Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar

mengajar mata pelajaran matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan

bagi guru SD, serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara

membuat dan menggunakan media/alat peraga dalam pembelajaran

matematika. Di sisi lain pentingnya media/alat peraga dalam pembelajaran

matematika telah diakui oleh semua jajaran pengelola pendidikan dan para

ahli pendidikan.

Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar

mempunyai indikator, mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan

materi, mampu menggunakan metode/strategi, mampu menggunakan media/

alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang komutatif, mampu

memotivasi siswa, mampu mengorganisasi kegiatan, mampu menyimpulkan

pelajaran, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian,

dan mampu menggunakan waktu. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004 ;

13 – 14).

Agar pembelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada siswa

berhasil sesuai dengan kompetensi dasar, maka guru diharapkan dapat

menyusun langkah- langkah pengembangan silabus pembelajaran, diantaranya

merumuskan pengalaman belajar siswa meliputi; 1). Pengalaman belajar

merupakan kegiatan fisik dan mental yang perlu dilakukan siswa dalam

1
berinteraksi dengan sumber belajar dalam rangka mencapai kompetensi dasar

dan standar kompetensi. 2). Pengalaman belajar dapat dilaksanakan di dalam

dan di luar kelas. Kegiatan yang diberikan sebagai pengalaman belajar siswa

harus berorientasi agar siswa aktif dalam belajar, iklim belajar

menyenangkan, fungsi guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dari pada

sebagai pemberi informasi, siswa terbiasa mencari sendiri informasi

(dengan bimbingan guru) dari berbagai sumber, siswa dibekali dengan

kecakapan hidup dan dibiasakan memecahkan permasalahan yang kontektual

yaitu terkait dengan lingkungan (nyata maupun maya) dari siswa. 3). Pada

hakekatnya pengalaman belajar memberikan pengalaman kepada siswa untuk

menguasai kompetensi dasar secara ilmiah dan ditinjau dari dimensi

kompetensi yang ingin dicapai pengalaman belajar meliputi pengalaman

untuk mencapei kompetensi pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Selanjutnya pengalaman belajar dirumuskan dengan kata kerja yang

opersional.(Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika,

Dit. PMU, Ditjen Dikdsmen, Depdiknas, 2003 ; 3)

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia Sekolah

Dasar berada pada tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri sebagai

berikut: (1)Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat

pada benda konkret (2)Jika diberikan permasalahan belum mampu

memikirkan segala alternatif pemecahannya (3)Pemahaman terhadap konsep

yang berurutan melalui tahap demi tahap, misal pada konsep panjang, luas,

volum, berat, dan sebagainya.(4)Belum mapu menyelesaikan masalah yang

2
melibatkan kombinasi urutan operasi pada masalah yang kompleks.

(5)Mampu mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu,

dapat mengadakan korespondensi satu-satu dan dapat berpikir membalik.(6)

Dapat mengurutkan unsur-unsur atau kejadian (7) Dapat memahami ruang

dan waktu. (8) Dapat menunjukkan pemikiran yang abstrak.

Selain itu, menurut Pujiati (2004 ; 1) yang menyarikan pada Bruner

bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru, maka diperlukan tahapan-

tahapan yang runtut, yaitu: enactive, ikonik, dan simbolik. Tahap enactive,

yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang kongkret,

tahap ikonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar, dan tahap

simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbul.

(Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD, Pujiati, 2004)

Berdasarkan pada uraian diatas, siswa pada usia sekolah dasar dalam

memahami konsep-konsep matematika masih sangat memerlukan kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata (pengalaman-pengalaman

konkret) yang dapat diterima akal mereka.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba

mengetengahkan salah satu bentuk pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Dalam penyampaian pembelajaran ini peneliti menggunakan

media/alat peraga lidi dalam penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN

2 Talaga Raya, dengan urutan pembelajaranya sebagai berikut: Guru

membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (berpasangan dalam satu

bangku), kemudian lidi kita bagikan kepada masing-masing kelompok

sebanyak 20 biji. Guru memperagakan lidi itu untuk menjumlah dua

3
bilangan bulat. Siswa diberi lembar tugas untuk dikerjakan dengan cara

memperagakan lidi itu sebagai alat untuk menjawab lembar tugas tersebut,

sedangkan guru mengamati proses penggunaan lidi itu untuk menjawab

tugas yang telah diberikan. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa

disuruh memperagakan hasil kerjanya di depan kelas, begitu seterusnya

sampai siswa trampil menggunakan lidi itu untuk menjumlah dua bilangan

bulat.

Pada akhir pengajaran, guru mengadakan tanya jawab agar siswa terampil

menggunakan lidi itu sebagai alat bantu untuk menjumlah dua bilangan

bulat sekaligus sebagai alat evaluasi .

B. Perumusan Masalah

Bertolak dari permasalahan diatas, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah : Bagaimana penggunaan dan penerapan media lidi

dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menjumlah dua bilangan

bulat di kelas IV SD ?

C. Pemecahan masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti menetapkan

langkah-langkah pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Memberikan beberapa contoh penggunaan media lidi dalam penyelesaian

penjumlahan bilangan bulat.

2. Memaksimalkan penggunaan media lidi pada penjumlahan bilangan bulat.

3. Melatih siswa menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat dengan

menggunakan media lidi.

4
4. Membina keterampilan siswa menjumlah bilangan bulat dengan

menggunakan media lidi dalam bentuk permainan adu cepat.

5. Memberikan latihan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

6. Mengadakan evaluasi proses dan evaluasi kognitif.

7. Memberikan pekerjaan rumah.

D. Tujuan Penelitian

Penulisan penelitian ini bertujuan agar siswa mampu meningkatkan

keterampilan penggunaan media lidi dalam menyelesaikan soal-soal yang

berhubungan dengan penjumlahan bilangan bulat.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi

semua pihak, antara lain:

1. Memberikan pembelajaran secara langsung bagi guru tentang

pembelajaran yang menggunakan media lidi guna meningkatkan

pemahaman siswa terhadap operasi penjumlahan bilangan bulat,

sehingga menambah wawasan dalam melaksanakan proses pembelajaran

di kelas.

2. Meningkatkan keterampilan bagi siswa tentang penggunaan media lidi

dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat berperan aktif dan

kreatif terutama pada penjumlahan bilangan bulat.

3. Memberikan pengalaman langsung bagi peneliti dalam menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan media lidi dalam penjumlahan

5
bilangan bulat serta memberikan dorongan untuk melaksanakan

penelitian lagi dengan pembelajaran-pembelajaran matematika yang lain.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi sekolah untuk meningkatkan

pemahaman tentang fungsi penelitian tindakan kelas.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kurikulum

Perkembangan pengetahuan dan tehnologi sangat mempengaruhi

kurikulum matematika. Pembaharuan pendidikan oleh Menteri Pendidikan

Nasional antara lain telah menghasilkan Standar Nasional tentang Standar

Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 diantaranya prinsip pelaksanaan

kurikulum.

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan

menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Pelaksanaan kurikulum

didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk

menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta

didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta

memperoleh kesempatan untuk mengekpresikan dirinya secara bebas, dinamis

dan menyenangkan. b) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima

pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar

untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk

hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk

membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. c). Pelaksanaan kurikulum

memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,

7
pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan,

dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan

pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,

keindividuan, kesosialan, dan moral. d). Kurikulum dilaksanakan dalam

suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan

menghargai, akrap, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani,

ing madya mangun karso, ing ngarso sung tulada (di belakang memberikan

daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan

memberikan contoh dan teladan). e). Kurikulum dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan

tehnologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang

terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta

lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). f).

Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan

budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan

seluruh bahan kajian secara optimal. g). Kurikulum yang mencakup seluruh

komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri

diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang

cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

(Menteri Pendidikan Nasional, 2022 : 6-7).

Secara khusus kurikulum matematika sekolah dasar dilaksanakan pada

semua kelas mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, untuk kelas I

sampai dengan kelas III menggunakan pembelajaran tematik sedangkan

8
untuk kelas IV sampai dengan kelas VI mata pelajaran. Materi pokok

dalam pembelajaran matematika kelas IV sekolah dasar meliputi: bilangan,

pengukuran, bangun datar, bangun ruang dan penekanan pada penguasaan

bilangan. Operasi penjumlahan pada bilangan bulat sebagai dasar

pemahaman pengurangan bilangan bulat dan diajarkan mulai dari kelas IV

sampai dengan kelas VI.

B. Belajar

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik

proses, diantaranya proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi.

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektivitas proses belajar mengajar

yang tinggi. Ini ditunjukkan oleh sifat proses belajar mengajar yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik. Dalam buku Manajemen

Berbasis Sekolah yang diterbitkan Depdinas (2022 : 15) menyatakan bahwa

proses belajar mengajar bukan sekedar memorisasi dan recall, bukan

sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang

diajarkan (logos), akan tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang

apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani

dan dihayati (ethos) serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh

peserta didik (pathos). Proses belajar mengajar yang efektif juga lebih

menekankan pada belajar mengatahui (learning to know), belajar bekerja

(learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan

belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Untuk mengoptimalkan

pembelajaran diperlukan media/alat peraga.

9
C. Media

Untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan secara optimal

dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang media. Pengetahuan itu

meliputi: 1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses

belajar mengajar, 2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan, 3. Tentang proses-proses mengajar, 4. Hubungan antara metode

mengajar dan media pendidikan, 5. Nilai atau manfaat media pendidikan

dalam pengajaran, 6. Memilih dan menggunakan pendidikan, 7. Berbagai

jenis alat dan teknik media pendidikan, 8. Media pendidikan dalam setiap

mata pelajaran dan 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan dan lain-lain.

Dititik dari beberapa pokok yang telah di kemukakan diatas, jelaslah bahwa

media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat

melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses

pendidikan dan usaha pengajaran di sekolah. (Hamalik, 1980 : 15-16).

D. Pembelajaran Matematika

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan bilangan, simbul serta ketajaman penalaran yang dapat

membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-

hari. Untuk itu dalam menyusun perencanaan pembelajaran agar tujuan yang

diinginkan tercapai, maka perlu kita perhatikan hal-hal berikut ini: 1.

kesiapan intelektual siswa 2. teori mengajar dan 3. teori belajar.

10
1. Kesiapan Intelektual Siswa

Guru mengajar dengan baik haruslah memperhatikan kesiapan

kognitif siswa, yang mencakup dua hal yaitu mengenai perkembangan

intelektual anak dan pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa.

Tahap-tahap berpikir anak yang dikemukakan Piaget harus

diperhatikan penyusunan kurikulum sekolah. Khususnya dalam menyusun

skenario pembelajaran matematika, karena perkembangan intelektual anak

yang dikemukakan Pieget dirasakan untuk pengajaran matematika di sekolah.

Dengan demikian media mengajar matematika yang dipergunakan harus

sesuai dengan perkembangan intelektual anak.

Perkembangan intelektual anak menurut Piaget ada empat tahap,,

yaitu :

a. Periode mencari motor. Tahap ini dicapai anak sampai umur dua

tahun.

b. Periode persiapan operasi kongkrit. Tahap ini dicapai anak mulai

dapat memanipulasi simbul-simbul dari benda-benda sekitarnya.

c. Periode operasi konkrit. Tahap ini dicapai anak pada usia tujuh

tahun sampai sebelas tahun. Anak pada usia ini ditandai dengan

permulaan berfikir matematika logis dan observasi dari

pengalaman dengan objek nyata dan ia mulai dapat

menggeneralisasikan objek-objek tadi.

d. Periode operasi formal. Pada tahap ini biasanya dicapai anak

mulai umur sebelas tahun ke atas. Pada tahap ini konsep

11
konservasi telah tercapai sepenuhnya. Anak mulai mempunyai

kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan abstrak.

Tahap-tahap perkembangan kognitif anak yang dikemukaan Piaget

ini,

berlaku bagi setiap anak tetapi umur yang dinyatakan diatas sangat

menentukan, terutama pada anak usia SD.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak pada periode

operasi kongkrit anak mulai dapat berfikir matematika logis dan observasi

dari pengalaman benda-benda nyata. Dengan demikian teori Pieget berguna

untuk pengajaran matematika di sekolah dasar.

Menurut Pujiati (2004 : 6) benda-benda kongkrit pada pembelajaran

matematika digunakan untuk penanaman konsep pada siswa, jika penanaman

konsep belum dikuasai oleh siswa, maka pembelajaran berikutnya sulit

dipahami oleh siswa, karena siswa usia SD mulai berfikir logis dari

pengalaman dengan objek-objek nyata atau tiruan, sedangkan “fungsi alat

peraga adalah sebagai media/alat peraga dalam menanamkan konsep-konsep

pada pembelajaran matematika”

Dari sini dapat disimpulkan bahwa media/alat peraga dalam

pembelajaran matematika di SD memegang peran sangat penting untuk

menanamkan konsep-konsep baru.

12
2. Teori Mengajar

Metoda laboratory mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan

indera, terutama penglihatan, peraba, dan gerak otot/kinetis, untuk dapat

membantu secara optimal kemampuan abstraksi dan keterampilan siswa.

Pada dasarnya kemampuan mental yang ingin dicapai melalui kegiatan

laboratory sama dengan pada kegiatan yang sifatnya heuristic. Yaitu, siswa

menemukan konsepatau keterampilan yang dipelajari. Cara yang digunakan

terutama dalam bentuk penemuan terbimbing melalui media yang berupa

lembar kerja atau tugas terstruktuk serta dimungkinkan di lengkapi alat

peraga. (Elly E. 1996 ; 3).

Dengan demikian mengajar tidak hanya memberikan suatu definisi

yang harus dihafal, media apa yang digunakan, dan bagaimana menemukan

konsep-konsep itu, sehingga pembelajaran itu lebih aktif bagi siswa, tidak

menjenuhkan dan membuat siswa penasaran.

3. Teori Belajar

Belajar matematika merupakan suatu struktur hirarqi dari apa yang

telah terbentuk sebelumnya, jika konsep-konsep awal tidak dipahami oleh

siswa sebelumnya, dimungkinkan pemahaman konsep-konsep itu sulit untuk

dilanjutkan.

Berdasarkan struktur kognitif, materi pokok harus disusun menurut

urutan tingkat kesukaran yang logis, dan didasarkan atas pengalaman belajar

sebelumnya.

13
Menurut Ausubel bahan pelajaran/materi pokok haruslah “meaningful”

artinya bahan pelajaran haruslah mempunyai arti, cocok dengan kemampuan

siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa³.

