Anda di halaman 1dari 29

RESUME MAKALAH

Nama : AISYAH

NIM : 22.1348

Prodi : PAI C

Semester : III( Tiga)

Dosen Pengampu : Muhammad Suhendri, M.M

Mata Kuliah : Manajemen Organisasi Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

AL-HIKMAH TEBING TINGGI

T.A 2023/2024
MAKALAH MATERI 1

LANDASAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Pengertian Landasan Manajemen

Landasan secara bahasa dapat diartikan sebagai fondasi, dasar, asas,


patokan dan standar. Manajemen berasal dari bahasa Inggris, yaitu to manage
yang berarti mengatur, mengelola, melaksanakan dan memperlakukan.
Manajemen adalah kekuatan utama dalam organisasi yang mengatur dan
mengorganisasi kegiatan-kegiatan subsistem serta menghubungkannya dengan
lingkungan. Jadi, landasan manajemen adalah suatu proses untuk mengorganisasi
dan memakai sumber-sumber dalam rangka menyelesaikan tujuan yang sudah
ditentukan dan dijadikan sebagai dasar pendidikan.

Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:

1. Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan,


pengorganisasian, penyusunan pergerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan
manusia atau orang-orang dan sumber daya lainnya. Selanjutnya manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasiaan, pemimpin dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

2. Manajemen Sebagai Kolektivitas

Orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi setiap orang yang


melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Dalam arti tunggal disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit
pimpinannya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.

3. Manajemen Sebagai Suatu Seni dan Ilmu

Manjemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata


mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi
menerangkan fenomena-fenomena, kejadian-kejadian, dan keadaan-keadaan.
Banyak pakar manajemen yang menggemukakan pendapat mereka tentang
pengertian manajemen. Namun dalam perspektif lebih luas, manajemen adalah
suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi
melalui kerja sama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan ofisien. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi
manjemen.

B. Falsafah Manajemen Pendidikan

Falsafah adalah ilmu pengetahuan yang komprehensif yang berusaha


memahami persoalan- persoalan yang timbul di dalam keseluruhan ruang lingkup
penglaman manusia. Dengan demikian falsafah dibutuhkan manusia dalam upaya
menjawab pertanyaa-pertanyaan yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan
manusia, termasuk masalah kehidupan dalam bidang pendidikan. Filsafat bersifat
menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Dengan kata lain cakupan filsafat hanyalah
mengenai hal-hal yang bersifat umum. Hal- hal yang bersifat khusus menjadi
kajian ilmu termasuk ilmu manajemen.

C. Pendekatan Manajemen Pendidikan

Berikut beberapa Pendekatan Manajemen Pendidikan:

1. Pendekatan Sistem (The System Approach)

Sistem dapat diartikan gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi
sebgai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian
yang berkaitan (sub sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi
dengan lingkungan. Pada proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini
digunakan pada sistem manajemen pendidikan di Indonesia. Sebelum munculnya
sistem pendekatan yang baru.

2. Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo- Human Relation)

Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sisi positif manusia dan manajemen


ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang
emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut,
prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut.

3. Pendekatan Situasional (The Contingency Approach)

Pendekatan ini menganggap bahwa efektifitas manajemen tergantung pada situasi


yang melatarbelakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu,
belum tentu efektif apabila digunakan pada situasi yang lainnya. Pendekatan
situasional memberikan resep praktis terhadap persoalan manajemen. Tidak
mengherankan jika pendekatan ini dikembangkan oleh manajer, konsultan atau
peneliti yang banyak berkecimpung dengan dunia nyata.
MAKALAH MATERI 2

KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Pengertian Manajemen Dan Pendidkan

a. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses pengorganisasian, pengaturan, pengelolaan


SDM, sampai dengan pengendalian agar bisa mencapai tujuan dari suatu
kegiatan.manajemen sangat diperlukan untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis.

b. Pengertian Pendidikan

Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan


tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

B. Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang


pada intinya adalah mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya
sebagai subjek dan objek. Secara filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh
interaksi antar manusia, iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem. Ketiga
interaksi tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama saling
berinteraksi pula dengan lingkungan eksternalnya.

Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada
tujuh , yaitu :

1. Man
2. Money
3. Materials
4. Method
5. Machines
6. Market
7. Minutes

C. Tujuan Manajemen Pendidikan

Tujuan Manajemen pendidikan erat sekali dengan tujuan pendidikan


secara umum, karena Manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan alat
untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Apabila dikaitkan dengan
pengertian manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan alat mencapai
tujuan.

D. Manfaat Manajemen Pendidikan

Dalam konteks pendidikan, manajemen sangat penting dalam pengelolaan


pendidikan karena beberapa manfaat/alasan berikut:

1. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya: Dalam pengelolaan pendidikan,


sumber daya yang tersedia harus dioptimalkan agar dapat mencapai tujuan
pendidikan secara efektif.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas: Dengan adanya manajemen yang
baik, lembaga pendidikan dapat bekerja dengan lebih efisien dan efektif.
3. Meningkatkan akuntabilitas: Manajemen juga dapat meningkatkan
akuntabilitas lembaga pendidikan terhadap semua pihak yang terkait.
4. Menentukan arah dan tujuan: Dalam pengelolaan pendidikan, manajemen
dapat membantu menentukan arah dan tujuan lembaga pendidikan.
5. Mengelola perubahan: Perubahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pengelolaan pendidikan. Manajemen yang baik dapat membantu
mengelola perubahan dengan efektif dan efisien, serta mengatasi tantangan
yang muncul dalam proses perubahan.

E. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

1. Berdasarkan Wilayah Kerja

Berdasarkan lingkup wilayah kerjanya, manajemen pendidikan dibedakan menjadi


5 yaitu:

a) Manajemen pendidikan seluruh negara


b) Manajemen pendidikan dalam satu provinsi
c) Manajemen pendidikan dalam satu kabupaten atau kota
d) Manajemen pendidikan satu unit kerja
e) Manajemen kelas

2. Berdasarkan Objek Garapan

Berdasarkan objek garapan, ruang lingkup manajemen antara lain:

a) Manajemen siswa
b) Manajemen personil sekolah
c) Manajemen kurikulum
d) Manajemen prasarana
e) Manajemen ketatausahaan sekolah
f) Manajemen anggaran

3. Berdasarkan Fungsi atau Urutan Kegiatan

Berdasarkan fungsi dan urutan kegiatannya, ruang lingkup manajemen pendidikan


yaitu:

a) Merencanakan
b) Pengorganisasikan
c) Mengarahkan
d) Mengkoordinasikan
e) Mengkomunikasikan
f) Mengawasi ataupun mengevaluasi

F. Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan

1. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan


mekanisme kerja.
2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
3. Memberi tanggung jawab kepada personil hendaknya sesuai dengan sifat-
sifat dan kemampuannya.
4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.
5. Relativitas nilai nilai
MAKALAH MATERI 3

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Konsep Dasar manajemen berbasis sekolah

Istilah MBS merupakan terjemahan dari School Based Management Istilah


ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai
mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat setempat.

Manajemen berbasis sekolah (MBS) sebagai salah satu metode yang


dipilih dan dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
nasional. Sebenarnya ruang lingkup dari manajemen pendidikan bukan hanya
menyangkut pendidikan formal seperti sekolah, tetapi manajemen pendidikan juga
dapat menyangkut pendidikan diluar sekolah seperti les privat, kegiatan
ekstrakurikuler, kejar paket.

B. Tujuan Manajemen Berbasis sekolah

Pada dasarnya, penerapan MBS ini bertujuan untuk :

1. MBS bertujuan mencapai mutu quality dan relevansi pendidikan yang


setinggi-tingginya, dengan tolok ukur penilaian pada hasil output dan
outcome bukan pada metodologi atau prosesnya. Mutu dan relevansi ada
yang memandangnya sebagai satu kesatuan substansi, artinya hasil
pendidikan yang bermutu sekaligus yang relevan dengan berbagai kebutuhan
dan konteksnya.
2. MBS bertujuan menjamin keadilan bagi setiap anak untuk memperoleh
layanan pendidikan yang bermutu disekolah yang bersangkutan.
3. MBS bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Efektifitas
berhubungan dengan proses, prosedur, dan ketepat-gunaan semua input yang
dipaki dalam proses pendidikan disekolah,
4. MBS bertujuan meningkatkan akuntabilitas sekolah dan komitmen semua
stakeholders.

C. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

1. Secara formal MBS dapat memahami keahlian dan kemampuan orang-


orang yang bekerja di sekolah
2. Meningkatkan moral guru. Moral guru meningkat karena adanya
komitmen dan tanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan di
sekolah.
3. Keputusan yang diambil sekolah memiliki akuntabilitas.
4. Menyesuaikan sumber keuangan terhadap tujuan instruksional yang
dikembangkan di sekolah.
5. Mendorong munculnya pemimpin baru di sekolah

D. Karakteristik Manajemen berbasis sekolah

a. Organisasi Sekolah
b. Proses Belajar Mengajar
c. Sumber Daya Manusia
d. Sumber Daya dan Administrasi

E. Komponen Manajemen Berbasis Sekolah

1. Manajemen Kurikulum dan Program Pembelajaran


2. Manajamen Tenaga Kependidikan
3. Manajemen Kesiswaan
4. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
6. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
7. Manajemen Layanan Khusus
MAKALAH MATERI 4

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatankegiatan kelompok


yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan.
Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan
keputusan-keputusan. Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompokyang
memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasaian yang relevan dengan
kegiatan-kegiatan kelompok. Kepemimpinan pendidikan adalah pengarahan dan
pengawasan terhadap orang lain agar dapatmelakukan tugas-tugas yang telah
direncanakan sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan lembaga pendidikan.

kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk memberikan


pengaruh, arahan, perintah,motivasi, dan lingkungan kondusif terhadap anggota-
anggota lembaga di lembaga pendidikan untuk bekerja dan berkontribusi tinggi
berdasarkan tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan dansasaran lembaga
pendidikan tersebut

B. Manfaat Kepemimpinan Pendidikan

Manfaat dari pendidikan

1. memberikan informasi dan pemahaman


2. menciptakan generasi penerus bangsa
3. memperdalam suatu ilmu pengetahuan
4. gelar pendiidikan untuk karier
5. membentuk pola piker yang ilmiah
6. menambah pengalaman peserta didik

C. Model Kepemimpinan Pendidikan

1) model-model kepemimpinan masa lalu

a. Model watak kepemimpinan


b. Model Kepemimpinan Situasional
c. Model Pemimpin Yang Efektif
d. Model Kepemimpinan Kontingensi

2) Model Kpemimpinan Masa Kini (sekarang)

a. Model Kepemimpinan
b. Model Kepemimpinan Transformasional

D. Kompetensi Kepemimpinan Pendidikan

Kompetensi pemimpin merupakan suatu kemampuan yang dimiliki


seorang pemimpin untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan seorang pemimpin. Adapun standar kompetensi kepemimpinan
pendidikan yaitu:

1. Kompetensi kepribadian, meliputi:

a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan


menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah.

2. Kompetensi manajerial, meliputi:

a. Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan


perencanaan
b. mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
c. Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal

3. Kompetensi sosial, meliputi

a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah.


b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain

E. Tugas Dan Tanggung Jawab Kepemimpinan Pendidikan

1. Memenuhi kebutuhan- kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya dari


keiginan itu dapat dipetik yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai
2. meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi keinginan
mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.

Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap


pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Untuk keberhasilan
dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional,
di mana ia memahami akan tugas dankewajibannya sebagai seorang pemimpin,
serta melaksanakan peranannyasebagai seorang pemimpin.
MAKALAH MATERI 5

MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

A. Pengertian Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Pendidik dan tenaga pendidik disebut juga personel atau pegawai atau
karyawan. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen,konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kehususannya, seperti berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
pamong pelajar, dan sebagainya.

Tenaga kependidikan merupakan unsur penting dalam meningkatkan mutu


pendidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan juga harus memiliki kompetensi
untuk menyelesaikan masala yang ada pada lembaga pendidikan tersebut,

B. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan meliputi empat komponen


yaitu:

1) kompetensi pedagogi

2) kompetensi kepribadian

3) kompetensi social

4) kompetensi professional.

C. Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tenaga kependidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Pengelola satuan pendidikan mengelola satuan pendidikan pada pendidikan


2. Pemilik melakukan pemantauan, penilaian dan pembinaan pada satuan
pendidikan nonformal.
3. Tenaga perpustakaan melaksanakan pengelolaan perpustakaan pada satuan
pendidikan.
4. Tenaga laboratorium membantu pendidik mengelola kegiatan praktikum di
laboratorium satuan pendidikan.
5. Teknisi sumber belajar mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan
prasarana pembelajaran pada satuan pendidikan.
6. Tenaga administrasi menyelenggarakan pelayanan administratif pada satuan
pendidikan.

D. Peran Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Adapun peranan tenaga kependidikan dalam satuan pendidikan tertentu adalah


segabai berikut:

a. Membantu pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan ditiap-tiap satuan


pendidikan;
b. Membantu merencanakan sistem, tujuan dan desain pendidikan yang akan
dijalankan;
c. Membantu kepala sekolah dalam menciptakan lingkuangan pendidikan yang
aman, nyaman, dan kondusif;

Peran Tenaga Pendidik, yaitu:

1. Mampu menemukan pembawaan (bakat) pesertadidiknya.


2. Mampu menolong peserta didiknya dalam perkembangannya.
3. Mampu menunjukkan jalan yang terbaik bagi perkembangan
peserta didiknya
MAKALAH MATERI 6

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik ataua manajemen kesiswaan merupakan proses


pengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah
mulai dari perencanaan penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik
berada disekolah, sampai dengan peserta didik menamatkan pendidikannya
melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar
mengajar yang efektif. Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara
kontinyu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar
mengajar secara efektif dan efesien mulai dari penerimaan peserta didik hingga
keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.

B. Tujuan Dan Fungsi Manajemen Peserta Didik

Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik peserta didik,


2. Mengalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik
3. Mengalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik
4. Dengan terpenuhnya 1, 2 dan 3 diatas diharapkan peserta didik dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut, dapat
belajar dengan baikdan tercapai cita-cita mereka.

C. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik

Adapaun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manajemen peserta didik dipandang sebagi bagian dari keseluruhan


manajemen sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik.
3. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta dididk yang mempunyai aneka ragam latar
belakang dan mempunyai banyak perbedaan.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik.
5. Kegiatan manejemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik.

D. Pendekatan Manajemen Peserta Didik

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik yaitu
pendekatan kuantitatif (the quantitative approach) dan pendekatan kualitatif (the
qualitative approach).

Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach). Pendekatan ini lebih


menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan.

Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini lebih


memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan
kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif
ini lebih diarahkan agar peserta didik senang.

E.Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik

Menurut Mulyasa, Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik, yaitu:

1. Perencanaan kesiswaan.
2. Penerimaan, penyeleksian dan orientasi siswa baru
3. Pengelompokan siswa, Pembinaan disiplin siswa
4. Kegiatan ekstra kurikuler
5. Layanan khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
6. Organisasi Siswa Intra Sekolah
7. Evaluasi kegiatan siswa dan Perpindahan siswa
8. Kenaikan kelas dan penjurusan, Kelulusan dan alumni
MAKALAH MATERI 7

MANAJEMEN KURIKULUM

A. Pengertian Manajemen Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,


isi, dan bahan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Manajemen kurikulum
adalah suatu system pengelolaan kurikulum yang koperatif, komperhensif,
sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum. Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan
dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan
dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan tidak
mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.

B.Fungsi Manajemen Kurikulum

Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum diantaranya sebagai berikut:

a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan


sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui
pengelolaan yang terencana dan efektif.
b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan.
d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional,
efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam belajar.
e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain
yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran.
C. Prinsip Manajemen Kurikulum

Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen


kurikulum, yaitu:

1. Produktivitas
2. Demokatisasi
3. Kooperatif
4. Evektifitas dan efisiensi
5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum

