PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini juga akan berpengaruh
terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu berkembang. Pelaksanaan
proses interaksi itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya
kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun
calon pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran
disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang kurikulum saja
tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta didik harus memahami tentang konsep dasar
kurikulum, cara mengorganisasikan kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan
mengembangkan kurikulum.
Untuk mengetahui dan memahami lebih lengkap tentang kurikulum maka kami membuat
makalah ini dengan menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon
pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar manajemen kurikulum.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah
tentang “bagaimana konsep dasar manajemen kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memahami arti dari manajemen kurikulum dan pembelajaran, sebaiknya kita uraikan dulu
makna dari masing-masing kata, yakni “manajemen”, “Kurikulum” dan “pembelajaran”.
1. definisi Manajemen
“Manajemen merupakan suatu proses sosial yang direncanakan untuk menjamin kerjasama,
partisipasi, intervensi dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu, yang telah
ditetapkan dengan efektif.
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui
proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen
adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang di miliki oleh sekolah atau organisasi yang di
antaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan
sistematis dalam suatu proses.
Menurut Sergiovanni dan kawan-kawan yang terdapat dalam buku Ibrahim Bafadhal,
mengatakan bahwa manajemen sebagai process of working with and through others to
accomplish organizational goals efficiently. (manajemen sebagai proses kerja melalui orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien).
Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia
dengan bantuan manusia dan sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu5. Kurikulum adalah program pendidikan (sekolah) bagi
siswa berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi
siswa. Ada beberapa pendapat tentang definisi kurikulum, diantaranya:
a. Menurut Oemar Hamalik, istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni
“Curriculae” yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Definisi
kurikulum yaitu jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang
bertujuan untuk memperoleh ijazah.
b. Menurut Rusman, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
c. Menurut Ragan, bahwa kurikulum merupakan seluruh program dan kehidupan
dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak ada pada tanggung jawab sekolah.
Selain itu kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi hubungan sosial
antara guru dan murid, metode mengajar, serta cara mengevaluasi.
1. d. Menurut Hilda Taba, bahwa kurikulum sebagai rencana belajar (a
curriculum is a plan for learning). Rencana belajar biasanya berisi tujuan, materi atau
isi, strategi pembelajaran dan evaluasi.
3. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar”.
Sudjana “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk
menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik
(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
Trianto “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna
kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarhkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran Juga Dapat diartikan sebagai proses edukatif antara pendidik dan peserta didik.
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar masyarakat memiliki
sekolah. Sehingga terbentuk program sekolah dengan masyarakat untuk mewujudkan program-
program sekolah. Dengan demikian keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum
dimaksudkan agar dapat memahami, membantu dan mengontrol implemetasi kurikulum,
sehingga lembaga pendidikan atau sekolah lain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam
mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan rioritas kurikulum,
melaksanaan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan
hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.
Untuk menjelaskan ruang lingkup manajenem kurikulum, harus di beri batasan terlebih dahulu
apa yang dimaksud dengan kurikulum itu. Kurikulum sendiri dapat dipahami dengan arti sempit
dan arti luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran. Sedangkan dalam arti luas,
kurikulum adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik
selama mengikuti pendidikan.
Dengan membedakan penertian-pengertian kurikulum seperti ini akan berakibat bila ruang
lingkup manajemennya. Jika yang diikuti pengertian kurikulum dalam arti yang sempit, maka
ruang lingkup manajemen kurikulum hanya menyangkut usaha dalam rangka melancarkan
pelaksanaan jadwal pelajaran. Tetapi jika yang dianut pengertian kurikulum dalam arti luas,
maka ruang lingkup manajemen bukan hanya dibatasi dalam ruang kelas, tetapi menyangkut pula
kegiatan pengelolaan di luar kelas. Bahkan di luar sekolah (asalkan masih diprogramkan oleh
sekolah) yang terarah pada efektifitas pelaksanaan kurikulum.
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan
kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan
dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar) dengan
kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur
merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.
Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah
beberapa hal sebagai berikut:
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek
yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana
peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran dalam manajemen kurik\ulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi
yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya
dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan
kurikulum.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil
kurikulum yang lebih efektif, efesien dan optimal dalam memdayakan berbagai sumber maupun
komponen kurikulum.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian
tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar
mengajar. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan
untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/
kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah yang bersangkutan, sehingga
kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan
lingkungan.
B. Saran/ Rekomendasi
Saran yang di sampaikan penulis agar dengan membaca makalah ini disarankan pada pembaca
agar mengetahui tentang pentingnyan kurikulum dalam sistem pembelajaran di sekolah. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan
makalah yang akan datang.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. 2009. Manajemen Pendidika.Yogyakarta: Aditya Media
Yogyakarta
Ibrahim Bafadhal, Dasar – Dasar Manajemen & Supervisi Taman Kanak – Kanak, (Jakarta:
Bumi Akasara, 2006),
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008),
Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar
Baru Algerindo.
Tim dosen administrasi pendidikan UPI. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
[1] wa Sukiswa, Dasar – Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: TARSITO, 1986), h.
13
[3] Ibrahim Bafadhal, Dasar – Dasar Manajemen & Supervisi Taman Kanak – Kanak, (Jakarta:
Bumi Akasara, 2006), h. 4
[4] Nanang Fattah, Landasan manajemen pendidikan (Bandung: Remaja rosdakarya, 2009),
hlm.1
[7] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 16.
[10] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 28.
[11] Undang-Undang Republik Indonesia No.XX Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan
Nasional.. Hal 4
[12] Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung :
Sinar Baru Algerindo. Hal 129
[13] Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Hal
256
[14] E Mulyasa, 2006, manajemen berbasis sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, Hal 40
[15] Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2009, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya
Media Yogyakarta, Hal 131
[16] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Alfabeta,hal.191
[18] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Alfabeta,hal.191-192
[19] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Alfabeta,hal.192
[20] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Alfabeta,hal.192-193
[21] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Alfabeta,hal.191-192