Dengan kata lain materi pokok baru haruslah ditanamkan konsep-

konsepnya, kemudian dipahamkan konsep-konsep itu dengan beberapa

latihan soal termasuk didalamnya soal uraian, baru pembinaan

keterampilannya melalui drill, menghafal, permainan dan sebagainya. Jika ke

tiga dari konsep itu ditinggalkan maka siswa akan menjumpai kesulitan-

kesulitan, sebab konsep-konsep awal bila belum dipahami oleh siswa belum

dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang hampir sama dengan materi

pokok yang dipelajarinya. Belajar menemukan (discoveri learning),

merupakan proses belajar yang memungkinkan siswa menemukan untuk

dirinya melalui suatu rangkaian pengalaman kongkret.

Kebanggaan manusia adalah jika ia dapat menemukan sendiri dan

hasilnya dapat dimanfaatkan oleh orang lain bilamana mungkin. Begitu pula

belajar haruslah aktif, tidak duduk dengar dan mencatat saja atau dengan

kata lain siswa pasif menerima apa yang diberikan guru. Diharapkan jika

siswa aktif melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran, anak dapat

menemukan konse-konsep dengan menggunakan alat peraga yang telah

digunakan.

Ausubel mengatakan bahwa metode penemuan itu penggunaannya

terbatas, sehingga kita tidak dapat mengambil tengah yaitu siswa harus

menemukan seluruh konsep, ide, dan struktur matematika melainkan hal-hal

yang perlu ditemukan atau ada kemungkinan siswa dapat menemukan.

14
Pengajaran matematika diharapkan dapat menemukan konsep-konsep

dasar materi, setelah konsep-konsep ditemukan, dipahami konsep-konsep itu

kemudian dibina keterampilannya melalui permainan, mencongak maupun

hafalan.

Permaianan matematika adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat

menciptakan suasana penuh makna dapat dinikmati oleh seluruh siswa.

Permainan yang diciptakan seharusnya:

1. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersosialisasi

dengan siswa lain

2. dapat diciptakan suasana saling berkompetisi

3. dapat memahami konsep-konsep, dan prinsip-prinsip matematika

yang telah dipelajari

4. dapat menciptakan suasana yang menyenangkan

5. mudah dilaksanakan

6. alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan alokasi tatap muka

(  2 jam ), dan lain-lain. ( Muchtar A, Karim : 1999 ; 2)

Permainan matematika bukan sekedar untuk bermain-main saja, tetapi

melalui permainan matematika konsep dapat diingat lebih baik. Di dalam

belajar matematika diperlukan ingatan, jika siswa harus menyelesaikan suatu

masalah. Permainan matematika yang sering dilakukan akan melekat di

otak.

15
E. Pengertian dan Fungsi Alat Peraga

1. Pengertian

Alat paraga merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media

perlu dipahami lebih dahulu sebelum dibahas mengenai pengertian alat

peraga lebih lanjut. Media pengajaran diartikan sebagai semua benda yang

menjadi perantara terjadinya proses belajar, dapat terwujud sebagai

perangkat lunak, maupun perangkat keras. Berdasarkan fungsinya, media

pengajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana.

a. Alat Peraga

Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau

membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari (Elly Estiningsih,

1994).

Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar

siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Dengan melihat, meraba

dan memanipulasi objek/alat peraga, maka siswa mempunyai pengalaman

nyata dalam kehidupan tentang arti dari konsep. Contoh:

1). Benda-benda kongkrit di sekitar siswa seperti buah-buahan, pensil,

biji-bijian, kapur, lidi, dan sebagainya dapat berfungsi sebagai alat

peraga saat mengenalkan bilangan dengan cara membilang banyaknya

anggota dari kelompok benda, sehingga pada akhirnya akan

ditemikan bilangan yang sesuai dengan kelompok benda tersebut

pada akhir membilang.

16
2). Papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegi-

panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru

menerangkan bangun persegipanjang.

3). Lidi yang dipotong-potong ataupun sedotan siswa dapat mengenal

nilai tempat dan menjumlah bilangan.

Dari segi pengadaannya alat peraga dapat dikelompokkan sebagai alat

peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik. Pembuatan alt perga

sederhana biasanya memanfaatkan lingkungan sekitar dan dapat dibuat

sendiri. Sedangkan alat buatan pabrik pada umumnya berupa perangkat

keras dan lunak yang pembuatannya memiliki ketelitian ukuran serta

memerlukan biaya yang tinggi.

b. Sarana

Sarana merupakan suatu media pengajaran yang berfungsi sebagai alat

untuk melakukan kegiatan belajar. Seperti halnya alat peraga, sarana

juga dapat berupa perangkat keras dan lunak. Contoh sarana yang

berupa perangkat keras: papan tulis, penggaris, jangka, kartu permainan,

dan sebagainya. Sedangkan contoh sarana yang berupa perangkat lunak

antara lain: lembar kerja (LK), lembar tugas (LT), aturan permainan dan

lain sebagainya.

Kadang-kadang suatu media dapat berfungsi ganda, pada saat tertentu

berfungsi sebagai alat peraga dan pada saat yang lain dapat berfungsi

sebagai sarana. Contoh kartu bilangan berukuran (10 x 10 ) cm. Kartu

bilangan tersebut dapat berfungsi sebagai alat perga ketika digunakan untuk

17
mengenalkan lambing bilangan, namun pada saat digunakan dalam

perlombaan untuk menutup atau memasangkan dengan kartu bilangan lain

yang senilai, maka kartu tersebut berfungsi sebagai sarana belajar. Oleh

karena itu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika

diperlukan teknik yang tepat, yaitu dengan mempertimbangkan waktu

penggunaan dan tjuan yang akan dicapai.

2. Fungsi Alat Peraga

Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah teknik penggunaan

alat perga dalam pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu perlu

dipertimbangkan kapan digunakan dan jenis alat peraga mana yang sesuai

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dalam memilih dan menggunakan

alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran,

maka perlu diketahui fungsi alat peraga. Secara umum fungsi alat perga

adalah:

a. sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika

b. sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep

c. sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep matematika

dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan

nyata.

Ciri-ciri pembelajaran matematika saat ini adalah pembelajaran aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan. pembelajaran ini minimal memiliki

kreteria sebagai berikut :

18
1) siswa dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan belajar mengajar,

misalnya dalam bentuk interaksi siswa-guru dan siswa-siswa

2). memungkinkan proses belajar mengajar secara umpan balik

3). penggunaan media/alat peraga yang relevan.

Dari uraian tentang pengertian dan fungsi alat peraga serta cirri-ciri

pembelajaran diatas, penggunaan media sangat berfungsi dalam pembelajaran

matematika khususnya materi pokok baru. Agar konsep dasar dalam

pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa maka perlu ditingkatkan

penggunaannya, sehingga dalam pembelajaran berikutnya tidak mengalami

kendala yang berarti.

Dalam pembahasan ini peneliti memilih lidi sebagai media dalam

pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dikarenakan lidi mudah dicari,

tidak membutuhkan biaya, mudah dibuat oleh siswa, mudah diperagakan

dan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menjumlah bilangan

bulat.

F. Hipotesis Tindakan

Untuk mengetahui apakah media lidi dapat meningkatkan

keterampilan siswa dalam penjumlahan bilangan bulat, maka hipotesis

tindakan yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah:

“Penggunaan media lidi dapat meningkatkan keterampilan siswa

pada penjumlahan bilangan bulat”.