D. Komponen Manajemen Kurikulum


1. Komponen Tujuan :Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil
yang ingin diharapkan. tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi
sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata
pelajaran
2. Komponen Isi/Materi Pembelajaran:Komponen isi berkaitan dengan bahan
pelajaran yang harus dikuasai siswa yang memuat berbagai aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik sehingga dapat diarahkan pada pencapaian tujuan
pembelajaran.
3. Komponen Metode: Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang
harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah
metode yang sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai
dalam setiap pokok bahasan.
4. Komponen Evaluasi: Dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasi
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan
kurikulum itu sendiri.
5. Perencanaan Kurikulum Pendidikan: Perencanaan kurikulum merupakan
proses yang melibatkan kegiatan yang mengumpulkan, penyortiran, sintesis,
dan seleksi informasi yang relevan dari berbagai sumber.
MAKALAH KELOMPOK 8

MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN

A. Pengertian Manajemen Fasilitas Pendidikan

Manajemen fasilitas atau sarana dan prasarana pendidikan adalah


pengaturan sarana dan prasarana yang meliputi kegiatan merencanakan,
mengorganisir, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan sarana dan
prasarana di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi
manajemen. Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur
untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagiterselenggaranya proses
pendidikan di sekolah. Pengaturan ini dilakukan dimaksudkan untukmenunjang
keberhasilan proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. Tujuan Manajemen Fasilitas Pendidikan

Tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan secara rinci adalah:

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui


sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara
tepat dan efisien.
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannyaselalui dalam kondisi siap pakai dalam setiap
diperlukan oleh semua personil sekolah.

C. Prinsip-Prinsip Manajaemen Fasilitas Pendidikan

Prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah:

(1) Prinsip pencapaian tujuan,


(2) Prinsip efisiensi,
(3) Prinsipadministratif,
(4) Prinsip kejelasan tanggung jawab, dan
(5) Prinsip kekohesifan
D.Ruang Lingkup Manajemen Fasilitas Pendidikan

Ruang lingkup manajemen fasilitas sesuai dengan sifat kebendaannya yaitu


1. Perencanaan, Perencanaan kebutuhan fasilitas.Perencanaan kebutuhan barang
adalah kegiatan merancang barang-barang yang dapatmenunjang proses
pembelajaran pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.

2. Pengadaan, Dalam melakukan perencanaan dan pengadaan harus sesuai


dengan prosedur denganmelihat kekayaan yang telah ada, sehingga sekolah dapat
menentukan sarana prasarana apa sajayang dibutuhkan sekolah saat itu.

3. Pendistribusian, Dalam pendistibusian ada tiga hal yang perlu diperhatikan


yaitu ketepatan barang yangdisampaikan, ketepatan sasaran penyimpanan dan
ketepatan kondisi barang yang disalurkan.

4 .Inventarisasi , Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan


atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris
barang secara tertib dan teraturmenurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.

5. Pengaturan penggunaan, pemakaian semua perlengkapan pendidikan


disekolah secara hemat dan dengan hati-hati.

6. Penyimpanan,Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung


hasil pengadaan/tempat yang telah disediakan.

7. Pemeliharaan, melakukan pencegahan kerusakan, menyimpan, disimpan


diruang/rak agar terhindar darikerusakan, membersihkan dari kotoran/debu atau
uap air, memeriksa atau mengecekkondisi sarana dan prasarana secara rutin,
mengganti komponen-komponen yang rusak.

8. Penghapusan barang. Penghapusan merupakan kegiatan menghapus barang-


barang milik negara dari daftar inventaris berdasrakan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
MAKALAH MATERI 9

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Manajemen pembiyaan sebagai pengelolaan atas fungsi pembiyaan, yakni


fungsi bagaimana pihak manajemen mampu menghimpun dana (raising of found)
dan mengalokasikan (allocation of found) dana tersebut sehingga tujuan
organisasi pendidikan tercapai secara efektif dan efesien. Pembiayaan yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembiayaan merupakan salah satu
sumber daya yang secara langsung dapat menunjang keefektifan dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Secara bahasa, biaya dapat diartikan sebagai
pengeluaran, dalam istilah ekonomi biaya pengeluaran dapat berupa uang atau
bentuk moneter lainnya.

