PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 1990-an, penanaman studi kasus manajemen pendidikan di Indoensia biasa
dibilang lebih popular dibandingkan dengan administrasi pendidikan. Esensi keduanya
sebetunya nyaris sama, persoalan terletak pada sudut pandang (pradigma) yang
digunakan. Di barat sendri juga demikian, para professional pendidikan Amerika Serikat
lebih suka menggunakan istilah manajemen pendidikan. Ruang lingkup manajemen
pendidikan pada hakikatnya sangat luas, seluas ruang lingkup dan pengertian pendidikan
yang diletakannya. Oleh karena itu kami akan memilih pandangan yang relevan dan
bermanfaat sebagai pengetahuan yang general. Kami akan mngenalkan secara umum
manajemen pendidikan berbasis sudut pandang pendidikan di Indonesia.
Perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat
telah mempengaruhi dan mengubah seluruh tatanan kehidupan masyarakat dunia
termasuk Negara Indonesia. Semua aspek kehidupan seperti aspek social, ekonomi,
budaya, kesehatan, dan termasuk pendidikan. Banyak Negara mengakui, tidak ada satu
pun bidang kehidupan masyarakat saat ini yang tidak terlepas dari pengaruh teknologi
informasi dan komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pradigma manajemen pendidikan?
2. Factor apa saja yang mempengaruhi pradigma manajemen pendidikan?
3. Apa pengertian dari Manajemen Berbasis Sekolah?
4. Bagaimana Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam bidang pendidikan?
5. Apa dampak dari penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dalam pengelolaannya
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pradigma manajemen pendidikan
2. Untuk mengetahui Factor yang mempengaruhi pradigma manajemen pendidikan?
3. Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen Berbasis Sekolah?
4. Bagaimana Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam bidang pendidikan?
5. Apa dampak dari penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dalam pengelolaannya
6.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi dapat kita simpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah segenap proses
terlaksananaya suatu tujuan pendidikan, dengan segenap usaha orang-orang yang
terlibat di dalam proses pencapaian tujuan tersebut dengan adanya perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, pengoordinasian, komunikasi, pengawasan,
kepegawaian, pembiayaan, dan penilaian atau evaluasi sehingga menjadi efektif dan
efesien.
2
Manajemen pendidikan tidak terlepas dari standar pengelolaan itu sendiri
maupun tahap perancangan tata kelola itu sendiri.
1. Standar pengelolaan pendidikan
Standar pengelolaan pendidikan diharapkan dapat
a. Melaksanakan visi dan misi lembaga pendidikan yang diputuskan bersamaan;
b. Menetapkan tujuan terutama merumuskan indicator dan target mutu lulusan;
c. Menetapkan strategi dengan melibatkan semua pihak untuk mewujudkan visi
lembaga pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan; dan
d. Menetapkan kebijakan dan program peningkatan mtu lulusan dengan berbagai
program yang mendukung pencapaian prestasi, baik secara akaemik maupun
non akadmik.
3
Dengan manajemen pendidkan yang baik akan ditemukan langkah dan cara cara
yang paling efektif dan efisien dalam memecahkan masalah yang terdapat pada sistem
pendidkan, sehingga optimal pada pencapaian sasaran dan tujuan, memenuhi syarat
administaratif, menjaga hubunagan antara peaku pendidkan seta tidak melanggar nilai
yanag berlaku demi tercapainya sistem pendidkan yang lebih baik
4
masih relatif lemahnya komitmen guru dan tenaga kependidikan serta dukungan
masyarakat untuk menjaga sustainabilitasnya.
Prestasi siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara yang
disurvai. Kemampuan matematika siswa SMP di Indonesia berada pada urutan ke-39
dari 42 negara Kemampuan IPA berada pada urutan ke-10 dari 42 negara peserta.
5
2. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah adalah manajemen yang bernuansa
otonomi, kemandirian dan demokratis.
a. Otonomi, mempunyai makna bahwa kewenangan sekolah untuk mengatur dan
mengurus kepentingan warga sekolah dalam mencapai tujuan sekolah (mutu
pendidikan) menurut prakarsa berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga
sekolah dalam bingkai peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
b. Kemandirian, mempunyai makna bahwa dalam pengambilan keputusan tidak
tergantung pada birokrasi yang sentralistik dalam mengelola sumber daya yang
ada, mengambil kebijakan, memilih strategi dan metoda dalam memecahkan
persoalan yang ada, mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan serta
peka dan dapat memanfaatkan peluang yang ada.
c. Demokratif, mempunyai makna seluruh elemen-elemen sekolah dilibatkan
dalam menetapkan, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan
untuk mencapai tujuan sekolah (mutu pendidikan) sehingga memungkinkan
tercapainya pengambilan kebijakan yang mendapat dukungan dari seluruh
elemen-elemen warga sekolah.