19
BAB. III
PELAKSANAAN PENELITIAN

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian pendahuluan, bahwa

tujuan penelitian ini adalah agar siswa mampu meningkatkan keterampilan

penggunaan media lidi dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan

penjumlahan bilangan bulat. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan

data yang dapat melukiskan keterampilan siswa.

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Talaga Raya kecamatan

Talaga Raya kabupaten Buton Tengah

B. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua bulan dari tanggal 15 september s.d

15 nopember 2022.

C. Materi Pembelajaran

Untuk menentukan mata pelajaran dan materi pokok yang akan

digunakan dalam penelitian ini dipilih mata pelajaran matematika dengan

materi pokok penjumlahan bilangan bulat di kelas IV semester I.

Berdasarkan kurikulum 2004, materi ini dipilih dengan pertimbangan

sebagai berikut :

1. Materi ini selalu mengalami kesulitan di kelas V atau kelas VI.

20
2. Sekolah mempunyai buku paket yang relevan

Materi pembelajaran ini dilaksanakan dalam waktu 3 pertemuan dengan

setiap pertemuan 2 x 40 menit, dan masing-masing pertemuan ditutup

dengan tes tertulis.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Siklus I

a. Rancangan Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/

menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1). Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,

hasil belajar, indicator, pengalaman belajar, alokasi waktu,

sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2). Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/

semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,

langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar

dan penilaian.

3). Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal

tes.

4). Lidi sejumlah 220 buah.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1). Kegiatan awal meliputi :

a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.

21
b). Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil

(berpasangan)

c). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 20

buah.

d). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan

bilangan cacah dengan tujuan untuk merangsang siswa

agar termotivasi.

2). Kegiatan inti meliputi :

a). Guru menginfomasikan kepada siswa bahwa masing-

masing harus memengang 10 lidi.

b). Guru dan siswa mengadakan kesepakatan, lidi yang

dipegang oleh siswa yang duduk di sebelah kanan adalah

positif dan di sebelah kiri adalah negatif.

c). Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat

dengan menggunakan lidi.

Misalnya :

4 + ( -7 ) = . . . .

Langkah-langkah penggunaan :

(a). Siswa yang duduk disebelah kanan, meletakkan 4

lidi di atas mejanya.

(b). Siswa yang duduk disebelah kiri, meletakkan 7 lidi

di atas mejanya.

(c) Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,

22
sehingga posisinya menjadi :

I I I I Lidi yang diambil dari siswa yang duduk di


sebelah kanan ( lidi yang menunjuk bilangan
positif )

I I I I III Lidi yang diambil dari siswa yang duduk di


sebelah kiri ( lidi yang menunjuk bilangan
negatif )

(d). Lidi yang tidak punya pasangan (yang berada

diluar kotak) sebanyak 3 lidi dari siswa disebelah

kiri.

(e). Jadi 4 + (-7) = -3

3). Kegiatan Akhir :

a). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi

dalam menjumlah bilangan bulat dengan cara tanya jawab.

b). Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

c. Observasi

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan

pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat

seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran ketika diterapkan.

d. Evaluasi

23
1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam

penjumlahan bilangan bulat.

2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

e. Refleksi

Data-data dari observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian

berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri tentang

pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini ,

peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario

pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan.

Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada

siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan

pada siklus berikutnya, sampai peneliti menemukan hasil yang

terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan.

2. Siklus II

a. Rancangan Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/

menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1). Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,

hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu,

sumber/ alat bahan belajar dan penilaian.

2). Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/

24
semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,

langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar

dan penilaian.

3). Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal

tes.

4). Lidi sejumlah 220 buah, yang berwarna merah 110 buah dan

yang tidak berwarna 110 buah.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1). Kegiatan awal meliputi :

a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.

b). Mengerjakan tugas PR.

c). Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil

(berpasangan)

d). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 10

buah berwarna merah dan 10 buah tidak berwarna.

e). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan

bilangan bulat dengan tujuan untuk merangsang siswa agar

termotivasi.

2. Kegiatan inti meliputi :

a. Guru menginfomasikan kepada siswa bahwa masing-masing

kelompok harus memengang 10 lidi berwarna merah dan 10

lidi tidak berwarna.

25
b).Guru dan siswa mengadakan kesepakatan, lidi yang

berwarna merah adalah positif dan lidi yang tidak

berwarna adalah negatif.

c). Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat dengan

menggunakan lidi.

Misalnya :

4 + ( -7 ) = . . . .

Langkah-langkah penggunaan :

(a). Siswa yang memegang lidi berwarna merah, meletakkan

4 lidi di atas meja.

(b).Siswa yang memegang lidi yang tidak berwarna,

meletakkan 7 lidi di atas mejanya.

(c). Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu, sehingga


posisinya menjadi :

Lidi yang berwarna merah sebanyak 4 buah.


I I I I ( lidi yang menunjuk bilangan positif )

III Lidi yang tidak berwarna sebanyak 7 buah.


I I I I ( lidi yang menunjuk bilangan negatif )

(d). Lidi yang tidak punya pasangan (yang berada diluar kotak)

sebanyak 3 lidi yang tidak berwarna (negatif).

26
(e). Jadi 4 + (-7) = -3

b. Kegiatan Akhir :

1). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi

dalam menjumlah bilangan bulat dengan cara tanya

jawab.

2).Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

c. Observasi

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan

pembelajaran pada siklus I, Observer melakukan observasi untuk

melihat seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus II.

d. Evaluasi

1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam

penjumlahan bilangan bulat.

2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

e. Refleksi

Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II dikumpulkan,

kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri

tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil

refleksi ini, peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari

27
skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan

pada silkus II. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario

pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan

untuk dilaksanakan pada siklus III, sampai peneliti menemukan

hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah direncanakan.

3. Siklus III

a. Rancangan Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan /

menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1).Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,

hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu,

sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2).Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/

semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,

langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar

dan penilaian.

3).Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar

soal tes.

4)..Lidi sejumlah 420 buah, 210 lidi berwarna merah dan 210

lidi tidak berwarna .

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1). Kegiatan awal meliputi :

28
a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.

b). Mengerjakan tugas PR.

c). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap anak sebanyak 10 lidi

berwarna merah dan 10 lidi tidak berwarna.

d).Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan bilangan

bulat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

sebelum mendapat pembelajaran.

b. Kegiatan inti meliputi :

1). Guru menginfomasikan kepada siswa bahwa, lidi yang

berwarna merah adalah positif dan lidi yang tidak

berwarna

adalah negatif.

2). Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat

dengan menggunakan lidi.

Misalnya :

4 + ( -7 ) = . . . .

Langkah-langkah penggunaan :

a). Siswa meletakkan 4 lidi berwarna merah diatas mejanya

b). Siswa meletakkan 7 lidi yang tidak berwarna, di atas

mejanya.

c). Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,


sehingga posisinya menjadi :

I I I I

I I I I 29
Lidi yang berwarna merah sebanyak 4 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan positif )
III Lidi yang tidak berwarna sebanyak 7 buah.
( lidi yang menunjuk bilangan negatif )

d). Lidi yang tidak punya pasangan adalah hasilnya (yang

berada diluar kotak) sebanyak 3 lidi yang tidak berwarna

(negatif).

e). Jadi 4 + (-7) = -3

c. Kegiatan Akhir :

1). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi

dalam penjumlahan bilangan bulat dengan cara tanya jawab.

2). Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

c. Observasi

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan

pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat

seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran ketika diterapkan pada siklus III.

d. Evaluasi

1. Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam

penjumlahan bilangan bulat.

2. Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

30
e. Refleksi

Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II dikumpulkan,

kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri

tentang pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus III.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus ini peneliti akan tahu

kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah

direncanakan dan dilaksanakan pada siklus III. Setelah mengetahui

kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti

merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus III,

sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan

skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

31
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Pada Siklus I

a. Rancangan Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan /

menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1). Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,

hasil belajar, indicator, pengalaman belajar, alokasi waktu,

sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2). Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas /

semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,

langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar

dan penilaian.

3). Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal

tes.

4). Lidi sejumlah 220 buah.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1). Kegiatan awal meliputi :

a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.

b). Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil

(berpasangan)

32
c). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 20

buah.

d). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan bilangan

cacah dengan tujuan untuk merangsang siswa agar

termotivasi.

2). Kegiatan inti meliputi :

a). Guru menginfomasikan kepada siswa bahwa masing-masing

harus memengang 10 lidi.

b).Guru dan siswa mengadakan kesepakatan, lidi yang

dipegang oleh siswa yang duduk di sebelah kanan adalah

positif dan di sebelah kiri adalah negatif.

c). Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat

dengan menggunakan lidi.

Misalnya :

4 + ( -7 ) = . . . .

Langkah-langkah penggunaan :

(1). Siswa yang duduk disebelah kanan, meletakkan 4 lidi

di atas mejanya.

(2). Siswa yang duduk disebelah kiri, meletakkan 7 lidi

diatas mejanya.

(3). Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,


sehingga posisinya menjadi :

33
I I I I Lidi yang diambil dari siswa yang duduk di
sebelah kanan (lidi yang menunjuk bilangan
positif)

I I I I III Lidi yang diambil dari siswa yang duduk di


sebelah kiri (lidi yang menunjuk bilangan
negatif)

(4). Lidi yang tidak punya pasangan adalah hasilnya (yang


berada diluar kotak) sebanyak 3 lidi dari siswa
disebelah kiri (negatif).
(5). Jadi 4 + (-7) = -3

3. Kegiatan Akhir :

a. Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi

dalam penjumlahan bilangan bulat dengan cara tanya jawab.

b. Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

B. Temuan Hasil Pembelajaran Pada Siklus I

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di SDN 2 Talaga Raya, pada

hari selasa tanggal 19 september 2022.

2. Temuan-temuan Pada Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pada waktu media dibagikan kepada siswa, siswa bermain sendiri

dengan media itu, hal ini bisa diantisipasi setelah guru memberi

contoh cara penggunaannya.

34
b. Siswa sulit membedakan mana lidi yang menunjukkan positif, mana

yang menunjukkan negatif.

c. Siswa yang pandai, tidak memberi kesempatan kepada temannya

pada kelompok masing-masing.

d. Keterampilan siswa dalam penggunaan media belum maksimal.

c. Observasi

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan

pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa

jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran ketika diterapkan.

3. Temuan-temuan Hasil Observasi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : IV ( empat )

Hari / tanggal : Selasa / 19 September 2022

Fokus Pengamatan : Kegiatan Pembelajaran

KEMUNCULAN
NO ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR
TIDAK
ADA ADA
1 Penguasaan kelas V -
2 Apersepsi V -
3 Penggunaan Bahasa Indonesia V -
4 Penguasaan materi V -
5 Penyajian sesuai dengan urutan V -
6 Penggunaan metode V -

35
7 Partisipasi siswa dalam pembelajaran V - Perlu
digali
8 Penggunaan media V - Kurang
maksimal
9 Bimbingan terhadap siswa yang V - Kurang
mengalami kesulitan belajar maksimal
10 Evaluasi proses V -
11 Sesuai dengan alokasi waktu v -
12 Tugas siswa V -
13 Mengakhiri pelajaran dengan tes v -

3. Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Proses

Hari / tanggal : Selasa / 19 September 2022

Fokus Pengamatan : Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Aspek Yang Dinilai


No Nama Siswa Penggunaan
Keaktifan Hasil
Media
1 Anatasya 1 2 2
2 Abizar Alhasrin 2 2 2
3 Ahmad Azwar 1 2 2
4 Ahmad Delfin 2 2 2
5 Ahmad Jamil 2 2 2
6 Alan 2 2 2
7 Andy Saputra 2 2 2
8 Asyifa khairun Nisa 1 2 2
9 Atika Zahra 1 2 2
10 Hanifa Rosida 2 2 2
11 M.Fatan 3 3 3
12 Melisa Putri 3 3 3
13 Muh.Mursidin 1 2 2
14 Muh.Dwi Aldiansyah 2 2 2
15 Muh.Riski 2 2 2
16 Nur Amelia 2 2 2
17 Nur Fitra Madan 2 2 2
18 Nur Salsabila 3 3 3

36
19 Nur Salfin 2 3 3
20 Rahmad 2 2 2
21 Reyhan Dilan 2 3 2
22 Siti Nur Ramadani s 2 3 3
23 Taskiah Nurul Ain 3 2 3
24 Fadil Ardiansyah 2 3 2
25 Rizal 2 2 2
26 Jufrino 3 2 2
27 Muh.Rivael 3 2 3
Prosentasi Kegiatan Siswa 63,3 % 73,3 % 73,3 %

Keterangan skor :

Keaktifan : Hasil :
Nilai 3 = sangat aktif Nilai 3 = penggunaan alat tepat dan hasil benar
Nilai 2 = kurang aktif Nilai 2 = penggunaan alat tepat dan hasil salah
Nilai 1 = tidak aktif Nilai 1 = penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah

Penggunaan Media :
Nilai 3 = penempatan alat tepat dan penggunaan benar
Nilai 2 = bila salah satu dari ke dua aspek di atas tidak tepat
Nilai 1 = bila kedua aspek di atas tidak tepat

Berdasarkan hasil observasi terhadap evaluasi proses dari masing-

masing siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada

siklus I antara lain:

1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sangat aktif

sebanyak 15 %, kurang aktif sebanyak 60%, dan tidak aktif

sebanyak 25%.

2. Penggunaan media dalam pembelajaran, penempatan alat tepat

dan penggunaan benar sebanyak 20%, bila salah satu dari ke dua

aspek di atas tidak tepat sebanyak 80%, dan bila kedua aspek di

atas tidak tepat sebanyak 0%.

37
3. Hasil yang diperoleh siswa, penggunaan alat tepat dan hasil benar

sebanyak 20%, penggunaan alat tepat dan hasil salah sebanyak

80%, dan penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah adalah 0%.

b. Evaluasi Tertulis

Berikut ini hasil evaluasi tertulis, dari soal isian dengan jumlah soal

10 item :

Penguasaan Materi
No Nama Siswa
Betul % Nilai
1 Anatasya 3 30 3
2 Abizar Alhasrin 4 40 4
3 Ahmad Azwar 3 30 3
4 Ahmad Delfin 5 50 5
5 Ahmad Jamil 4 40 4
6 Alan 4 40 4
7 Andy Saputra 4 40 4
8 Asyifa khairun Nisa 3 30 3
9 Atika Zahra 3 30 3
10 Hanifa Rosida 5 50 5
11 M.Fatan 7 70 7
12 Melisa Putri 7 70 7
13 Muh.Mursidin 3 30 3
14 Muh.Dwi 4 40 4
Aldiansyah
15 Muh.Riski 5 50 5
16 Nur Amelia 4 40 4
17 Nur Fitra Madan 4 40 4
18 Nur Salsabila 6 60 6
19 Nur Salfin 4 40 4
20 Rahmad 5 50 5
21 Reyhan Dilan 2 3 2
22 Siti Nur Ramadani s 2 3 3
23 Taskiah Nurul Ain 3 2 3
24 Fadil Ardiansyah 2 3 2
25 Rizal 2 2 2
26 Jufrino 3 2 2
27 Muh.Rivael 3 2 3

38
Penguasaan Materi Secara
87 43,5 87
Klasikal

Berdasarkan hasil evaluasi tertulis ( LT ), dari data diatas

menunjukkan bahwa penguasaan materi secara klasikal sebesar

43,5% sehingga perlu diadakan pembelajaran lagi pada siklus

II.

