas adalah
1) Guru tidak mengaitkan materi dengan kehidupan di sekitar siswa,
melainkan langsung menerangkan materi;
2) Pengajar kurang menguasai materi yang akan dipelajari oleh siswa
sehingga dalam pelaksanaanya tidak berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh pengajar;
3) Pengajar tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat
sehingga dalam proses pembelajarannya siswa kurang terlibat. Hal
ini yang menyebabkan siswa merasa bosan dengan apa yang mereka
pelajari
4) Siswa sulit menghafal atau memahami konsep yang diajarkan
5) Hanya 25 siswa dari 44 siswa yang mencapai nilai KKM
b. Analisis Masalah
Dari analisis yang dilakukan terhadap pembelajaran yang dilakukan ibu
sukarsih, diduga menjadi faktor penyebab sehingga muncul masalah
diatas adalah:
1) Siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang
sulit sehingga masih rendahnya hasil belajar siswa.
2) Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah
matematika karena pemahaman materi yang masih kurang;
3) Kurang tepatnya pendekatan belajar yang digunakan guru di dalam
menyampaikan materi ajar.
4) Guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran
c. Rumusan Masalah
Berdasrkan hasil analisis diatas, masalah yang menjadi focus perbaikan
dapat dirumuskan sebagai berikut
1) Apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar
materi operasi hitung penjumlahan pecahan siswa kelas IV SDN
Tlogosari 01?
2) Apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan
semangat/keaktifan siswa kelas IV SDN Tlogosari 01 dalam proses
pembelajaran?
3) Apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan kreativitas
siswa kelas IV SDN Tlogosari 01 dalam proses pembelajaran?
d. Tujuan perbaikan
Meningkatkan kinerja guru sehingga materi operasi hitung penjumlahan
pecahan melalui :
1) Untuk mengetahui penggunaan media pemanfaatan lingkungan
sebagai media belajar
2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika materi operasi hitung penjumlahan pecahan
e. Langkah Kegiatan Perbaikan :

Kegiatan Awal

1) Mengucapkan salam dan mengabsensi kehadiran siswa


2) Menunjukkan salah satu siswa memimpin doa untuk mengawali
Pelajaran
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi yang akan
dipelajari
4) Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
5) Menyiapkan media
6) Apersepsi: mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan
pembelajaran sebelumnya atau pengalaman siswa sehari-hari

Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dan kepada masing


masing kelompok diberikan lembar kerja yang berisi pertanyaan
2) Guru memberikan penjelasan sikap tentang tugas yang akan
diselesaikan melalui mekanisme kerja kelompok.
3) Selanjutnya siswa diberikan pertanyaan yang biasanya dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, contoh: “anak-anak kalian pernah
punya satu buah yang kalian makan bersama keluarga? Misalnya
kalian punya satu buah apel, kemudian kalian bagi sama rata kepada
anggota keluarga kalian? Bagaimana cara kalian membagi satu
buah apel menjadi sama rata?
4) Siswa melakukan tanya jawab bersama guru untuk
mengembangkan rasa ingin tahunya.
5) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung.
6) Siswa dibagikan lembar kerja.
7) Siswa diberikan contoh bagaimana cara operasi hitung
penjumlahan pecahan yang benar dengan menggunakan bantuan
media benda konkrit yang sering dijumpai peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
8) Siswa diminta mengerjakan lembar kerja yang telah dibagikan.
9) Perwakilan kelompok ditunjuk secara acak untuk menyampaikan
hasil diskusinya.
Kegiatan Penutup
1) Guru memberikan tes tertulis pada akhir kegiatan dan membahas
hasil tes yang telah dikerjakan dan memberikan balikan.
2) siswa dengan bimbingan guru mengambil kesimpulan atas materi
yang telah dibahas.
3) Siswa dengan bantuan guru membuat rangkuman materi yang telah
dibahas
4) Guru memberikan penugasan pada siswa secara individu dan
kelompok berkaitan dengan materi operasi hitung penjumlahan
pecahan
5) Guru memberikan pekerjaan rumah

