Anda di halaman 1dari 8

1. Jelaskan konsep PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan belajar efektif dan mandiri !

Jawab :

A. PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)


1) Pengertian PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)
PJJ adalah sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas dosenan dilaksanakan secara
terpisah dari aktivitas belajar. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan
kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang
ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan pelatihan
ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.
2) Teori dan filosofi PJJ
PPJ digunakan bukan hanya untuk penyampaian materi saja dari pengajar ke peserta didik.
PJJ memerlukan interaksi yang tinggi antara pengajar dan peserta didik, sekalipun di wilayah
terpencil. Manfaat interaksi ini adalah: PJJ memperbolehkan peserta didik untuk mendengar dan
mungkin melihat pengajarnya, sebagaimana keharusan dosen untuk menjawab pertanyaan atau
komentar dari peserta didiknya.
3) Karakteristik PJJ
Menurut Keegan sistem PJJ memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) terpisahnya pengajar dan peserta didik yang membedakan PJJ dengan pengajar tatap muka;
b) ada pengaruh dari suatu organisasi pendidikan yang membedakannya dengan belajar sendiri di
rumah (home study);
c) penggunaan beragam media-cetak, audio, video, komputer, atau multimedia untuk
mempersatukan pengajar dan peserta didik dalam suatu interaksi pembelajaran;
d) penyediaan komunikasi dua arah sehingga peserta didik dapat menarik manfaat darinya, dan
bahkan mengambil inisiatif dialog;
e) kemungkinan pertemuan sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan sosialisasi
(pembelajaran diarahkan kepada individu bukan kepada kelompok);dan
f) proses pendidikan yang memiliki bentuk hampir sama dengan proses industri.
4) Prinsip PJJ
Prinsip yang menjadi landasan dalam PJJ, yakni :
a) Kemandirian
Peserta didik dituntut untuk mencari dan mengembangkan sendiri informasi yang telah
didapatinya, karena pengajar disini hanya bersifat sebagai fasilitator.
b) Keluwesan
Tidak terikat pada jadwal. Pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Peserta
didik juga dapat belajar sambil bekerja.
c) Keterkinian
Materi pembelajaran harus yang terbaru dan pemanfaatan teknologi yang berguna untuk
mempercepat dan mempermudah dalam memperoleh informasi.
d) Kesesuaian
Terkait langsung dengan kebutuhan pribadi, maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan
masyarakat.
e) Mobilitas
Perpindahan antar satuan pendidikan yang setara maupun lintas jenjang berdasar kemampuan.
B. Belajar Efektif
1) Pengertian Belajar Efektif
Pembelajaran yang efektif ini merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran disebut efektif apabila menghasilkan belajar yang
bermanfaat dan bertujuan kepada para mahasiswa melalui pemakaian prosedur yang tepat. Defenisi
ini mengandung dua indikator yang penting, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang
dilakukan guru. Oleh sebab itu, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh guru dan bukti siswa belajar
akan dijadikan fokus dalam usaha pembinaan efektivitas pembelajaran.
2) Komponen- Komponen Belajar Efektif
Secara rinci komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut
a) Tujuan
b) Isi atau meteri pelajaran
c) Strategi atau metode
d) Alat dan sumber
e) Evaluasi
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Dalam pembelajaran ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan
sistem pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
a) Faktor Guru
Guru dalam proses pembelajaran memegang peran penting. Tetapi dalam proses
pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya.
Peran guru sebagai mediator (penghubung/perantara) antara pengetahuan dan keterampilan
dengan siswa yang membutuhkannya, sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran.
b) Faktor siswa
Siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai dengan tahapan
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya,
akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu
sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu,
disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
c) Faktor sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran
proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah
dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung
dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah,
penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya.
d) Faktor lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran yaitu: 1) faktor organisasi kelas yang didalam meliputi jumlah siswa dalam satu
kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran; 2) faktor lain dari
dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial-
psikologis. Maksudnya, keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran.
4) Indikator Pembelajaran yang Efektif
Keefektipan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian sibelajar. Ada tujuh
aspek yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektipan pembelajaran yaitu:
a) Pengorganisasian kuliah dengan baik
b) Komunikasi secara efektif
c) Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah
d) Sikap positif terhadap mahasiswa
e) Pemberian ujian dan nilai yang adil
f) Keluwesan dalam pendekatan pengajaran, dan
g) Hasil belajar mahasiswa yang baik.
K
C. Belajar Mandiri
1) Pengertian Belajar Mandiri
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk
menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah, hal tersebut dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Pembelajaran Mandiri adalah proses dimana siswa
dilibatkan dalam mengidentifikasi apa yang perlu untuk dipelajari dan menjadi pemegang kendali dalam
menemukan dan mengorganisir jawaban. Hal ini berbeda dengan belajar sendiri. Penetapan kompetensi
sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, sumber
belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pembelajaran mandiri.
2) Karakteristik Belajar Mandiri
ada beberapa ciri-ciri lain yang menandai belajar mandiri, antara lain:
a) Pyramid Tujuan, semakin tinggi kualitas kegiatan belajar, akan semakin banyak kompetensi
yang diperoleh.
b) Sumber belajar dari guru, tutor, kawan dll dan Media Belajar antara lain: paket-paket belajar
yang berisi self instructional material, buku teks, hingga teknologi informasi lanjut.
c) Belajar mandiri dapat dilakukan dimanapun tempat yang memungkinkan berlangsungnya
kegiatan belajar dan dapat dilaksanakan setiap waktu
d) Pembelajar memiliki cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri (auditif, visual, kinestetik,
atau tipe campuran)
e) Belajar mandiri juga dapat dijalankan dalam sistem pendidikan formal, nonformal, ataupun
bentuk-bentuk belajar campuran.
f) Batasan-batasan pembelajaran mandiri
g) Kegiatan belajar aktif merupakan kegiatan belajar yang memiliki cirri keaktifan pembelajar,
persistensi, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan.
h) Motif atau niat untuk menguasai suatu kompetensi adalah kekuatan pendorong kegiatan
belajar secara intensif, persisten, terarah dan kreatif.
i) Kompetensi adalah pengetahuan atau keterampilan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah.
j) Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, pembelajar mengolah informasi yang diperoleh dari
sumber belajar sehingga menjadi pengetahuan ataupun keterampilan baru yang
dibutuhkannya.
k) Tujuan belajar hingga evaluasi hasil belajar, ditetapkan sendiri oleh pembelajar sehingga
mereka sepenuhnya menjadi pengendali kegiatan belajar.
l) Wujud Fisik Belajar Mandiri
3) Indikator Belajar Mandiri
Indikator niat yang sekaligus menjadi indikator Belajar Mandiri antara lain:
a) Persistence : lama, terus menerus, dan tidak berhenti
b) Consistence : ajeg, disiplin, dan tidak malas-malasan
c) Systematic : terencana dan berorientasi pada kompetensi
d) Goal Orientedness : fokus untuk mencapai tujuan
e) Innovative : mencari jalan keluar baru
f) Follow-up clarity : tindak lanjut kegiatan selalu jelas
g) Learning for Live : dilakukan sepanjang hidup
h) Model Pembelajaran Mandiri
2. Buat peta konsep modul 1 dan 2!