B. Konsep Dasar Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan menjadi salah satu tanggung jawab


pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mencerdaskan dan mensejahterakan
kehidupan bangsa. Dalam upaya setiap pencapaaian tujuan pendidikan, biaya
pendidikan memiliki peran yang sangat menentukan. tujuan pendidikan, baik
tujuan- tujuan yang bersifat kuantitatif biaya pendidikan memiliki peran yang
sangat penting.

Hampir tidak ada pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya,


sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya proses pendidikan tidak akan
berjalan. Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan yang sangat luas, yakni
semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan,
baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga. Sehingga dengan demikian,
untuk menjalankan organisasi pendidikan diperlukan manajemen pembiayaan
yang efektif.
C. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan

Perencanaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


menetapkan tujuan organisasi, strategi, program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Pentingnya perencanaan
tertuang dalam istilah jika gagal dalam sebuah perencanaan maka telah
merencanakan kegagalan. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi arti
sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan
masa depan sesuai yang ditentukan.

tujuan yang ingin dicapai dalam membuat sebuah perencanaan terutama


perencanaan pendidikan yaitu:

a. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu


diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan
pendidikan
b. Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan
tidak efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan
pendidikan
c. Untuk mengarahkan proses pencapaikan tujuan pendidikan.

D. Pengawasan, Pelaporan, dan Pertanggung jawaban Pembiayaan


Pendidikan

Pengelolaan manajemen keuangan pada setiap instansi atau lembaga baik


pendidikan maupun non-pendidikan sangat perlu dilakukan untuk mengatur
aktivitas kinerja. Pengelolaan dalam lembaga pendidikan meliputi banyak aspek,
salah satunya yaitu pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan adalah
perencanaan, pengarahan, pemantauan, pengorganisasian, dan pengendalian
sumber daya moneter dari sebuah organisasi yang efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Hasibuan Memahami dan mendalam konsep tentang manajemen
keuangan dan pembiayaan pendidikan dari turunan, bisa kita mencermati
pemikiran sederhana (simple) tentang manajemen keuangan pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam menggerakkan para
bawahannya untuk menggunakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi perencanaan
keuangan (penganggaran), pengelolaan berupa pengeluaran (pencairan),
penggunaan, pencatatan, pemeriksaan, pengendalian, penyimpanan dana,
pertanggungjawaban dan pelaporan uang yang dimiliki oleh suatu institusi
(organisasi), termasuk di dalamnya lembaga yang menyelenggarakan layanan
pendidikan. Intinya dari manajemen keuangan pendidikan, mengelola uang yang
ada dan menyiapkan dan melaksanakan instrumen adminsitratif untuk mencapai
hasil yang efektif dan efisien.
MATERI MAKALAH 10

MANAJEMEN METODE PEMBELAJARAN INOVATIF

A. Definisi Manajemen Metode Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif adalah pendekatan atau metode pembelajaran yang


melibatkan penggunaan pendekatan baru, strategi, dan teknologi yang bertujuan
untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif, relevan, dan
menarik bagi siswa. Pendekatan ini menggabungkan konsep dan prinsipprinsip
pembelajaran yang melampaui pendekatan tradisional, dengan fokus pada
pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi,
dan pemecahan masalah. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri.
Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.

B. Karakteristik Metode Pembelajaran Inovatif

a. Keunggulan/manfaat relatif (relative advantage), yaitu sejauh mana inovasi


dapat memberikan manfaat atau keuntungan, bagi penerimanya, yang dapat
diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial, kenyamanan,
kepuasaan dan lainnya
b. Kesesuaian (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
(value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
c. Kerumitan (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
d. Akses untuk mencoba (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu
inovasi oleh penerima.
e. Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil
inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat
diterima oleh masyarakat.
C. Ragam Metode Pembelajaran Inovatif.

1. Reasoning and Problem Solving: Reasoning merupakan bagian berpikir yang


berada di atas level memanggil (retensi), yang meliputi: basic thinking
(memahami konsep), critical thinking (menguji, menghubungkan, dan
mengevaluasi aspek-aspek yang fokus pada masa- lah, mengumpulkan dan
menentukan jawaban yang rasional,

2. Inquiry Training: Dalam metode ini terdapat tiga prinsip kunci, yaitu:
pengetahuan bersifat tentatif (menghendaki proses penelitian secara
berkelanjutan), manusia memiliki sifat ingin tahu yang ilmiah (mengindikasikan
pentingnya siswa melakukan eksplorasi), dan manusia mengembangkan
individuality secara mandiri.