6
Pada dasarnya output yang diharapkan merupakan tujuan utama dari penyelenggaraan
pendidikan secara umum
1. Perencanaan
a. Pada langkah awal perumusan MBS, hal-hal yang perlu
dilaksanakan adalah:
b. Mengidentifikasi sistem, budaya dan sumber daya, mana yang perlu
dipertahankan dan mana yang harus dirubah dengan
memperkenalkan terlebih dahulu format yang baru dan tentunya
lebih baik.
c. Membuat komitmen secara rinci yang diketahui oleh semua unsur
yang bertanggung jawab.
d. Hadapilah penolakan terhadap perubahan dengan memberi
pengertian
e. Berkerja dengan semua unsur sekolah dalam menjelaskan atau
memaparkan visi, misi, tujuan, sasaran, rencana dan program-
programpenyelenggaraan MBS.
f. Menggaris bawahi prioritas sistem, budaya dan sumber daya yang
belum ada dan sangat diperlukan.
7
- Tujuan adalah apa yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh
sekolah yang bersangkutan dan kapan tujuan itu mungkin
dicapai.
- Sasaran adalah penjabaran tujuan yang akan dicapai oleh sekolah
dalam jangka waktu lebih pendek dibandingkan dengan tujuan
sekolah. Rumusannya harus berupa peningkatan yang spesifik,
terukur, jelas kriterianya dan disertai indicator yang rinci.
-
4. Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran.
8
8. Melaksanakan Rencana Program Peningkatan Mutu
Empat faktor penting yang perlu diperhatikan dalam implementasi manajemen berbasis sekolah,
yaitu:
9
4. Sistem penghargaan., sekolah yang melaksanakan MBS perlu menyusun sistem
penghargaan bagi warganya yang berprestasi, untuk mendorong karirnya. Oleh karena
itu, sistem penghargaan yang dikembangkan harus besifat proporsional, adil dan
transparan.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pradigama yaitu cara pandang seseorang yang dapat mempengaruhi dirinya maupun
lingkungan didalam berfikir dan bersikap. Menurut Prof. Arifin Abduracman manajemen adalah
kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan
dengan menggunakan orang-orang pelaksana. . Paradigma manajemen pendidikan di pengaruhi
oleh Kemajuan IPTEK yang sangat cepat dan massif menuntut kemampuan sumberdaya
pendidikan melakukan penyesuaian yang signifikan
Pelaksanaan otonomi daerah yang berpengaruh pada perubahan sistem Pengelolaan
Pendidikan. Masih rendahnya pemerataan akses untuk memperoleh pendidikan, baik karena
faktor ekonomi, kultural, jender, maupun geografis. Mutu proses dan luaran sekolah kita untuk
sebagian besar belum terandalkan dilihat dari capaian prestasi belajar peserta didik dan
keterampilan yang diperoleh. Kemampuan manajemen sekolah (school management capability)
yang masih lemah, sehingga muncul aneka distorsi dan sulitnya mendongkrak partisipasi
masyarakat terhadap sekolah. Prestasi siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39
negara yang disurvai. 3
Istilah MBS seringkali didengar dari perbincangan orang-orang di sekitar kita, namun
masih banyak orang yang belum memahami istilah tersebut.Para pakar pendidikan telah banyak
memberikan kajian dan ulasan terhadap istilah tersebut. Manajemen adalah pengkoordinasian
dan penyerasian sumber daya melalui sejumlah input manajemen untuk mencapai tujuan atau
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Output yang diharapkan . Pada umumnya tantangan
sekolah bersumber pada output (lulusan) sekolah yang meliputi kualitas, produktifitas,
efektibilitas dan efisiensi. - Sasaran adalah penjabaran tujuan yang akan dicapai oleh sekolah
dalam jangka waktu lebih pendek dibandingkan dengan tujuan sekolah. Fungsi-fungsi yang
dimaksud adalah unsur-unsur kegiatan beserta unsurunsur pendukungnya yang saling berkaitan
dan tidak dapat berdiri sendiri. Sejauh mana kesiapan fungsi-fungsi tersebut terhadap kegiatan
yang akan dilaksanakan dalam mencapai sasaran. Dalam setiap kegiatan dimungkinkan adanya
permasalahan yang timbul. Penyusunan program peningkatan mutu harus disertai langkah-
langkah pemecahanan persoalan yang mungkin terjadi.Fungsi yang terlibat beserta unsur-
unsurnya membuat rencana program untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang serta
bersama-sama merealisasikan rencana program tersebut. Dari hasil evaluasi kita dapat
memperoleh tingkat keberhasilan dan kegagalannya sehingga dapat memperbaiki kinerja
program yang akan datang. Disamping itu evaluasi juga sangat berguna sebagai bahan masukan
bagi sekolah untuk merumuskan sasaran (tujuan) peningkatan mutu untuk tahun yang akan
datang. 1. Kekuasaan yang dimiliiki sekolah. 4. Sistem penghargaan., sekolah yang
melaksanakan MBS perlu menyusun sistem penghargaan bagi warganya yang berprestasi, untuk
mendorong karirnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/40544696/MANAJEMEN_PENDIDIKAN_converted
https://www.academia.edu/40537149/
MANAJEMEN_PENDIDIKAN_DAN_PARADIGMA_BARU_DALAM_MENGELOL
A_PENDIDIKAN
http://digilib.unimed.ac.id/1614/1/Fulltext.pdf
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=qbUHEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=pengertian+paradigma+manaj
emen+pendidikan&ots=Sqvi1kbd0z&sig=vslr3-yQiSdiAr-
xXcBiaWxXrLg&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20paradigma%20manajemen
%20pendidikan&f=false
12