Jawab :

MODUL 1

MODUL 2
3. Jelaskan Hakikat, Tujuan, dan Landaan Pendidikan IPS di SD!

Jawab :

A. Hakikat Pendidikan IPS di SD


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukanlah disiplin ilmu melainkan suatu program pengajaran
atau mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-
ilmu sosial. Pelajaran IPS perlu dipelajari dan diajarkan kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan
pengetahuan sosial alamiah itu belum cukup mengingat kehidupan masyarakat dengan segala
persoalannya itu makin berkembang. Untuk menghadapi perkembangan yang terus menerus tersebut
diperlukan pendidikan formal, khususnya pendidikan IPS di sekolah.
B. Tujuan Pendidikan IPS di SD
Pendidikan IPS bertujuan “membina peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial, yang berguna bagi dirinya sendiri serta
bagi masyarakat dan negara”. Melalui pendidikan IPS peserta didik dibina dan dikembangkan
kemampuan mental intelektualnya untuk menjadi warga negara yang berketerampilan dan
berkepedulian social serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Guru IPS di SD perlu memiliki wawasan tujuan dan arah yang hendaknya dipertimbangkan
ketika mengembangkan materi pembelajaran.
C. Landasan Pendidikan IPS di SD
1) Landasan Filosofis: Memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan
objek kajian (domain) yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS
sebagai disiplin ilmu (aspek ontologis/bersifat kongkret), bagaimana cara, proses, atau metode
membangun Pendidikan IPS hingga dapat menentukan pengetahuan mana yang dianggap benar, sah,
valid, atau terpercaya (aspek epistemologis/hakikat rasional), tujuan dan manfaat dari pendidikan IPS
ini (aspek aksilogis/nilai/bagaimana manusia menggunakan ilmunya).
2) Landasan Ideologis: Sistem gagasan untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan; (a)
Keterkaitan antara das sein/fakta pendidikan IPS sebagai disiplin ilmu dengan das sollen/teori
pendidikan IPS, (b) Keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat dan praksis etika, moral,
politik, dan norma-norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan pendidikan IPS.
3) Landasan Sosiologis: Sistem gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan,
kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola kehidupan masa depan melalui interaksi social yang akan
membangun teori/prinsip pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.
4) Landasan Antropologis: Sistem gagasan mendasar dalam menentukan pola, system, dan struktur
pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan dengan pola, system, dan struktur kebudayaan. Landasan
ini memberikan dasar sosio-kultur masyarakat terhadap IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.
5) Landasan Kemanusiaan: Sistem gagasan mendasar untuk menentukan karakter ideal manusia.
Landasan ini penting karena pada dasarnya proses pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
6) Landasan Politis: menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari pendidikan
IPS. Peran dan keterlibatan pihak pemerintah dalam landasan ini sangat besar sehingga tidak mungkin
steril dari campur tangan birokrasi.
7) Landasan Psikologis: menentukan cara-cara Pendidikan IPS membangun struktur tubuh disiplin
pengetahuannya, baik dalam tataran personal maupun komunal berdasar entitas psikologisnya.
8) Landasan Religius: tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa (ruh) yang
melandasi Pendidikan IPS, khususnya di Indonesia. Landasan religious diterapkan di Indonesia
menghendaki adanya keseimbangan antara pengembangan materi yang bersumber dari intraceptive
knowledge dengan extraceptive knowledge.

