Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. H. Kustiana, M. Pd

Disusun oleh:
Tiara Novia Listiawaty 17010205

PRODI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)
SILIWANGI BANDUNG
2018
TUGAS UAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN

1. Apakah yang dimaksud dengan Pengelolaan Pendidikan?

Jawaban :

Pengelolaan Pendidikan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan,dan


pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.

2. Bagaimanakah alasan penerapan kaidah-kaidah administrasi dalam pengelolaan


pendidikan?

Jawaban :

Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994) menyampaikan beberapa alasan


tentang perlunya kaidah-kaidah administrasi diterapkan dalam bidang pendidikan.
Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dalam rangka mengantisipasi tuntutan perkembangan dan juga tuntutan
pembangunan yang terjadi pada tingkat lokal, regional atau pun global sehingga
pendidikan dapat merencanakan, menyediakan, mengelola dan juga mengatur
berbagai tuntutan yang ada guna kepentingan pembangunan itu sendiri atau guna
kelanjutan dari pembangunan yang berkesinambungan.
b. Produk atau hasil dari pembangunan pendidikan yang berbentuk fisik atau pun
non-fisik yang berupa ilmu atau pengetahuan dalam ruang lingkup lokal,
regional dan global. Agar produk atau hasil dari pembangunan pendidikan ini
dapat dirasakan manfaatnya bagi kehidupan manusia yang tentunya memerlukan
penataan dan penggunaan yang memadai sesuai dengan kaidah-kaidah
administrasi yang telah teruji keberhasilannya.
c. Peranan dan tugas dari lembaga pendidikan (persekolahan) makin lama
semakinbertambah dan semakin beragam sehingga lembaga pendidikan atau
persekolahan ini tidak hanya memerlukan tenaga guru sebagai pengajar saja
akan tetapi juga memerlukan berbagai macam tenaga kependidikan lain seperti
pengelola pendidikan, administrator, manajer, planner, supervisor dan
juga counsellor dalam proses belajar mengajar.
d. Tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi dan juga tuntutan dari hidup manusia itu
sendiri yang keduanya mesti seimbang dan selaras yang berakibat harus
seimbang dan selarasnya lembaga pendidikan sebagai produsen dan indvidu
sebagai konsumennya.
e. Tuntutan dari masyarakat terhadap lembaga pendidikan atau persekolahan yang
menuntut peralatan dan fasilitas yang memadai serta personil yang berkualitas
sebagai jaminan lembaga pendidikan atau persekolahan dalam merebut
kepercayaan konsumen  tenaga kerja di bursa tenaga kerja. Perencanaan,
pengelolaan dan kualitas mutu keluaran dari lembaga pendidikan atau
persekolahan tidak sepenuhnya dapat dipercayakan hanya kepada guru saja
walaupun guru tersebut memiliki kualitas yang cukup tinggi.
f. Pendidikan dan lembaga pendidikan dewasa ini telah menjadi ajang bisnis yang
memerlukan penanganan yang lebih serius untuk dapat merebut persaingan yang
sehat.

3. Salah satu fungsi pengelolaan pendidikan adalah membuat keputusan. Langkah-


langkah apa saja yang harus di lakukan?
Jawaban :
Pembuatan putusan merupakan salah satu fungsi administrasi yang perlu dilakukan
oleh para administrator yang akan membawa dampak terhadap seluruh organisasi,
prilakunya dan hasil keputusan itu.
Langkah-langkah pembuatan putusan:
a. Menentukan masalah
b. Mengananalisa situasi
c. Mengemembangkan aternatif-alternatif kemungkinan
d. Menganalisa aternatif-alternatif kemungkinan
e. Memilih alternatif yang paling mungkin
4. Bagaimana Hakikat Belajar Mengajar ?
Jawaban :
Pada hakikatnya, belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak
semua perubahan termasuk kategori belajar, misalnya perubahan fisik dan lain –
lain.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses,
yaitu proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak
didik, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar dan mendorong anak didik
melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses
memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses
belajar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika hakikat belajar adalah perubahan, maka pada
hakikanya belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.
Interaksi belajar-mengajar atau interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. Tanpa adanya
interaksi, maka tidak akan ada proses belajar.
Pembelajaran yang sempurna setidaknya memiliki delapan tipe interaksi yang
intensif, yakni:
a. Interaksi antara guru dan siswa;
b. Interaksi antara guru dan sumber belajar;
c. Interaksi antara setiap individu siswa langsung dengan media dan sumber
belajarnya;
d. Interaksi antara individu siswa dengan individu siswa yang lain;
e. Interaksi antara guru dan kelompok siswa;
f. Interaksi antara individu siswa dengan kelompoknya;
g. Interaksi kelompok dengan sumber dan media belajarnya;
h. Interaksi antara kelompok dengan kelompok lain.
5. Apa sajakah yang menjadi bidang garapan pengelolaan pendidikan?
Jawaban :
Bidang Garapan Pengelolaan Pendidikan, yaitu :
a. Peserta Didik
b. Tenaga Kependidikan
c. Kurikulum
d. Sarana Prasarana
e. Keuangan
f. Kemitraan dengan Masyarakat
g. Bimbingan dan Pelayanan Khusus