3. Problem-based Instruction: Problem-based instruction adalah metode


pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi
keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah yang otentik

4. Pembelajaran Perubahan Konseptual: Pengetahuan yang telah dimiliki oleh


seseorang sesungguhnya berasal dari pengetahuan yang secara spontan diperoleh
dari interaksinya dengan lingkungan.

5. Group Investigation: Ide metode group investigation bermula dari perspektif


filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki
pasangan atau teman. Metode group investigation memiliki enam langkah
pembelajaran

6. Problem-based Learning: Problem-based learning adalah salah satu pendekatan


pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-
masalah praktis, berbentuk ill- structured, atau open-ended melalui stimulus
dalam belajar

7. Penelitian Jurisprudensial: Dasar metode penelitian jurisprudensial ini adalah


terkait dengan konsepsi tentang masyarakat yang memiliki pandangan dan
prioritas yang berbeda mengenai nilai sosial yang secara hukum saling
bertentangan satu sama lain.
MAKALAH MATERI 11

MANAJEMEN KELAS

A. Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan adalah tolak ukur yang baik dalam dunia


pendidikan, baik mutu pendidikan, sangat tergantung pada manajemen banyak
masalah yang terjadi di dunia pendidikan karena tujuan dan kebijakan yang
diambil oleh manajer dalam pendidikan tidak akurat. Untuk dapat menyelesaikan
berbagai masalah, maka perlu dilakukan penelitian ke arah itu agar pendidikan
memiliki kualitas yang baik dan signifikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

Peningkatan mutu pendidikan nasional telah dilakukan dengan


meningkatkan kurikulum, meningkatkan kualitas pendidik, menyediakan fasilitas
dan infrastruktur, meningkatkan kesejahteraan guru, meningkatkan organisasi
sekolah, meningkatkan manajemen, pengawasan dan regulasi. Ini penting bagi
pemerintah untuk dilakukan, mengingat bahwa pendidikan terkait dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

B. Memulai Pelajaran

Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk


menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar
terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Sedangkan keterampilan membuka
pelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam membuka pelajaran
sehingga peserta didik siap dan fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

1. Menarik Perhatian Siswa


2. Menimbulkan Motivasi
3. Menimbulkan rasa ingin tahu
4. Memerhatikan minat siswa
5. Memberi acuan (structuring)
C. Beberapa Sebab Perilaku Buruk Peserta Didik

Dalam pelaksanaan karakter tidaklah hanya diserahkan pada guru saja,


terkhusus guru agama saja, karena di dalam pelaksanaan pendidikan harus dipikul
oleh semua pihak, termasuk kepala sekolah, para guru, staff tata usaha, tukang
sapu, penjaga kantin, dan bahkan orang tua di rumah. Untuk mewujudkan siswa
yang berkarakter, diperlukan upaya yang tepat melalui pendidikan, karena
pendidikan mempunyai peranan yang penting dan sentral dalam menanamkan,
mentrasformasikan, dan menumbuhkembangkan karakter positif siswa, serta
mengubah atak siswa yang tidak baik menjadi baik.

Orang tua adalah model bagi anaknya, jika orang tua memperlakukan anak
dengan cara yang negatif maka anak akan meniru mereka dengan melakukan
perilaku yang negatif pula dan akan mengeneralisasikan perilaku tersebut kepada
masyarakat secara umum. Oleh karenanya orang tua harus mengajarkan norma-
norma sedini mungkin dan memperlakukan anak dengan baik serta penuh cinta
dan Anak dapat dengan mudah membentuk pendapat mengenai perilaku tertentu
dengan meniru perilaku di sekitar mereka. Pola asuh dari lingkungan sosial
terdekat anak (orang tua dalam keluarga) sangat berkontribusi dalam perilakunya.

D. Manajemen Kesiswaan

Kesiswaan berasal dari kata siswa yaitu murid (terutama pada tingkat
sekolah dasar dan menengah) Jadi kesiswaan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan siswa yang diadakan untuk kepentingan siswa atau anak
didik.