Penilaian

1) Tes tertulis dan lisan


2) Penilaian keaktifan saat diskusi di dalam kelas
2. PENYELESAIAN MASALAH DENGAN 8 KERANGKA BERPIKIR
UNTUK MEMECAHKAN KASUS PEMBELAJARAN
Kerangka berpikir untuk memecahkan kasus diatas adalah :

1. MEMBACA DAN MEMPELAJARI KASUS DENGAN CERMAT

FAKTA/DATA PROSES PEMBELAJARAN YANG TERJADI DI DALAM KELAS:


Dari hasil Ujian Tengah Semester II kelas IV SDN Tlogosari 01 kecamatan
Tirtoyudo Kabupaten Malang tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan daya serap siswa
dalam mata pelajaran matematika hanya mencapai 50%. Keadaan tersebut masih
dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 60%. Jika dibandingkan dengan pelajaran
lainnya seperti PKn yang mencapai 73% ,Bahasa Indonesia 72 %,IPA 71 % dan IPS 70
%. Mata pelajaran matematika menduduki rangking terbawah dalam pencapaian KKM.
Sedangkan dari 44 siswa hanya 25 siswa yang mampu mencapai nilai di atas KKM dari
seluruh jumlah siswa kelas IV. Sedangkan 19 siswa lainya dibawah KKM yang telah di
tentukan.

2. MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI INFORMASI KUNCI ATAU


PENTING YANG TERJADI DI DALAM KELAS

MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI INFORMASI KUNCI ATAU PENTING YANG


TERJADI DI DALAM KELAS:

a. Rendahnya nilai mata pelajaran matematika


b. Guru kurang menguasai;
c. Tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga dalam proses
pembelajarannya siswa kurang terlibat
3. MENGAITKAN INFORMASI-INFORMASI TERSEBUT
SEHINGGA MUNCUL PERMASALAHAN ATAU
PERTANYAAN DARI KASUS TERSEBUT

1) Apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar materi


operasi hitung penjumlahan pecahan siswa kelas IV SDN Tlogosari 01?
2) Apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan semangat/keaktifan
siswa kelas IV SDN Tlogosari 01 dalam proses pembelajaran?
3) Apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas
IV SDN Tlogosari 01 dalam proses pembelajaran?

4. MENGANILISIS PENYEBAB MASALAH DARI KASUS


TERSEBUT

1. Hasil belajar siswa rendah disebabkan siswa pelajaran yang sulit untuk
memahami materi yang dipelajari
2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika karena
pemahaman materi yang masih kurang
3. Kurang tepatnya pendekatan belajar yang digunakan guru di dalam
menyampaikan materi ajar.
5. MENGEMBANGKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

1. Seharusnya melibatkan secara aktif siswa selama proses pembelajaran dan


mengurangi kecenderungan guru untuk mendominasi proses pembelajaran
tersebut, sehingga ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika. Dan
mengaitkan materi dengan kehidupan di sekitar siswa
2. Seharusnya menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan
3. Seharusnya menggunakan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika

6. MENGANALISIS KEKUATAN DAN KELEMAHAN SETIAP


ALTERNATIF

Kekuatan alternative:
1. Penggunaan metode yang sesuai meningkatkan pemahaman siswa
2. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran agar siswa mempunyai rasa ingin tahu
pembelajaran matematika yang menarik
3. Menggunakan pendekatan CTL untuk meningkatkan pembelajaran matematika
materi operasi hitung penjumlahan pecahan ke semua siswa kelas IV
Kelemahan
Siswa keasyikan berbicara dengan siswa lain
7. MEMILIH SATU ALTERNATIF YANG DIANGGAP PALING
EFEKTIF

Menggunakan pendekatan CTL untuk meningkatkan pembelajaran matematika


materi operasi hitung penjumlahan pecahan ke semua siswa kelas IV

8. MENYUSUN DAN MENULISKAN JAWABAN DARI


MASALAH PADA KASUS TERSEBUT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN CTL DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG
PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS IV
SDN TLOGOSARI 01 KECAMATAN TIRTOYUDO KABUPATEN MALANG

Anda mungkin juga menyukai