Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PERTEMUAN 6

MATA KULIAH PERSPEKTIF PENDIDIKAN DI SD

PDGK4104

TUTOR: H. NGADIMIN S. Pd., M. Pd

YUANATA AJENG SAPUTRI


NIM 857799566

UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA

POKJAR SMK PANCASILA


1. Komponen-komponen yang menjadi bagian dalam peningakatan
mutu pendidikan meliputi:

a. Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan merupakan hal yang sangat penting, terutama kebijakan yang
berlaku secara nasional, seperti kurikulum dan ujian nasional, termasuk kebijakan
distribusi dan rekrutmen guru.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) kepala sekolah juga berperan penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Seorang kepala sekolah harus mampu menjalakan
manajemen berbasis sekolah (school based management) secara baik dan
maksimal.
c. Infrastruktur
Komponen ketiga adalah infrastruktur, yaitu sarana dan prasarana yang berkaitan
dengan kelas, laboratorium, maupun teknologi informasi dan komunikasi. Semua
sarana dan prasarana tersebut berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan.
d. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang menyenangkan, yang berinovasi dan penuh kreativitas
akan mendorong peserta didik terbangun motivasinya. Akan tetapi, proses
pembelajaran juga tergantung dari potensi guru, kecakapan guru, dan kemampuan
guru. Proses pembelajaran yang mendorong kreativitas juga mendukung untuk
memenuhi empat kompetensi yang harus dimiliki generasi bangsa dalam
menghadapi tantangan abad 21. Empat kompetensi yang biasa disingkat 4C tersebut
adalah :

1) Critical Thinking atau berpikir kritis


2) Collaboration atau kemampuan bekerja sama dengan baik
3) Communication atau kemampuan berkomunikasi, dan Creativity atau
kreatifitas.
4) Inovasi dan kreativitas dapat menjadi kekuatan Indonesia yang
memiliki bonus demografi, sehingga generasi bangsa akan bisa bersaing
dengan negara lain pada abad 21.

2. Pengertian antara sarana dan prasarana dan jenis contohnya.

a. Sarana adalah alat yang dapat digunakan untuk melancarkan atau memudahkan
manusia dalam mencapai tujuan tertentu. Sarana berhubungan langsung dan
menjadi penunjang utama dalam suatu aktivitas. Sarana dapat berbentuk benda
bergerak dan tidak bergerak dan umumnya berbentuk kecil dan bisa dipindah-
pindah.
Contohnya: Alat tulis, bahan peraga, alat praktikum, alat olahraga, komputer dan
sebagainya
b. Prasarana adalah segala sesuatu yang menunjang secara langsung atau tidak
langsung segala jenis sarana. Umumnya prasarana dimiliki dan dibangun oleh
pemerintah dalam bentuk benda tidak bergerak.

Contohnya: Ruang kelas, ruang guru, lapangan olahraga, ruang praktek dan
sebagainya.

3. Jenis Pendekatan dalam pembelajaran yang pernah menyertai perubahan


Kurikulum di Indonesia.

 Jenis Pendekatan pembelajran meliputi:


a. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan
pembelajaran dengan inisiatif guru untuk bisa mengembangkan belajar yang bisa
dihubungkan dengan kondisi di lingkungan sehari-hari siswa. Guru bisa juga
mendorong para siswa untuk bisa mengaitkan pengetahuan yang telah didapat
dengan dipraktekan pada kehidupan sehari-hari.
b. Pendekatan Konstruktivisme memiliki fokus tersendiri dalam pembelajaran yakni
pada membangun level kreativitas siswa. Kreativitas berguna agar siswa bisa
membangun dan mengutarakan gagasan dan diterapkan di dunia nyata. Fungsi
guru pada pendekatan ini adalah sebagai pengarah kebijakan dalam aktivitas
pembelajaran yang dilakukan siswa. Bisa dikatakan bahwa pendekatan
konstruktivisme adalah aktivitas belajar yang memfokuskan pada keikutsertaan
dan pengalaman langsung dalam aktivitas belajar.
c. Pendekatan deduktif adalah aktivitas berpikir menggunakan logika untuk
menyelesaikan masalah dan selanjutnya membuat kesimpulan. Pada penggunaan
penalaran deduktif untuk menyelesaikan masalah yang rumit, hasil bisa didapat
lebih dari satu kesimpulan. Deduktif bila dideskripsikan dalam kata-kata adalah
metode untuk menarik kesimpulan dari yang umum ke khusus. Pada aktivitas
pembelajaran pendekatan deduktif dimulai dengan pengutaraan konsep dari mulai
istilah, definisi dan teori oleh guru.
d. Pendekatan Induktif merupakan hasil kesimpulan dari aktivitas berpikir dari
elemen dengan karakter khusus. Lebih sederhananya proses induktif bila
dideskripsikan dengan kata-kata adalah pengambilan suatu kesimpulan yang
berasal dari elemen umum ke elemen khusus. Dalam penelitian aktivitas induktif
berarti melakukan pengamatan selanjutnya mengambil kesimpulan dari
pengamatan. Aktivitas pembelajaran menggunakan pendekatan induktif berarti
guru harus menyediakan contoh yang khusus atau spesifik yang selanjutnya bisa
disimpulkan kedalam suatu fakta, aturan atau hukum.
e. Pendekatan konsep pada pendekatan ini siswa dibimbing untuk bisa memahami
suatu konsep secara mendalam agar siswa terhindar dari miskonsepsi atau
kekeliruan konsep. Arti konsep sendiri adalah penggolongan yang mempunyai
karakter, sifat dan ciri yang sama. Konsep bisa didapat dari hasil penelitian dan
pengalaman.
 Perubahan Kurukulum di Indonesia meliputi:
a. Kurikulum 1947/ Rentjana Pelajaran 1947
Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di dunia. Fokusnya tidak menekankan
pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
b. Kurikulum 1952/ Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Memiliki ciri yaitu setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar satu mata
pelajaran.
c. Kurikulum 1964/ Rentjana Pendidikan 1964
Memiliki ciri pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keparigelan
(keterampilan), dan jasmani.
d. Kurikulum 1968
Memiliki ciri yaitu bermuatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak berkaitan
dengan permasalahan faktual di lapangan, menitik beratkan pada materi apa saja
yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan, isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik sehat dan kuat.
e. Kurikulum 1975
Lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by
objective) yang menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Metode, materi,
dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI) yang dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan.
f. Kurikulum 1984
Disebut juga sebagai “Kurikulum 1975 disempurnakan” yang mengusung
pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor
tujuan tetap penting. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar yang
melakukan berbagai aktifitas mulai dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA).
g. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
h. Kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Memiliki ciri yaitu menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman,
kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
i. Kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan guru
dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi
sekolah dan daerahnya.
j. Kurikulum 2013
Memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan
aspek sikap dan perilaku. Memiliki ciri yaitu dalam materi pembelajarannya
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi
yang ditambahkan adalah Matematika.
4. Kelemahan dan keunggulan pembelajaran melalui Daring
 Kelemahan Daring
a. Keterbatasan akses internet
b. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa sehingga tidak dapat
diketahui ketercapainya tujuan pembelajaran
c. Pemahaman siswa terhadap materi kurang
d. Minimnya pengawasan dalam kegiatan belajar mengajar
e. Kejenuhan akan mudah mengganggu kegiatan pembelajaran
f. Anak kehilangan motivasi dan semangat belajar dengan berjalannya
waktu, sehingga lalai dengan tugas yang dibeikan
g. Orang tua banyak yang merasa terbebani baik dalam segi waktu maupun biaya
kuota internet

 Keunggulan Daring
a. Memudahkan pembelajaran dengan penggunaan teknologi komunikasi dan
penggunaan internet
b. Waktu belajar yang fleksibel, tidak terpancang pada kegiatan KBM seperti
halnya disekolah
c. Siswa mulai belajar pemanfaatan media elektronik dan teknologi
(komunikasi)
d. Siswa diberi ruang bebas untuk berfikir kritis, bekerjasama, berkomunikasi
dan berkreasi, sebab ruang gerak dalam pembelajaran tidak dibatasi.
5. Langkah-langkah dalam menyusun Kurikukulum
a. Membentuk Tim Pengembang KTSP
Tim pengembang kurikulum bertugas membantu kepala madrasah untuk mengkaji
berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum di
tingkat satuan pendidikan
b. Analisis Konteks dan Kebutuhan
Analisis kebutuhan mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan
nilai apa yang dibutuhkan oleh para peserta didik ketika mereka menyelesaikan
suatu program pendidikan
c. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum
d. Penyusunan Dokumen 1 KTSP
Secara teknis komponen yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi,
misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata pelajaran, muatan
lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan/kelulusan,
unggulan lokal/global) dan kalender pendidikan.
e. Penyusunan Dokumen 2 KTSP
KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh mata pelajaran yang menjabarkan
SK/KD dalam Standar Isi.
f. Pengesahan oleh kepala sekolah
Setelah difinalisasikan, dokumen KTSP ditetapkan oleh Kepala Sekolah,
dpertimbangkan oleh Komite Sekolah, dan Diketahui oleh Dinas pendidikan
Kab/Kota.

Anda mungkin juga menyukai