4. Refleksi

a. Aspek Keberhasilan

Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil

evaluasi, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang

telah dilakukan pada pembelajaran siklus I belum tampak

keberhasilannya. Sehingga pada pembelajaran siklus II, tindakan

yang akan dilakukan oleh peneliti adalah memberi warna merah

pada media yang telah dibuat sebanyak 50% dari jumlah media

itu, agar penggunaan media tidak menimbulkan kesulitan pada

siswa untuk menentukan positif dan negatif .

b. Aspek Kelemahannya

1). Partisipasi siswa dalam pembelajaran perlu digali dengan

beberapa pertanyaan.

2). Penggunaan media perlu ditingkatkan, dengan cara memberi

warna merah agar lebih menarik dan memudahkan

penggunaannya.

3). Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu

ditingkatkan dengan cara perhatian lebih diutamakan.

39
C. Pembelajaran Pada Siklus II

a. Rancangan Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/

menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1). Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi

dasar, hasil belajar,indikator, pengalaman belajar, alokasi

waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2). Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/

semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,

langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar

dan penilaian.

3). Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal

tes.

4). Lidi sejumlah 220 buah, yang berwarna merah 110 buah dan

yang tidak berwarna 110 buah.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1). Kegiatan awal meliputi :

a). Guru mengucapkan salam di depan kelas.

b). Mengerjakan tugas PR.

c). Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil

(berpasangan)

d). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 10

buah berwarna merah dan 10 buah tidak berwarna.

40
e). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan

bilangan bulat dengan tujuan untuk merangsang siswa agar

termotivasi.

2). Kegiatan inti meliputi :

a). Guru menginfomasikan kepada siswa bahwa masing-masing

kelompok harus memengang 10 lidi berwarna merah dan

10 lidi tidak berwarna.

b). Guru dan siswa mengadakan kesepakatan, lidi yang

berwarna merah adalah positif dan lidi yang tidak

berwarna adalah negatif.

c). Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat

dengan menggunakan lidi.

Misalnya :

4 + ( -7 ) = . . . .

Langkah-langkah penggunaan :

(a). Siswa yang memegang lidi berwarna merah, meletakkan

4 lidi diatas meja.

(b).Siswa yang memegang lidi yang tidak berwarna,

meletakkan 7 lidi di atas mejanya.

(c).Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,


sehingga posisinya menjadi :

41
Lidi yang berwarna merah sebanyak 4 buah.
I I I I ( lidi yang menunjuk bilangan positif )

III Lidi yang tidak berwarna sebanyak 7 buah.


I I I I ( lidi yang menunjuk bilangan negatif )

(d) .Lidi yang tidak punya pasangan adalah hasilnya (yang

berada diluar kotak) sebanyak 3 lidi yang tidak

berwarna (negatif).

(e). Jadi 4 + (-7) = -3

3). Kegiatan Akhir :

a). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi

dalam menjumlah bilangan bulat dengan cara tanya jawab.

b). Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

c. Observasi

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan

pembelajaran padasiklus I, Observer melakukan observasi untuk

melihat seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus II.

d. Evaluasi

1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam

penjumlahan bilangan bulat.

2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

42
e. Refleksi

Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II

dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti

melakukan refleksi diri tentang pembelajaran yang telah

dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti akan tahu

kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah

direncanakan dan dilaksanakan pada silkus II. Setelah mengetahui

kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti

merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus III,

sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik

sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

D. Temuan Hasil Pembelajaran Pada Siklus II

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di SDN 2 Talaga Raya,

pada hari selasa tanggal 26 september 2022.

2. Temuan-temuan Pada Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pada waktu media dibagikan kepada siswa, siswa bermain sendiri

dengan media itu, hal ini bisa diantisipasi setelah guru memberi

contoh cara penggunaannya.

b. Siswa sulit membedakan mana lidi yang menunjukkan positif,

mana yang menunjukkan negatif.

43
c. Siswa yang pandai, tidak memberi kesempatan kepada temannya

pada kelompok masing-masing.

d. Keterampilan siswa dalam penggunaan media belum maksimal.

c. Observasi

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan

pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat

seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran ketika diterapkan.

3. Temuan-temuan Hasil Observasi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : IV ( empat )

Hari / tanggal : Selasa / 26 September 2022

Fokus Pengamatan : Kegiatan Pembelajaran

KEMUNCULAN
NO ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR
TIDAK
ADA ADA
1 Penguasaan kelas V -
2 Apersepsi V -
3 Penggunaan Bahasa Indonesia V -
4 Penguasaan materi V -
5 Penyajian sesuai dengan urutan V -
6 Penggunaan metode V -
7 Partisipasi siswa dalam pembelajaran V - Perlu
ditingkatkan
8 Penggunaan media V - Dimonopoli

44
siswa yang
pandai
dalam
kelompok
9 Bimbingan terhadap siswa yang V - Perlu
mengalami kesulitan belajar ditingkatkan
10 Evaluasi proses V -
11 Sesuai dengan alokasi waktu v -
12 Tugas siswa V -
13 Mengakhiri pelajaran dengan tes v -

d. Evaluasi

1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam

penjumlahan bilangan bulat.

2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

3. Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Proses

Hari / tanggal : Selasa / 26 September 2022

Fokus Pengamatan : Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Aspek Yang Dinilai


No Nama Siswa Penggunaan
Keaktifan Hasil
Media
1 Anatasya 2 2 2
2 Abizar Alhasrin 2 3 2
3 Ahmad Azwar 2 2 2
4 Ahmad Delfin 3 3 3
5 Ahmad Jamil 3 3 3
6 Alan 2 2 2
7 Andy Saputra 3 3 3
8 Asyifa khairun Nisa 2 2 2
9 Atika Zahra 3 3 3
10 Hanifa Rosida 3 3 2

45
11 M.Fatan 3 3 3
12 Melisa Putri 3 3 3
13 Muh.Mursidin 1 2 2
14 Muh.Dwi 2 2 2
Aldiansyah
15 Muh.Riski 3 3 3
16 Nur Amelia 3 3 3
17 Nur Fitra Madan 2 2 2
18 Nur Salsabila 3 3 3
19 Nur Salfin 2 3 2
20 Rahmad 3 2 3
21 Reyhan Dilan 2 3 2
22 Siti Nur Ramadani s 2 3 3
23 Taskiah Nurul Ain 3 2 3
24 Fadil Ardiansyah 2 3 2
25 Rizal 2 2 2
26 Jufrino 3 2 2
27 Muh.Rivael 3 2 3
Prosentasi Kegiatan Siswa 83,3 % 86,7 % 83,3 %

Keterangan skor :

Keaktifan : Hasil :
Nilai 3 = sangat aktif Nilai 3 = penggunaan alat tepat dan hasil benar
Nilai 2 = kurang aktif Nilai 2 = penggunaan alat tepat dan hasil salah
Nilai 1 = tidak aktif Nilai 1 = penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah

Penggunaan Media :
Nilai 3 = penempatan alat tepat dan penggunaan benar
Nilai 2 = bila salah satu dari ke dua aspek di atas tidak tepat
Nilai 1 = bila kedua aspek di atas tidak tepat

Berdasarkan hasil observasi terhadap evaluasi proses dari masing-

masing siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada

siklus I antara lain:

1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sangat aktif

sebanyak 55 %, kurang aktif sebanyak 40%, dan tidak aktif

sebanyak 5%.