6. Kemukakan klasifikasi tujuan pendidikan secara hirearki!


Jawaban :
a. Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan dan disusun menurut hirarki
sebagai berikut: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan
intruksional.
b. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah manusia yang berjiwa
pancasila
c. Tujuan Institusional ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis
dan tingkatan sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing, biasanya
tercantum dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan yang harus dicapai
setelah selesai belajar, Tujuan Institusional ini berbentuk Standar Kompetensi
Lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta
didik.
d. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan
minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal
mata pelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun
2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Lampiran Permen ini meliputi:
1) SKL Satuan Pendidikan & Kelompok Mata Pelajaran
2) SKL Mata Pelajaran SD-MI
3) SKL Mata Pelajaran SMP-MTs
4) SKL Mata Pelajaran SMA-MA
5) SKL Mata Pelajaran PLB ABDE
6) SKL Mata Pelajaran SMK-MAK 7
e. Tujuan kurikuler adalah tujuan kurikulum sekolah yang telah diperinci menurut
bidang studi atau mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
f. Tujuan intruksional adalah tujuan pokok bahasan atau tujuan sub pokok bahasan
yang diajarkan oleh guru. Tujuan intruksional dibedakan menjadi dua macam
yaitu tujuan intruksional umum (TIU) dan tujuan intruksional khusus (TIK).
1) Umumnya tujuan intruksional umum berada pada tiap-tiap pokok bahasan
yang telah dirumuskan didalam kurikulum sekolah, khususnya didalam
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
2) Tujuan intruksional khusus adalah tujuan pengajaran yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa pada akhir tiap jam pelajaran, biasanya dibuat oleh guru
yang dimuatkan didalam satuan pelajaran (satpel).

7. Kemukakan dan jelaskan tipe-tipe kepemimpinan !


Jawaban :
Tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Otokratis,
Pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan
tertib. Ia bekerja menurut  peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruki
instruksinya harus ditaati.
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
1) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
2) Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
3) Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
4) Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
5) Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
6) Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan
yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
b. Demokratis,
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian
darikelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawabtentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut
serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan,
pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi 
yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
Yaitu tipe yang bersifat:
1) Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
2) Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
3) Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
4) Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari
padanya.
5) Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha
mencapai tujuan
6) Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
7) Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib
sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
c. Laissezfaire,
Pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan
diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para 
Bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia hanya akanmenerima laporan-laporan hasilnya
dengan tidak terlampau turut campur tangan atautidak terlalu mau ambil
inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari
para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup
dapatmemberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa
kekangan.
Yaitu seorang yang bersifat:
1) Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang
permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja
bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan
bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
2) Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para
anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang
mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang
dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing
anggota.
3) Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi
dalam kehidupan organisasional.
4) Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan
organisasi berjalan dengan sendirinya
d. Kepemimpinan Pseudo-Demokratis
Seorang pemimpin yang bersifat pseudo-demokratis sering memakai
“topeng”. Ia berpura-pura memperlihatkan sifat demokratis di dalam
kepemimpinannya, ia member hak dan kuasa kepada guru-guru untuk
menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja
dengan perhitungan. Ia mengatur siasat agar kekuasaannya terwujud kelak.
Dengan tingkah laku, bahasa yang dipakai, dan sikapnya, ia ingin member
kesan bahwa ia adalah pemimpin yang sungguh-sungguh demokratis

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mengorganisasikan!


Jawaban :
Mengorganisasi memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga
mengorganisasi dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya.

9. Kemukakan pendekatan manajemen yang dijelaskan oleh Koonz !


Jawaban :
Pendekatan dalam manajemen pendidikan menurut Koonz
1) Pendekatan Emperikel/pendekatan kasus
2) Pendekatan perilaku antar pribadi
3) Pendekatan perilaku antar kelompok
4) System social koperatif
5) System sosio teknikal
6) Teori Keputusan
7) Pendekatan system
8) Pendekatan matematikal
9) Pendekatan kontingensi/situasional
10) Pendekatan persamaan dan manajerial

10. Kemukakan dan jelaskan fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther
Gullick !
Jawaban :
Fungsi - fungsi Manajemen menurut Luther Gullick
a. Planning  (Perencanaan).
Perencanaan dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala
aktifitas dan sumber daya yang akan dilaksanakan dan digunakan dimasa yang
akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada
pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan dimasa depan, bagaimana
melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas
tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.
b. Organizing (Pengorganisasian).
Pengorganisasian sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang
itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat
menjamin pencapaian tujuan.
c. Staffing (Penyusunan).
Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang
tidak kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan
dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan
kegiatan-kegiatan yang telah direncakan dan diorganisasikan secara jelas pada
fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam
fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina,
membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan
dan atau seni pembinaan sumber daya manusia.
d. Directing (Pengarahan).
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan
terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan
staff  yang telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas dibidangnya
masing-masing tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
e. Coordinating (Koordinasi).
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan
lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar
kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para
anggota itu sendiri. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang
tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. 
f. Reporting (Pelaporan).
Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan
pemberian informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat
mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat
vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat
dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang merupakan
hal penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
Fungsi ini umumnya lebih banyak ditangani oleh bagian ketatusahaan. Hasil
catatan ini akan digunakan manajer untuk membuat laporan tentang apa telah,
sedang dan akan dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan. Fungsi recording
and reporting ini akan berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara efektif
dan efesien.
g. Budgeting  (Pembuatan Anggaran).
Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian organisasi
melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu anggaran, baik APBN
maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu pernyataan fiskal
dan kedua sebagai suatu mekanisme. 
h. Controlling  (Pengawasan).
Proses pengawasan mencatat perkembangan kearah tujuan dan memungkinkan
manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk
mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.  Melalui pengawasan yang
efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya
pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik

Anda mungkin juga menyukai