Hak sebagai anggota masyarakat sekolah adalah:

1) Menerima Pelajaran
2) Mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah
3) Menggunakan semua fasilitas yang ada
4) Memperoleh bimbingan
5) Memperoleh penghargaan
6) Memperoleh pelayanan administrasi
MAKALAH MATERI 12

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan, dan pengendalian sumber daya (baik sumber daya manusia, finansial,
fisik, atau lainnya) dalam suntu organisasi atau entitas dengan tujuan mencapai
tujuan atau target yang telah ditetapkan. Manajemen melibatkan serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh manajer atau pemimpin dalam organisasi untuk
mencapai efisiensi, efektivitas, dan produktivitas dalam mencapai tujuan
organisasi

Definisi manajemen dapat dibagi menjadi beberapa komponen utama:

1. Perencanaan (Planning):
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengarahan (Leading):
4. Pengendalian (Controlling)

Manajemen mutu pendidikan adalah pendekatan atau kerangka kerja yang


digunakan dalam pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan
kualitas lavanan pendidikan yang mercka tawarkan. Fokus utama dari manajemen
mutu pendidikan adalah untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan oleh
lembaga pendidikan tersebut memenuhi standar yang telah ditetapkan,
mempromosikan perkembangan peserta didik, dan menghasilkan lulusan yang
kompeten dan siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

B. HAKIKAT KONSEP MUTU PENDIDIKAN

Konsep mutu pendidikan adalah dasar untuk memahami dan


meningkatkan kualitas pendidikan dalam berbagai aspeknya. Hakikat konsep
mutu pendidikan mencakup pemahaman fentang apa itu mutu dalam konteks
pendidikan, mengapa mutu penting, serta elemen-elemen utama yang membentuk
mutu pendidikan. Berikut adalah pembahasan tentang hakikat konsep mutu
Pendidikan. Mutu pendidikan adalah ukuran atau penilaian atas kualitas layanan
pendidikan yang diberikan oleh sebuah lembaga pendidikan atau sistem
pendidikan. Mutu pendidikan mencakup berbagai aspek yang menentukan sejauh
mana pendidikan tersebut berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan

Elemen-elemen Utama dalam Mutu Pendidikan:

1. Kurikulum: Desain, struktur, dan isi kurikulum yang relevan dengan


kebutuhan peserta didik dan masvarakat.
2. Tenaga Pengajar: Kualifikasi, kompetensi, dan kemampuan tenaga
pengajar dalam memberikan pembelajaran yang efektif.
3. Proses Pembelajaran: Metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran
yang mendukung pemahaman dan penguasaan materi pelajaran oleh siswa.
4. Fasilitas Fisik: Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.
5. Penilaian dan Evaluasi: Proses penilaian yang adil dan akurat untuk
mengukur pencapatar siswa dan mengidentifikasi area yang perlu
perbaikan.
6. Partisipasi Stakeholder: Melibatkan siswa, orang tua, tenaga pengajar, dan
komunitas dalam proses pendidikan dan pengambilan keputusan.
7. Perbaikan Berkelanjutan: Kesadaran tentang kebutuhan untuk terus-
menerus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

C. PENERAPAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

Di bawah in adalah langkah-langkah umum tentang bagaimana menerapkan


Manajemen Mutu Pendidikan:

1. Penerapan Tujuan Mutu Pendidikan


2. Perencanaan Mutu
3. Implementasi Rencana Mutu
4. Pengendalian Mutu
5. Penilaian Mutu dan Evaluasi
6. Perbaikan Berkelanjutan
7. Partisipasi Stakeholder
8. Komunikasi dan Keterlibatan
9. Evaluasi Kembali dan Penyesusian

Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dibahas dalam konteks. penerapan
Manajemen Mutu Pendidikan:

1. Perencanaan Mutu
2. Pengorganisasian dan Implementasi
3. Pengendalian Mutu
4. Penilaian Mutu dan Evaluasi
5. Perbaikan Berkelanjutan
6. Partisipasi Stakeholder
7. Sistem Manajemen Mutu

Anda mungkin juga menyukai