4. Jelaskan perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD!

Jawab :

Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Dassar tahun 2006 yang ditetepakan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006,
mempunyai karakteristik tersendiri karena kurikulum IPS yang mulai berlaku tahun ajaran 2006 itu tidak
menganut istilah pokok bahasan. Kurikulum Pendidikan IPS SD Tahun 2006 bersifat hanya memberi
rambu-rambu untuk kedalaman dan keluasan materi dalam mencapai KD yang diharapkan. Di dalam KD
terdapat kata kerja operasional yang disarankan dan mengacu pada pembelajaran yang kreatif. Kelas 1, 2,
dan 3 dilaksanakan menggunakan pendekatan tematik sedangkan kelas 4 sampai 6 melalui pendekatan
mata pelajaran.

Kurikulum IPS tahun 1994 materi pelajaran ditata secara lebih terpadu dan lebih sederhana
daripada materi Kurikulum IPS 1986 dan 1975 yang masih tampak berdiri sendiri-sendiri. Materi
Kurikulum 1994 merupakn korelasi antara berbagai disiplin ilmu penunjangnya. Berbeda dengan
kurikulum sebelumnya (1986, 1975, dan 1968). Materi Kurikulum 1968 masih berdiri sendiri dan
merupakan broad-field antara Ilmu Bumi, Sejarah, dan Pengetahuan Kewarganegaraan. Pada Kurikulum
1975 Pendidikan Kewarganegaraan dipisah menjadi PMP. Pada Kurikulum 1994 PMP berganti nama
menjadi PPKN.

Kurikulum 1986 dan 1994 sama-sama mempunyai 4 tujuan kurikuler. Dari segi bahan ajar,
Kurikulum 1994 tetap menggunakan Pendekatan Spiral. Khusus untuk sejarah mengunakan pendekatan
periodisasi. Sejarah di Kurikulum 1986 tidak seluas kurikulum 1975 karena ada mata pelajaran PSPB.
Dari segi alokasi waktu pada dasarnya tidak berbeda antara kurikulum 1986 dengan 1994, namun pada
kurikulum 2006 relatif lebih sedikit yakni 3x35 menit. Perbedaan yang lebih esensi ada pada jumlah PB.
Kurikulum 1986 padat dan sarat materi sehingga keluasan materi terbatasi, sedangkan Kurikulum 1994
keluasan materi diserahkan kepada guru dan di Kurikulum 2006 lebih simple lagi.
5. Berikan contoh keterkaitan antara fakta,konsep, generalisasi, nilai sikap, keterampilan
intelektual dalam Pendidikan IPS di SD kelas 3 dan 4!

Jawab :

A. contoh kelas 3

-Topik: Lingkungan Sekitar

-Subtopik: Lingkungan Sekolah (IPS Kelas 3 Semester I)

-Nilai yang dapat diajarkan: Kasih sayang, sopan santun, toleransi, sabar, dll

-sikap yang diinginkan: Bertanggungjawab dan disiplin.

B. Contoh di kelas 4

-Topik: Sejarah Lokal

-Subtopik: Peninggalan sejarah di lingkungan setempat

-Nilai yang dapat diajarkan: Ketelitian, menghargai peninggalan sejarah, intelektual. manfaat, dsb.

-Sikap yang diinginkan: Mensyukuri nikmat Tuhan, kesenian, menghargai berbagai peninggalan
sejarah di lingkungan kabupaten/ kota, provinsi setempat dan dapat
melestarikannya.

Anda mungkin juga menyukai