46
2. Penggunaan media dalam pembelajaran, penempatan alat tepat

dan penggunaan benar sebanyak 60%, bila salah satu dari ke dua

aspek di atas tidak tepat sebanyak 40%, dan bila kedua aspek di

atas tidak tepat sebanyak 0%.

3. Hasil yang diperoleh siswa, penggunaan alat tepat dan hasil benar

sebanyak 50%, penggunaan alat tepat dan hasil salah sebanyak

50%, dan penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah adalah 0%.

2. Evaluasi Tertulis

Berikut ini hasil evaluasi tertulis, dari soal isian dengan jumlah

soal 10 item :

Penguasaan Materi
No Nama Siswa
Betul % Nilai
1 Anatasya 5 50 5
2 Abizar Alhasrin 7 70 7
3 Ahmad Azwar 5 50 5
4 Ahmad Delfin 8 80 8
5 Ahmad Jamil 7 70 7
6 Alan 6 60 6
7 Andy Saputra 8 80 8
8 Asyifa khairun Nisa 5 50 5
9 Atika Zahra 7 70 7
10 Hanifa Rosida 9 90 9
11 M.Fatan 9 90 9
12 Melisa Putri 8 80 8
13 Muh.Mursidin 4 40 4
14 Muh.Dwi 6 60 6
Aldiansyah
15 Muh.Riski 7 70 7
16 Nur Amelia 8 80 8
17 Nur Fitra Madan 6 60 6
18 Nur Salsabila 8 80 8
19 Nur Salfin 6 60 6
20 Rahmad 8 80 8
21 Reyhan Dilan 8 80 8
22 Siti Nur Ramadani s 7 70 7
23 Taskiah Nurul Ain 7 70 7

47
24 Fadil Ardiansyah 8 80 8
25 Rizal 8 80 8
26 Jufrino 6 60 6
27 Muh.Rivael 7 70 7
Penguasaan Materi Secara
137 68,5 137
Klasikal

Berdasarkan hasil evaluasi tertulis ( LT ), dari data diatas

menunjukkan bahwa penguasaan materi secara klasikal ada

peningkatan sebesar 25% dari 43,5% menjadi 68,5%, tetapi masih

perlu diadakan pembelajaran lagi pada siklus III.

4. Refleksi

a. Aspek Keberhasilan

Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil

evaluasi, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang

telah dilakukan pada pembelajaran siklus II tampak

keberhasilannya. Namun pada pembelajaran siklus III, tindakan

yang akan dilakukan oleh peneliti adalah media akan dibagikan

kepada setiap peserta , agar penggunaan media betul-betul

digunakan sendiri sehingga keaktifan dan keterampilan siswa

dalam penggunaan media itu lebih maksimal.

48
b. Aspek Kelemahannya

1).Partisipasi siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatkan dengan

beberapa pertanyaan dan mengerjakan dipapan tulis.

2).Penggunaan media perlu ditingkatkan, dengan cara penggunaan

media itu secara perorangan bukan berpasangan agar

keterampilan siswa meningkat.

3).Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu

ditingkatkan, dengan cara minta bantuan guru kelas dalam

melaksanakan bimbingan.

E. Pembelajaran Pada Siklus III

1. Rancangan Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan pembelajaranpeneliti telah menyiapkan/

menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

a. Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,

hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu,

sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

b. Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas /

semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar,

langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar

dan penilaian.

c. Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal

tes.

49
d. Lidi sejumlah 420 buah, 210 lidi berwarna merah dan 210

lidi tidak berwarna .

2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Kegiatan awal meliputi :

1). Guru mengucapkan salam di depan kelas.

2). Mengerjakan tugas PR.

3). Guru membagi lidi kepada tiap-tiap anak sebanyak 10 lidi

berwarna merah dan 10 lidi tidak berwarna.

4). Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan

bilangan bulat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan

siswa sebelum mendapat pembelajaran.

b. Kegiatan inti meliputi :

1).Guru menginfomasikan kepada siswa bahwa , lidi yang

berwarna merah adalah positif dan lidi yang tidak berwarna

adalah negatif.

2).Guru memberi contoh cara menjumlah bilangan bulat dengan

menggunakan lidi.

Misalnya : 4 + ( -7 ) = . . . .

Langkah-langkah penggunaan :

(a). Siswa meletakkan 4 lidi berwarna merah diatas

mejanya

(b). Siswa meletakkan 7 lidi yang tidak berwarna, di atas

mejanya.

50
(c). Kemudian kedua lidi itu digabung menjadi satu,
sehingga posisinya menjadi :

I I I I Lidi yang berwarna merah sebanyak 4 buah.


( lidi yang menunjuk bilangan positif )

Lidi yang tidak berwarna sebanyak 7 buah.


I I I I III (lidi yang menunjuk bilangan negatif)

(d). Lidi yang tidak punya pasangan adalah hasilnya (yang

berada diluar kotak) sebanyak 3 lidi yang tidak

berwarna (negatif).

(e). Jadi 4 + (-7) = -3

c. Kegiatan Akhir :

1). Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi

dalam penjumlahan bilangan bulat dengan cara tanya jawab.

2). Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )

c. Observasi

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan

pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat

seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran ketika diterapkan pada siklus III.

d. Evaluasi

1). Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan lidi dalam

penjumlahan bilangan bulat.

2). Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.

51
e. Refleksi

Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II dikumpulkan,

kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri

tentang pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus III.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus ini peneliti akan tahu

kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang

telah direncanakan dan dilaksanakan pada siklus III. Setelah

mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus

ini, peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan.

F. Temuan Hasil Pembelajaran Pada Siklus III

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di SDN 2 Talaga Raya,

pada hari sabtu tanggal 30 september 2022.

2. Temuan-temuan Pada Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pada waktu media dibagikan kepada siswa, siswa lansung

menggunakan media itu.

b. Siswa aktif menggunakan media itu karena setiap siswa memegang

sendiri.

c. Keterampilan siswa dalam penggunaan media ada peningkatan.

52
3. Temuan-temuan Hasil Observasi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : IV ( empat )

Hari / tanggal : Sabtu / 30 September 2022

Fokus Pengamatan : Kegiatan Pembelajaran

KEMUNCULAN
NO ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR
TIDAK
ADA ADA
1 Penguasaan kelas V -
2 Apersepsi V -
3 Penggunaan Bahasa Indonesia V -
4 Penguasaan materi V -
5 Penyajian sesuai dengan urutan V -
6 Penggunaan metode V -
7 Partisipasi siswa dalam pembelajaran V -
8 Penggunaan media V -
9 Bimbingan terhadap siswa yang V -
mengalami kesulitan belajar
10 Evaluasi proses V -
11 Sesuai dengan alokasi waktu v -
12 Tugas siswa V -
13 Mengakhiri pelajaran dengan tes v -

4. Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Proses

Hari / tanggal : Sabtu / 30 September 2022

Fokus Pengamatan : Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

53
Aspek Yang Dinilai
No Nama Siswa Penggunaan
Keaktifan Hasil
Media
1 Anatasya 3 2 2
2 Abizar Alhasrin 3 3 2
3 Ahmad Azwar 3 3 3
4 Ahmad Delfin 3 3 3
5 Ahmad Jamil 3 3 3
6 Alan 3 2 2
7 Andy Saputra 3 3 3
8 Asyifa khairun Nisa 3 2 2
9 Atika Zahra 3 3 3
10 Hanifa Rosida 3 3 3
11 M.Fatan 3 3 3
12 Melisa Putri 3 3 3
13 Muh.Mursidin 2 2 2
14 Muh.Dwi 3 2 3
Aldiansyah
15 Muh.Riski 3 3 3
16 Nur Amelia 3 3 3
17 Nur Fitra Madan 3 2 3
18 Nur Salsabila 3 3 3
19 Nur Salfin 3 3 3
20 Rahmad 3 3 3
21 Reyhan Dilan 2 3 2
22 Siti Nur Ramadani s 2 3 3
23 Taskiah Nurul Ain 3 2 3
24 Fadil Ardiansyah 2 3 2
25 Rizal 2 2 2
26 Jufrino 3 2 2
27 Muh.Rivael 3 2 3
Prosentasi Kegiatan Siswa 98,3 % 90 % 91,7 %

Keterangan skor :

Keaktifan : Hasil :
Nilai 3 = sangat aktif Nilai 3 = penggunaan alat tepat dan hasil benar
Nilai 2 = kurang aktif Nilai 2 = penggunaan alat tepat dan hasil salah
Nilai 1 = tidak aktif Nilai 1 = penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah

Penggunaan Media :
Nilai 3 = penempatan alat tepat dan penggunaan benar
Nilai 2 = bila salah satu dari ke dua aspek di atas tidak tepat
Nilai 1 = bila kedua aspek di atas tidak tepat

54
Berdasarkan hasil observasi terhadap evaluasi proses dari masing-

masing siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

antara lain:

1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sangat aktif

sebanyak 98,3 %, kurang aktif sebanyak 1,7%, dan tidak aktif

sebanyak 0%.

2. Penggunaan media dalam pembelajaran, penempatan alat tepat dan

penggunaan benar sebanyak 90%, bila salah satu dari ke dua aspek di

atas tidak tepat sebanyak 10%, dan bila kedua aspek di atas tidak

tepat sebanyak 0%.

3. Hasil yang diperoleh siswa, penggunaan alat tepat dan hasil benar

sebanyak 91,7%, penggunaan alat tepat dan hasil salah sebanyak

8,3%, dan penggunaan alat tidak tepat dan hasil salah adalah 0%.

b. Evaluasi Tertulis

Berikut ini hasil evaluasi tertulis, dari soal isian dengan jumlah

soal 10 item :

Penguasaan Materi
No Nama Siswa
Betul % Nilai
1 Anatasya 7 70 7
2 Abizar Alhasrin 9 90 9
3 Ahmad Azwar 8 80 8
4 Ahmad Delfin 10 100 10
5 Ahmad Jamil 9 90 9
6 Alan 7 70 7
7 Andy Saputra 10 100 10
8 Asyifa khairun Nisa 7 70 7
9 Atika Zahra 8 80 8
10 Hanifa Rosida 10 100 10
11 M.Fatan 9 90 9

55
12 Melisa Putri 8 80 8
13 Muh.Mursidin 5 50 5
14 Muh.Dwi 7 70 7
Aldiansyah
15 Muh.Riski 8 80 8
16 Nur Amelia 8 80 8
17 Nur Fitra Madan 7 70 7
18 Nur Salsabila 9 90 9
19 Nur Salfin 8 80 8
20 Rahmad 9 90 9
21 Reyhan Dilan 8 80 8
22 Siti Nur Ramadani s 7 70 7
23 Taskiah Nurul Ain 7 70 7
24 Fadil Ardiansyah 8 80 8
25 Rizal 8 80 8
26 Jufrino 6 60 6
27 Muh.Rivael 7 70 7
Penguasaan Materi Secara
163 81,5 163
Klasikal

Berdasarkan hasil evaluasi tertulis ( LT ), dari data diatas

menunjukkan bahwa penguasaan materi secara klasikal ada

peningkatan sebesar 13% dari 68,5% menjadi 81,5%, sehingga

tidak perlu ada pembelajaran lagi.

5. Refleksi

a. Aspek Keberhasilan

Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil evaluasi,

maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang telah

dilakukan pada pembelajaran siklus III adalah berhasil.

b. Aspek Kelemahannya

1). Perlu banyak latihan khususnya bilangan yang dijumlahkan jika

melebihi dari media yang telah disediakan.

56
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang

telah dilakukan pada bab sebelumnya. Simpulan disajikan sesuai dengan

perumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab I.

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang penggunaan media

lidi untuk meningkatkan keterampilan siswa pada penjumlahan bilangan

bulat, disajikan simpulan sebagai berikut:

Pertama, pembelajaran dengan media lidi, dilakukan pada tiga tahap

tindakan, yaitu menggunakan media lidi secara berpasangan, menggunakan

media lidi yang diberi warna secara berpasangan dan menggunakan media

lidi yang diberi warna secara perorangan. Keterampilan menggunakan media

lidi dapat meningkatkan prestasi siswa pada penjumlahan bilangan bulat.

Kedua, pembelajaran dengan menggunakan media lidi dapat

meningkatkan keaktifan siswa, lebih bergairah, tidak ada rasa takut, giat,

senang, dan kreatif.

Ketiga, pemberian kesempatan kepada peneliti agar dapat bermain

peran agar dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk

memotivasi belajarnya.

57
B. Saran-saran

Sesuai dengan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa

saran-saran antara lain:

Pertama, dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan

bilangan bulat, hendaknya (1) dalam menyusun rancangan pembelajaran,

guru memperhatikan materi itu baru atau lanjutan; (2) jika materi baru, guru

hendaknya menyiapkan media; (3) hendaknya media pembelajaran yang

digunakan mudah dicari/dibuat; (4) buatlah media yang bervariasi, menarik

agar siswa termotivasi untuk menggunakan.

Kedua, setelah pembelajaran dengan menggunakan media sudah

dikuasai oleh siswa, trampilkan siswa melalui latihan-latihan soal,

mencongak maupun permainan matematika.

Ketiga, bagi peneliti yang lain kembangkan hasil penelian ini dengan

metode maupun media yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

58
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Moesono & Sujono, 1998. Matematika 4, Jakarta: Depdibud.

Depdiknas, 2004. Pedoman Pengembangan Silabus, Jakarta.

Depdiknas, 2003. Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran


Matematika, Jakarta.

Pujiati, 2004. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di


SD, Jogjakarta: PPPG JOGJAKARTA.

Depdiknas, 2022. Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta.

Oemar Hamalik, 1980. Media Pendidikan, Jakarta

Elly E, 1996. Metoda Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jogjakarta:


PPPG JOGJAKARTA.

Karim Muchtar A, 1999. Metodologi Pembelajaran, Jakarta.

59
60

Anda mungkin juga menyukai